II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi robusta (Coffea canephora Pierre) adalah tanaman yang berasal dari

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas kancil merupakan varietas yang tahan terhadap layu dan agak tahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Centrosema pubescens

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobrome cacao L.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti fungi akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kopi Robusta Tanaman kopi robusta (Coffea canephora Pierre) adalah tanaman yang berasal dari Uganda. Tanaman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900. Tanaman ini memiliki sifat unggul dan sangat cepat berkembang, hal ini menjadikan tanaman ini mendominasi perkebunan kopi di Indonesia. Beberapa jenis yang termasuk kopi robusta adalah Quillou, Uganda, dan Canephora (Najiyati dan Daniarti, 2006). Sistem perakaran tanaman ini walaupun merupakan tanaman tahunan tapi perakarannya dangkal sehingga membuat tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada saat musim kemarau yang panjang. Sedangkan sistem percabangan tanaman ini terbagi dalam beberapa jenis dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. 1. Cabang orthrotrop. Cabang ini disebut juga cabang reproduksi karena berasal dari tunas reproduksi yang terdapat disetiap ketiak daun pada batang utama dan tumbuhnya tegak dan lurus. 2. Cabang primer. Cabang utama yang tumbuh tegak dan berasal dari tunas primer. Setiap ketiak daun hanya memiliki satu tunas primer, sehingga jika cabang ini mati maka tidak akan tumbuh cabang ini lagi. Cabang ini memiliki fungsi penting yaitu sebagai tempat tumbuhnya bunga.

13 3. Cabang sekunder. Cabang ini memiliki fungsi yang sama seperti cabang primer. Cabang ini tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. 4. Cabang balik. Cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer, berkembang tidak normal, dan arah pertumbuhannya menuju ke dalam mahkota tajuk. 5. Cabang air. Cabang reproduksi yang tumbuh pesat serta luas daun relatif panjang dan banyak mengandung air (Najiyati dan Daniarti, 2006). Menurut Najiyati dan Daniarti (2006), tanaman kopi mulai berbunga pada umur sekitar dua tahun. Awalnya bunga akan muncul dari ketiak daun pada cabang reproduksi, tapi bunga ini tidak akan berkembang dan ini hanya dihasilkan oleh tanaman muda. Bunga yang akan berubah menjadi buah tumbuh di ketiak daun pada cabang primer. Bunga kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih, dan berbau harum. Untuk berubah menjadi buah, kopi robusta memerlukan waktu 8 11 bulan. Buah kopi yang sudah siap dipanen berwarna merah tua. Umumnya buah kopi mengandung dua biji kopi, tetapi terkadang hanya ada satu biji atau bahkan hampa. Hal ini dikarenakan kegagalan biji untuk berkembang sempurna. 2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Kopi robusta berkembang di hutan dataran rendah Kongo sampai ke danau Victoria di Uganda. Hal ini membuat kopi robusta dapat tumbuh di dataran rendah dari 0 1200 m diatas permukaan laut. Habitat di dalam hutan dengan kelembaban yang tinggi, membuat tanaman ini membutuhkan naungan yang berat daripada arabika walaupun daun dan tanaman ini lebih besar dari arabika. Curah hujan rata-rata yang

14 tepat bagi pertumbuhan tanaman kopi adalah 2000 3000 mm/tahun. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24 30 C, jika berada pada suhu 15 C pada waktu yang lama dapat membahayakan tanaman. Tanaman kopi lebih menyenangi tanah dengan ph berkisar antara 5,5 6,5. Hal terpenting adalah tanah untuk tanaman kopi harus bertekstur remah. Hal ini bertujuan agar drainase tanah berlangsung dengan baik dan agar akar dapat berkembang masuk untuk mencari sumber air pada musim kemarau. Air yang menggenang karena drinase buruk dapat merusak akar dan menghambat penyerapan air dan unsur hara (Wilson, 1999). 2.3 Pembibitan Kopi Pembibitan kopi menggunakan bibit semai diawali dengan penyemaian benih pada bedengan. Benih kopi yang disemai dapat berupa benih kopi yang masih terbungkus oleh kulit tanduk atau tanpa kulit tanduk. Sebaiknya kulit tanduk dilepaskan agar bibit bebas dari penyakit, karena kulit tanduk tempat menempelnya jamur ataupun parasit lainnya. Bibit kopi dipersemaian dipelihara hingga berumur 2 bulan. Bibit yang telah berumur 2-3 bulan dapat dipindahkan ke pembibitan. Pembibitan dapat dilakukan di bedengan atau polibag. Bedengan dibuat dengan ukuran 10 x 1,2 m dengan jarak tanam 20 x 25 cm. bibit yang sudah dipindahkan dilakukan perawatan seperti pemupukan, penyiraman, dan penyiangan. Pemupukan dimulai pada usia bibit berumur 3 bulan (Tabel 1). Bibit dipelihara di pembibitan hingga berumur 9 bulan sebelum dipindahkan kelapangan (Pusat Penelitian Tanaman Kopi dan Kakao Indonesia, 2006).

15 Tabel 1. Dosis pupuk untuk bibit kopi. Umur (bln) Urea (g/m 2 ) SP-36 (g/m 2 ) KCl (g/m 2 ) 3 10 5 5 5 20 10 10 7 30 15 15 9 40 20 20 12 50 25 25 Sumber : Pusat Penelitian Tanaman Kopi dan Kakao Indonesia 2.4 Tanah Podsolik Merah Kuning Podsolik Merah Kuning (PMK) diklasifikasikan sebagai Ultisol. PMK berwarna kuning kecoklatan hingga merah dan mempunyai penampang tanah yang dalam sehingga merupakan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Semua tanah PMK mempunyai kapasitas tukar kation sedang hingga tinggi (> 16 cmol/kg) sehingga sangat menunjang dalam pemupukan dan mempunyai nilai kejenuhan basa < 35 %. Penampang tanah yang dalam dengan kapasitas tukar kation sedang hingga tinggi menjadikan tanah PMK dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis tanaman. Namun demikian, faktor iklim dan relief perlu diperhatikan (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Pada umumnya tanah PMK mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan bahan organik. Tanah ini juga miskin kandungan hara terutama P dan kation-kation dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na, dan K, kadar Al tinggi, kapasitas tukar kation rendah, dan peka terhadap erosi. Berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan penerapan teknologi seperti pengapuran, pemupukan, pengelolaan bahan organik, dan mikroorganimse. Pemanfaatan tanah PMK untuk pengembangan tanaman pangan

16 lebih banyak menghadapi kendala dibandingkan dengan untuk tanaman perkebunan. Oleh karena itu, tanah ini banyak dimanfaatkan untuk tanaman perkebunan kelapa sawit, kopi, dan hutan tanaman industri, terutama di Sumatera dan Kalimantan (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). 2.5 Pupuk Nitrogen Nitrogen merupakan unsur hara yang banyak terdapat didalam senyawa penting. Pertumbuhan tanaman akan terhambat jika kekurangan unsur ini. Ada dua bentuk utama ion nitrogen yang diserap dari tanah: nitrat (NO - 3 ) dan ammonium (NH + 4 ). Gejala kekurangan nitrogen, yakni klorosis biasanya pada daun tua. Daun akan menguning keseluruhan lalu agak kecoklatan saat mati. Biasanya, daun gugur pada fase kuning atau kuning kecoklatan. Tanaman yang mendapatkan terlalu banyak nitrogen biasanya mempunyai daun berwarna hijau yang lebat, dengan sistem perakaran yang kecil (Salisbury dan Ross, 1995). 2.6 Pupuk Fosfor Pupuk fosfor sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, tetapi jumlahnya sedikit karena terfiksasi dalam tanah. Pupuk ini sering diaplikasikan untuk tanaman, walaupun respon langsung terhadap aplikasi pupuk fosfor jarang terlihat pada tanaman kopi yang telah dewasa. Pemberian pupuk fosfor di tahap pembibitan dan pada kebun secara umum memberikan respon yang signifikan. Pemberian nutrisi tanaman termasuk fosfor dengan cara disemprot dapat mempercepat perkembangan tanaman muda.

17 Pencampuran pupuk fosfor dengan tanah di lubang tanam biasanya menghasilkan peningkatan yang signifikan terhadap pertumbuhan rata-rata tanaman muda. Pupuk fosfor yang biasa digunakan adalah triple superphosphates. Single superphosphate mempunyai kandungan yang rendah akan P 2 O 5 tapi tidak mengandung sulfur. Double dan triple superphosphates memiliki banyak fosfor dan juga kalsium. Pemupukan fosfor yang normal dilakukan adalah 200 kg P 2 O 5 /Ha/tahun, tetapi yang biasa diberikan oleh petani adalah 100 kg P 2 O 5 /Ha/tahun (Wilson, 1999). 2.7 Pupuk Kalium Kalium merupakan unsur ketiga yang penting setelah nitrogen dan fosfor. Kalium mudah disalurkan dari organ dewasa ke organ muda, sehingga gejala kekurangan unsur ini berupa nekrosis dapat dilihat di daun tua. Tanaman yang terserang kekurangan unsur kalium mempunyai batang yang lemah dan akarnya mudah terserang busuk akar, sehingga tanaman akan mudah rebah. Kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar ion yang penting untuk fotosintesis dan respirasi. Kalium juga mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk membentuk pati dan protein (Salisbury dan Ross, 1995). 2.8 Mikoriza Menurut Gupta, Satyanarayana, dan Garg (2000), mikoriza pertama kali ditemukan oleh A.B. Frank pada tahun 1885. Nama mikoriza berasal dari Bahasa Yunani yaitu miko artinya fungi dan rhiza yang berarti akar. Mikoriza bukan pathogen tetapi

18 istilah untuk hubungan yang permanen antara akar tanaman dan jenis fungi tertentu dalam lingkungan yang natural atau budidaya. Pada tahun 1985, Harley dan Smith membagi mikoriza kedalam 7 kategori berdasarkan morfologi dan fisik, yaitu ektomikoriza, endomikoriza, ektendomikoriza, arbutoid mikoriza, monotropoid mikoriza, erikoid mikoriza, orkhidoid mikoriza. Namun secara garis besar, dikenal dua jenis saja yaitu endomikoriza dan ektomikoriza seperti yang dahulu pernah diungkapkan Frank hanya dengan nama yang berbeda. Asosiasi mikoriza merupakan mekanisme bertahan hidup bagi mikoriza dan tanaman tingkat tinggi. Berikut adalah keuntungan yang biasa diperoleh tanaman dari hubungan ini: 1. Fungi mikoriza meningkatkan penyerapan air dan nutrisi melalui peningkatan daerah serapan. 2. Hifa mikoriza mengakumulasi unsur N,P,K, dan Zn dan mentranslokasikannya ke tanaman inang. 3. Beberapa mikoriza dapat mendegradasi mineral kompleks dan organik dalam tanah dan menjadikannya tersedia bagi tanaman inang. 4. Fungi mikoriza dapat melindungi akar tanaman dari serangan patogen. 5. Menyediakan tanaman inang zat pertumbuhan seperti auksin, sitokinin, dan giberelin. 6. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kondisi ekstrim seperti suhu, dan keracunan logam berat (Gupta et al., 2000).

19 2.9 Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) Fungi mikoriza arbuskular adalah jenis mikoriza yang paling terkenal dan merupakan mikoriza dengan jenis yang tertua. Mikoriza ini diperkirakan telah bersimbiosis dengan tanaman lebih dari 1000 juta tahun yang lalu, hal ini dilihat dari pengelompokan fungi ini di dalam tanah. Jenis ini memiliki 150 spesies yang tergabung dalam ordo Glomeromycota. Diberi nama mikoriza arbuskular karena karakteristik struktur arbuskular yang dibentuk di dalam sel akar tanaman. Sebelumnya, fungi ini diberi nama mikoriza vesicular arbuskular, tetapi karena hanya sekitar 80% fungi jenis ini memiliki vesicular sehingga namanya pun berubah menjadi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) (Read dan Smith, 2008). Pada saat menginfeksi tanaman inangnya, FMA masuk kedalam sel akar tanaman. Hifa FMA menginfeksi jaringan korteks akar tanaman. Di dalam jaringan korteks tersebut terbentuk arbuskul yang merupakan kunci dari pertukaran hara dan akan aktif dalam jangka waktu 4-15 hari. Jika tanaman terinfeksi FMA, akar masih memiliki rambut akar sehingga jaringan untuk menyerap nutrisi dalam tanah tetap banyak dan lebar (Read dan Smith, 2008). Hal yang paling esensial dari hubungan antara FMA dengan tanaman adalah FMA mampu menyediakan unsur P yang dibutuhkan bagi tanaman. Mikoriza menggunakan tiga cara untuk menyediakan unsur P bagi tanaman inangnya, yaitu FMA berinteraksi dengan bakteri pemecah P dan FMA memproduksi enzim fosfatase yang memutus ikatan P. Pemberian unsur P bagi tanaman untuk memenuhi

20 kebutuhan tanaman dan memaksimalkan tanaman dapat pula berakibat menekan pertumbuhan mikoriza (Raina et al., 2000). 2.10 Mekanisme Serapan P Penyerapan P pada permukaan akar lebih cepat dibandingkan pergerakan fosfat ke permukaan akar, sehingga zona terkurasnya fosfat berada disekitar akar. Fungi Mikoriza Arbuskular memiliki struktur hifa yang menjalar keluar ke dalam tanah. Hifa meluas didalam tanah melampaui jauh jarak yang dapat dicapai rambut akar. Ketika fosfat yang berada disekitar rambut akar sudah habis, maka hifa membantu menyerap di tempat-tempat yang rambut akar sudah tidak bisa menjangkau lagi. Fosfor diangkut melalui hifa eksternal dalam bentuk polifosfat. Terdapat tiga fase bagaimana hara disuplai FMA ke tanaman inangnya: (1) hifa eksternal akan mengabsorbsi hara dari dalam tanah, (2) hara akan ditranslokasi dari hifa eksternal ke dalam miselium internal yang berada didalam akar tanaman inang, (3) dan pelepasan unsur hara dari miselium internal ke sel-sel akar (Simanungkalit, 2006).