BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dan upaya strategis untuk meningkatkan pengetahuan (knowlegde),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang memiliki budi pekerti luhur,

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manusia. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan proses

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara yang memiliki Undang-Undang yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya dan karakter bangsa kini mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan banyaknya berbagai perubahan yang melanda berbagai aspek kehidupan manusia. Tanpa pendidikan, manusia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tuntutan hidup yang semakin berubah. Menghadapi perkembangan hidup dan teknologi yang semakin berkembang dan arus globalisasi yang semakin cepat, maka banyak terjadi persaingan dalam berbagai hal terutama pekerjaan. Pendidikan merupakan kunci yang dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa, dan upaya strategis untuk meningkatkan pengetahuan (knowlegde), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) sumber daya manusia. Pendidikan harus dapat menghasilkan sumber daya manusia yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya yang lain. Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, 1

2 jujur, berdisiplin, bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan. DalamUndang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 menyatakan: Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Dalam menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun, pendidikan kesetaraan melalui pendidikan nonformal mendapat perhatian cukup tinggi. Hal ini terjadi karena program wajar dikdas 9 tahun tidak hanya bisa ditangani melalui pendidikan formal saja. Banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan karena berbagai alasan, diantaranya tidak ada biaya atau harus bekerja membantu orang tua. Mereka terpaksa putus sekolah baik pada tingkat SD, SLTP, ataupun SLTA. Program Kesetaraan yang ada di masyarakat yaitu mencakup: Kelompok Belajar (Kejar) Paket A, Kejar Paket B, dan Kejar Paket C. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 1991, Kelompok Belajar Paket B diselenggarakan bagi warga belajar untuk memperoleh pendidikan setara Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Juklak Paket B, 1993 dalam buku Hatimah (2007:4.8) menjelaskan: Program Kejar Paket B yaitu suatu kegiatan membelajarkan warga masyarakat melalui proses belajar dengan menggunakan buku Paket B sebagai sarana belajar utama, yaitu isinya terdiri atas pendidikan dasar

3 umum dan pendidikan keterampilan untuk mengusahakan mata pencaharian, yang setara Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Program Paket B setara SMP adalah program pendidikan pada jalur nonformal yang ditujukan bagi warga masyarakat yang telah lulus SD/MI atau putus SMP/MTS yang tidak sesuai untuk dilayani dengan SMP atau MTS (Depdiknas, 2005). Ketidaksesuaian ini dapat terjadi karena umur, keterbatasan sosial, ekonomi, waktu, kesempatan, letak geografi, ketidaksetaraan menentukan materi pembelajaran dan lain-lain. Lulusan Program Paket B berhak mendapat ijazah setara SMP, Paket B termasuk kedalam kelompok pendidikan kesetaraan meliputi Paket A setara SD, Paket B setara SMP, Paket C setara SMA. Akhirakhir ini terjadi perubahan cara pandang terhadap pendidikan kesetaraan termasuk Paket B. Semula pendidikan kesetaraan ditujukan kepada warga masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi. Sekarang pendidikan kesetaraan ditujukan untuk melayani seluruh warga masyarakat. Umumnya tingkat kehadiran warga belajar di beberapa program Paket B masih rendah, begitu pula dengan program Paket A dan Paket C. Program Paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bersahaja di Simpang Empat memiliki warga belajar sebanyak 118 orang. Mereka dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas 1, 2, 3, dan masing-masing kelas terdiri dari ± 40 orang. Dari setiap kelas tersebut diketahui bahwa tingkat kehadiran warga belajar hanya mencapai 5 sampai 40 persen. Maksimal yang hadir di dalam kelas adalah sebanyak 8 orang. Rendahnya tingkat kehadiran warga belajar ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, motivasi belajar warga belajar masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya hasrat dan keinginan untuk belajar, tidak adanya dorongan dan

4 kebutuhan dalam belajar, tidak adanya harapan dan cita-cita untuk masa depan, tidak adanya penghargaan dalam belajar, tidak adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, tidak adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Seperti yang telah dikemukakan oleh Uno dalam (Khasanah, 2013:22) bahwa keenam hal tersebut merupakan indikator dalam motivasi belajar. Kedua, kurangnya minat warga belajar dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari tidak adanya indikator minat belajar seperti yang telah disebutkan Rohim (2011:10) dimana indikator minat berupa perasaan senang atau suka, memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diamati, adanya perasaan tertarik, giat belajar, mengerjakan tugas, dan mengetahui tujuan belajar. Ketiga, warga belajar lebih mementingkan bekerja dari pada mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini terjadi karena tingkat ekonomi keluarga yang rendah, sehingga warga belajar harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Keempat, proses pembelajaran yang kurang menarik dan monoton, sehingga warga belajar merasa bosan. Kelima, kurangnya minat generasi muda terhadap tarian daerah karena banyaknya pengaruh dari luar. Untuk mengurangi rendahnya tingkat kehadiran tersebut, pengelola Paket B sengaja membuat mata pelajaran keterampilan menari untuk menarik minat warga belajar agar mau mengikuti pembelajaran. Dengan adanya pelajaran menari ini diharapkan kehadiran warga belajar akan semakin meningkat, dengan begitu proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik. Menari merupakan ekstrakurikuler yang ada didalam paket B di PKBM bersahaja. Adanya salah satu tutor yang memiliki keterampilan menari

5 memberikan peluang kepada pengelola untuk membuat pelajaran ekstrakurikuler menari di paket B. Dengan begitu pengelola tidak perlu mencari tutor khusus untuk mengjarkan keterampilan pada warga belajar. Tujuan diberikannya ekstrakurikuler ini adalah agar warga belajar memiliki kegiatan lain di luar pembelajaran. Dan dengan mengikuti ekstrakurikuler ini diharapkan warga belajar mempunyai satu keterampilan yang dapat berguna dalam kehidupan mereka, seperti: dapat mengikuti perlombaan menari di daerah, dapat mengisi acara-acara dengan menampilkan tarian, dan mengajarkan tari kepada orang lain. Seni tari merupakan salah satu budaya yang tiap-tiap daerahnya memiliki ciri khas sendiri. Saat ini sudah banyak pengaruh-pengaruh yang diterima, yang mengakibatkan kurangnya minat generasi muda terhadap tari daerahnya. Maka dari itu melalui dunia pendidikan inilah tari-tari tersebut dilestarikan. Minat generasi muda terhadap kebudayaan daerah sendiri saat ini sangat memperhatikan, walau ditunjang oleh fasilitas dan infrastruktur yang memadai, hal itu masih kalah dengan pengaruh dari luar, apalagi yang disekolahnya masih belum tersedia tenaga pengajar seni tari. Rasanya, seni tari kurang menjadi pembicaraan yang menarik, umumnya pada kalangan generasi muda. Nurwani (2014:3) mengatakan bahwa tari bukan merupakan hakekat yang bisa dirasakan, diangkat, atau ditimbang. Sehingga menari merupakan sesuatu yang terjadi ketika tubuh manusia bergerak dalam pola terarah secara sadar melakukan gerak tertentu. Pendidikan seni tari merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai pengaruh terhadap pengembangan emosi. Meskipun seni tari tampak sebagai kegiatan fisik, seni tari juga dapat melatih kepekaan rasa dan

6 ketajaman berpikir. Selain hal tersebut, pendidikan seni tari juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan tingkah laku seseorang. Karena melalui pendidikan seni tari seseorang dapat mengintegrasikan segenap pengalaman jiwanya. Oleh karenanya, dari pengalaman jiwa tersebut baik disengaja maupun tidak disengaja, secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku serta kepribadian seseorang. Mengingat pentingnya pendidikan seni tari yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian serta tingkah laku, maka kita berupaya memperkenalkan nila-nilai seni tari sejak awal. Berawal dari kurangnya minat dan motivasi warga belajar dalam mengikuti pembelajaran di paket B pada umumnya menyebabkan warga belajar tidak aktif belajar dan malas hadir mengikuti kegiatan belajar. Dari itu, pengelola berusaha menumbuhkan semangat dan motivasi belajar warga belajar agar hadir mengikuti kegiatan belajar dengan menambah mata pelajaran menari. Selain diharapkan dapat meningkatkan kehadiran warga belajar, pembelajaran menari juga dapat menumbuhkan rasa cinta budaya dan mempengaruhi kepribadian pada remaja khususnya seni tari sebagai salah satu program pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah hubungan mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler menari dengan tingkat kehadiran warga belajar Paket B di PKBM Bersahaja Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya motivasi belajar warga belajar,

7 2. Kurangnya minat warga belajar dalam mengikuti proses pembelajaran, 3. Sebagian warga belajar lebih mementingkan bekerja dari pada belajar, 4. Proses pembelajaran yang kurang menarik dan monoton, 5. Kurangnya minat generasi muda terhadap tarian daerah karena banyaknya pengaruh dari luar. 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah, maka penulis membuat batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: hubungan mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler menari dengan tingkat kehadiran warga belajar Paket B di PKBM Bersahaja Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan dengan hal yang telah dikemukakan di atas maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: apakah terdapat hubungan antara mengikuti pembelajaran ektrakurikuler menari dengan tingkat kehadiran warga belajar Paket B di PKBM Bersahaja Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan. 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah: untuk mengetahui hubungan mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler menari dengan tingkat kehadiran warga belajar Paket B di PKBM Bersahaja Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan.

8 1.6 Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis Tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan acuan bagi peneliti yang lain jika akan melakukan atau mengembangkan lebih lanjut mengenai hubungan mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler menari dengan tingkat kehadiran warga belajar. B. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan atau perhatian bagi pengelola lembaga pendidikan nonformal terutama PKBM dalam meningkatkan kehadiran warga belajar melalui pembelajaran ekstrakurikuler menari.