Bab II. Kajian Teori. Hasil penelitian Pahlevi, dkk (2013) tentang Pengukuran Kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1) Pengertian Manajemen Keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mempermudah investor dalam mengembangkan saham yang akan dibutuhkan

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

Transkripsi:

Bab II Kajian Teori 2.1 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Pahlevi, dkk (2013) tentang Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan menggunakan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) studi pada perusahaan rokok yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 yang memiliki kesimpulan yaitu Kinerja keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang di ukur dengan analisis rasio keuangan dengan menggunakan analisis time series menunjukkan keadaan yang sangat memuaskan, meskipun ada beberapa rasio yang berfluktuasi. Rasio likuiditas menunjukkan nilai yang baik, berarti perusahaan mampu membayar kewajibankewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio leverage menunjukkan nilai yang baik, hal ini terlihat dari sedikitnya penggunaan dana dari pihak ketiga sehingga risiko yang dihadapi perusahaan semakin kecil. Dilihat dari rasio aktivitas menunjukkan nilai yang baik juga yang berarti perusahaan telah efektif dalam menggunakan keseluruhan aktivanya dalam meningkatkan volume penjualan tiap tahunnya. Rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan pencapaian atas laba perusahaan, hal ini terlihat dari nilai NPM, ROI, dan ROE yang terus meningkat tiap tahunnya. Rasio nilai pasar menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki prospek yang tinggi, dimana pada tahun 2010 perusahaan berada pada kondisi mature dan tetap mempertahankan status sebagai pemimpin pasar. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan kinerja keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk sangat memuaskan 5

6 karena dapat memenuhi harapan para pemegang saham dan kreditur dengan menghasilkan laba yang meningkat setiap tahunnya. Hasil penelitian Meriewaty, dkk (2005) tentang Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverages yang terdaftar di BEJ. Yang memiliki kesimpulan yaitu Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk earning after tax) adalah rasio Total Debt to Total Capital Assets, Total Assets Turnover, dan Return On Investment. Sedangkan rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk operating profit) adalah Current Ratio. Hasil penelitian Ratnasari, dkk (2013) tentang Pengukuran Kinerja Keuangan berdasarkan Analisis Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) (Studi Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). Yang memiliki kesimpulan pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan perhitungan rasio keuangan. Rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas. Secara keseluruhan dengan menggunakan perhitungan rasio keuangan dapat diperoleh informasi bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami fluktuasi selama tiga tahun. Hal ini disebabkan karena jumlah hutang lancar lebih besar dibandingkan jumlah dari aktiva lancar. Dari perhitungan EVA dapat diperoleh informasi bahwa perusahaan mempunyai nilai tambah ekonomis yang dapat dikatakan cukup baik, hal ini menjadi nilai plus bagi perusahaan, karena belum tentu perusahaan dengan laba yang tinggi memiliki nilai tambah ekonomis sehingga tujuan perusahaan kurang maksimal. Nilai EVA

7 cenderung fluktuatif karena terjadi penurunan pada tahun 2011. EVA membantu perusahaan dalam menghitung nilai tambah ekonomis, dimana nilai tambah ini ditujukan pada stakeholder. Dengan adanya nilai tambah, maka perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi yang bagus. Hal ini tentunya akan menjadi factor penunjang bagi perusahaan untuk menarik minat stakeholder dalam berinvestasi. Tantangan bagi perusahaan adalah upaya apa yang harus dilakukan agar nilai EVA meningkat setiap tahunnya. Hasil penelitian Thrisye, dkk (2013) tentang analisis pengaruh rasio keuangan terhadap return saham BUMN sektor pertambangan periode 2007-2010. Dengan kesimpulan yaitu hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis linier berganda dengan empat variabel independen yaitu current ratio, total assets turnover, debt equity ratio, dan return on assets serta satu variabel dependen (return saham) dapat di simpulkan sebagai berikut current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, total assets turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian Sari (2007) tentang kemampuan rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi peringkat obligasi (PT Pefindo). Dengan kesimpulan yaitu Sebanyak 22 rasio keuangan yang diuji, diperoleh 20 rasio keuangan yang berbeda secara signifikan antara perusahaan yang peringkat obligasinya masuk investment grade dan non-investment grade, sedangkan 2 rasio keuangan tidak signifikan. Dengan melihat hasil tersebut maka hipotesis pertama (H1) diterima. Hasil pengujian dengan diskriminan analisis menghasilkan rasio yang signifikan

8 yaitu sejumlah sembilan variabel (LEVTLE, LIKCLWC, LIKWCTA, SOLNWLTLFA, SOLNWTL, PRFOIS, PRFCFOTS, PRODSTA dan PRODCFOTA) dengan tingkat kebenaran overall percentage yang tinggi yaitu sebesar 96,9 %. Maka hipotesis kedua (H2) diterima karena rasio keuangan terbukti mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat obligasi suatu perusahaan. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu hasil yang dicapai perusahaan yang dijadikan pedoman untuk melihat tingkat kesehatan perusahaan. Menurut Mulyadi (2001:415) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasar sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sebuah organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Menurut Darsono (2005:288) kinerja keuangan ialah prestasi manajemen yang diukur dari sudut keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. 2.2.2 Metode Penilaian Kinerja Keuangan Rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam

9 satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2008:104).Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio dibagi menjadi 5 yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio pasar. Rasio likuiditas adalah Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar (aset yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Rasio likuiditas dapat dikatakan likuid apabila aktiva lancar yang dimiliki dapat menjamin utang lancarnya. Rasio likuiditas yang umum dipergunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan antara lain current ratio, quick ratio, dan cash ratio. Current ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aset lancar. Quick ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aset lancar yang lebih likuid (Liquid Assets). Cash ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga atau efek jangka pendek. Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai aset/kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut

10 perusahaan yang solvable, sedang yang tidak disebut insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid, demikian juga sebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid. Ada beberapa jenis rasio solvabilitas yaitu debt to total assets ratio dan debt to equity ratio. Debt to total assets ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aset yang dimilikinya. Debt to equity ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan ekuitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba. Perhatian ditekankan pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat dengan kelangsungan hidup perusahaan. Rasio profitabilitas dapat dikatakan profitable karena laba yang dihasilkan pada umumnya mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Ada beberapa ukuran rasio profitabilitas yang dipakai yaitu gross profit margin, net profit margin, return on investment (ROI), return on equity, dan earning per share (EPS). Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18). Net profit margin adalah rasio yang mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net profit margin (margin laba bersih) semakin baik operasi suatu perusahaan. Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aset yang tersedia didalam

11 perusahaan (Syamsuddin, 2009:63). Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305). Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306). Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aset. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aset misalnya persediaan, aset tetap dan aset lainya. Ada beberapa rasio aktivitas yang di gunakan yaitu total assets turn over, working capital turn over, fixed assets turn over, inventory turnover, rata-rata umur piutang, dan perputaran piutang. Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aset dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aset perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19). Working capital turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aset lancar dikurangi utang lancar. Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva

12 lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16). Fixed assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan aset tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aset tetap (Sawir, 2003:17). Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rata-rata umur piutang mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Ratarata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari. Perputaran piutang adalah piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata. Rasio pasar adalah rasio yang menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan atau rasio yang mengukur kinerja perusahaan di lantai bursa. Ada beberapa jenis rasio pasar yaitu price earning ratio, price to book value, dividend payout ratio, dan

13 dividend yield ratio. Price earning ratio yaitu rasio yang menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga per saham terhadap earning (keuntungan) perusahaan. Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh dan memiliki prospek baik mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah dan akan memiliki PER yang rendah. Price to book value yaitu rasio yang menggambarkan harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. Semakin tinggi nilai price book value (PBV), semakin tinggi pula harga pasar dari saham tersebut. Dan semakin tinggi tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Perusahaan yang kinerjanya baik biasanya nilai rsio PBV-nya diatas satu, hal ini menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai bukunya. Dividend payout ratio adalah rasio yang menggambarkan earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih per saham. Bagian lain yang yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Dividend yield ratio menunjukkan dividen per lembar dibandingkan dengan harga pasar saham per lembar. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali, dan juga karena harga dividen yang tinggi (PER yang tinggi) yang mengakibatkan dividend yield akan menjadi kecil. Sebaliknya, peerusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang rendah akan memberikan dividen yang tinggi dan dengan demikian mempunyai dividend yield yang tinggi pula.

14 2.2.3 Current Ratio Rasio yang paling umum untuk mengevaluasi aset lancar dan liabilitas jangka pendek adalah rasio lancar (current ratio), yang merupakan aset lancar di bagi dengan kewajiban lancar. Rasio lancar mengukur kemampan untuk membayar liabilitas jangka pendek dengan aset lancar. 2.2.4 Quick Ratio Current Ratio = aset lancar liabilitas jangka pendek Untuk menghitung quick ratio, kita menambahkan kas, investasi jangka pendek, dan piutang lancar bersih (piutang usah dan wesel tagih, setelah penyisihan) serta membaginya dengan liabiltas jangka pendek. Persediaan dan beban di bayar di muka dikecualikan karena kurang likuid. Perusahaan mungkin tidak mampu mengonversikan persediaan menjadi kas dengan segera. Inilah cara singkat ketika mengukur rasio cepat: (aset lancar persediaan) / liabilitas jangka pendek. Quick Ratio = aset lancar persediaan liabilitas jangka pendek 2.2.5 Debt to Total Assets Ratio Rasio ini menunjukkan nilai relative antara nilai total utang terhadap total aktiva. Rasio ini di hitung dengan membagi nilai total utang dengan total aktiva. Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa rasio ini menunjukkan seberapa besar pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh oleh utang di banding dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar nilai rasionya, maka semakin

15 besar utang yang dimiliki oleh perusahaan. Artinya semakin besar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain. 2.2.6 Debt to Equity Ratio Total Debt to Total Assets Ratio = total hutang total aset Menunjukkan nilai relative antara total utang dengan total ekuitas. Rasionya dihitung dengan membagi total utang dengan total ekuitas. Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa debt to equity ratio menunjukkan besarnya pendanaan perusahaan yang di biayai oleh kreditor dibandingkan dengan pendanaan yang dibiayai oleh pemegang saham. 2.2.7 Return on Investment Debt to Equity Ratio = total hutang totak ekuitas Secara sederhana Return On Investment (ROI) dapat didefinisikan sebagai sebuah perhitungan yang memungkinkan suatu usaha untuk menentukan jumlah usaha yang diterima dari penanaman sejumlah modal yang berupa uang atau sumber daya. Persamaan yang biasa digunakan untuk menghitung laba atas investasi adalah laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63) ROI = laba bersih setelah pajak total aset

16 2.2.8 Return on Equity Untuk menghitung rasio ini, pertama kurangi dividen saham preferen dari laba bersih guna mengukur laba yang tersedia bagi para pemegang saham. Kemudian bagi laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan rata-rata ekuitas saham biasa selama tahun tersebut. Ekuitas saham biasa adalah total ekuitas dikurangi ekuitas saham preferen. Rumus singkatnya yaitu laba bersih setelah pajak dibagi dengan ekuitas. ROE = laba bersih setelah pajak total ekuitas 2.2.9 Total Assets Turn Over Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Cara menghitung total assets turn over yaitu penjualan dibagi dengan total aktiva. Total Assets Turn Over = penjualan total aset

17 2.2.10 Fixed Assets Turn Over Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal - hal lain seperti investasi pada aset tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Cara menghitung fixed assets turnover yaitu penjualan dibagi dengan aktiva tetap. 2.2.11 Price Earning Ratio Fixed Assets Turn Over = penjualan aset tetap Rasio ini yang biasa disingkat PER, disajikan pada setiap bagian keuangan dari koran dan database keuangan online. Rasio PER memanfaatkan rasio laba per saham yang kita hitung sebelumnya. Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Kesediaan para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo 2005:96). Cara menghitung PER yaitu harga pasar per lembar saham biasa dibagi dengan laba per saham.

18 Price Earning Ratio = harga saham laba per sahan 2.2.12 Dividend Yield Ratio Merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividen yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan macam ini akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43). Cara menghitung dividend yield ratio yaitu dividen per saham biasa dibagi harga pasar per saham biasa. Dividend Yield Ratio = dividen per saham harga saham