GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR BALI, Mengingat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0157 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR BALI, Mengingat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

-3- BAB IV FUNGSI BADAN Pasal 5 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan mempunyai fungsi:

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUMBAWA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Menimbang : a. bahwa untuk membantu kelancaran tugas dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

- 1 - GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 101 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA CABANG DINAS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) dan ayat (6) Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pembentukan dan Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Cabang Dinas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

- 2-6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 451); 7. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 1 Seri D); 8. Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 58 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 04 Seri D); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA CABANG DINAS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung. 3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi. 5. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 6. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang selanjutnya disingkat dengan DESDM adalah Dinas Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 8. Cabang Dinas adalah bagian dari perangkat daerah penyelenggara urusan pemerintahan bidang pendidikan yang dibentuk sebagai unit kerja dinas dengan wilayah kerja tertentu.

- 3-9. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. BAB II PEMBENTUKAN DAN KELAS Pasal 2 Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk Cabang Dinas Pendidikan yang terdiri dari: a. Cabang Dinas pada Dinas Pendidikan yang terdiri dari: 1. Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I, Kelas B; 2. Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II, Kelas B; 3. Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III, Kelas B; 4. Cabang Dinas Pendidkan Wilayah IV, Kelas B. b. Cabang Dinas pada DESDM yang terdiri dari: 1. Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Bangka, Kelas A; 2. Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Bangka Barat Kelas A; 3. Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Bangka Tengah dan Bangka Selatan Kelas A; 4. Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Belitung Kelas A; 5. Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Belitung Timur Kelas A. BAB III CABANG DINAS PADA DINAS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Kedudukan, Wilayah Kerja dan Susunan Organisasi Paragraf 1 Kedudukan Pasal 3 Cabang Dinas pada Dinas Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, dipimpin oleh Kepala Cabang Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas Pendidikan.

- 4 - Paragraf 2 Wilayah Kerja Pasal 4 (1) Wilayah kerja Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a angka 1, meliputi Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang. (2) Wilayah kerja Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 2, meliputi Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan. (3) Wilayah kerja Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c angka 3, meliputi Kabupaten Bangka Barat. (4) Wilayah kerja Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d angka 4, meliputi Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Paragraf 3 Susunan Organisasi Pasal 5 Susunan Organisasi Cabang Dinas Pendidikan terdiri atas: a. Kepala; b. Subbagian Tata Usaha; dan c. Jabatan Fungsional. Pasal 6 (1) Bagan Susunan Organisasi Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a angka 1, tercantum dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini. (2) Bagan Susunan Organisasi Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 2, tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini. (3) Bagan Susunan Organisasi Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c angka 3, tercantum dalam Lampiran III Peraturan Gubernur ini. (4) Bagan Susunan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d angka 4, tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Gubernur ini.

- 5 - Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 7 (1) Cabang Dinas Pendidikan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dalam melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Provinsi. (2) Cabang Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dan program sesuai dengan lingkup bidang tugas dan wilayah kerjanya; b. Koordinasi dan pelaksanaan evaluasi serta pelaporan program dan kegiatan sesuai dengan lingkup bidang tugas dan wilayah kerjanya; c. Koordinasi dan pelakanaan administrasi sesuai dengan lingkup bidang tugas dan wilayah kerjanya; d. Pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Pasal 8 (1) Kepala Cabang Dinas Pendidikan mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan dan menyelenggarakan Pelaksanaan seluruh kegiatan dalam lingkungan cabang dinas. (2) Kepala Cabang Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan dan pengoordinasian penyusunan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis operasional pendidikan di wilayah kerjanya; b. pelaksanaan dan pengoordinasian penyusunan program kerja dan kegiatan Cabang Dinas di wilayah kerjanya; c. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pelayanan pada UPTD Satuan Pendidikan Provinsi di wilayah kerjanya; d. pelaksanaan administrasi umum di lingkungan Cabang Dinas di wilayah kerjanya; e. pelaksanaan pengoordinasian penyusunan perencanaan pada tingkat UPTD Satuan Pendidikan Provinsi di wilayah kerjanya; f. pelaksanaan pembinaan kegiatan kesiswaan pada UPTD Satuan Pendidikan Provinsi di wilayah kerjanya; g. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan disiplin pegawai di lingkungan Cabang Dinas di wilayah kerjanya;

- 6 - h. pelaksanaan pengoordinasian pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kurikulum dan pelaksanaan penilaian di UPTD Satuan Pendidikan Provinsi di wilayah kerjanya; i. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; j. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN; dan k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan. (3) Uraian tugas Kepala Cabang Dinas pendidikan meliputi: a. memimpin dan mengoordinasikan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis operasional pendidikan di wilayah kerjanya; b. memimpin dan mengoordinasikan penyusunan program kerja dan kegiatan Cabang Dinas diwilayah kerjanya; c. melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelayanan pada Cabang Dinas di wilayah kerjanya; d. melaksanakan administrasi umum di lingkungan Cabang Dinas di wilayah kerjanya; e. melaksanakan pengoordinasian penyusunan perencanaan pada tingkat Cabang Dinas di wilayah kerjanya; f. melaksanakan pembinaan kegiatan kesiswaan pada Cabang Dinas di wilayah kerjanya; g. melaksanakan Pembinaan dan pengawasan disiplin pegawai di lingkungan Cabang Dinas di wilayah kerjanya; h. melaksanakan pengoordinasian Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kurikulum dan pelaksanaan penilaian di UPTD Satuan Pendidikan Provinsi di wilayah kerjanya; i. melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; j. melaksanakan pembinaan Pegawai ASN; dan k. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. Pasal 9 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas menyusun, merencanakan, merancang, mengembangkan, membuat konsep, mengkaji ulang pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional tata usaha. (2) Subbagian Tata usaha dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai fungsi: a. pelaksanaan perencanaan dan penyusunan program kerja Cabang Dinas; b. pelaksanaan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis ketatausahaan; c. pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian;

- 7 - d. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan; e. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan, naskah dinas dan kearsipan; f. pelaksanaan pengkajian bahan penataan kelembagaan Cabang Dinas dan ketatalaksanaan; g. pelaksanaan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Cabang Dinas; h. pelaksanaan penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran rutin dan pembangunan; i. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan lingkup Cabang Dinas; j. pelaksanaan perencanaan pemeliharaan perlengkapan Cabang Dinas; k. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; l. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN; dan m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan. (3) Uraian tugas Subbagian Tata Usaha meliputi: a. merencanakan dan menyusun program kerja Cabang Dinas; b. menyusun dan menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis operasional ketatausahaan; c. melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan; e. melaksanakan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan, naskah dinas dan kearsipan; f. mengkaji bahan penataan kelembagaan Cabang Dinas dan ketatalaksanaan; g. melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Cabang Dinas; h. melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran rutin dan pembangunan; i. mengolah bahan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan lingkup Cabang Dinas; j. melaksanakan perencanaan pemeliharaan perlengkapan Cabang Dinas;

- 8 - k. melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; l. melaksanakan pembinaan Pegawai ASN; dan m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (4) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Cabang Dinas. BAB IV CABANG DINAS PADA DESDM Bagian Kesatu Kedudukan, Wilayah Kerja dan Susunan Organisasi Paragraf 1 Kedudukan Pasal 10 Cabang Dinas pada DESDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, dipimpin oleh Kepala Cabang Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala DESDM. Paragraf 2 Wilayah Kerja Pasal 11 (1) Wilayah kerja Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Bangka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 1, meliputi Kabupaten Bangka. (2) Wilayah kerja Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Bangka Barat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 2, meliputi Kabupaten Bangka Barat. (3) Wilayah kerja Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Bangka Tengah dan Bangka Selatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 3, meliputi Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan. (4) Wilayah kerja Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Belitung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 4, meliputi Kabupaten Belitung. (5) Wilayah kerja Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Belitung Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 5, meliputi Kabupaten Belitung Timur.

- 9 - Paragraf 3 Susunan Organisasi Pasal 12 Susunan Organisasi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri atas: a. Kepala Cabang Dinas; b. Subbagian Tata Usaha; c. Seksi Pertambangan Umum; d. Seksi Kelistrikan; dan e. Kelompok Jabatan fungsional. Pasal 13 (1) Bagan Susunan Organisasi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Bangka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 1 tercantum dalam Lampiran V Peraturan Gubernur ini. (2) Bagan Susunan Organisasi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Bangka Barat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 2 tercantum dalam Lampiran VI Peraturan Gubernur ini. (3) Bagan Susunan Organisasi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Bangka Tengah dan Bangka Selatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 3 tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Gubernur ini. (4) Bagan Susunan Organisasi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Belitung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 4 tercantum dalam Lampiran VIII Peraturan Gubernur ini. (5) Bagan Susunan Organisasi Wilayah kerja Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral wilayah Belitung Timur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b angka 5 tercantum dalam Lampiran IX Peraturan Gubernur ini. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 14 (1) Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional DESDM. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi: a. pelaksanaan penataan wilayah pertambangan di wilayah IPR, IUP mineral logam, IUP Operasi Produksi Khusus dan IUP mineral bukan logam dan batuan dalam satu wilayah kerja;

- 10 - b. pelaksanaan pengawasan produksi pertambangan IPR, IUP mineral logam, IUP mineral Bukan logam, dan batuan yang berada di wilayah kerja; c. pelaksanaan pengawasan terhadap perizinan, pengeboran, penggalian, pemakaian, pengambilan, pemanfaatan, atau pengusahaan air tanah; d. pelaksanaan pendataan dan pelaporan kegiatan ketenagalistrikan di dalam satu wilyah kerja; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya. (3) Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dipimpin oleh kepala Cabang Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala DESDM. Pasal 15 (1) Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas memimpin, mengoordinasikan, membina, mengendalikan, mempromosikan, mengevaluasi dan menyelenggarakan seluruh kegiatan dan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi yang berada dalam lingkungan Cabang Dinas. (2) Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan dan pengoordinasian penyusunan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis operasional Cabang Dinas; b. pelaksanaan dan pengoordinasian penyusunan program kerja dan kegiatan Cabang Dinas di wilayah kerjanya; c. pelaksanaan teknis operasional Cabang Dinas di wilayah kerjanya; d. pelaksanaan pemberian saran teknis kepada Kepala Dinas terhadap permohonan IPR dan WIUP mineral bukan logam dan batuan dalam satu wilayah kerja; e. pelaksanaan penataan WIUP mineral logam, mineral bukan logam dan batuan, serta IPR dalam satu wilayah kerja; f. pelaksanaan tugas pembinaan pelaksanaan kegiatan IPR; g. pelaksanaan pendataan dan pelaporan kegiatan ketenagalistrikan di dalam satu wilayah kerja; h. pelaksanaan administrasi dinas dalam satu wilayah kerja; i. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;

- 11 - j. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN; dan k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan. (3) Uraian tugas Kepala Cabang Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas meliputi: a. memimpin dan mengoordinasikan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis operasional Cabang Dinas; b. memimpin dan mengoordinasikan penyusunan program kerja dan kegiatan Cabang Dinas di wilayah kerjanya; c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan teknis operasional UPTD di wilayah kerjanya; d. memverifikasi hasil kajian dan pemberian saran teknis kepada kepala dinas terhadap permohonan IPR dan WIUP mineral bukan logam dan batuan dalam satu wilayah kerja; e. memimpin penataan wiup mineral logam, mineral bukan logam dan batuan, serta IPR dalam satu wilayah kerja; f. memimpin dan mengoordinasikan evaluasi dan pelaporan penataan wilayah dan pengawasan produksi dalam satu wilayah kerja; g. melaksanakan tugas pembinaan pelaksanaan kegiatan IPR; h. melaksanaan pendataan, evaluasi dan pelaporan kegiatan ketenagalistrikan di dalam satu wilayah kerja; i. melaksanakan administrasi dinas dalam satu wilayah kerja; j. melaksanakan pembinaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; k. melaksanakan pembinaan Pegawai ASN; dan l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 16 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas menyusun, merencanakan, merancang, mengembangkan, membuat konsep, mengkaji ulang pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional tata usaha. (2) Subbagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai fungsi: a. pelaksanaan penyusunan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis operasional ketatausahaan; b. pelaksanaan perencanaan dan penyusunan program kerja dan kegiatan Cabang Dinas; c. pelaksanaan pelayanan administrasi kepegawaian; d. pelaksanaan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan;

- 12 - e. pelaksanaan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan, naskah dinas dan kearsipan; f. pelaksanaan pengkajian bahan penataan kelembagaan Cabang Dinas dan ketatalaksanaan; g. pelaksanaan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Cabang Dinas; h. pelaksanaan penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran rutin dan pembangunan; i. pelaksanaan pengolahan bahan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan lingkup Cabang Dinas; j. pelaksanaan perencanaan pemeliharaan perlengkapan Cabang Dinas; k. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan l. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN; dan m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan. (3) Uraian tugas Subbagian Tata Usaha meliputi: a. merencanakan dan menyusun program kerja Cabang Dinas; b. menyusun dan menyiapkan bahan rumusan kebijakan teknis ketatausahaan; c. melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian; d. melaksanakan pelayanan administrasi keuangan meliputi penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan pelaporan; e. melaksanakan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan, kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta pengelolaan perpustakaan, naskah dinas dan kearsipan; f. mengkaji bahan penataan kelembagaan Cabang Dinas dan ketatalaksanaan; g. melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Cabang Dinas; h. melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran rutin dan pembangunan; i. mengolah bahan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan lingkup Cabang Dinas; j. melaksanakan perencanaan pemeliharaan perlengkapan Cabang Dinas; k. melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; l. melaksanakan pembinaan Pegawai ASN; dan

- 13 - m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (4) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Cabang Dinas. Pasal 17 (1) Seksi Pertambangan Umum mempunyai tugas menyusun, merencanakan, merancang, mengembangkan, membuat konsep dan pelaporan serta pengawasan IPR, IUP, IUP Operasi Produksi Khusus dan air tanah. (2) Seksi Pertambangan Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai fungsi: a. pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan pembinaan keteknikan kegiatan usaha pertambangan; b. pelaksanaan pembinaan pemasaran kegiatan usaha pertambangan; c. pelaksanaan pembinaan keuangan kegiatan usaha pertambangan; d. pelaksanaan pembinaan pengelolaan data mineral kegiatan usaha pertambangan; e. pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kegiatan usaha pertambangan; f. pelaksanaan kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan umum; g. pelaksanaan penyusunan sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Rakyat (IPR) dan/atau Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP OP K) kegiatan izin usaha pertambangan. h. pelaksanaan perencanaan terhadap jumlah, jenis dan mutu hasil kegiatan usaha pertambangan; i. pelaksanaan pembuatan surat keterangan produksi awal dan final mineral bukan logam dan batuan; j. pelaksanaan penyusunan verifikasi sumber mineral bukan logam dan batuan; k. pelaksanaan pengawasan terhadap perizinan, pengeboran, penggalian, pemakaian, pengambilan, pemanfaatan, atau pengusahaan air tanah. l. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN; dan m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan. (3) Uraian tugas Seksi Pertambangan Umum meliputi: a. melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan pembinaan keteknikan kegiatan usaha pertambangan; b. melaksanakan pembinaan pemasaran kegiatan usaha pertambangan;

- 14 - c. melaksanakan pembinaan keuangan kegiatan usaha pertambangan; d. melaksanakan pembinaan pengelolaan data mineral kegiatan usaha pertambangan; e. melaksanakan pembinaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kegiatan usaha pertambangan; f. melaksanakan pembinaan kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan umum; g. melaksanakan pembinaan pelaksanaan sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Rakyat (IPR) dan atau Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP OP K) kegiatan izin usaha pertambangan; h. melaksanakan pembinaan terhadap jumlah, jenis dan mutu hasil kegiatan usaha pertambangan; i. melaksanakan pembuatan surat keterangan produksi awal dan final mineral bukan logam dan batuan; j. melaksanakan verifikasi sumber mineral bukan logam dan batuan; k. melaksanakan pengawasan terhadap perizinan, pengeboran, penggalian, pemakaian, pengambilan, pemanfaatan, atau pengusahaan air tanah; l. melaksanakan pembinaan PegawaI ASN; dan m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (4) Seksi Pertambangan Umum dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Cabang Dinas. Pasal 18 (1) Seksi Kelistrikan mempunyai tugas menyusun, merencanakan, merancang, mengembangkan, membuat konsep, dan melaksanakan kebijakan pengawasan, pembinaaan, koordinasi, dan pendataan usaha ketenagalistrikan. (2) Seksi Kelistrikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai fungsi: a. pelaksanaan inventarisasi dan pengolahan data usaha kelistrikan; b. pelaksanaan pendataan listrik pedesaan yang belum berkembang di dalam wilayah kerja; c. pelaksanaan inventarisasi dan pengolahan data teknis usaha pengembangan sumber energi baru terbarukan; d. pelaksanaan sosialisasi kebijakan pengembangan dan konservasi ketenagalistrikan;

- 15 - e. pelaksanaan pemantauan, dan pembuatan laporan hasil monitoring pelaksanaan kegiatan seksi ketenagalistrikan; f. pelaksanaan pembinaan Pegawai ASN; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan. (3) Uraian tugas Seksi Ketenagalistrikan meliputi: a. menginventarisasi dan mengolah data usaha kelistrikan; b. melaksanakan pendataan Listrik Pedesaan yang belum berkembang di dalam wilayah kerja; c. menginventarisasi dan mengolah data teknis usaha pengembangan sumber energi baru terbarukan; d. melaksanakan sosialisasi kebijakan pengembangan dan konservasi ketenagalistrikan; e. melaksanakan pemantauan, dan membuat laporan hasil monitoring pelaksanaan kegiatan seksi ketenagalistrikan; f. melaksanakan pembinaan Pegawai ASN; dan g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (4) Seksi Kelistrikan dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Cabang Dinas. BAB V JABATAN FUNGSIONAL Pasal 19 (1) Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis di bidang keahlian dan keterampilan masing-masing. (2) Jabatan fungsional dapat dibagi dalam sub kelompok sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk. (3) Pejabat fungsional dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Cabang Dinas. (4) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. (6) Pembinaan administratif jabatan fungsional diselenggarakan oleh Kepala Subbagian Tata Usaha meliputi penilaian dan penetapan angka kredit, usulan kenaikan pangkat, gaji berkala serta pendidikan dan pelatihan. (7) Pembinaan teknis Jabatan Fungsional diselenggarakan oleh Kepala Cabang Dinas meliputi rencana penugasan dan pengukuran kinerja.

- 16 - BAB VI TATA KERJA Pasal 20 (1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Cabang Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Cabang Dinas. (2) Kepala Cabang Dinas wajib mengawasi bawahannya, dengan ketentuan dalam hal terjadi penyimpangan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Kepala Cabang Dinas bertanggungjawab memimpin dan mengordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (4) Kepala Cabang Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala secara tepat waktu. (5) Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Cabang Dinas dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut. (6) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Cabang Dinas dan unit organisasi dibawahnya, wajib mengadakan rapat berkala dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya. BAB VII KEPEGAWAIAN DAN JABATAN Bagian Kesatu Kepegawaian Pasal 21 Pengangkatan, pemberhentian pejabat dan pegawai Cabang Dinas Provinsi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Jabatan Pasal 22 (1) Kepala Cabang Dinas kelas A adalah jabatan struktural esselon III.b atau jabatan administrator. (2) Kepala Cabang Dinas kelas B adalah jabatan struktural esselon IV.a atau jabatan pengawas.

- 17 - (3) Kepala Subbagian Cabang Dinas kelas A adalah jabatan struktural esselon IV.a atau jabatan pengawas. (4) Kepala Subbagian Cabang Dinas kelas B adalah jabatan struktural esselon IV.b atau jabatan pengawas. (5) Kepala Seksi Cabang Dinas kelas A adalah jabatan struktural esselon IV.a atau jabatan pengawas. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 23 Pembiayaan untuk mendukung kegiatan Cabang Dinas dapat bersumber dari penerimaan Cabang Dinas, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Gubernur ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ditetapkan di Pangkalpinang pada tanggal 29 Desember 2017 GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, dto ERZALDI ROSMAN Diundangkan di Pangkalpinang pada tanggal 29 Desember 2017 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, dto YAN MEGAWANDI BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2017 NOMOR 5 SERI D