BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

Proses Peritoneal dialisis dan CAPD. Dahlia Lara Sikumalay Putri Ramadhani Tria Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan


BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. serius di dunia yang insidensinya meningkat setiap tahun. Walaupun penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

Gangguan Psikiatrik Pada Pasien Ginjal ANDRI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cukup lanjut. Penyakit gagal ginjal kronis mengakibatkan laju filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat irreversible, dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Hemodialisis (HD) Adalah pengobatan dengan alat yaitu Dialyzer, tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel. Ginjal berfungsi sebagai. kerusakan pada sistem endokrin akan menyebabkan terganggunya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

NOVIANI SABTINING KUSUMA PUTRI J

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia menginginkan kondisi yang sehat, baik secara

penyakit yang merusak massa nefron ginjal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan disajikan konsep terkait dengan penelitian yaitu keluarga, dukungan sosial keluarga, penyakit ginjal kronik dan hemodialisis A. Keluarga 1. Pengertian Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman 1998, dalam Suprajitno, 2004). 2. Peran Keluarga Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Ayah sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat/ kelompok sosial tertentu (Ali, 2010). 3. Fungsi Keluarga Friedman dalam Ali (2010) membagi fungsi keluarga menjadi lima yaitu : a. Fungsi afektif. Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang. b. Fungsi sosialisasi. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan 8

9 belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat. c. Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. d. Fungsi ekonomi. Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain e. Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan kesehatan/ keperawatan. 4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan Suprajitno (2004) menyatakan bahwa sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi: a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan nada keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya. b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga atau memperoleh bantuan.

10 c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama. d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga. B. Dukungan Sosial Keluarga Dukungan merupakan faktor penting yang dibutuhkan seseorang ketika menghadapi masalah (kesehatan). Salah satunya kelebihan masyarakat di Indonesia adalah kekerabatannya yang kuat, dapat dilihat dari ketika ada anggota keluarga yang sakit dan menjalani rawat inap di rumah sakit, semua keluarga dan tetangga memberikan dukungan dengan menunggu atau tidur di rumah sakit secara bergantian (Ratna, 2010). 1. Pengertian Dukungan sosial keluarga adalah mengakui kedua hal yaitu suatu bentuk dari gaya kerja dan suatu gaya kegiatan yang memperkuat jaringan sosial informal yang positif melalui program-program yang terintegrasi. Program ini menggabungkan wajib, sukarela, masyarakat dan layanan swasta dan umumnya disediakan untuk keluarga di dalam rumah dan komunitas mereka sendiri. Fokus utama dari layanan ini adalah pada intervensi awal bertujuan untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan, kesejahteraan dan hak-hak semua anak, orang muda dan keluarga mereka. Pada saat

11 yang sama perhatian khusus diberikan kepada mereka yang rentan atau berisiko (Dolan, Canavan dan Pinkerton, 2006). 2. Manfaat Dukungan Keluarga Setiap individu yang dirawat memerlukan terpenuhinya kebutuhan mencintai dan dicintai. Klien merupakan individu yang berada dalam kondisi ketidakberdayaan karena sakit yang dialaminya oleh karena itu membutuhkan dukungan terhadap kesembuhannya. Dukungan keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan klien (Asmadi, 2008). 3. Bentuk Dukungan Keluarga Dolan, Canavan dan Pikerton (2006) menyatakan bahwa bentuk dukungan tersebut adalah dukungan konkret, dukungan emosi, dukungan saran dan dukungan harga diri. a. Dukungan Konkret Dukungan konkret berkaitan dengan tindakan-tindakan praktis bantuan antara orang-orang. Dukungan dapat berupa barang-barang atau jasa yang diperlukan ketika sedang mengalami masa-masa stress. Dukungan konkret mencakup bantuan langsung yang dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Misalnya pinjaman uang bagi individu atau pemberian pekerjaan saat individu mengalami stres. Dukungan ini membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya b. Dukungan Emosi Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan emosional merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan didengarkan. Kesediaan untuk mendengarkan keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.. Dukungan emosional terdiri tindakan empati, mendengarkan dan umumnya berada di sana bagi seseorang bila

12 diperlukan. Diekspresikan melalui kasih sayang, cinta atau empati yang bersifat memberikan dukungan. Kadang dengan hanya menunjukkan ekspresi saja sudah dapat memberikan rasa tentram. c. Dukungan Saran Mendukung saran dapat lebih rumit dan sering dicari di dalam keluarga untuk kenyamanan dan kepastian daripada sifat sebenarnya dari saran itu sendiri. Dukungan berupa saran dari teman, keluarga terhadap keputusan yang diambil sudah tepat/ sesuai atau belum. Informasi sekecil apapun merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi pasien. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara praktis. Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan karena mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasihat, dan petunjuk. d. Dukungan Harga Diri Pusat dukungan harga diri pada bagaimana seorang menghargai dirinya dan menginformasikan pada orang lain dalam hal harga diri. Bagi keluarga, itu adalah batu fondasi dari sistem pribadi mereka. Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan penghargaan yang positif untuk individu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif individu dengan individu lain, seperti misalnya perbandingan dengan orangorang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya. Hal seperti ini dapat menambah penghargaan diri. Individu melalui interaksi dengan orang lain, akan dapat mengevaluasi dan mempertegas keyakinannya dengan membandingkan pendapat, sikap, keyakinan, dan perilaku orang lain. Jenis dukungan ini membantu individu merasa dirinya berharga, mampu, dan dihargai.

13 4. Pengaruh Dukungan Keluarga (Sosial) Terhadap Kesehatan Menurut Ratna (2010) pengaruh dukungan keluarga (sosial) dengan kesehatan antara lain : a. Jaringan sosial terkecil adalah keluarga, sehingga dukungan dari keluarga adalah hal yang penting, bahkan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan, tetapi sebaliknya klien dengan keadaan keluarga yang kurang mendukung akan mempersulit proses penyembuhan. b. Pada dasarnya secara alami setiap manusia mempunyai kemampuan beradaptasi dan mengelola maupun menyelesaikan masalahnya. c. Dukungan yang diberikan tidak membuat seseorang menjadi tergantung terhadap bantuan, tetapi harusnya menjadikan seseorang menjadi lebih cepat mandiri karena yakin akan kemampuannya, dan mengerti akan keberadaannya. d. Teman asosiasi kerja, tetangga, jaringan kerja komunitas (kelompok komunitas, pengajian), jaringan kerja profesional, saudara, kelompok sosial tertentu, merupakan pemberi dukungan sesuai dengan kemampuannya. e. Semakin banyak teman, semakin sehat. f. Silaturakhmi, memperpanjang umur. C. Penyakit Ginjal Kronik 1. Pengertian Penyakit ginjal kronis merupakan penurunan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smelzer & Bare, 2008). 2. Penyebab Beberapa journal penelitian menjelaskan bahwa Chronik Kidney Diseases atau Pernyakit Ginjal Kronis dapat disebabkan oleh berbagai macam

14 penyakit, secara primer CKD disebabkan oleh kelainan patologis pada ginjal atau penyakit infeksi saluran kemih. Beberapa kelainan patologis ginjal yang dapat berkembang menjadi CKD adalah pielonefritis, glumerulonefritis, penyakit polikistik pada ginjal dan sumbatan saluran kemih (Levey, Coresh, 2012). Di samping penyebab primer, CKD juga sering disebabkan oleh penyakit sistemik, seperti diabetes mellitus, hipertensi, gagal jantung, penyakit metabolism, animea dan dyslipidemia (McCarley and Hudson, 2006). Masuknya racun pada tubuh seperti timah, cadmium, merkuri dan kromium melalui makanan atau pemaparan dengan lingkungan yang tercemar dapat menjadi factor penyebab terjadinya CKD. (Smeltzer Smelzer & Bare, 2008). 3. Manifestasi Klinik Gangguan metabolik akibat penurunan fungsi filtrasi akan mengakibatkan peningkat sampah metabolisme sehingga memunculkan tanda klinis keracunan uremik seperti mual, muntah, malaise, gangguan nutrisi, dan neuropaty. Peningkatan serum kreatinin pada gagal ginjal stadium 1 dan 2 sering menjadi patokan untuk menilai diawalinya keadaaan gagal ginjal, serum kreatinin >17 mg/g pada pria dan > 25 mg/g pada wanita dianggap positif mengalami gagal ginjal (McCarley, Hudson, 2006). 4. Komplikasi Penyakit Ginjal Kronik Smeltzer & Bare (2008) menyatakan bahwa komplikasi terapi hemodialisis mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Hipotensi dapat terjadi selama terapi dialisis ketika cairan dikeluarkan. b. Emboli udara merupakan komplikasi yang jarang tetapi dapat saja terjadi jika udara memasuki sistem vaskuler pasien. c. Nyeri dada dapat terjadi karena pco 2 menurun bersamaan dengan terjadinya sirkulasi darah di luar tubuh. d. Pruritus dapat terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir metabolisme meninggalkan kulit

15 e. Gangguan keseimbangan dialisis terjadi karena perpindahan cairan serebral dan muncul sebagai serangan kejang. Komplikasi ini memungkinkan terjadinya lebih besar jika terdapat gejala uremia yang berat f. Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat meninggalkan ruang ekstrasel g. Mual dan muntah merupakan peristiwa yang sering terjadi. 5. Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik Penatalaksanaan pada penderita Penyakit Ginjal Kronis meliputi upaya mengurangi kerja ginjal, mengeluarkan sampah metabolik dan cairan serta penggantian ginjal (Barnes, Noble, diterjemahkan oleh Paramita, 2011) upaya tersebut dilakukan melalui Diet rendah protein, Mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori, mengkonsumsi makanan yang rendah kalium dan natrium, pembatasan intake cairan, monitoring berat badan dan out put urin dan pemberian deuretika, serta obat-obat simptomatis seperti antiemetik dan anti pruritik. Hemodialisis dan peritoneal dialysis dilakukan pada penderita Penyakit Ginjal Kronis yang memiliki kadar GFR > 10 %, tindakan ini merupakan upaya untuk mengeluarkan cairan dan ureum dan sampah metabolisme yang menumpuk dalam tubuh melalui proses difusi menggunakan membran dialisis buatan. Pada penderita CKD fase ESRD atau Penyakit Ginjal Tahap Akhir dimana GFR < 10 % tindakan transplantasi ginjal merupakan pilihan utama guna menggantikan ginjal yang sudah rusak dengan ginjal donor yang berfungsi lebih baik (Mei, 2011) D. Hemodialisis Hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti pemisahan atau filtrasi melalui membran semipermiabel. Untuk terjadinya proses pemisahan tersebut ada 3 unsur penting yang saling terkait yaitu sirkuit darah, ginjal buatan dan sirkuit dialisat. Hemodialysis dapat diartikan sebagai upaya membersihkan darah dari sisa-sisa metabolism

16 melalui sirkut membrane ginjal buatan sehingga terjadi proses difusi larutan yang berkonsentrasi tinggi menuju cairan dialyzer (Thomas, 2004). Dampak penatalaksanaan hemodialisis pada pasien ginjal kronik menurut Canisti (2008) yaitu 1. Dampak fisik menjadikan klien lelah dan lemah sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, menyebabkan keterbatasan dalam bekerja, dan keterbatasan melakukan kegiatan seperti sebelum melakukan cuci darah (hemodialisa), pasien yang menderita gagal ginjal kronik pun akan cenderung lebih mudah lelah sehingga tidak akan mampu bekerja dalam waktu lama (hemodialisis) 2. Dampak sosial, pasien ginjal kronis mengalami gangguan peran dan perubahan gaya hidup sangat berhubungan dengan beban fisik dan psikologis karena sakit, pasien tidak diikutsertakan dalam kehidupan sosial di keluarga dan masyarakat, tidak boleh mengurus pekerjaan, sehingga terjadi perubahan peran dan tanggung jawab dalam keluarga. Pasien merasa bersalah karena ketidakmampuan dalam berperan dan ini merupakan ancaman harga diri pasien. 3. Dampak psikologis yang dirasakan pasien seringkali kurang menjadi perhatian bagi para dokter ataupun perawat. Pada umumnya, pengobatan di rumah sakit difokuskan pada pemulihan kondisi fisik tanpa memperhatikan kondisi psikologis pasien seperti kecemasan dan depresi. Aspek Psikiatri terapi hemodialisis a. Cemas dan depresi adalah reaksi yang sering terjadi pada pasien dengan CKD, seperti juga sering terjadi pada pasien dengan penyakit kronis yang lain b. Reaksi tergantung pada pola koping dan hubungan keluarga c. Biasanya depresi adalah reaksi dari hilangnya kemandirian dan kehilangan yang lain (misal sumber keuangan, keluarga) bukan karena penyakitnya itu sendiri.

17 E. Kerangka Teori Pasien ginjal kronik dengan hemodialisis Dampak fisik, sosial dan psikologis Perlu dukungan keluarga : 1. Konkret 2. Emosi 3. Saran 4. Harga diri Bagan 2.1. Kerangka Teori Sumber : Casniti (2008) dan Smeltzer & Bare (2002) F. Variabel Penelitian Variabel atau perubah merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai, dan variasi nilai itu tampak jika variabel didefinisikan secara operasional dan ditentukan tingakatannya (Danim, 2003). Variabel penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu dukungan sosial keluarga pada pasien penyakit ginjal kronis dalam menjalani hemodialisis dalam bentuk konkret, emosi, saran dan harga diri. G. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut Bagaimanakah dukungan sosial keluarga pada pasien penyakit ginjal kronis dalam menjalani hemodialisis?