BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Klasifikasi Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5)

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK BIAYA, PENGERTIAN BIAYA, PENGGOLONGAN BIAYA, DAN ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN BIAYA DAN AKUNTANSI BIAYA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSAKA

Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

MET ME ODE P ODE ENOU EN MP OU ULAN U LAN HAROA POKOK

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Sunarto (2003:4) menyatakan bahwa pengertian biaya yaitu: Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. Sedangkan menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:79) menyatakan bahwa pengertian biaya secara sempit dan dapat pula diartikan secara luas adalah: Dalam artian sempit, biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva, sedangkan dalam artian luas, biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. biaya yaitu: Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat unsur dalam 1. Pengorbanan sumber ekonomis 2. Diukur dalam satuan uang 3. Telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi 8

4. Untuk mencapai tujuan tertentu 2.1.2 Macam-macam Biaya Menurut Mulyadi (2005:14) terdapat berbagai macam biaya dalam suatu perusahaan, yaitu: 1. Biaya Produksi Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. 2. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. 3. Biaya Administrasi dan Umum Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 2.1.3 Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2005:13) terdapat berbagai macam cara penggolongan biaya, yaitu: 1. Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. 9

2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan Dalam perusahaan industri, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok: a. Biaya produksi b. Biaya pemasaran c. Biaya administrasi dan umum 3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang dibiayai Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan: a. Biaya langsung (Direct cost) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung (Indirect cost) Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. 10

4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi: a. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. b. Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. c. Biaya semifixed Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi. d. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. 5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua: pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). 11

Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:82) penggolongan biaya ini didasarkan pada hubungan antara biaya dengan: 1. Objek Pengeluaran Prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan dengan tujuan pengeluaran. 2. Fungsi Pokok Perusahaan Dalam perusahaan manufaktur biaya diklasifikasikan menjadi: Biaya produksi yaitu yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya pemasaran yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau jasa. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam rangka mendapatkan dan memenuhi pesanan. Biaya administrasi dan umum, adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan perusahaan. 3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai Atas dasar sesuatu yang dibiayai, biaya ini diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak tergantung kepada ada atau tidak adanya sesuatu yang dibiayai. 4. Hubungan Biaya dengan Volume Kegiatan Biaya menurut hubungannya dengan volume kegiatan diklasifikasikan menjadi: 12

Biaya tetap, adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel, adalah biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 5. Atas Dasar Waktu Untuk tujuan perhitungan rugi-laba dan penentuan harga pokok produk secara teliti, maka biaya diklasifikasikan atas dasar hubungan dengan pembebanannya ke dalam periode akuntansi tertentu. Pengklasifikasian biaya atas dasar waktu dapat dibagi dalam: Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan (revenue expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi beban pada periode sekarang untuk mendapatkan penghasilan periode sekarang. Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu periode akuntansi. 6. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan Biaya diklasifikasikan ke dalam delapan golongan yaitu: a. Biaya standar dan biaya dianggarkan 13

b. Biaya terkendali (controlable costs) dan biaya tidak terkendali (uncontrolable costs) c. Biaya tetap commited dan discretionary d. Biaya variabel teknis (engineered variable cost) dan biaya kebijakan (discretionary variable cost) e. Biaya relevan (relevant cost) dan biaya tidak relevan (irrelevant cost) f. Biaya terhindarkan (avoidable costs) dan biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs) g. Biaya diferensial (differential costst) dan biaya marjinal (marginal cost) h. Biaya kesempatan (opportunity costs) 2.2 Harga Pokok Produksi Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengolahan perusahaan. Harga pokok juga digunakan untuk menentukan basarnya keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga pokok dapat diketahui jumlahnya dari jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu produk tersebut. 14

2.2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi Suatu perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar dalam menentukan harga jualnya terlebih dahulu harus menetapkan harga pokok produksi. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan laba yang diperoleh dari hasil penjualan produk tersebut. Adapun pengertian harga pokok ada berbagai pendapat, dimana menurut para ahli yang satu dengan yang lain berbeda. Menurut Sunarto (2003:4) menyatakan bahwa pengertian harga pokok yaitu: Harga pokok adalah nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang diukur dengan nilai mata uang. Besarnya biaya diukur dengan berkurangnya kekayaan atau timbulnya utang. Menurut Mulyadi (2000:10) pengertian harga pokok produksi adalah: Pengorbanan sumber ekonomi untuk pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka harga pokok produksi adalah penjumlahan pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. 2.2.2 Unsur-Unsur Biaya Harga Pokok Produksi Unsur-unsur biaya produksi dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis, total biaya produksi terdiri atas dua elemen: biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur dapat disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai 15

jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Bahan baku dan tenaga kerja, keduanya disebut biaya konversi.. Menurut Sunarto (2003:4) menyatakan bahwa : Biaya Bahan Baku Biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang. Biaya Overhead Pabrik Biaya ini timbul terutama karena pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja dan kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan sesuai dengan label biaya tersebut, kemudian biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. 2.3 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Dalam pembuatan biaya produk terdapat dua kelompok biaya yaitu: biaya produksi dan biaya non produksi. 16

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, setiap tahap pengolahan bahan baku memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, sehingga akuntansi biaya digunakan untuk mencatat setiap sumber ekonomi yang dikeluarkan dalam setiap tahap pengolahan tersebut, untuk menghasilkan informasi biaya-biaya yang telah dikonsumsi untuk menghasilkan produk jadi. biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produksi. Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi dua macam: produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. 2.3.1 Produksi Atas Dasar Pesanan (Job Order Cost Methode) Pengertian metode harga pokok pesanan sendiri, Menurut Supriono adalah metode pengumpulan harga pokok dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya (Supriono, 1999 : 36). 17

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Formula yang digunakan untuk menentukan harga jual yang akan di bebankan kepada pemesan adalah sebagai berkut : Taksiran biaya bahan baku Taksiran biaya TKL Taksiran biaya Overhead Pabrik Taksira biaya Produksi Rp. Rp. Rp. Rp. Proses pengumpulan unsur biaya produksi dengan menggunakan Metode Job Order Costing. Metode harga pokok produksi akan diawali dengan uraian prosedur pencatatan biaya bahan baku, kemudian akan dilanjutkan dengan uraian pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya Overhead Pabrik dan pencatatan harga pokok produk jadi yang di transfer dari bagian produksi ke Bagian Gudang. Berikut ini adalah uraian biaya-biaya yang akan timbul, akibat adanya pengeluaran unutk proses produksi yang berdasarkan pesanan, berdasrkan formula yang ada diatas : Biaya Bahan Baku dan Penolong Untuk dapat mencatat Bahan Baku yang digunakan tiap pesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut Bukti permintaan dan 18

pengeluaran barang dagang. Dokumen ini diisi oleh bagian produksi. Kemudian dokumen ini dipakai sebagai dukumen sumber untuk dasar pencatatan pemakaian bahan baku. Pencatatan pemakaian bahan baku dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan mendebit Rekening barang dalam proses dan mengkredit persediaan bahan baku, karena dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya produksi langsung dari biaya produksi tidak langsung, maka bahan penolong yang merupakan unsur biaya produksi tidak langsung dicatat pemakaiannya dengan mendebit Rekening biaya Overhead pabrik sesungguhnya. Rekening barang dalam proses hanya didebit untuk mencatat pembebanan baiaya Overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Jurnal pencatatan pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut : Dr. Barang dalam proses Biaya bahan baku Cr. Persediaan Bahan Baku Jurnal untuk mencatat Pemakaian Bahan Penolong adalah sebagai berikut : Dr. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Cr. Persediaan Bahan Penolong Biaya Tenaga Kerja Dalam metode Harga Pokok Pesanan harus dipisahkan antara upah tenaga kerja langsung, dan upah tenaga kerja tidak langsung. Upah tenaga kerja langsung dicatat dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses dan dicatat pula dalam 19

kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Upah tenaga kerja tidak langsung dicatat dengan mendebit rekening biaya Overhead sesunggguhnya. Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan melalui tahap berikut ini : 1) Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan atas dasar daftar gaji dan upah yang dibuat. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan adalah sebagai berikut : Dr. Gaji dan upah Cr. Utang gaji dan upah 2) Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja. Karena biaya tenaga kerja tersebut terjadi dari berbagai unsur biaya, maka perlu diadakan distribusi biaya tenaga kerja sebagai berikut : Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja non produksi Jurnal untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut : Dr. Barang Dalam Proses biaya tenaga kerja langsung Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pemasaran Cr Biaya dan Upah 3) Pencatatan pembayaran gaji dan upah. Pembayaran gaji dan upah yang terutang dicatat dengan jurnal sebagai berikut : 20

Dr. Utang gaji dan Upah Cr. Kas 4) Penggunaan jam kerja langsung dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut : Dr. Barang dalam proses Cr. Pembayaran gaji dan upah Biaya Overhead Pabrik Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua : 1) Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dalam pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Didalam metode harga pokok pesanan, produk dibebani biaya overhead pabrik dengan menggungakan tarif yang ditentukan dimuka. 2) Tarif biaya overhead pabrik dihitung pada awal tahun anggaran berdasarkan angka anggaran biaya overhead pabrik. Pembebanan produk dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif ini dicatat dengan mendebit rekening Barang Dalam Proses dan mengkredit biaya Overhead yang dibebankan. Pencatatan jurnal biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan cara : Dr. Barang dalam proses Cr. Biaya overhead yang dibebankan 21

Harga Pokok Produk jadi Pesanan yang telah selesai diproduksi ditransfer ke Bgian Gudang oleh Bagian Produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai ini, dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu Harga Pokok Pesanan yang bersangkutan. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi tersebut adalah sebagai berikut : Dr. Barang Jadi Cr Barang Dalam Proses 2.3.2 Produksi Atas Dasar Proses (Process Cost Methode) Pengertian harga pokok proses sendiri menurut Supriono adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan produk waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. (Supriono, 1999 : 37). Perusahaan yang berproduksi massa, cara pengumpulan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan, dimana tujuan produksinya adalah untuk memenuhi persediaan gudang. Umumnya 22

produknya berupa produk standar dan kegiatan produksinya dilaksanakan secara terus menerus. Informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen yaitu untuk : 1) Menentukan harga jual produk 2) Memantau realisasi biaya produksi 3) Menghitung laba atau rugi periodik 4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam nerca. Untuk menentukan harga jual produk bagi perusahaan yang berproduksi secara massa, memproses produknya yaitu untuk memenuhi persediaan gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu yaitu untuk menghasilkan informasi biaya produksi persatuan produk. Dalam penetapan harga jual produk. Biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya. Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula penetapan harga jual sebagai berikut : Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rp.XX Taksiran biaya non produksi untuk jangka waktu tertentu XX + Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rp. XX Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu XX : Taksiran harga pokok produk per satuan Rp. XX 23

Laba per unit yang diinginkan XX Taksiran harga jual per unit yang akan dibebankan kepada pembeli Rp. XX sedangkan untuk menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu, yaitu untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesugguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto untuk tiap periode, laba atau rugi bruto periode dihitung sebagai berikut : Hasil penjualan (harga jual per satuan x volume produk yang dijual) Rp. XX Persediaan produk jadi awal Rp. XX Persediaan produk dalam proses awal Rp.XX Biaya Produksi : Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. XX Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp. XX Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. XX + 24

Total biaya produksi Rp. XX + XX Persediaan produk dalam proses akhir XX - Harga pokok produksi Rp. XX + Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual XX Persediaan produk jadi akhir XX - Harga pokok produk yang dijual Rp.XX - Laba bruto Rp. XX 2.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan: full costing dan variable costing. Full Costing Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian, metode ini dapat di formulasikan sebagai berikut : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel 25

Biaya overhead pabrik tetap + Harga pokok produksi Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Variable Costing Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variable Dengan demikian, metode ini dapat diformulasikan sebagai berikut : Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel + Harga pokok produksi Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya 26

nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum tetap). 27