BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupannya. Angka statistik yang tinggi ini meminta perhatian untuk

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperbaiki kesehatan Ibutelah menjadi prioritas utama dari pemerintah. AKI juga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat disuatu negara dapat dinilai dengan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan wanita. Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Undang- Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 (Depkes RI, 2009). Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan program yang menjadi pusat perhatian, karena salah satu indikator yang menggambarkan derajat kesehatan suatu bangsa diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Program KIA bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKB yang dilakukan diantaranya melalui peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan peningkatan deteksi dini resiko tinggi/komplikasi kebidanan, baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader dan dukun bayi, serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus (Kemenkes RI, 2010;1). The Millenium Development Goals (MDGs) yang diadakan di New York tahun 2005 mendapat perhatian yang luas dari seluruh negara di dunia. Salah satu tujuan dari MDGs tersebut adalah untuk menurunkan angka kematian anak, yaitu sebesar 2/3 antara 1990 dan 2015 sehingga menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (United Nations, 2005). Angka Kematian Bayi di Indonesia masih cukup tinggi, Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (KH). Walaupun angka ini telah turun dari tahun 1990, sebesar 68 per 1000 KH namun masih

jauh dari target yang diharapkan AKB menurun menjadi 23 / 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2011). Provinsi Sumatera Barat juga memiliki AKB yang cukup tinggi, walaupun menunjukkan kecendrungan menurun dari tahun ketahun. AKB pada tahun 2003 sebesar 44 per 1000 KH, Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Sumatera Barat tahun 2007 AKB menurun menjadi 28 per 1000 KH (Depkes RI, 2010). Penyebab kematian bayi adalah masalah yang terjadi pada bayi baru lahir / neonatal (umur 0-28 hari). Masalah neonatal ini meliputi asfiksia sebesar 27 %, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 29 %, dan lain-lain sebesar 44% (Depkes RI, 2010). Berat lahir merupakan determinan terpenting bagi kelangsungan hidup bayi. Pertumbuhan janin yang terganggu sejak periode intrauterine dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian pada bayi baru lahir. Berat badan lahir rendah tidak hanya menyebabkan tingginya mortalitas dan morbiditas pada bayi baru lahir, tetapi juga menyebabkan beberapa gangguan kesehatan pada bayi yang dilahirkan di kemudian hari. Selain itu biaya perawatan yang dibutuhkan juga lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan berat yang cukup (Shah & Ohlsson, 2002). United Nations Children s Fund and World Health Organization (2004) menyatakan bayi berat lahir rendah akan mengalami hambatan pertumbuhan, gangguan perkembangan kognitif dan dapat mengalami beberapa penyakit kronis dalam kehidupannya. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Definisi ini didasarkan pada hasil observasi Epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai kontribusi terhadap out come kesehatan yang buruk (Proverawati, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Colti Sistiarani tentang Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal yang Berisiko terhadap Kejadian BBLR Studi Pada Ibu yang Periksa

Hamil ke Tenaga Kesehatan dan Melahirkan di RSUD Banyumas Tahun 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah riwayat penyakit selama hamil yaitu anemia didapatkan nilai p = 0,03 (OR= 2,91 ; 1,09-8,2), usia nilai p = 0,009 (OR=4,28 ; 1,48-12,4), jarak kelahiran nilai p = 0,004 (OR= 5,11 ; 1,6 16,18), kualitas pelayanan antenatal nilai p = 0,001 (OR= 5,85 ; 1,9 17,88). Faktor ibu disebabkan oleh penyakit yang diderita ibu (seperti hipertensi, perdarahan ante partum, preklamsia berat, eklamsia), usia ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun), ibu yang paritas yaitu mempunyai anak lebih dari 4, keadaan sosial ekonomi, sedangkan faktor janin disebabkan oleh hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kongenital. Usia ibu pada saat hamil mempengaruhi berat badan waktu lahir, sehingga usia ibu yang agak tua dan usia ibu dibawah 20 tahun, bayi yang dilahirkan berat badannya akan rendah dan ibu yang mempunyai anak lebih dari 4 atau paritas dapat menimbulkan risiko pada bayi yaitu gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan dan mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (Proverawati, 2007). Selain itu kejadian BBLR juga disebabkan pelayanan pemeriksaan kehamilan (prenatal care). Pelayanan pemeriksaan kehamilan merupakan komponen penting untuk menilai faktor risiko yang berhubungan dengan kehamilan, konseling dan manajemen yang akan datang (Shah & Ohlsson, 2002). Ibu yang hanya 1 kali prenatal care memiliki risiko BBLR 6 kali dibandingkan > 5 kali (Negi et al, 2006). Hasil penelitian oleh Ulvi Mariati, dkk (2010) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan standar pelayanan kebidanan dalam pelayanan ANC oleh Bidan Praktik Swasta di Kecamatan Padang Selatan Kota Padang Tahun 2010 menunjukkan hasil bahwa Bidan Praktik Swasta dengan penerapan Standar Pelayanan Kebidanan baik baru sebesar 73,3 %.

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah sebagai langkah untuk menyelamatkan kehidupan ibu dan anak. Salah satu kebijakan Departemen kesehatan RI yang menjadi program utama adalah dengan memberikan pelayanan antenatal secara terstandar (Dinkes, 2011). Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Kebijakan program antenatal yaitu kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dam dua kali pada triwulan ketiga. Penerapan operasionalnya dikenal dengan standar minimal 7 T yang terdiri atas Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toxoid), ukur tinggi fundus uteri,pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), dan test laboratorium sederhana (HB, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC) (Depkes,RI, 2008). Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kota Pariaman terjadi peningkatan dari tahun 2009 dilaporkan 2,18 %, tahun 2010 (2,8%) dan tahun 2011 (2,98%) (Profil Kesehatan dan Laporan PWS KIA Dinkes Kota Pariaman, 2011). Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan informasi kasus BBLR yang terjadi adalah adanya rujukan dari puskesmas dan dari tempat persalinan yang ditolong oleh bidan dan sudah pernah mendapatkan pelayanan antenatal care. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Faktor Ibu dan Kualitas Pelayanan Antenatal terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kota Pariaman.

1.2 Perumusan Masalah 1.2.1 Apakah usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR? 1.2.2 Apakah paritas ibu 0 atau lebih dari 4 merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR? 1.2.3 Apakah jarak persalinan ibu kurang dari 2 tahun merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR? 1.2.4 Apakah riwayat penyakit ibu selama kehamilan merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR? 1.2.5 Apakah kualitas pelayanan Antenatal ibu yang tidak sesuai standar merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui faktor ibu dan kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kota Pariaman. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi usia ibu yang memiliki bayi di Kota Pariaman. 2. Diketahuinya distribusi frekuensi paritas ibu yang memiliki bayi di Kota Pariaman. 3. Diketahuinya distribusi frekuensi jarak persalinan ibu yang memiliki bayi di Kota Pariaman. 4. Diketahuinya distribusi frekuensi riwayat penyakit ibu yang memiliki bayi di Kota Pariaman.

5. Diketahuinya distribusi frekuensi kualitas pelayanan Antenatal ibu yang memiliki bayi di Kota Pariaman. 6. Diketahuinya korelasi usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun terhadap kejadian BBLR di Kota Pariaman 7. Diketahuinya korelasi paritas ibu 0 atau lebih dari 4 terhadap kejadian BBLR di Kota Pariaman 8. Diketahuinya korelasi jarak persalinan ibu kurang dari 2 tahun terhadap kejadian BBLR di Kota Pariaman 9. Diketahuinya korelasi riwayat penyakit ibu terhadap kejadian BBLR di Kota Pariaman 10. Diketahuinya korelasi kualitas pelayanan Antenatal ibu terhadap kejadian BBLR di Kota Pariaman 1.3.3 Tujuan Kualitatif Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis secara mendalam berkenaan dengan kualitas pelayanan Antenatal yang meliputi : 1. Identifikasi ibu hamil 2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal 3. Palpasi abdominal 4. Pengelolaan anemia pada kehamilan 5. Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan 6. Persiapan persalinan 7. Kebijakan, koordinasi, pembinaan dan supervisi. Sehingga dapat diungkapkan informasi tentang proses pelaksanaan pelayanan antenatal yang sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kota Pariaman Sebagai hasil evaluasi tentang pelaksanaan pelayanan antenatal dan memberikan masukan sebagai pertimbangan dalam kebijakan program kesehatan ibu dan anak sehingga kejadian BBLR dapat diantisipasi sedini mungkin. 1.4.2 Bagi Profesi Bidan Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pelayanan antenatal yang sesuai standar pelayanan kebidanan dalam upaya menurunkan kejadian BBLR dengan pelayanan antenatal yang berkualitas. 1.4.3 Bagi Masyarakat Memberikan informasi tentang faktor risiko ibu (gangguan penyakit, usia, jarak persalinan dan paritas ibu) serta kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian BBLR 1.4.4 Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya dimasa akan datang.