BAB I PENDAHULUAN. 5) pembatasan masalah, dan 6) penegasan istilah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia, sehingga dapat mengimbangi terhadap gejala perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan fisik dan alat reproduksi menjadi sempurna. terlibat konflik dengan orang tua karena perbedaan pandangan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya. Guru selalu menjadi contoh dan teladan para siswanya dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NUR ENDAH APRILIYANI,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, akan dibahas subbab-subbab sebagai berikut: 1) latar belakang masalah, 2) rumusan masalah, 3) tujuan penelitian, 4) manfaat penelitian, 5) pembatasan masalah, dan 6) penegasan istilah. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kehidupan manusia untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Pada dasarnya pendidikan berguna untuk meningkatkan, mengembangkan kemampuan, kekuatan, dan kualitas hidup manusia. Dengan kata lain pendidikan adalah usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Sedangkan menurut UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, tujuan pendidikan adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sekolah merupakan lembaga yang dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Sekolah memiliki peranan penting dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk ke dalam proses pembangunan masyarakat. Selain itu, sekolah memberikan bimbingan dan memberdayakan siswa agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan potensi yang dimiliknya. Tujuan sesungguhnya tidak hanya didapat melalui proses pembelajaran yang formal dalam ruang kelas, akan tetapi tujuan pendidikan itu didapat pula melalui keterlibatan siswa dalam sebuah organisasi. Lembaga pendidikan formal juga berfungsi mendidik siswa 1

melalui dua kegiatan yaitu proses pembelajaran (intra kulikuler) dan kegiatan organisasi (ekstra kulikuler). Kegiatan organisasi di sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat mengembangkan kompetensi kewarganegaraan siswa. Pengalaman siswa dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan sangat penting untuk dibangun pada jenjang persekolahan. Siswa sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan kehidupan bermasyarakat di masa mendatang hendaknya dipersiapkan untuk mengembangkan pengertian tentang pentingnya peran serta aktif warga negara. Keterampilan berpartisipasi yang di kembangkan pada masa persekolahan dapat melalui kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah. OSIS merupakan organisasi resmi di sekolah dan sebagai wahana yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat siswa sesuai dengan kondisi sekolah. Sebagai satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai sebuah tujuan pembinaan dan pengembangan kesiswaan yang sejalan dengan visi sekolah maka organisasi ini bersifat intra sekolah. Artinya tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain. Ditetapkannya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), merupakan suatu bentuk perhatian dan usaha pemerintah dalam membina siswa sebagai salah satu jalur pembinaan siswa secara nasional. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan yaitu: Tujuan pembinaan kesiswaan yaitu: a) mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreatifitas; b) memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan; c) mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat; d) menyiapkan siswa agar masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society). 2

Guna mengemban misinya, yaitu berperan dalam mewujudkan tatanan kehidupan sekolah, maka diperlukan partisipasi aktif dari pihak-pihak yang terlibat, khususnya pengurus OSIS. Pengurus OSIS dituntut memiliki pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan karakter (dispositions) dalam menjalankan tugas agar dapat menjadi contoh dan teladan bagi para anggota OSIS. Pentingnya kompetensi kewarganegaraan bagi siswa di SMP Negeri 8 Kota Malang dapat dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan dewasa ini, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan siswa. Pengaruh kompleksitas kehidupan terhadap peserta didik terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dari dunia pendidikan, seperti tiga kompetensi kewarganegaraan yang baik, yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Branson (1999:8). Penerapan kompetensi kewarganegaraan perlu diaktualisasikan dalam kehidupan, termasuk di SMP Negeri 8 Malang. Sebagai generasi penerus bangsa, siswa perlu dibentuk dan dibina sebagai manusia yang mempunyai tiga kompetensi kewarganegaraan yang berawal dari sekolah. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Model Penerapan Kompetensi Kewarganegaraan Dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMP Negeri 8 Kota Malang. 1.2 Rumusan Masalah Dengan peranan dan kedudukan disertai tugas-tugas OSIS yang tidak ringan, maka pengurus OSIS harus mampu mengelola dan melaksanakan program kinerja OSIS sesuai dengan kompetensi kewarganegaraan. Pengurus OSIS dituntut harus 3

berpikir kritis dan kreatif sehingga dapat menjadi pemimpin dan anggota OSIS yang dapat mengimplementasikan kompetensi kewarganegaraan. Sesuai dengan penulisan skripsi yang berjudul Model Penerapan Kompetensi Kewarganegaraan Dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah di SMP Negeri 8 Malang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana model penerapan kompetensi kewarganegaraan melalui kegiatan OSIS di SMP Negeri 8 Malang? 2. Apa saja kendala-kendala yang di hadapi dalam penerapan kompetensi kewarganegaraan dalam organisasi siswa intra sekolah di SMP Negeri 8 Malang? 3. Bagaimana solusi untuk menanggulangi kendala yang dihadapi dalam penerapan kompetensi kewarganegaraan dalam organisasi siswa intra sekolah di SMP Negeri 8 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Kompetensi Kewarganegaraan Dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMP Negeri 8 Malang. Selain itu, penelitian ini juga mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan model penerapan Kompetensi Kewarganegaraan dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam berorganisasi di SMP Negeri 8 Kota Malang. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan Kompetensi Kewarganegaran dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMP Negeri 8 Kota Malang. 4

3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan solusi dalam model penerapan Kompetensi Kewarganegaraan dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMP Negeri 8 Kota Malang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan mengembangkan pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya kekreatifitasan siswa dalam berorganisasi melalui OSIS. b) Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan atau bahan pustaka bagi pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Manfaat Praktis a) Manfaat bagi siswa Khusus bagi siswa yang menjadi pengurus OSIS dapat secara mandiri menggunakan dan memanfaatkan waktu dalam rangka mengembangkan diri guna memperoleh keperibadian, keterampilan, dan pengetahuan dalam berorganisasi dengan beracuan pada kompetensi kewarganegaraan yang diperoleh di dalam kelas. Sehingga dapat menjadi generasi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. b) Manfaat bagi Pembina OSIS Hasil penelitian ini di harapkan sebagai umpan balik untuk mengevaluasi diri bagi Pembina OSIS dalam melakukan pembinaan c) Manfaat bagi sekolah 5

Bagi sekolah sebagai bahan dalam memutuskan kebijakan sekolah dalam rangka perbaikan dan pengembangan OSIS. 1.5 Pembatasan masalah Untuk menghindari salah persepsi atau cakupan masalah yang melebar dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya batasan masalah. Batasan masalah pada penelitian ini adalah penelitian ini hanya dilakukan di SMP Negeri 8 Malang yang terletak di Jalan Arjuno No.19, Kauman, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119 tentang Model Penerapan Kompetensi Kewarganegaraan Dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah Di SMP Negeri 8 Malang. 1.6 Penegasan Istilah Adapun penegasan istilah dalam hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menginterpretasikan istilah-istilah yang terdapat dalam judul proposal, maka perlu diberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Model Jamil (2012:300) mengemukakan model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Dengan kata lain model merupakan suatu acuan yang sudah ditetapkan dalam suatu lembaga untuk di terapkan dalam sebuah organisasi agar dapat berjalan sesuai dengan contoh yang telah diberikan. 2. Penerapan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengemukakan Penerapan adalah tindakan pelaksanaan atau pemanfaatan keterampilan pengetahuan baru terhadap sesuatu bidang untuk suatu kegunaan ataupun tujuan khusus. Penerapan merupakan 6

teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan dan sudah tersusun serta terencana sebelumnya. 3. Kompetensi Kewarganegaraan Kompetenssi kewarganegaraan adalah seperangkat pengetahuan, nilai, dan sikap serta keterampilan yang mendukung menjadi warga negara yang partisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Margaret S. Branson (1999:8) mengidentifikasi tiga kompetensi penting dalam Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skills (keterampilan kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak/karakter kewarganegaraan). Komponen pertama, civic knowledge berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Aspek ini menyangkut kemampuan akademik keilmuan yang di kembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum, dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Kedua, civic skills meliputi keterampilan intelektual (intellectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, civic disposition merupakan watak kewarganegaraan, komponen ini sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran PKn. Dimensi watak kewarganegaraan dapat dipandang sebagai muara dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan demikian, muatan Kompetensi Kewarganegaraan mampu memberikan bekal yang baik bagi warga negaranya, dimulai dari pengetahuan, kecakapan serta watak atau karakter yang seharusnya dimiliki oleh masing-masing individu. 4. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) 7

OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah, setiap sekolah wajib membentuk organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Organisasi ini menampung kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler guna menyalurkan kreativitas siswa serta bertujuan meningkatkan peran serta inisiatif siswa. OSIS bersifat intra sekolah artinya tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain. Di dalam surat Keputusan Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.201/C/Kep/0/86, disebutkan bahwa OSIS merupakan satu-satunya wadah bagi siswa yang sah dan mewakili siswa dari sekolah yang bersangkutan. OSIS merupakan bagian dari kebijaksanaan pendidikan berskala nasional dalam sektor kesiswaan, sehingga operasionalnya perlu dilaksanakan oleh setiap pengelola dan pelaksana pendidikan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka SLTP dan SLTA yang berada di lingkungan pendidikan diwajibkan membentuk OSIS. Daryanto (2014:62) mengemukakan OSIS merupakan organisasi murid yang resmi dan diselenggarakan di sekolah dengan tujuan melatih kepemimpinan murid serta memberikan wahana bagi murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan kokulikuler yang sesuai. 8