BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 Agustus 1945 dikenal sebagai hari kemerdekaan Indonesia oleh seluruh warga Indonesia, dengan Soekarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama. Belanda yang sempat menjajah Indonesia selama 350 tahun kemudian digantikan oleh Jepang. Jepang yang saat itu muncul sebagai kekuatan militer baru di dunia mampu mengimbangi kekuatan Sekutu dan akhirnya membuat Belanda angkat kaki dari Indonesia. Setelah kedatangan Jepang, Indonesia mendapat kesempatan memperoleh kemerdekaan karena Jepang menyerah pada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945. Dalam proses kemerdekaan tersebut, tidak hanya tokoh-tokoh Indonesia yang terlibat, namun orang Jepang yang mendukung pergerakan kemerdekaan Indonesia pun juga turut menyumbangkan jasa. Beberapa dari tokoh Jepang tersebut adalah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, dan Shigetada Nishijima. Tadashi Maeda yang menaruh simpati pada gerakan kemerdekaan Indonesia banyak berperan membantu persiapan kemerdekaan melalui kedua koleganya, Tomegoro Yoshizumi dan Shigetada Nishijima. Pada perkembangannya, ketika Belanda kembali datang ke Indonesia menunggangi Sekutu, keduanya terlibat langsung dalam membentuk laskar bersenjata kaum nasionalis Banten, yang diniatkan untuk membendung Sekutu. (Wanhar, 2014:xxiii) Setelah kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, masyarakat Indonesia masih harus berjuang membendung Belanda yang kembali datang dan berniat untuk 1
menguasai Indonesia lagi. Tercatat Belanda melakukan penyerangan melalui Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II. Dalam perjuangan tersebut, para pejuang Indonesia mendapat bantuan dari mantan pasukan Jepang yang tidak kembali ke negaranya. Tercatat terdapat sekitar 1000 orang masih berada di Indonesia pada saat Jepang menyerah kalah terhadap Sekutu. (Hayashi, 2011:vi) Meskipun saat itu ada pengangkutan para pasukan militer Jepang untuk kembali ke Jepang, mereka lebih memilih tinggal sampai akhirnya menetap di Indonesia. Menurut data Yayasan Warga Persahabatan (YWP) di Jakarta, setelah Perang Dunia II usai, tercatat sebnyak 903 orang bekas tentara Jepang ikut perang Kemerdekaan Indonesia. Pada data selanjutnya di antara mereka sekitar 243 orang (27%) meninggal dalam perang; 288 orang (32%) hilang; 45 orang (5%) kembali ke Jepang setelah perang kemerdekaan Indonesia selesai atau sekitar 1950-an. Sisanya 324 orang (36%) memilih tetap tinggal di Indonesia sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). (Hayashi, 2011:vi) Bergabungnya pasukan Jepang yang menetap di Indonesia dengan pasukan kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menarik untuk dibahas. Perlu diketahui bahwa penggabungan tersebut didahului dengan kekalahan Jepang dari perang dan diikuti dengan pelucutan senjata pasukan Jepang oleh Sekutu. Fakta bahwa Jepang sebagai penjajah dan Indonesia sebagai negara yang terjajah membuat topik ini semakin menarik untuk diteliti. Bagaimana mantan pasukan Jepang memutuskan untuk menetap di Indonesia dan membantu pasukan kemerdekaan melawan Agresi Militer Belanda. Perlu dicermati bahwa perpindahan sisi yang dilakukan oleh pasukan Jepang hanya dalam jangka waktu relatif singkat setelah penjajahan yang dilakukan terhadap bangsa Indonesia. 2
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana latar belakang bergabungnya mantan pasukan Jepang dalam kemerdekaan Indonesia? 2. Bagaimana peran dan motivasi mantan pasukan Jepang dalam membantu perjuangan Kemerdekaan Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitin ini bertujuan untuk mendiskripsikan : 1. Proses bergabungnya mantan pasukan Jepang ke dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia 2. Peran mantan pasukan Jepang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. 3. Motivasi dan pandangan mantan pasukan Jepang terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. 1.4 Landasan Teori Untuk memperoleh penjelasan yang memadai terhadap suatu peristiwa sejarah yang bersifat kompleks, dibutuhkan suatu pendekatan yang multidimensional, dalam artian selain menggunakan pendekatan historis yang difokuskan pada urut-urutan yang sistematis terhadap suatu peristiwa, juga digunakan pendeketan dari disiplin ilmu sosial yang lain. Dengan demikian diperlukan teori-teori dan konsep-konsep dari disiplin ilmu lain yang dianggap 3
mampu untuk memberikan penjelasan yang lebih baik dalam menganalisa fenomena sejarah, sehingga akan diperoleh suatu hasil yang lebih luas dan memuaskan. (Sartono, 1998:30) Pada penelitian ini berusaha memaparkan peran maupun motivasi para mantan pasukan Jepang yang tidak kembali dan lebih memilih menetap di Indonesia dengan bergabung dalam pasukan kemerdekaan. Untuk itu penulis menggunakan teori Model Dua Faktor yang dikemukakan oleh Herzberg. Dalam paper John Ball dijelaskan bahwa teori ini berusaha menjelaskan faktor yang memotivasi individu melalui identifikasi dan pemuasan kebutuhan suatu individu, sedangkan hasrat dan maksud tujuan digunakan untuk memenuhi keinginan tersebut. Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh dua faktor, faktor motivasional dan faktor pemeliharaan. Faktor motivasional bukan berasal dari lingkungan, tetapi kepuasan yang diraih dari suatu pekerjaan. Maka, untuk memotivasi seseorang, pekerjaan itu haruslah memberikan suatu tantangan, dapat memberikan kesempatan untuk berkembang, dan menarik bagi pekerja. Faktor motivasional akan memberikan kepuasan apabila kebutuhan individu berkembang terpenuhi. Faktor ini meliputi keberhasilan yang diraih, pekerjaan itu sendiri, pengakuan, tanggung jawab, keberhasilan dalam karir, dan kesempatan berkembang. Kekurangan motivasi akan menyebabkan ketidakpuasan, maka diperlukan faktor pemeliharaan untuk mencegah ketidakpuasan. Faktor pemeliharaan meliputi upah kerja dan keuntungan yang didapat, kebijakan organisasi dan kondisi kerja, hubungan dengan atasan dan rekan kerja, dan status pekerja. (Setiawan, 2009:9) Maka dari itu, teori ini cocok digunakan dalam penelitian ini karena dalam proses bergabungnya mantan pasukan Jepang, mereka memilih tinggal di Indonesia tidak serta merta didasarkan atas paksaan dari luar. Baik perasaan terancam oleh Sekutu maupun gerakan massa pada saat itu. Namun, adanya janji dari kaisar Jepang pada 4
saat itu yang mengirimkan pasukan Jepang ke Indonesia untuk memerdekakan bangsa Asia dari kulit putih membuat mantan pasukan Jepang yang akan ditugaskan saat itu termotivasi. Mereka berkeinginan untuk menuntaskan janji tersebut meskipun Jepang sudah menyatakan menyerah pada Sekutu sedangkan Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Selain hal tersebut, penulis juga mendapati adanya kemungkinan bahwa demi memenuhi tuntutan untuk bertahan hidup yang serba tidak pasti, mau tidak mau mereka memilih bergabung dengan pasukan kemerdekaan Indonesia. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar ruang lingkup penelitian tidak melebar, maka penulis memberikan batasan-batasan tertentu dalam pembahasannya. Lingkup temporal yang akan dicakup dalam penelitian ini adalah tahun 1945 hingga pengakuan kedaulatan Indonesia 27 Desember 1949. Tahun 1945 hingga 1949 digunakan sebagai pijakan karena merupakan masa di mana Jepang telah menyerah pada Sekutu dan proses bergabungnya mantan pasukan Jepang dalam pasukan kemerdekaan terjadi. Untuk lingkup spasial adalah mantan pasukan Jepang yang berada di Pulau Jawa pasca kekalahan Jepang dari Sekutu. Namun, adakalanya menyinggung mantan pasukan Jepang yang berada di wilayah lain yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang dikaji. 5
1.6 Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan Metode Analisis Sejarah. Metode Analisis Sejarah atau penelitian historis menurut Jack. R. Fraenkel & Norman. E. Wallen, 2009;564 adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan pada masa lampau. Penelitian ini berusaha merekonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi di masa yang lampau. Untuk melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data Studi Pustaka dan wawancara. Studi pustaka dimaksudkan untuk memperoleh sumber-sumber bukti yang relevan dengan penelitian seperti dari internet dan buku yang membahas kegiatan mantan pasukan Jepang selama berjuang bersama pasukan kemerdekaan. Sedangkan, wawancara juga dilakukan terhadap keturunan langsung mantan pasukan Jepang yang menetap di Indonesia dan tergabung dalam perkumpulan Fukushitomo no Kai (Yayasan Warga Persahabatan). Wawancara tersebut dimaksudkan untuk memperoleh keterangan lebih dalam mengenai mantan pasukan Jepang. 1.7 Tinjauan Pustaka Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan mengenai kehidupan mantan pasukan Jepang di Indonesia pasca kekalahan Jepang dari Sekutu dan saat bergabungnya mereka dalam pasukan perjuangan kemerdekaan Indonesia. 6
salah satu tulisan mengenai kehidupan mantan pasukan Jepang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dapat ditemukan dalam buku PRAJURIT JEPANG YANG TIDAK KEMBALI: Membaca Catatan Harian Prajurit Jepang yang Menetap di Indonesia, karya Hitoshi Kato. Buku ini berisi tentang bagaimana pasukan Jepang yang mengalami depresi dan kebingungan akibat berita Jepang yang menyerah terhadap Sekutu. Dalam buku ini, banyak membahas kutipankutipan langsung dari kumpulan catatan harian para mantan pasukan Jepang tersebut yang akhirnya memilih bergabung dan menetap di Indonesia. Buku ini banyak menceritakan bagaimana perjuangan beberapa mantan pasukan Jepang dalam usahanya bertahan hidup dan membantu perjuangan masyarakat Indonesia dalam bertahan dari Agresi Militer Belanda. Namun, buku ini hanya mengemukakan secara garis besar saja mengenai kehidupan dan perjuangan mantan pasukan Jepang dalam membantu Indonesia. Hitoshi Kato hanya membahas mengenai sikap para mantan pasukan Jepang tersebut dengan kaitannya sebagai manusia internasional, yaitu mereka yang mau membantu dan saling mengerti sesamanya tanpa memandang latar belakang mereka. Hal ini tentu berbeda dengan yang akan penulis lakukan. Kisah mantan pasukan Jepang yang menetap di Indonesia juga dapat ditemui dalam buku Mereka yang Terlupakan : Memoar Rahmat Shigeru Ono, karya Eiichi Hayashi. Buku ini mampu menjelaskan secara detail bagaimana seorang Shigeru Ono yang sedianya merupakan prajurit berprestasi lebih memilih tidak kembali ke Jepang dan menetap di Indonesia. Shigeru Ono yang beberapa kali mendapat kesempatan untuk kembali ke Jepang melalui kenalan- 7
kenalannya menolak hal tersebut dan lebih memilih menetap di Indonesia dengan berbagai pertimbangan yang dimilikinya. Hingga akhirnya Shigeru Ono bergabung dengan pasukan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan diberi nama Indonesia Rahmat. Kekurangan dari buku ini adalah hanya memfokuskan kepada seorang tokoh mantan pasukan Jepang saja tanpa menyinggung banyak apa yang terjadi dengan mantan pasukan Jepang lain yang menetap di Indonesia. Kedua buku ini lebih menekankan pada bagian-bagian kisah mantan pasukan Jepang dalam peran dan perjuangannya bertahan hidup di Indonesia. Usaha mencari tahu peran dan motivasi mantan pasukan Jepang untuk bergabung dalam pasukan perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga akhirnya menetap di Indonesia tidak dilakukan dalam kedua buku ini. 1.8 Objek Penelitian Untuk melakukan pembahasan dan penelitian mengenai topik tersebut, penulis mencoba menggunakan buku PRAJURIT JEPANG YANG TIDAK KEMBALI: Membaca Catatan Harian Prajurit Jepang yang Menetap di Indonesia karya Hitoshi Kato. Dalam buku tersebut, penulis mendapati bahwa ada fakta-fakta mengenai keterlibatan mantan tentara Jepang yang belum terungkap di dalam buku yang pada dasarnya berasal dari kumpulan catatan langsung dari mantan pasukan Jepang yang menetap di Indonesia. Seperti sejauh mana mantan pasukan Jepang tersebut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan bagaimana respon, baik pemerintah Indonesia 8
maupun pemerintah Jepang terhadap keputusan mereka untuk membantu Indonesia Dengan buku tersebut sebagai referensi utama, penulis berharap bisa memperoleh data lebih dengan melakukan kontak langsung terhadap anggota yayasan yang tercantum dalam buku selaku keturunan langsung dari mantan pasukan Jepang yang menetap di Indonesia. Namun, penulis juga tidak memungkiri bahwa adanya kemungkinan kesalahan atau penulisan berdasarkan kepentingan tertentu dalam buku ini. 9