PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 13

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 07

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 10

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 09 PERATURAN WALIKOTA JAMBI

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 5 TAHUN

TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 14 TAHUN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL WALIKOTA SURAKARTA,

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-F TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-E TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALIKOTA SURAKARTA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 71 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PEKERJAAN UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-Q TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BERITA DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 39 TAHUN 2014

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BADAN PENDAPATAN DAERAH KAB. SERDANG BEDAGAI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN

Jalan Wastukancana Nomor 2 Telp. (022) Fax (022) Bandung, Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR BALI, Mengingat

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA,

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-Q TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN PENDAPATAN DAERAH Jl. Wr. Soepratman No. 9 Telp. (0342) B L I T A R

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2013

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Paragraf 2 Bagian Kesatu Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 22. Pasal 23

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-R TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-A TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI DINAS, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENDAPATAN KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. b. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 21 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas-dinas Daerah Kota Jambi, maka dipandang perlu mengatur mengenai fungsi dan rincian tugas serta tata kerja pada Dinas PendapatanKota Jambi; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Fungsi Dinas, Sekretariat, Bidang dan Rincian Tugas Sub Bagian, Seksi, serta Tata Kerja pada Dinas Pendapatan Kota Jambi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi KotaBesar Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penetapan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2008 Nomor 7); 8. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2013 Nomor 2). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG FUNGSI DINAS, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENDAPATANKOTA JAMBI.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah daerah Kota Jambi. 2. Pemerintah daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Jambi. 4. Dinas adalah dinas pendapatan Kota Jambi; 5. Kepala dinas adalah kepala dinas pendapatan Kota Jambi. 6. Sekretaris adalah kepalasekretariat pada dinas pendapatan Kota Jambi. 7. Kepala bidang adalah kepala bidang pada dinas pendapatan Kota Jambi. 8. Kepala sub bagian adalah kepala sub bagian pada dinas pendapatan Kota Jambi. 9. Kepala seksi adalah kepala seksi pada dinas pendapatan Kota Jambi. 10. UPTD adalah unit pelaksana teknis dinas pada dinas pendapatan Kota Jambi. 11. Kepala UPTD adalah kepala unit pelaksana teknis dinas pada dinas pendapatan Kota Jambi. 12. Kepala sub bagian tata usaha adalah kepala sub bagian tata usaha pada unit pelaksana teknis dinas. 13. Jabatan struktural adalah satuan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam rangka memimpin suatu organisasi. 14. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi. 15. PBB adalah Pajak Bumi dan Bangunan yang dikelola oleh dinas pendapatan Kota Jambi. 16. BPHTB adalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang dikelola oleh dinas pendapatan Kota Jambi. BAB II FUNGSI DINAS Pasal 2 Dinas Pendapatan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. perumusan kebijakan dibidang perpajakan daerah; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pengelolaan pajak daerah; c. pelaksanaan perencanaan dan penyusunan program, pengkajian dan penyuluhan; d. pelaksanaan pendataan, penetapan dan penagihan pajak daerah;

e. pembinaan, pengendalian dan pengawasan dibidang perpajakan daerah; f. pelaksanaan akuntansi dan pelaporan pajak daerah; g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk peningkatan pajak daerah; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Bagian Pertama Sekretariat Pasal 3 Sekretariat berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas. Sekretaris mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan urusan umum, keuangan dan kepegawaian serta tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Pasal 4 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan rencana program kerja dan kegiatansekretariat; b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan program kerja dengan bidang-bidang; c. pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan yang meliputi urusan umum, keuangan dan kepegawaian; d. pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan serta peningkatan sarana dan prasarana; e. pengkoordinasian dan sinkronisasi pelaksanaan tugas kesekretariatan dan bidang-bidang; f. pelaksanaan pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Pasal 5 Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari : a. sub bagian umum; b. sub bagian keuangan; c. sub bagian kepegawaian. Sub bagian sebagaimana dimaksud pada ayat berkedudukan sebagai unsur pembantu sekretaris dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Sub bagian sebagaimana dimaksud pada ayat dipimpin oleh kepala sub bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada sekretaris. Pasal 6 Sub bagian umum mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan urusan umum, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja sub bagian umum; b. melaksanakan pelayanan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan dan keprotokolan; c. melaksanakan analisis kebutuhan barang serta sarana dan prasarana; d. melaksanakan pengadaan,pendistribusian, pemeliharaan dan penatausahaan barang inventaris serta sarana dan prasarana; e. melaksanakan administrasi perjalanan dinas; f. melaksanakan administrasi dan surat menyurat kendaraan dinas; g. mengatur pelaksanaan perforasi surat berharga (karcis); h. mempersiapkan penyelenggaraan rapat-rapat dan penerimaan tamu; i. melaksanakan kebersihan, keindahan serta keamanan dan ketertiban dilingkungan kantor; j. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; k. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Pasal 7 Sub bagian keuangan mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan urusan administrasi keuangan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja sub bagian keuangan; b. melaksanakan penatausahaan keuangan yang meliputi penerimaan dan pengeluaran; c. melaksanakan pembayaran gaji dan honorarium pegawai serta insentif pemungutan pajak daerah;

d. melaksanakan pembukuan, perbendaharaan dan pertanggungjawaban keuangan; e. menyiapkan bahan usulan perencanaan anggaran dan verifikasi pelaksanaan anggaran; f. menyiapkan pengajuan surat permintaan pembayaran; g. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Pasal 8 Sub bagian kepegawaian mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan urusan kepegawaian, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja sub bagian kepegawaian; b. menyiapkan dan memproses usulan kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun, pemberian sanksi disiplin, pemberian tanda penghargaan/tanda jasa; c. menyiapkan dan memproses permohonan izin dan cuti, tugas belajar, perpindahan (mutasi), perkawinan dan perceraian; d. mengusulkan penerbitan kartu pegawai, kartu isteri/suami, kartu tabungan asuransi pensiun (Taspen), Bapertarum dan kartu asuransi kesehatan (Askes); e. merencanakan dan mengusulkan kebutuhan jenis pendidikan dan pelatihan, calon peserta pendidikan dan pelatihan / penjenjangan serta calon peserta ujian dinas pegawai; f. mengelola absensi atau daftar hadir pegawai; g. menyusun daftar urut kepangkatan (DUK); h. menyiapkan dan memproses daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai (DP3) dan laporan pajak-pajak pribadi (LP2P); i. melaksanakan pengelolaan kesejahteraan pegawai; j. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; k. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya. Bagian Kedua Bidang Program dan Pengendalian Pasal 9 Bidang program dan pengendalian berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Bidang program dan pengendalian dipimpin oleh kepala bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas melalui sekretaris.

Kepala bidang program dan pengendalian mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan urusan perencanaan dan penyusunan program, pengkajian dan penyuluhan, pengawasan dan pengendalian serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Pasal 10 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat bidang program dan pengendalian, mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan rencana program kerja dan kegiatan bidang program dan pengendalian; b. penyelenggaraan kegiatan bidang program dan pengendalian; c. penyusunan perencanaan penerimaan pajak daerah; d. penyusunan perencanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan pajak daerah; e. penyusunan rencana strategis (RENSTRA), rencana kerja (RENJA), indikator kinerja utama (IKU), penetapan kinerja (TAPKIN), laporan penyelenggaraan pemerintah daerah (LPPD) serta laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP); f. pelaksanaan pengkajian dan penyusunan regulasi/kebijakan di bidang pajak daerah; g. pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan dibidang pajak daerah; h. pelaksanaan pengendalian, pengawasan dan penertiban terhadap wajib pajak dan objek pajak daerah; i. pelaksanaan pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 11 Bidang program dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 terdiri dari : a. seksi perencanaan dan penyusunan program; b. seksi pengkajian dan penyuluhan; c. seksipengawasan dan pengendalian. Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala bidang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang.

Pasal 12 Seksi perencanaan dan penyusunan program mempunyai tugas membantu kepala bidang program dan pengendalian dalam melaksanakan urusan perencanaan dan penyusunan program, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi perencanaan dan penyusunan program; b. menyusun rencana pendapatan pajak daerah; c. menghimpun dan mengolah usulan program kerja dan kegiatan dari sekretariat dan bidang-bidang; d. menghimpun bahan dan menyusun rencana strategis (RENSTRA), rencana kerja (RENJA), indikator kinerja utama (IKU), penetapan kinerja (TAPKIN), laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah (LPPD) serta laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP); e. menghimpun bahan dan menyusun perencanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan pajak daerah; f. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Pasal 13 Seksi pengkajian dan penyuluhan mempunyai tugas membantu kepala bidang program dan pengendalian dalam melaksanakan urusan pengkajian dan penyuluhan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pengkajian dan penyuluhan; b. menyiapkan bahan untuk penyusunan dan pengkajian regulasi di bidang pajak daerah; c. melaksanakan pengkajian dan penyusunan regulasi di bidang pajak daerah; d. menyiapkan draf hasil kajian regulasi untuk dikoordinasikan dengan instansi/unit kerja terkait; e. menyiapkanbahan publikasi dan sosialisasi tentang pajak daerah; f. melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan pajak daerah; g. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Pasal 14 Seksi pengawasan dan pengendalian mempunyai tugas membantu kepala bidang program dan pengendalian dalam melaksanakan urusan pengawasan dan pengendalian, dengan rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja seksi pengawasan dan pengendalian; b. melaksanakan pengawasan dan pengendalian pajak daerah;

c. melaksanakan penertiban pajak terkait dengan kepatuhan pembayaran pajak daerah; d. melaksanakan eksekusi terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya bekerjasama dengan instansi terkait dalam bentuk tim; e. membantu pelaksanaan audit pajak daerah yang dilakukan oleh auditor dan/atau PPNS pajak daerah; f. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Bagian Ketiga Bidang Pendataan, Penetapan dan Penagihan Pasal 15 Bidang pendataan, penetapan dan penagihan berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Bidang pendataan, penetapan dan penagihan dipimpin oleh kepala bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas melalui sekretaris. Kepala bidang pendataan, penetapan dan penagihan mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan urusan pendaftaran dan pendataan, penetapan, penagihan dan keberatan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepaladinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Pasal 16 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat bidang pendataan, penetapan dan penagihan, mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan rencana program kerja dan kegiatan bidang pendataan, penetapan dan penagihan; b. penyelenggaraan kegiatan bidang pendataan, penetapan dan penagihan pajak daerah; c. perumusan bahan kebijakan dan petunjuk teknis pengelolaan pajak daerah; d. pelaksanaan pendaftaran dan pendataan pajak daerah; e. pelaksanaan penetapan pajak daerah; f. pelaksanaan penagihan dan keberatan pajak daerah; g. pelaksanaanpembinaan, pengendalian, monitoring evaluasi dan pelaporan.

Pasal 17 Bidang pendataan, penetapan dan penagihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri dari : a. seksi pendaftaran dan pendataan; b. seksi penetapan; c. seksi penagihan dan keberatan. Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala bidang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala bidang. Pasal 18 Seksi pendaftaran dan pendataan mempunyai tugas membantu kepala bidang pendataan, penetapan dan penagihan dalam melaksanakan urusan pendaftaran dan pendataan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pendaftaran dan pendataan; b. menerima formulir pendaftaran pajak daerah; c. meneliti dan memproses kelengkapan administrasi pendaftaran; d. memeriksa kebenaran data surat pemberitahuan pajak daerah; e. melaksanakan pencatatan dan perubahan data pajak daerah; f. melaksanakan pendataan, pemeriksaan lapangan atas kebenaran data, laporan tutup atau tutup sementara maupun perubahan data pajak daerah; g. mendokumentasikan data pajak daerah dalam buku induk dan perjenis pajak serta menerbitkan nomor pokok wajib pajak daerah (NPWPD); h. melaksanakan proses permintaan perforasi karcis/tanda masuk kegiatan pertunjukan hiburan; i. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Pasal 19 Seksi penetapan mempunyai tugas membantu kepala bidang pendataan, penetapan dan penagihan dalam melaksanakan urusan penetapan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi penetapan; b. melaksanakan perhitungan penetapan pajak daerah, pajak daerah kurang bayar, pajak daerah kurang bayar tambahan, pajak daerah lebih bayar, pajak daerah nihil, angsuran dan denda pajak daerah;

c. menyiapkan penerbitan surat ketetapan pajak daerah; d. mendistribusikan surat ketetapan pajak daerah kepada wajib pajak; e. menyusun laporan bulanan surat ketetapan pajak daerah (SKPD) dan daftar rekapitulasi pajak daerah; f. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasansesuai Pasal 20 Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas membantu kepala bidang pendataan, penetapan dan penagihan dalam melaksanakan urusan penagihan dan keberatan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi penagihan dan keberatan; b. melaksanakan penagihan tunggakan pajak daerah; c. menyiapkan bahan tindak lanjut upaya penyelesaian penagihan tunggakan pajak daerah; d. membuat daftar dan mencatat wajib pajak yang telah melunasi tunggakan pajak daerah; e. membuat daftar wajib pajak yang mendapat teguran atau peringatan; f. menyiapkan dan menyampaikan surat peringatan kepada wajib pajak daerah; g. menerima, meneliti dan memproses permohonan keberatan pajak daerah; h. melaksanakan peninjauanke lapangan terhadap permohonan keberatan pajak daerah; i. menyiapkan bahan pertimbangan dan surat persetujuan dalam menerima atau menolak permohonan keberatan pajak daerah; j. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; k. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Bagian Keempat Bidang PBB dan BPHTB Pasal 21 Bidang PBB dan BPHTB berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Bidang PBB dan BPHTB dipimpin oleh kepala bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas melalui sekretaris. Kepala bidang PBB dan BPHTB mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan urusan pengelolaan data dan informasi, intensifikasi dan ekstensifikasi PBB dan BPHTB, penagihan PBB dan BPHTB serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 22 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat bidang PBB dan BPHTB, mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan rencana program kerja dan kegiatan bidang PBB dan BPHTB; b. penyelenggaraan kegiatan bidang PBB dan BPHTB; c. perumusan bahan kebijakan dan petunjuk teknis pengelolaan PBB dan BPHTB; d. pelaksanaan pengelolaan yang meliputi pelayanan, pendaftaran dan pendataan PBB dan BPHTB; e. pelaksanaan pengelolaan data dan informasi PBB dan BPHTB; f. pelaksanaan verifikasi SSPD BPHTB; g. pelaksanaan koordinasi PBB dan BPHTB dengan PPAT dan instansi terkait; h. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pengelolaan PBB dan BPHTB; i. pelaksanaan pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi danpelaporan. Pasal 23 Bidang PBB dan BPHTB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 terdiri dari : a. seksi pengelolaan data dan informasi; b. seksi intensifikasi dan ekstensifikasi PBB dan BPHTB; c. seksi penagihan PBB dan BPHTB. Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala bidang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala bidang. Pasal 24 Seksi pengelolaan data dan informasi mempunyai tugas membantu kepala bidang PBB dan BPHTB dalam melaksanakan urusan pengelolaan data dan informasi, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pengelolaan data dan informasi; b. mengelola data pendaftaran dan penerimaan PBB dan BPHTB; c. melaksanakan pengelolaan data terhadap adanya mutasi data dan perekaman data PBB; d. melaksanakan penerbitan/pencetakan SPPT PBB tahun berjalan;

e. melaksanakan penetapan ketetapan sebagai tindak lanjut adanya perubahan dan pengembangan data PBB dan BPHTB; f. melaksanakan pemeliharaan jaringan dan sistem (back up) data; g. melaksanakan pelaporan dan pemeliharaan data potensi PBB dan basis data PBB (SISMIOP PBB); h. melaksanakan pembuatan salinan SPPT, SKP/SPT sebagai pengganti SPPT yang rusak, hilang atau belum diterima; i. melaksanakan perekaman data dan input data dari hasil penerimaan pembayaran PBB dan BPHTB; j. melaksanakan penyusunan laporan penerimaan pembayaran SSPD-BPHTB; k. menyiapkan bahan koordinasi dengan PPAT dan instansi terkait dalam rangka penyusunan langkah strategis pencapaian penerimaan PBB dan BPHTB; l. melaksanakan rekonsiliasi penerimaan PBB dan BPHTB; m. melaksanakanpenyempurnaan sistem pembentukan basis data PBB dan BPHTB; n. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; o. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Pasal 25 Seksi intensifikasi dan ekstensifikasi PBB dan BPHTB mempunyai tugas membantu kepala bidang PBB dan BPHTB dalam melaksanakan urusan intensifikasi dan ekstensifikasi PBB dan BPHTB,dengan rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja seksi intensifikasi dan ekstensifikasi PBB dan BPHTB; b. melaksanakan administrasi pendaftaran objek baru PBB sebagai objek yang belum terdaftar pada administrasi PBB, sismiop PBB; c. menerima, menelitidan memproses berkas BPHTB; d. melaksanakan administrasi mutasi objek dan subjek PBB (perubahan atas objek dan subjek pajak PBB); e. melaksanakan pembetulan SPPT/SKP PBB; f. melaksanakan penelitian objek PBB dan BPHTB di lapangan; g. melaksanakan penghitungan penetapan nilai jual objek pajak PBB dan BPHTB; h. melaksanakan evaluasi ketetapan nilai jual objek pajak PBB dan BPHTB; i. menyiapkan penerbitan surat ketetapan pajak kurang bayar (SKPDKB) PBB dan BPHTB; j. melaksanakan administrasi keberatan atas permohonan dari wajib pajak PBB dan BPHTB; k. melaksanakan administrasi pengurangan besarnya pajak terutang atas permohonan wajib pajak terhadap ketetapan PBB; l. melaksanakan restitusi, administrasi kelebihan pembayaran PBB dan BPHTB dalam bentuk uang tunai atau pemindahbukuan;

m. melaksanakan pendistribusian SPPT PBB tahun berjalan; n. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; o. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Pasal 26 Seksi Penagihan PBB dan BPHTB mempunyai tugas membantu kepala bidang PBB dan BPHTB dalam melaksanakan urusan penagihan PBB dan BPHTB, dengan rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja seksi penagihan PBB dan BPHTB; b. melaksanakan penatausahaan dan pemprosesan dokumen masuk; c. menyiapkan penerbitan STPD PBB; d. melaksanakan penyampaian STPD PBB; e. melaksanakan penagihan PBB; f. melaksanakan penagihan terhadap kurang bayar BPHTB; g. melaksanakan penatausahaan surat keputusan keberatan/banding/pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak dan surat keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PBB dan BPHTB; h. melaksanakan penyelesaian usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan PBB; i. melaksanakan penghapusan piutang PBB dan BPHTB; j. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; k. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Bagian Kelima Bidang Akuntansi dan Pelaporan Pasal 27 Bidang akuntansi dan pelaporan berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Bidang akuntansi dan pelaporan dipimpin oleh kepala bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas melalui sekretaris. Kepala bidang akuntansi dan pelaporan mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas dalam melaksanakan urusan akuntansi dan verifikasi, pembukuan penerimaan dan pelaporan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 28 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat bidang akuntansi dan pelaporan, mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan rencana program kerja dan kegiatan bidang akuntansi dan pelaporan; b. penyelenggaraan kegiatan bidang akuntansi dan pelaporan; c. perumusan kebijakan dan petunjuk teknis sistem dan prosedur akuntansi dan verifikasi pajak daerah; d. pelaksanaan akuntansi dan verifikasi pajak daerah; e. pelaksanaan pembukuan penerimaan pajak daerah; f. pelaksanaan penyusunan laporan penerimaan pajak daerah; g. pelaksanaan pembinaan, pengendalian,monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 29 Bidang akuntansi dan pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 terdiri dari : a. seksi akuntansi dan verifikasi; b. seksi pembukuan penerimaan; c. seksi pelaporan. Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala bidang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat dipimpin oleh kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala bidang. Pasal 30 Seksi akuntansi dan verifikasi mempunyai tugas membantu kepala bidang akuntansi dan pelaporan dalam melaksanakan urusan akuntansi dan verifikasi, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi akuntansi dan verifikasi; b. melaksanakan penyusunan data sebagai bahan perumusan kebijakan tentang sistem dan prosedur akuntansi dan verifikasi pajak daerah; c. melaksanakan penatausahaan akuntansi dan verifikasi pajak daerah; d. menghimpun dan mengolah data terkait dengan akuntansi dan verifikasi pajak daerah; e. menghimpun dan merumuskan pemecahan masalah dalam verifikasi pajak daerah; f. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

Pasal 31 Seksi pembukuan penerimaan mempunyai tugas membantu kepala bidang akuntansi dan pelaporan dalam melaksanakan urusan pembukuan penerimaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pembukuan penerimaan; b. melaksanakan pembukuan penerimaan surat ketetapan pajak yang telah dibayar melalui bendahara penerima/kas daerah; c. melaksanakan pembukuan penerimaan per jenis pajak daerah dan per wajib pajak daerah; d. menyusun daftar tunggakan per jenis pajak daerahdan per wajib pajak daerah; e. menyampaikan salinan daftar tunggakan pajak daerah kepada bidang yang terkait; h. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; i. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Pasal 32 Seksi pelaporan mempunyai tugas membantu kepala bidang akuntansi dan pelaporan dalam melaksanakan urusan pelaporan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi pelaporan; b. menghimpundatarealisasi penerimaan pajak daerah melalui bendahara penerimaan/kas daerah; c. menyediakan data terpilah perjenis pajak daerah; d. membuat laporan realisasi penerimaan pajak daerah per bulan; e. menyampaikan laporan penerimaan pajak daerah per bulan kepada kepala daerah; f. menyusun laporan dalam bentuk buku profil pajak daerah; g. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai Bagian Keenam Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pasal 33 Pada badan dapat dibentuk UPTD. UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat dibentuk untuk melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dan/atau teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja pada satu atau beberapa kecamatan. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan rincian tugas UPTD ditetapkan dengan peraturan walikota.

(4) (5) Bagian Ketujuh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 34 Kelompok jabatan fungsional berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas. Tenaga fungsional senior sebagaimana dimaksud pada ayat berdasarkan kepangkatan. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, beban kerja dan kemampuan keuangan daerah. Tenaga fungsional dalam menyelenggarakan tugasnya diatur dengan peraturan walikota. BAB IV TATA KERJA Pasal 35 (4) (5) (6) Kepala dinas dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggungjawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Sekretariat dipimpin oleh sekretaris dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas. Bidang dipimpin oleh kepala bidang dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas. Sub bagian dipimpin oleh kepala sub bagian dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggungjawab kepada sekretaris. Seksi dipimpin oleh kepala seksi dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala bidang. Hubungan antara kepala dinas dengan bawahan atau sebaliknya secara administrasi dilaksanakan melalui sekretaris.

Pasal 36 (4) Kepala dinas berkewajiban mengkoordinasikan seluruh kegiatan dinas. Kepala dinas berkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi baik dalam lingkungan dinas maupun dengan instansi lain yang terkait. Sekretaris, kepala bidang, kepala sub bagian dan kepala seksiberkewajiban melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi sesuai dengan bidangnya. Kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala sub bagian dan kepala seksi bertanggungjawab memberikan bimbingan atau pembinaan kepada bawahan serta melaporkan hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatan masing-masing. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka Peraturan Walikota Jambi Nomor 13 Tahun 2009 tentang Fungsi Dinas, Sekretariat, Bidang dan Rincian tugas Sub Bagian, Seksi serta Tata Kerja pada Dinas Pendapatan Kota Jambi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Jambi Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Jambi Nomor 13 Tahun 2009 tentang Fungsi Dinas, Sekretariat, Bidang dan Rincian tugas Sub Bagian, Seksi serta Tata Kerja pada Dinas Pendapatan Kota Jambi (Berita Daerah Kota Jambi Tahun 2011 Nomor 8), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 38 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikotaini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Jambi. Ditetapkan di Jambi pada tanggal 8 Februari 2013 WALIKOTA JAMBI, R. BAMBANG PRIYANTO Diundangkan di Jambi Pada tanggal8 Februari 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI DARU PRATOMO BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2013NOMOR 2