BAB I PENDAHULUAN. oleh pemilik lama (founders), tetapi juga dimiliki masyarakat (Satriyo dalam

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik dan didukung oleh sistem yang baik akan dapat. dimainkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ROE PERBANKAN SWASTA DI INDONESIA TAHUN 2005, 2006, 2007

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. obligasi (Tandelilin, 2008:13). Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern ini, keberadaan pasar modal di

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

EKA YULIANA B

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas. Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kebutuhan perusahaan akan modal

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit, oleh karena itu banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return)

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM SKRIPSI

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke borrower. Sedangkan sebagai fungsi keuangan, pasar modal berfungsi dalam. diperlukan untuk investasi tersebut (Husnan, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. berupa dividen maupun capital gain serta mendapatkan sebagian hak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, perusahaan memerlukan dana yang relatif besar. Pemenuhan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau menerbitkan saham di pasar modal. Dengan menerbitkan saham di pasar modal berarti bahwa perusahaan tidak hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga dimiliki masyarakat (Satriyo dalam Payamta, 2000). Salah satu sumber dana perusahaan berasal dari modal saham yang ditanamkan oleh para investor, maka secara otomatis laporan keuangan yang berkaitan dengan modal saham merupakan bagian dari laporan manajemen perusahaan kepada para pemegang saham atau investor. Pada perekonomian modern, laporan keuangan merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis dan sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank, manajemen, pemerintah maupun pelaku pasar modal (Harahap, 2001: 7). Laporan keuangan tidak hanya ditunjukan bagi internal perusahaan tetapi juga bagi eksternal perusahaan. Setiap elemen laporan keuangan akan menjadi lebih bermakna bila dianalisis lebih jauh dengan model yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pemakai informasinya. Bagi manajemen hasil analisis ini menjadi sangat penting karena dengan menggunakan pendekatan analisis tersebut kinerja manajemen dapat diukur dan dievaluasi, baik dalam satu periode berjalan maupun 1

dalam satu siklus operasi tahun secara berturut-turut. Sebagaimana halnya pihak manajemen, pihak-pihak luar perusahaan juga dapat mengetahui kinerja dan menilai prospek sebuah perusahaan melalui pendekatan rasio. (Chandra dalam Winarni, 2003). Laporan keuangan juga merupakan sarana informasi dalam berinvestasi. Untuk itu laporan keuangan harus mampu menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil usaha perusahaan pada saat tertentu. Seorang investor memerlukan informasi mengenai perusahaan mana yang dapat memberikan keuntungan dalam penanaman modalnya di kemudian hari. Informasi dari laporan keuangan tersebut, dapat diketahui dengan melakukan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dalam berinvestasi merupakan hal yang mendasar untuk diketahui para pemodal, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional para pemodal akan mengalami kerugian. Keputusan membeli saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham di atas harga pasar. Sebaliknya keputusan menjual saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham di bawah harga pasar (Sunariyah, 2003: 152). Dalam melakukan analisis dan memilih saham, ada 2 (dua) analisis atau pendekatan yang sering digunakan, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental (Lastari, 2004). Analisis teknikal adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada datadata statistik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi. Dengan berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk, analisis teknikal mencoba memprediksi arah pergerakan harga saham kedepan (Darmadji dan. Fakhruddin, 2006). 2

Analisis Fundamental/Rasio merupakan alat yang digunakan untuk membantu menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio juga menyediakan indikator yang dapat mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan (Munawir, 2004). Di pasar modal, harga saham suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur baik tidaknya kinerja keuangan perusahaan tersebut, sehingga dapat dikatakan dalam kondisi yang wajar dan normal, semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, harga sahamnya juga semakin membaik atau meningkat. Dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan, dan semakin tingginya volume perdagangan saham, akan mendorong perkembangan pasar modal di Indonesia (Nurhikmah, 2012). Selain itu yang mendukung kepercayaan pemodal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan wajar, pasar modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan para pemodal dalam melakukan investasi pada sekuritas, sehingga hal ini dapat merugikan para pemodal. Semakin cepat dan tepat informasi sampai kepada calon pemodal dan dicerminkan pada harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien (Satriyo dalam Imron, 2002). Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dan total ekuitasnya (Dharmatuti, 2004). Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Apabila 3

Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan tinggi, ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar utangnya dibandingkan dengan membagi deviden (Dharmastuti, 2004). Menurut Rosyadi (Sasongko dan Wulandari, 2006) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Begitu pula menurut Sitohang ( Sasongko dan Wulandari, 2006) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Menurut Syahib Natarsyah hasil penelitiannya menunjukan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham namun arahnya positif. Namun menurut Anastasia, Gunawan dan Wijiyanti (2003) hasil penelitiannya menunjukan bahwa variabel DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Price to Book Value (PBV) merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi nilai PBV, maka semakin tinggi pula perusahaan itu dinilai oleh investor dibandingkan dengan dana yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut (Ang,1997). Tingginya rasio PBV suatu perusahaan menunjukkan semakin tinggi pula perusahaan dinilai oleh para investor. Apabila suatu perusahaan dinilai lebih tinggi oleh investor, maka harga saham perusahaan yang bersangkutan akan semakin meningkat di pasar. ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Setiawan (2007) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio PBV secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Siddharta (1998) menunjukan bahwa PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap index harga saham. Sementara itu menurut Claude (1996), PBV adalah satu-satunya 4

factor fundamental perusahaan yang berpengaruh positif terhadap harga saham dipasar modal developed and emerging market. Penelitian Claude (1996) didukung juga oleh Hardiningsih, Suryanto dan Chariri (2002) yang menunjukan bahwa PBV berpengaruh positif terhadap harga saham. Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. NPM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan. Dengan meningkatnya NPM maka akan menambah daya tarik bagi investor untuk menanamkan saham dalam perusahaan. Bagi investor adalah seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan, sehingga investor dapat mengharapkan berapa tingkat pengembalian yang akan diterima (Christanty, 2009). Maka apabila NPM meningkat juga akan berpengaruh terhadap harga dan return saham. Penelitian terdahulu oleh Asyik dan Sulistyo (2000) menunjukkan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan. Begitu pula dengan penelitian dari Christanty (2009) yang menunjukkan bahwa Net Profit Margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham yang tercatat dalam LQ45 di BEI periode 2003-2007. Hasil NPM positif dan signifikan pun juga diperoleh dari penelitian Harjito (2009), dan juga penelitian yang diteliti oleh Susilowati (2011). Sedangkan penelitian Faried (2008) menunjukkan bahwa NPM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Secara sederhana harga saham mencerminkan perubahan minat investor terhadap saham tersebut. Jika permintaan terhadap suatu saham tinggi, maka harga saham tersebut akan cenderung tinggi. Demikian sebaliknya, jika permintaan 5

terhadap suatu saham rendah, maka harga saham tersebut akan cenderung turun (Subiyantoro dan Andreani, 2003). Penulis tertarik untuk meneliti sektor infrastruktur karena berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia, pada kuartal III tahun 2012 indeks sektor infrastruktur tercatat mengalami penguatan sebesar 12,96%. Indeks yang menguat terbesar kedua selama kuartal III adalah indeks sektor property sebesar 12,66%, perdagangan dan jasa sebesar 10,34%, industri dasar dan kimia sebesar 9,61% dan sektor keuangan naik 9,10%. Sembilan dari sepuluh sektor tercatat mengalami penguatan, hanya indeks sektor pertambangan yang tercatat melemah sebesar -0,73%. Kinerja indeks saham sektor infrastruktur tercatat naik tertinggi selama kuartal III 2012. Analis mengatakan penguatan kinerja indeks infrastruktur didukung oleh penguatan sahamsaham sub sektor operator jalan tol dan telekomunikasi. (http://www.indonesiafinancetoday.com/read/34390/saham-sektor-infrastruktur- Naik-Tertinggi-di-Kuartal-III). Terus membengkaknya belanja pemerintah ke sektor infrastruktur menjadi angin segar bagi saham-saham emiten sektor ini. Pada 2007 belanja infrastruktur sebesar Rp59,8 triliun, naik menjadi Rp128,7 triliun di 2011, dan menjadi Rp169 triliun di tahun ini. Tahun depan belanja infrastruktur diperkirakan Rp210 triliun. Naiknya anggaran pemerintah ke sektor ini membuat realisasi nilai proyek infrastruktur semakin bertambah. Sejak 2011 realisasi proyek infrastruktur mencapai sekitar Rp81,501 triliun, dan selama hampir kurun semester I-2012 (Juli) realisasinya sebesar Rp51,43 triliun. Total nilai realisasi proyek infrastruktur selama dua rentang waktu itu mencapai Rp140 triliun. 6

(http://www.sindoweekly-magz.com/artikel/33/i/18-24-oktober- 2012/business/103/terdongkrak-kenaikan-anggaran). Reza Priyambada, Analis PT Trust Securities, mengatakan penguatan kinerja saham-saham infrastruktur di dukung kenaikan saham emiten operator jalan tol dan operator telekomunikasi. Kenaikan kinerja indeks infrastruktur tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam periode yang sama sebesar 7,76%. Nilai kapitalisasi saham-saham infrastruktur hingga akhir kuartal III tahun 2012 tercatat sebesar Rp 523,74 triliun yang terdiri dari 49 saham. Terdapat beberapa saham unggulan dengan kapitalisasi besar yang menjadi penyusun indeks sektor infrastruktur, diantaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). (http://www.indonesiafinancetoday.com/read/34390/saham-sektor-infrastruktur- Naik-Tertinggi-di-Kuartal-III). Selain itu Perusahaan pembiayaan infrastruktur milik pemerintah, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), menargetkan jumlah pembiayaan (komitmen pembiayaan) sebesar Rp 2,7 triliun hingga akhir Maret 2013. Sebesar 18% dari pembiayaan perusahaan diestimasi terserap untuk pembiayaan jalan. Emma Sri Martini, Direktur Utama Sarana Multi Infrastruktur, mengatakan komitmen pembiayaan perusahaan dari 2009 hingga 2012 terus bertumbuh, demikian juga dengan jumlah penyerapan pembiayaan (outstanding). Hingga pertengahan Maret 2013, komitmen pembiayaan perusahaan mencapai Rp 2,45 triliun dengan outstanding sebesar Rp 1,47 triliun. Sampai akhir 2013 perusahaan menargetkan 7

pendapatan Rp 300 miliar atau naik tiga kali lipat dibanding tahun lalu senilai Rp 100 miliar. (http://www.indonesiafinancetoday.com/read/42699/pembiayaan-sarana-multi- Infrastruktur-Kuartal-I-Rp-27-Triliun). Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH DER, PBV, DAN NPM TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul pertanyaan yang menjadi masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh DER, PBV, dan NPM secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia? 2. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia? 8

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh DER, PBV dan NPM secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi: a) Perusahaan Dapat dimanfaatkan dalam hal pengambilan keputusan perusahaan dalam hal pengelolaan dana, modal, dan hutang sehingga perusahaan dapat mencapai kinerja yang lebih baik, sekaligus juga dapat tercermin dalam laporan keuangan yang baik, sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan. b) Investor Dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam memprediksi harga saham atau pengambilan keputusan penanaman modal yang akan dilakukan pada perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia. c) Peneliti Dapat memberikan pengetahuan bagaimana cara menganalisis laporan keuangan yang baik terkait dengan rasio-rasio keuangan (DER, PBV, dan NPM) terhadap harga saham perusahaan. 9