BAB III PROSES PERANCANGAN Perancangan ini diarahkan sebagai inovasi motif pada batik. Untuk mencapai itu maka alam pelaksanaannya menggunakan metode desain. Metode desain yang akan melewati tiga proses utama, yaitu: (1) proses eksplorasi (exploration process), proses analisis yang bersifat pendalaman, penelusuran, atau penggali atas sejumlah hal. (2) Proses ekstrasi (extration process) yaitu proses analisis yang bersifat rangkuman, ekstrasi dan pembuatan kesimpulan atas sejumlah hal. (3) Titik terminasi, suatu titik yang mewakili kondisi awal saat akan memulai suatu kegiatan. Bentuk kegiatan pada titik terminasi berupa kegiatan perencanaan kegiatan, evaluasi, melihat kembali, dan presentasi. Tiga tahapan proses desain tersebut kemudian dijabarkan dalam empat langkah operasional, yakni : (1) proses analisis desain dan penetapan targer perencanaan. (2) proses analisis aspek desain dan penyusunan konsep desain. (3) proses penjabaran konsep dan pembuatan desain (visualisasi). (4) proses tes produk (Bram, 2007). 58
A. Bagan Pemecahan Masalah RISET PROSES EKSPLORASI Kekayaan Bahari Indonesia Gaya Visual Doodle Perancangan Desain PROSES EKSTRAKSI Perancangan Batik Tulis dengan gaya visual doodle agar kekinian TITIK TERMINASI Subyek motif bersumber Ide dari Kekayaan Bahari Indonesia ANALISIS DESAIN KONSEP PERANCANGAN VISUALISASI TES PRODUK Bagan 1. Skema Konsep Desain 59
B. Konsep Perancangan Konsep perancangan desain batik tulis dengan gaya visual doodle ini adalah bagaimana memvisualkan warisan bahari berupa kekayaan alam laut Indonesia menjadi sumber ide perancangan desain batik tulis bergaya doodle. Perancangan akan memadukan kekayaan bahari Indonesia dengan gaya visual doodle dan nilai budaya batik. Dari perpaduan ini dapat menjadi kekuatan desain yang memiliki nilai pembeda (diferensiasi produk) yang tinggi dibandingkaan dengan produk batik tulis lain. Gaya atau karakter yang kuat dari desain perancangan ini adalah dari segi visualnya, yaitu mengusung visual doodle yang khas pada kekuatan gambar, garis-garis yang ritmis, dan pengulangan-pengulangan komposisi gambar maupun garis yang rumit. Visual perancangan (desain) dibagi dalam dua kelompok. Pertama, desain yang menggambarkan alam bahari Indonesia dengan menggambarkan kontur air, ikan-ikan, dan tumbuhan laut. Kedua, desain mengolah unsur-unsur yang dianggap menarik dari sekitar laut seperti kapal, helm penyelam, dan lain sebagainya. Unsurunsur tersebut dipadukan dengan isen-isen khas batik. Konsep perancangan di atas mempertimbangkan aspek-aspek desain yaitu: 1. Aspek Estetis Aspek estetis dari desain ini adalah bagaimana memainkan karakter visual ikan-ikan dengan gaya doodle yang kekinian tanpa mengurangi ke-khas an batik. Karakter yang paling kuat dari desain ini yaitu garis-garis bebas doodle yang rumit namun menarik. Selain itu, warna-warna yang digunakan dalam perancangan 60
desain ini lebih beragam tidak hanya terpaku pada warna-warna batik yang sudah ada di pasar sebelumnya. Komposisi dalam perancangan ini menggunakan komposisi modern. Penggunaan komposisi moder mengatur unsur motif menjadi lebih bebas dan dinamis. Tidak terpaku pada gaya komposisi tradisi yang mementingkan pengulangan motif, menciptakan irama (kesan atau arah desain) tertentu. 2. Aspek Teknik Teknik yang digunakan dalam perancangan desain ini adalah batik tulis. Pemilihan teknik ini dikarenakan ingin mempertahankan karakter batik tulis. Kelebihan dari penggunaan teknik batik tulis yaitu goresan-goresan yang dihasilkan lebih luwes (ekspresif) dan tidak akan ada goresan yang sama persis dalam setiap pengulangannya. Goresan-goresan dalam saru desain dapat diatur untuk ukutan titik, garis, maupun bidangnya, sehingga penggambaran visual lebih beragam. Selain itu, batik tulis adalah teknik pembatikan yang sudah ada sejak jaman dahulu, penulis juga berupaya untuk mempertahankan teknik tersebut ditengah berkembang pesatnya teknik cap dan printing. Untuk mengaplikasikan aspek teknis yang bagus maka diperlukan aspek bahan dengan kualitas bagus. 3. Aspek Bahan Bahan merupakan media yang dapat mewadahi aspek teknik. Bahan yang baik dapat memberikan nilai lebih pada sebuah produk. Bahan yang digunakan dalam pembuatan batik ini adalah katun Primis. Bahan ini digunakan untuk memberi gambaran desain ketika diaplikasikan ke kain. Jenis kain yang dipilih 61
untuk tes produk merupakan jenis kain dengan kualitas paling bagus, dapat menyerap warna dengan baik, dan memiliki serat yang kuat. 4. Segmen Pasar dan Peluang Suatu perancangan perlu menganalisa atau membaca peluang pasar yang dapat dimanfaatkan. Membaca peluang pasar merupakan hal yang penting, karena dengan itu, perancang dapat mengetahui apakah produk yang diciptakan mempunyai peluang untuk dipasarkan dan dengan membaca peluang pasar perancang juga dapat mengetahui apa yang sedang dibutuhkan oleh konsumen dan bisa membuat tren baru. Sasaran dalam pembuatan produk ini lebih ditujukan untuk remaja. Selain menganalisa peluang pasar, untuk memenangkan persaingan pasar, maka perancangan juga di buat dengan inovasi baru atau pengembangan dan memperbaiki produk yang sudah ada. Perancangan ini dilakukan atas dasar peluang pasar yaitu untuk melakukan Inovasi batik doodle ini di daerah perkotaan. Sehingga diharapkan akan memberi hal yang baru di dunia batik. 5. Aspek Fungsional Aspek Fungsi, berkaitan dengan aspek fungsi maka dalam perancangan ini ditujukan untuk produk busana kasual remaja putri. Hal ini merupakan suatu upaya melihat karakter visual yang dibuat dengan karakter remaja. Pasalnya karakter yang dibuat cenderung lebih figuratif dan warna nya sangat ceria. C. Pertimbangan Desain Mengingat karya ini berupa perancangan desain, maka perancangan ini menawarkan desain yang unik dengan mempertimbangkan nilai estetis dan 62
diferensiasi produk. Pertimbangan desain ini diharapkan mampu menghasilkan desain yang dapat memberi ciri khas doodle yang mengusung kekayaan alam bahari Indonesia. Desain ini menawarkan karya yang lebih ke arah perancangan desain yang inovatif dan kekinian. Kekhasan dan kekuatan karakter desain ini dapat menjadi penguat nilai dari produk dan menjadikan produk ini lebih bernilai dibanding dengan produk batik tulis lainnya. Selain itu, pemanfaatan potensi artistik dan visual kekayaan bahari Indonesia akan menjadi kekuatan desain dengan visual doodle. Dengan pertimbangan tersebut maka produk batik diharapkan tidak hanya menjadi produk berupa lembaran kain semata, tetapi dapat menyampaikan kekayaan bahari Indoensia lewat potensi artistik dan visualnya. D. Pemecahan Desain Dalam visualisasi desain ini lebih ditekankan kepada karakter dan unsurunsur yang ada di alam bahari Indonesia, antara lain ikan-ikan, tumbuhan laut, terumbu karang, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut dapat menjadi motif utama ataupun motif pendukung dalam setiap unit desain. Untuk memperkuat ciri khas batik, digambarkan juga isen-isen khas batik yang akan disesuaikan dengan karakter visual doodle. Antara desain satu dengan desain yang lain dibuat berbeda meskipun menggunakan sumber ide yang sama supaya tidak terkesan monoton. Secara visual, desain batik ini dikelompokkan menjadi dua arah desain, yakni, desain yang menggambarkan pemandangan dunia bahari dan desain yang mengolah unsur-usnur menarik dari visual bahari, dipadukan dengan unsur doodle dan isenisen batik. Sedangkan dari segi pewarnaan dibuat lebih beragam dan tidak terpaku pada warna-warna batik tulis yang ada sebelumnya. Kedua hal tersebut dilakukan 63
guna memperkaya perancangan desain. Untuk proses produksi dilakukan dengan menggunakan teknik batik tulis untuk mempertahankan kekhasan batik, dan menambah nilai batik doodle itu sendiri. Sedangkan proses pewarnaan menggunakan zat warna sintetis (zat warna kimia) zat reaktif (Remazol), yang mampu memberikan warna yang kaya dan cerah, serta beragam sesuai dengan desain. Warna diaplikasikan ke kain dengan teknik colet. Bahan atau material yang digunakan adalah katun Primis. Kain ini dipilih karena memiliki kualitas paling bagus, sifat kain yang mudah meyerap air, dan memiliki kekuatan serat yang baik. 64