BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) telah dikenal hampir di seluruh dunia, sebagai penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius. Hal ini disebabkan oleh terjadinya kerusakan jaringan paru yang bersifat permanen. Di samping proses destruksi terjadi pula secara simultan proses restorasi atau penyembuhan jaringan paru sehingga terjadi perubahan struktural yang bersifat menetap serta bervariasi yang menyebabkan berbagai macam kelainan faal paru (Supardi, 2006). Penyakit Tuberkulosis paru (TB paru) sudah lebih dari 100 tahun yang lalu ada dipermukaan bumi kita ini. Abad ke-19 merupakan abad ketika banyak terdapat penemuan ilmiah termasuk konsep penyakit tuberkulosis. Di indonesia penyakit ini sudah lama ada, dapat diketahui dari salah satu relief dicandi Borobudur yang tampaknya menggambarkan suatu kasus Tuberkulosis. Berarti pada masa itu (tahun 750 sesudah masehi) orang sudah mengenal penyakit ini ada diantara mereka (Situmeah,2004). Indonesia berada pada tingkat ke-3 terbesar didunia dalam jumlah penderita Tuberkulosis(TB), setelah India dan Cina. Di dunia diperkirakan penyakit ini dapat menyebabkan kematian kurang lebih 8.000 orang per hari terdaftar hampir 1
400 kematian yang berhubungan dengan TB setiap harinya, atau 140.000 per tahun, dan kurang lebih ¼ juta penduduk diduga terinfeksi TB setiap tahun ( Jakarta Pos, 2008). Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya sangat mudah sekali, yaitu melalui batuk, bersin dan berbicara. Untuk mengurangi bertambahnya TB paru dan masalah yang ditimbulkan oleh penyakit TB paru, perlu dilakukan penanganan awal yang dapat dilakukan adalah dilingkungan keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI, 2001). Penyebaran penyakit tuberkulosis paru yang sangat mudah ini, sangat rentan pada keluarga yang anggota keluarganya sedang menderita penyakit tersebut. Penyakit dapat menular pada anggota keluarga yang lain. Oleh karena itu, penyakit tuberkulosis harus mendapat penanganan yang tepat karena penyakit ini menyerang tidak memandang kelompok usia produktif, kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah. Penyakit TB paru lebih banyak ditemukan di daerah miskin. Karena faktor lingkungan yang kurang mendukung menjadi penyebab TB paru. Beberapa faktor yang erat hubunganya dengan terjadinya infeksi basil tuberkulosis yaitu adanya sumber penularan, jumlah basil yang cukup banyak dan terus menerus memapar calon penderita, virulensi (keganasan basil serta daya 2
tahan tubuh dimana daya tahan tubuh ini mempunyai hubungan erat dengan faktor lingkungan, misalnya perumahan dan pekerjaan, faktor imunologis. Keadaan penyakit yang memudahkan infeksi seperti diabetes militus dan campak serta faktor genetik. Melihat fenomena pada penyakit TB paru seperti yang tersebut diatas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana bentuk pengelolaan pasien dengan TB paru. B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Mampu mengetahui gambaran pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu menyebutkan definisi pada penyakit TB b. Penulis mampu menjelaskan anatomi fisiologi sistem pernafasan c. Penulis mampu menyebutkan etiologi dan presdiposisi TB d. Penulis mampu menjelaskan patofisiologi pada penyakit TB e. Penulis mampu menyebutkan manifestasi klinik pada penyakit TB f. Penulis mampu menyebutkan penatalaksanaan dan komplikasi pada penyakit TB g. Penulis mampu menjelaskan pathways keperawatan pada penyakit TB Paru 3
h. Penulis mampu melakukan pengkajian untuk mengetahui keluhan pasien dan fokus untuk menentukan masalah yang terjadi pada pasien TB paru. i. Penulis mampu menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien TB paru. j. Penulis mampu menyusun rencana tindakan keperawatan yang diberikan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien TB paru. k. Penulis mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan yang telah disusun untuk mengatasi masalah pada pasien TB paru. l. Penulis mampu mengevaluasi hasil akhir dari implementasi. C. METODE PENULISAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA Metode yang dipakai dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dengan menggunakan penulisan diskriptif yaitu menggambarkan bagaimana suatu proses keperawatan pada klien dengan TB Paru. Pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Adapun teknik penulisan yaitu pengumpulan data dengan melakukan observasi kemudian menggambarkannya dengan memaparkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah, sedangkan untuk mengumpulkan data sebagai berikut : 4
1. Observasi Partisipatif Dengan menggunakan pengamatan langsung dan berperan serta selama perawatan yakni dengan mengamati keadaan umum perkembangan penyakit pasien, penatalaksanaan dan pengobatan berperan serta aktif memberikan asuhan keperawatan. 2. Wawancara Melakukan kegiatan untuk mendapatkan keterangan langsung dengan menggunakan tanya jawab kepada pasien, keluarga pasien, perawat ruangan, dokter, atau kesehatan lainnya. 3. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan adalah ketrampilan dasar yang digunakan selama pemeriksaan antara lain inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi yang memungkinkan perawat mengumpulkan data fisik klien yang luas. Dalam melaksanakannya penulis mengaplikasikannya pada pasien TB paru. 4. Studi dokumenter Pengumpulan data tentang keadaan pesien dari catatan medik, catatan perawatan, hasil laboratorium, serta pemeriksaan lain. 5. Studi Kepustakaan Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber tertulis berupa buku yang ada hubungannya dengan materi yang bersifat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah dan melalui akses internet. 5
D. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I, Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan BAB II, Konsep Dasar yang meliputi Pengertian, Anatomi dan Fisiologi, Etiologi/ Predisposisi, Patofisiologi, Manifestasi Klinik, Penatalaksanaan, Komplikasi, Pengkajian Fokus (Termasuk juga Pemeriksaan Penunjang), Pathways Keperawatan, Fokus Intervensi dan Rasional BAB III: Tinjauan Kasus yang meliputi Pengkajian, Pathways Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi, Evaluasi BAB IV: Pembahasan berdasar pada pengkajian, pengkajian, diagnosa keperawatan yang ditegakan sampai evaluasi dari tiap diagnosa dan kendala yang ditemui serta solusinya. BAB V: Kesimpulan Dan Saran DAFTAR PUSTAKA 6