hlm. 1 Ruzz Media, 2014, hlm Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur an, Yogyakarta, Teras, 2010,

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Al-Imam Abi Daud Sulaiman bin Asy as al-azdi Assijistani, Sunan Abi Daud, Al-Arkom bin Abi Arkom, Bairut, 1999.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 7.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

... BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2005), hlm.14. akhlak siswa kelas VII MTs MDI Jatirejo kecamatan Ampelgading Pemalang (Semarang: IAIN Walisongo), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran siswa, sebab tanpa ada pemahaman materi shalat fardhu

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. Kelembagaan Agama Islam: Jakarta, 1995, hlm. 48.

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta, 1998, hlm UU. RI. No. 20 Tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Nasional, CV, Mini Jaya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB V PEMBAHASAN. berikutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing- masing

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), AR-Russ Media, Yogjakarta, hlm.26.

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya.

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. Ciputat

BAB I PENDAHULUAN. Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, NORA MEDIA ENTERPRISE, Kudus, 2011, hal. 83

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang disegala aspek kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dengan segala cara dan bentuknya merupakan kebutuhan setiap makhluk bernama manusia, dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem pendidikan yang dapat mempersiapkan peserta didik untuk menyonsong masa depan, karena peserta didik adalah generasi yang akan menggantikan posisi orang dewasa. Namun sesuai dengan zamannya, pendidikan zaman dahulu sering kurang disadari pelaksanaannya sehingga terkesan kurang sistematis, tidak terencana dan terkesan lebih alami. 1 Sementara itu sifat dari suatu pendidikan dan peredaan dengan sistem lain baru dapat dipahami dengan seksama, jika konsep yang mendasarinya dianalisis dan diteliti secara seksama pula. Manusia sangat penting untuk dipahami terutama oleh para pendidik. Memahami tentang manusia berarti mengenal sifat atau karakteristik manusia yang sangat beragam. Manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Tidak ada dua manusia yang sama persis walaupun secara fisik ada persamaan seperti anak kembar. 2 Menurut Islam, anak dipandang memiliki potensi yang sering disebut fitrah, sifatnya suci. Fitrah ini harus dikembangkan sebaikbaiknya di keluarga, sekolah madrasah, dan masyarakat. Jika keluarga tidak baik dan sekolah mengabaikan anak, maka potensi yang suci tadi menjadi tercela dan anak tidak menjadi manusia yang insan kamil tapi menjadi orang rusak di masyarakat. 3 1 Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Dalam Al-Qur an, Yogyakarta, Teras, 2010, hlm. 1 2 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, Ar Ruzz Media, 2014, hlm. 17 3 Sofyan S. Willis, Psikologi Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 28 1

2 Dalam keterlambatan stimulasi pada usia ini mempunyai efek jangka panjang dalam kehidupan seseorang manusia. Begitu juga sebaliknya, maksimalisasi program pendidikan anak usia dini bisa berimplikasikan serius, baik terhadap kecerdasan dan karakter peserta didik, maupun masa depan pendidikan secara umum. Pendidikan al-qur an berkeyakinan bahwa tujuan yang benar dari pendidikan adalah melahirkan manusia-manusia beriman dan berilmu pengetahuan, yang dari imannya itu akan melahirkan tingkah laku terpuji (akhlak karimah), karena pengetahuan yang dipisahkah dari iman bukan hanya akan menjadi pengetahuan yang pincang, akan tetapi bisa menjadikan suatu kebodohan yang baru. 4 Semakin dini pendidikan al-qur an diberikan pada seorang anak, semakin kuat pula daya ingat sang anak pada al-qur an tersebut. Banyak anak kecil yang sekarang mampu menghafal al-qur an dan terjemahnya, lantaran sejak dalam kandungan ibu selalu memperdengarkannya lantunan ayat-ayat suci al-qur an. Tak hanya itu saja, apabila saat dalam kandungan Ibu, anak sudah terbiasa membaca al-qur an bahkan menjadikan al-qur an sebagai rutinitas wajib yang harus dikerjakan, sebagaimana One Day One Juz, tentulah anak yang berada di kandungan kelak menjadi seorang anak yang mudah menghafal al-qur an bahkan sekaligus memahaminya. Selain membaca al-qur an mendapat pahala, al-qur an juga dapat dijadikan pedoman manusia apabila kesulitan dalam menjalani hidupnya. Dalam konsep Islam, himbauan dan perhatian beberapa negara untuk menyegerakan memperhatikan program pendidikan anak usia dini bukan hal yang baru. Jauh sebelum deklarasi itu diproklamirkan dan penelitian itu dilakukan, konsep pendidikan Islam sejak awal mengganggap penting untuk pendidikan anak usia dini, lebih-lebih dalam konteks pendidikan aqidah dan ibadah dalam lingkungan keluarga. Allah swt. Berfirman dalam Surah Luqman : 17-19 : 4 Juwariyah, Op. Cit. hlm. 3

3 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). 18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q.S. Luqman : 17-19) 5 Abu Hasan Ali bin Muhammad Khalaf al Ma afiri al-qabisi, lahir di Khairawan Tunisia bulan Rajab, tahun 324 H. Meninggal tahun 403 H / 1012 M. Al-Qabisi dikenal sebagai ulama ahli hadis dan penganut madzhab Maliki yang setia. Keadaan ini dilatar belakangi oleh pesatnya perkembangan dan lingkungan di Afrika Utara pada saat itu. Masyarakat Afrika Utara termasuk penganut madzhab Maliki. Sebagaimana ditulis oleh Ramayulis dan Samsul Nizar dalam buku, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, bahwa madzhab Maliki dianut oleh mayoritas umat 5 Al Qur an Surah Luqman ayat 17-19, Al Qur an dan Terjemahnya, Mujamma Al Malik Fahd Li Thiba at Al Mush-haf Asy-Syarif Madinah Munawwarah, Kerajaan Saudi Arabia, Madinah, 1418 H, hlm. 655

4 Islam di Afrika Utara. 6 Keadaan masyarakat pada saat itu mempengaruhi pola pikir dan intelektual al-qabisi, sehingga tidak heran jika al-qabisi juga memiliki kemahiran di bidang Fiqih pada masa itu. Hal ini juga diungkap oleh Abuddin Nata bahwa al-qabisi mengambil corak pemikiran normatif, bukan doktrinal. Pendidikan yang berkembang berdasarkan paradigma Fiqih dengan landasan al-ur an dan hadis. 7 Selain ahli hadis dan fiqih, al-qabisi juga ahli pendidikan. Ia sangat perhatian terhadap anak-anak yang berlangsung di kuttab-kuttab. Menurut al-qabisi pendidikan anak, merupakan upaya strategis dalam rangka menjaga keberlangsungan suatu bangsa dan negara. Untuk itu pendidikan terhadap anak hendaknya dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan ketekunan yang tinggi. 8 Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa al-qabisi sangat peduli terhadap pendidikan anak usia dini. Hal ini mengidentifikasi bahwa pendidikan anak usia dini mempunyai arti penting bagi keberlangsungan suatu bangsa dan negara, tidak itu saja anak usia dini yang dididik dengan baik akan memberi efek positif terhadap pendidikan yang ditempuhnya pada jenjang berikutnya. Sebaliknya, anak usia dini yang tidak mendapat pendidikan yang layak dan baik akan sulit untuk menempuh jenjang pendidikan berikutnya. Beliau menghendaki agar pendidikan dan pengajaran dapat menumbuhkembangkan pribadi anak sesuai dengan nilainilai yang benar. 9 Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan itu hendaknya bermanfaat dan berdayaguna dalam meningkatkan kualitas kepribadian seseorang. Pendayagunaan dan penempatan yang dilakukan 6 Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Quantum Teaching, Jakarta, 2005, hlm. 79 7 Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 26 8 Ibid, hlm. 27 9 Ibid, hlm. 28

5 dalam pendidikan dan pengajaran hendaknya merujuk pada nilai-nilai yang benar. Al-Jumbulati mengatakan bahwa, tujuan umum pendidikan al- Qabisi ialah : 1. Mengembangkan kekuatan akhlak anak 2. Menumbuhkan rasa cinta agama 3. Berpegang teguh terhadap ajarannya 4. Mengembangkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai murni 5. Anak dapat memiliki ketrampilan dan keahlian pragmatis yang dapat mendukung kemampuan mencari nafkah 10 Ramayulis dan Samsul Nizar menyatakan bahwa inti dari tujuan pendidikan menurut al-qabisi adalah untuk membentuk muslim yang berakhlak mulia. 11 Kutipan itu dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh al-qabisi adalah menjadikan anak didik berakhlak mulia dan mempunyai keahlian. Abbudin Nata memahami tujuan pendidikan Islam menurut al- Qabisi adalah bercorak normatif, yakni mendidikan anak menjadi seorang muslim yang mengetahui ilmu agama, sekaligus mengamalkan agamanya dengan menerapkan akhlak mulia. 12 Pendapat tersebut memperjelas bahwa pendidikan Islam bukan hanya sebatas pengetahuan kognitif, tetapi afektif dan psikomotor. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan menurut al- Qabisi adalah pendidikan yang mampu mengembangkan tiga ranah pendidikan tersebut. 10 Ali al-jumbulati dan Abdul Futuh At-Tuwanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 83 11 Ramayulis dan Samsul Nizar, Op. Cit. hlm. 80 12 Abudin Nata, Op. Cit. hlm. 27

6 B. Fokus Penelitian Penelitian ini termasuk jenis kepustakaan atau yang sering disebut dengan riset kepustakaan (library research), sehingga di dalamnya memuat kajian-kajian kitab Ar-Risalatul Mufashshilah Li Ahwal Al- Muta allim Wa Ahkam Al-Mu allimin Wa Al-Muta allimin karya Abu Hasan Ali Al-Qabisi tentang pendidikan al-qur an pada anak. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka muncul beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain : 1. Bagaimana metodologi pengajaran Al Qur an bagi anak dalam konteks kitab Ar-Risalatul Mufashshilah Li Ahwal Al-Muta allim Wa Ahkam Al-Mu allimin Wa Al-Muta allimin karya Al Qabisi? 2. Bagaimana hambatan-hambatan implementasi metodologi pendidikan al-qur an Al Qabisi pada anak usia dini? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui metodologi pengajaran al-qur an bagi anak dalam konteks kitab Ar-Risalatul Mufashshilah Li Ahwal Al- Muta allim Wa Ahkam Al-Mu allimin Wa Al-Muta allimin karya Al Qabisi 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan impelementasi metodologi pendidikan al-qur an Al Qabisi pada anak usia dini E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.

7 a. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan di bidang pendidikan, khusunya pendidikan al- Qur an pada anak sehingga mampu membentuk muslim yang berakhlak mulia dan mempunyai keahlian dalam bidang agama b. Manfaat Praktis Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi bagi peserta didik dalam memahami dan mempelajari al- Qur an sehingga diperoleh out put pendidikan yang lebih berkualitas F. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam skripsi ini penulis membagi dalam lima bab, masing-masing bab saling terkair. Pertama pendahuluan, berisi tentang pengantar latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Selanjutnya, sebagai acuan landasan yang ada maka dicantumkan landasan teori, dimana landasan teori yang ada di bab dua, menjelaskan tentang konsep pendidikan al-qur an al Qabisi, hambatan-hambatan pendidikan al-qabisi. Kemudian dalam bab tiga, penulis memaparkan metode penelitian, yang mana skripsi ini termasuk jenis penelitian literer atau sering disebut dengan riset pustaka (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur. Dan di bab empat, penulis memaparkan mengenai riwayat hidup Abu Hasan Ali Al Qabisi, mulai dari perilaku dan akhlak, kehidupan intelektual, karya yang dihasilkan serta pemikiran beliau yang terkandung dalam kitab Ar-Risalatul Mufashshilah Li Ahwal Al- Muta allimin Wa Ahkam Al-Mu allimin Wa Al-Muta allimin. Terakhir, yakni bab lima yaitu kesimpulan. Al Qabisi memiliki perhatian tersendiri pada pendidikan anak-anak yang berlangsung di

8 kuttab. Sehingga beliau mendidik anak-anak tersebut untuk menjaga kelangsungan bangsa dan negara.