BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Yusuf M, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran utama dalam masyarakat, karena tanpa komunikasi masyarakat tidak bisa berinteraksi satu sama lain. Dalam komunikasi, bahasa memiliki peran yang sangat penting karena bahasa sebagai media utama yang digunakan untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran bahasa Inggris ada empat keterampilan yang harus dikuasai diantaranya, speaking, listening, reading, writing. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir dan keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan keterampilan menulis dalam proses pembelajaran bahasa tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya seperti menyimak, berbicara dan membaca. Keempat keterampilan tersebut menjadikan saling melengkapi satu sama lainnya. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang membutuhkan teknik tertentu, bahkan bagi sebagian orang menulis bukanlah hal yang mudah dan menyenangkan termasuk bagi para siswa, baik siswa SD, SMP, maupun SMA. Seseorang yang tidak terbiasa menulis akan mengalami kesulitan ketika harus menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, seseorang yang sudah terbiasa menuangkan ide atau peristiwa yang dialaminya dalam bentuk tertulis (biasa menulis buku harian) maka ini akan mudah baginya. Menurut Tarigan (2009:5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Faktor yang membantu seseorang agar mudah menulis, bukan hanya karena terbiasa menulis, namun juga karena didukung oleh kegemarannya dalam membaca. Karena dengan membaca, seseorang akan mendapatkan informasi atau pengetahuan dan kosa kata yang variatif, sehingga akan

2 mudah menuangkannya dalam bentuk tulisan karena mengetahui dan memahami hal-hal yang akan ditulis. Dalam konteks ini Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989:1) mengemukakan bahwa, writing is one of the most important things you do in college. Dari pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan faktor yang sangat penting dilakukan oleh setiap siswa di sekolah, karena dalam kegiatan di sekolah menulis selalu erat kaitannya dengan pembelajaran. Sebagaimana dikatakan dalam Standar Kompetensi SMP/MTs bahwa pembelajaran dengan keterampilan menulis bahasa Inggris untuk siswa SMP/MTs diarahkan pada pencapaian siswa dalam kemampuan mengungkapkan berbagai makna dengan langkah-langkah yang benar di dalam teks tertulis tentang suatu topik yang berkaitan dengan pengalaman nyata atau kehidupan sehari-hari, dengan penekanan ciri-ciri ragam bahasa tulis. Bahasa tulisan berarti membuat gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Materi ini diberikan secara bertahap, karena menulis merupakan keterampilan lanjutan yang cukup kompleks. Indikator dari kemampuan menulis tersebut diantaranya: (1) menggunakan tata bahasa formal dan gaya (2) pengorganisasian materi, dan (3) menggunakan mekanisme penulisan (Harris, 1969: 71-77). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di MTs Al- Musdariyah Cileunyi Bandung kelas VIII, siswa kurang mampu dalam menulis bahasa Inggris, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang masih mendapatkan nilai-nilai menulis yang masih kurang baik. Atau sekitar 60% dari total jumlah siswa pada kelas tersebut, masih di bawah rata-rata. Temuan di lapangan ini menunjukkan bahwa, salah satunya dikarenakan siswa belum terbiasa menulis. Hal ini perlu didefinisikan Bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih relatif rendah. Indikatornya adalah: (1) Siswa kesulitan menemukan ide atau tema, (2) Kesulitan membuat kalimat pertama untuk memulai menulis, dan (3) Siswa sering menulis kalimat kurang padu (tidak lengkap dalam gramatikal). Ketika

3 siswa dihadapkan pada tugas menulis, meraka mengalami kesulitan dalam mengekspresikannya ke dalam tulisan. Akibatnya mereka tidak dapat melanjutkan kegiatan menulisnya karena menganggap bahwa kegiatan menulis merupakan suatu beban yang berat. Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran keterampilan menulis yang banyak diterapkan di sekolah adalah pendekatan tradisional yakni mengajar siswa secara langsung dengan memberikan judul, tema, atau topik tertentu. Siswa disuruh mengembangkan kerangka, dengan penekanan pada hasil tulisan. Strategi semacam ini menjadi kendala bagi pengembangan keterampilan menulis siswa. Hal tersebut diakibatkan karena siswa tidak terbiasa mengkaji secara langsung permasalahan yang hendak ditulis. Akibatnya, siswa terbentur dalam menuliskan materi yang ada dalam pikirannya. Padahal, kemampuan menulis siswa akan sangat bergantung pada penguasaan hal yang hendak ditulis. Lebih lanjut, diantara yang menyebabkan keterampilan menulis mereka rendah adalah: (1) masih banyak guru yang belum menemukan teknik yang tepat dalam mengajarkan writing, (2) kurangnya minat siswa dalam menulis, (3) minimnya kosa kata yang dimiliki siswa, (4) kurangnya sarana buku bacaan yang disediakan di perpustakaan sekolah. Alasan lainnya, yang ditemuka, mengapa meraka rendah dalam kemampuan menulis adalah disebabkan oleh motivasi siswa yang rendah, hal ini karena disebabkan oleh metode penilaian yang tidak tepat, atau karena rendahnya penguasaan tata bahasa Inggris, atau mungkin karena metode mengajar yang tidak tepat, dan frekuensi latihan yang tidak cukup. Kemudian, disebabkan oleh minimnya penguasaan kosa kata dan pemilihan kata (diksi) siswa dalam membuat tulisan cerpen, sering kali mereka terhenti di tengah jalan dan mereka merasa kebingungan karena terbatasnya ide yang akan mereka tuangkan dalam cerpen. Untuk itu, diperlukan rangsangan diksi agar memudahkan siswa dalam membuat cerpen. Dari hasil penelitian pendahuluan juga ditemukan adanya madding sekolah, akan tetapi keberadaan mading (majalah dinding) sekolah kurang

4 dimaksimalkan. Mading dibuat hanya pada saat tertentu saja, padahal dengan mengoptimalkan mading sekolah, dapat digunakan sebagai tempat menunjukan hasil karya siswa. Lebih dari itu, pembelajaran menulis juga masih belum banyak mendapat perhatian dari guru. Siswa pun masih kurang terbiasa untuk menulis, apalagi jika pembelajaran menulis cerpen tentang refleksi kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena guru belum memberikan bimbingan kepada siswa secara maksimal. Banyak metode yang bisa digunakan saat ini dalam pembelajaran bahasa Inggris diantaranya: Pertama, Grammar Translation Method, pada metode inisiswa mempelajari kaidah-kaidah gramatika bersama-sama dengan daftar atau kelompok-kelompok kosakata. Kata-kata tersebut kemudian dijadikan frase atau kalimat berdasarkan kaidah yang telah dipelajari. Pada metode ini penguasaan kaidah-kaidah lebih diutamakan daripada penerapannya. Ketrampilan lisan, seperti pelafalan, tidak dilakukan. Metode ini mudah penerapannya karena guru tidak harus fasih berbicara bahasa yang harus dipelajari, sedangkan evaluasi dan pengawasannya juga tidak sulit. Kedua, Direct Method, proses pembelajaran ini guru menyuruh siswa untuk membaca nyaring, kemudian, guru memberi pertanyaan dalam bahasa yang sedang dipelajari. Selama proses pembelajaran berlangsung, realia seperti peta atau benda yang sesungguhnya bisa dipergunakan. Guru bisa menggambar atau mendemonstrasikan. Ketiga, The Silent Way, dalam proses pembelajarannya, guru hanya menunjuk ke suatu chart yang berisi dengan vocal konsonan. Guru menunjuk beberapa kali dengan diam. Setelah beberapa saat guru hanya memberi contoh cara pengucapannya, kemudian menunjuk siswa untuk melafalkan sampai benar. Dalam proses pembelajaran guru banyak berdiam diri, dia hanya mengarahkan/menunjuk pada materi pembelajaran. Keempat, Metode diskusi teknik Conference Writing adalah mengutamakan proses kerja yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mengerjakan suatu tugas tertentu. Metode kerja ini adalah suatu cara

5 menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau grup tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan dengan cara bersama-sama dan tolong menolong. Metode ini mempunyai kelebihan yaitu dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan, menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil sebagai kelompok yang terbaik memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan antar sesama kelompok sehingga timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok. Penggunaan metode ini akan membuat siswa lebih interaktif, dikarenakan pada kegiatan ini siswa bisa saling merespon, saling menyunting serta mengecek setiap tulisan yang dipresentasikan. B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Adakah efektivitas penggunaan metode diskusi teknik Conference Writing terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris siswa?. Adapun rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek diksi? 2. Apakah metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek gaya bahasa? 3. Apakah metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek gramatikal? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan tujuan pada penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode diskusi teknik Conference Writing terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris siswa. Adapun tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

6 1. Untuk mengetahui metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek diksi. 2. Untuk mengetahui metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek gaya bahasa. 3. Untuk mengetahui metode diskusi teknik Conference Writing efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis dari aspek gramatikal. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mafaat atau kegunaan, terutama dalam mengimplementasikan metode diskusi yang diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan yang berhubungan dengan metode diskusi teknik Conference Writing dalam mata pelajaran bahasa Inggris di MTs Al-Musdariyah Cileunyi Kab. Bandung. Selanjutnya, secara umum penelitian diharapkan memiliki dua manfaat sekaligus, baik manfaat secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharpkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan teori ilmu-ilmu pendidikan dan pengajaran, terutama dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah/madrasah. Sehingga dapat menambah khazanah pengetahuan yang bermanfaat bagi semua, terutama dalam peningkatan kemampuan dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Inggris. 2. Secara Praktis a. Bagai lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam implementasi metode diskusi dalam mata pembelajaran bahasa Inggris. b. Bagi para pendidik, secara operasional diharapkan hasil penelitian ini juga dapat digunakan bagi para pendidik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

7 c. Bagi guru mata pelajaran bahasa Inggris, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai pengetahuan, ketrampilan dalam menyusun program pembelajaran baha Inggris di sekolah. d. Bagi pimpinan (Kepala MTs), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan dalam rangka meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajaran bahasa Inggris. e. Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan pengalaman awal dalam melakukan penelitian sejenis yang lebih lanjut. E. Definisi Operasional 1. Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Kemampuan menulis bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat penting bagi seorang siswa. Menulis bahasa Inggris merupakan sarana komunikasi dalam bahasa tulisan. Kemampuan menulis bahasa Inggris sangat menuntut kecakapan dan kemahiran dalam mengatur penggunaan bahasa, melakukan dengan langkah-langkah terorganisir, menuangkan ide dan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat dan akurat. Sebagaimana dikatakan oleh Gie (2002:3) bahwa menulis adalah segenap rangkaian seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Jadi yang dimaksud dengan kemampuan menulis dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseoarang untuk mengungkapkan suatu pikiran dan gagasan dengan menggali pengetahuan dan pengalaman melalui bahasa tulisan secara benar menurut gramatikal, susunan kata, ejaan, dan tanda baca yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Begitu banyak manfaat dari menulis, diantaranya dalam meningkatkan kecerdasan, pengembangan kreativitas, penumbuhan rasa percaya diri serta pendorong keinginan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

8 Sebagai suatu keterampilan, menulis memang melalui proses belajar dan berlatih. Semakin sering belajar dan berlatih, tentu semakin cepat terampil. Kebiasan menuslikan sebuah ide, gagasan dan pendapat, maka akan membuat seseorang lebih mudah dalam menulis. Berbeda halnya jika seseorang jarang atau tidak pernah membuat sebuah karya tulis. Tentunya orang tersebut akan mengalami kesulitan ketika dalam menuliskan sesuatu. Kegiatan menulis membutuhkan banyak waktu, tenaga, keterampilan, dan juga perhatian. Untuk meningkatkan kemampuan menulis juga diperlukan penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Dalam hal ini baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah ditata sedemikian rupa, sehingga tersusun suatu karangan yang runtut dan padu. Dalam kegiatan berbicara seseorang harus menguasai lambang-lambang bunyi, maka dalam kegiatan menulis seseorang hendaknya menguasai lambang-lambang atau simbolsimbol visual atau aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan. Kelancaran komunikasi dalam suatu tulisan tergantung dari bahasa yang diperlihatkan. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat seperti yang diharapkan. Penulis hendaklah menuangkan gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur dan lengkap. 2. Metode diskusi teknik Conference Writing Metode diskusi teknik Conference Writing adalah metode menulis yang dilakuakn secara bersama (kelompok), dimana para siswa melakukan kegiatan saling merespon, mengedit, mengecek dan mempresentasikan atau mempublikasikan hasil karangan. Bridges dalam Sanjaya (2006:155) menjelaskan bahwa Dalam penerapan metode diskusi, setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan siswa dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi. Jadi yang di maksud dengan metode diskusi dalam penelitian ini adalah metode yang melibatkan dua orang atau lebih individu yang saling

9 bertatap muka untuk memecahkan sebuah permasalahan dalam sebuah kelompok. Dengan metode diskusi ini siswa bisa saling memberikan persepsinya masing-masing pada rekannya untuk saling memberikan ide dan gagasan. Ada dua metode diskusi yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama diskusi kelompok, diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan dan yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri. Kedua, diskusi kelompok kecil, pada diskusi ini peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dengan cara guru menyajikan masalah dan beberapa sub masalah. Setiap kelompok memecahkan sub masalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok. Metode diskusi salah satu metode yang dianggap efektif dalam penyampaian materi secara jelas, dan baik juga dalam melatih komunikasi serta keberanian siswa dalam memberikan atau menyampaikan ide dan gagasan. Beberapa keunggulan metode diskusi dari metode yang lainnya antara lain, dengan metode ini wawasan siswa akan luas tentang sesuat, membuat rasa saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan jiwa kreatifitas dan memunculkan idea atau gagasan dalam menyelesaikan masalah. 3. MTs Al-Mudariyah Dimaksud dengan MTs al-mudariyah adalah sekolah menengah pertama yang berciri khas Islam, yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Musdariyah yang berkedudukan di Cileunyi Kabupaten Bandung.