Prarancangan Pabrik Etilen Oksid dari Etilen dan Udara Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etilen Oksida Dari Etilen Dan Oksigen Kapasitas Ton Per Tahun

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asam Tereftalat dari Paraxylene dan Udara Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

PRARANCANGAN PABRIK ETILEN OKSIDA DARI ETILEN DAN UDARA DENGAN PROSES OKSIDASI LANGSUNG KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Pentaeritritol dari Asetaldehid dan Formaldehid dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

PABRIK BEZALDEHIDE DARI TOLUENE DENGAN PROSES OKSIDASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh : EDVIN MAHARDIKA

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

Prarancangan Pabrik Etilen Oksida dari Etilen dan Udara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Asam Adipat dari Sikloheksanol dan Asam Nitrat dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

BAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil Klorida dengan Proses Hidroklorinasi Etanol Kapasitas Ton/Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

BAB I PENGANTAR. Gambar I.1. Struktur Kimia Formamid

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengimpor bahan baku atau produk industri kimia dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil klorida dari Etanol dan Hidrogen Klorida Kapasitas Ton/Tahun

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Aseton Sianohidrin dari Aseton dan HCN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik 2-Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintetis Kapasitas Ton/Tahun

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Akrilonitril dari Asetilen dan Asam Sianida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel.

Prarancangan Pabrik Butanol dari Molasses Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri khususnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan intermediate maupun bahan jadi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Salah satu bagian dalam industri ini adalah industri kimia, baik yang memproduksi bahan baku hulu maupun bahan hasil olahannya. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan bahan-bahan kimia di Indonesia semakin besar. Namun, kebutuhan berbagai bahan baku dan bahan penunjang tersebut masih banyak didatangkan dari luar negeri. Jika bahan baku dan bahan penunjang ini bisa dihasilkan di dalam negeri, hal ini tentunya akan menghemat pengeluaran devisa, meningkatkan ekspor, mengembangkan penguasaan teknologi dan membuka lapangan pekerjaan. Etilen oksid adalah salah satu bahan kimia yang jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri di Indonesia. Bahan kimia yang juga dikenal sebagai oxirane ini banyak digunakan dalam industri kimia dan farmasi. Secara langsung etilen oksid digunakan sebagai bahan desinfektan yang efektif dan banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga. Bidang kedokteran biasa memanfaatkan etilen oksid untuk mensterilkan peralatan-peralatan bedah, plastik dan alat-alat lain yang tidak tahan panas yang tidak dapat disterilkan dengan uap. Dalam bidang industri, penggunaan etilen oksid juga cukup luas. Selain digunakan sebagai bahan baku pembuatan etilen glikol, etilen oksid juga digunakan sebagai bahan insektisida, bahan intermediet pembuatan etanol amine, glikol eter dan polietilen oksid (Kirk and Othmer, 1979). Kebutuhan etilen oksid dalam untuk berbagai keperluan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya dari tahun ke tahun terus meningkat dan sebagian besar kebutuhan tersebut masih dipenuhi dari impor. Hal tersebut dapat diamati dari data impor etilen oksid di Indonesia sebagai berikut. Dyah Arini Hutaminingtyas (09/281078/TK/34773) 1

Tabel I.1. Data Impor Etilen Oksid pada Tahun 1995-2001 Tahun Volume Impor (Ton) 1995 2.660 1996 3.637 1997 5.830 1998 9.536 1999 15.434 2000 24.296 2001 32.552 (Badan Pusat Statistik, 2002) Dari data di atas kemudian dibuat persamaan garis lurus untuk memproyeksikan jumlah impor etilen oksid hingga tahun 2015, yaitu sebagai berikut: y = 5,021x - 10019 dengan y merupakan jumlah impor, dan x merupakan tahun. Dari persamaan tersebut maka proyeksi jumlah impor etilen oksid hingga tahun 2015 ditampilkan pada tabel berikut. Tabel I.2. Proyeksi Kebutuhan Etilen Oksid di Indonesia Hingga Tahun 2015 Tahun Volume Impor (Ton) Pertumbuhan (%) 2002 33.042 1,48 2003 38.063 13,19 2004 43.084 11,65 2005 48.105 10,44 2006 53.126 9,45 2007 58.147 8,64 2008 63.168 7,95 2009 68.189 7,36 2010 73.210 6,86 2011 78.231 6,42 2012 83.252 6,03 2013 88.273 5,69 2014 93.294 5,38 2015 98.315 5,11 Dyah Arini Hutaminingtyas (09/281078/TK/34773) 2

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan etilen oksid cenderung mengalami peningkatan rata-rata sebesar 7,15 % per tahun. Berdasarkan uraian diatas, dengan melihat kebutuhan, peluang pasar, dan kesempatan yang ada, maka pendirian pabrik etilen oksid perlu dipertimbangkan lebih lanjut dalam rangka substitusi impor etilen oksid yang selama ini tiap tahunnya selalu dilakukan. B. Tinjauan Pustaka Etilen oksid pertama kali disintesis oleh Wurtz tahun 1859 dan kemudian dikenal dengan proses klorohidrin. Produksi pertama etilen oksid secara komersial dimulai tahun 1914 hingga sekarang. Tahun 1931, Lefort mengembangkan proses oksidasi langsung yang menggeser keberadaan proses klorohidin hingga sekarang. 1. Pembentukan Etilen Oksid dengan Proses Klorohidrin Proses klorohidrin merupakan proses pertama pembuatan etilen oksid yang saat ini sudah tidak diperhitungkan lagi secara komersial. Proses klorohidrin terdiri atas dua reaksi utama yaitu reaksi pembentukan etilen klorohidrin dari asam hipoklorat dan etilen serta reaksi pembentukan etilen oksida dari etilen klorohidrin dan basa Ca(OH) 2. Reaksinya adalah : C 2 H 4 + HOCl HOCH 2 CH 2 Cl (1) HOCH 2 CH 2 Cl + ½Ca(OH) 2 C 2 H 4 O + ½CaCl + 2H 2 O (2) Asam hipoklorat diperoleh dari pelarutan klorin di air untuk menghasilkan reaksi kesetimbangan berikut. Cl 2 + H 2 O HCl + HOCl (3) Reaksi pertama berlangsung dalam reaktor packed tower (dengan material yang tahan korosi) pada tekanan 2-3 atm dan suhu 27 43 o C dengan yield teoritis antara 85-90 %. Pada reaktor pertama ini perlu pengendalian yang cermat untuk menekan terbentuknya produk reaksi samping, yaitu etilen diklorida dan dikloro dietil eter. Oleh karena itu, konsentrasi klorohidrin pada reaksi klorohidrasi dijaga dengan konsentrasi 7 % wt. Tahap kedua dari proses, dehidroklorinasi, dilakukan dengan menambahkan 10 % wt. slurry Ca(OH) 2 pada larutan klorohidrin yang keluar dari dasar reaktor pertama. Dyah Arini Hutaminingtyas (09/281078/TK/34773) 3

Campuran tersebut kemudian dipanaskan pada hydrolyzer, sebuah vessel berbentuk silinder yang dilengkapi dengan kondenser parsial yang beroperasi pada tekanan atmosferis. Reaksi klorohidrin dengan Ca(OH) 2 menghasilkan etilen oksid bersama dengan sedikit produk samping dan juga air. Yield yang dihasilkan pada kondisi yang optimal secara teoritis adalah 95 %. Basa NaOH juga bisa digunakan untuk menggantikan Ca(OH) 2, namun akan memerlukan perlakuan yang lebih pda saat pencampuran dan pengontrolan pada jumlah basa yang ditambahkan (Mc Ketta, 1984). Uap hasil hydrolyzer dilewatkan pada cooler dan dikondensasi secara parsial, kemudian diumpankan ke bagian fraksinasi. Pemurnian dari campuran etilen oksid yang dihasilkan agak sulit, yang mana membutuhkan beberapa seri kolom distilasi. Tabel I.3. dibawah ini menunjukkan kebutuhan bahan baku beserta utilitas, sementara pada Tabel I.4. ditunjukkan yield dan produk samping yang dihasilkan. Tabel I.3. Bahan baku dan Utilitas untuk Proses Klorhidrin Komponen Unit Kebutuhan per lb EO yang dihasilkan Etilen Lb 0,8 Klorin Lb 2,0 CaO Lb 1,6 Listrik kwh 0,09 Steam Lb 12 Water Lb 30 Tabel I.4. Produk dan Yield pada Proses Klorohidrin EO dari etilen, mol % 80 EO dari klorohodrin, mol % 95 Etilen diklorida, lb/lb EO 0,1-0,15 Dikloro dietil eter, lb/lb EO 0,07-0,09 Produk organik hasil klorinasi lain, lb/lb EO 0,01 Asetaldehid 0,007 Dyah Arini Hutaminingtyas (09/281078/TK/34773) 4

Kelebihan proses klorohidrin ini adalah: Yield EO tinggi, mencapai 80 %. Proses klorohidrin bisa lebih kompetiif dibandingkan proses oksidasi langsung jika klorin bisa diperoleh dengan harga murah. Sementara itu kekurangannya adalah: Biaya produksi etilen oksid dengan proses klorhidrin lebih besar dibandingkan dengan proses oksidasi langsung. Kebutuhan klorin sangat besar, padahal harga klor tinggi. Proses klorohidrin memeberikan efek negatif ke lingkungan (polusi) Perlu treatment limbah yang lebih banyak mengingat limbah cair yang dihasilkan mengandung kalsium klorida serta sedikit produk organik hasil klorinasi lain dan glikol. 2. Pembentukan Etilen Oksid dengan Oksidasi Langsung Proses pembentukan etilen oksid dengan oksidasi langsung pertama kali diusulkan oleh Lefort, dengan menggunakan katalis perak (Ag) (McKetta, 1984). Prinsip dari proses oksidasi langsung ini adalah reaksi fase gas dari etilen, udara atau oksigen dengan katalis perak. Ag adalah basis dari semua reaksi oksidasi pembentukan etilen oksid, yang mana pada katalis akan terjadi reaksi eksotermis sebagai berikut: Oksidasi parsial yaitu C 2 H 4 menjadi etilen oksid Reaksi sekunder yaitu etilen oksid menjadi CO 2 + H 2 O Oksidasi total yaitu C 2 H 4 menjadi CO 2 + H 2 O Reaksi-reaksi yang terjadi pada proses oksidasi ini: C 2 H 4 + ½O 2 (4) C 2 H 4 + 3O 2 2CO 2 +2H 2 O (5) +25.5 kcal +316 kcal (6) + 2½ O 2 2CO 2 + 2H 2 O Dyah Arini Hutaminingtyas (09/281078/TK/34773) 5

Reaksi samping yang dapat terjadi dalam jumlah kecil adalah: CH 3 CHO (7) CH 3 CHO + 2½O 2 2CO 2 + 2H 2 O (8) C 2 H 4 + O 2 2CH 2 O (9) Reaksi ini dilakukan pada fase gas dengan kondisi operasi 220-300 o C dan tekanan 10-30 kg/cm 2 g. Berbeda dengan proses klorohidrin, proses oksidasi langsung ini menghasilkan by-products, selain air dan karbon dioksida, dalam jumlah yang sangat sedikit. Pada proses oksidasi langsung ini diperlukan adanya inhibitor berupa 1,2- dikloroetana untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi total. 2.1 Oksidasi Langsung dengan Oksigen Pada proses oksidasi langsung dengan oksigen ini, dibutuhkan oksigen teknis dengan kemurnian yang tinggi. Perbandingan oksigen dan gas etilen yang digunakan dalam umpan adalah 6-8% (vol) dan 20-30% (vol). Kelebihan proses ini antara lain: Limbah gas yang dihasilkan relatif lebih sedikit, karena oksigen yang digunakan kemurniannya tinggi. Jumlah gas inert dalam siklus relatif tetap Selektivitas proses ini berkisar antara 70-80% untuk konversi etilen sebesar 8-10% Reaktor yang dibutuhkan hanya satu unit saja. Kekurangan proses ini adalah: Konversi rendah untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Dihasilkan CO 2 sehingga dibutuhkan CO 2 absorber dan stripper (CO 2 removal) Dyah Arini Hutaminingtyas (09/281078/TK/34773) 6

Perlu ditambahkan diluen berupa gas N 2 atau metana untuk mencegah eksplosivitas etilen terhadap oksigen. Namun dengan digunakan gas selain nitrogen sebagai diluen, maka dibutuhkan kapasitas purge yang lebih besar dan kehilangan dari bahan baku etilennya akan lebih besar. Membutuhkan air fractionation plant untuk produksi O 2 dengan kadar O 2 >99% (apabila bahan baku yang digunakan berasal dari udara dan bukan O 2 murni) Membutuhkan unit absorpsi etilen oksid dengan H 2 O untuk memisahkannya dengan C 2 H 4, O 2, dan gas inert. 2.2 Oksidasi Langsung dengan Udara Pada proses oksidasi langsung dengan udara, komponen nitrogen menjadi komponen mayor pada reaksi campuran gas. Nitrogen merupakan gas inert yang berfungsi sebagai diluen yang dapat mengurangi eksplosivitas dan juga berfungsi sebagai pendingin selama reaksi (McKetta, 1984). Dengan digunakan udara yang kadar pengotornya masih cukup tinggi, maka dibutuhkan suatu unit purging untuk mengurangi akumulasi gas inert yang ada di reaktor. Namun dengan menggunakan udara langsung, maka air fractioning plant sudah tidak dibutuhkan lagi. Pada proses ini didapatkan selektivitas sebesar 65-75%. Kekurangan dari proses ini juga dapat dilihat dari jumlah gas etilen yang hilang bersama dengan gas inert (N 2 ) sehingga capital cost untuk proses ini lebih besar. Selain itu masih dibutuhkan air compressing dan air purifying (treatment) unit, dan satu tambahan reaktor lagi (Weissermel and Arpe, 1997). Proses yang dipilih dalam Prarancangan Pabrik Etilen Oksid ini adalah proses pembentukan etilen oksid dengan oksidasi langsung menggunakan udara. Proses oksidasi langsung dengan udara karena bahan yang digunakan mudah didapatkan dan relatif murah. Proses ini dipilih juga berdasarkan pertimbangan safety, yaitu karena udara jauh lebih aman dan mudah penanganannya dibandingkan dengan oksigen. Dyah Arini Hutaminingtyas (09/281078/TK/34773) 7