BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas, maka pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam. lingkungan dan kehidupan. Lingkungan kehidupan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Oleh karena itu keberhasilan anak didik sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif (Wulan, 2011:1). Selain itu tujuan. memanfaatkan informasi yang telah diperoleh.

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evi Nurul Khuswatun, 2013

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran. Kesuksesan sebuah pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengetahuan Prosedural Matematika

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat. dipengaruhi oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Secara formal, dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan program pendidikan, khususnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada diri individu. Peningkatan mutu pendidikan terus diupayakan demi

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dengan kita minum obat pahit, sangat diperlukan, tetapi benar-benar tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Pemahaman yang diperoleh dapat diimplementasikan ke

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. dari manfaat dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, juga bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika merupakan dasar untuk membangun suatu bangsa yang memiliki peranan penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas, maka pembelajaran matematika diberbagai jenjang pendidikan formal dipandang penting untuk mendapatkan perhatian dari keluarga, pemerintah dan pengelola pendidikan. Para siswa dari tingkat dasar hingga menengah yakni, Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dituntut menguasai pelajaran matematika. Penguasaan tersebut dapat dilihat dalam bentuk hasil belajar matematika yang optimal. Matematika sebagai mata pelajaran dasar dalam berpikir ilmiah sangat diperlukan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang rasional. Matematika juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan belajar dalam menempuh jenjang pendidikan selanjutnya. Dalam Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama, maka dari itu, pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar (SD) dipandang sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari keluarga, pemerintah dan pengelola pendidikan. Kemampuan tersebut penting dimiliki oleh peserta didik agar peserta didik memiliki 1

2 kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Menurut Tim MKPBM (2001:256) pembelajaran matematika yang ideal haruslah mencakup pemahaman kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu, seorang siswa yang mempelajari matematika tidak hanya harus menguasai materi matematika, tetapi siswa harus terlebih dahulu menguasai materi prasyarat bagi materi yang akan dipelajari. Siswa juga dituntut harus memahami keterkaitan materi pembelajaran tersebut dengan topik matematika yang lain. Oleh karena itu, seorang guru tidak hanya harus menguasai materi ajar, tetapi juga harus menguasai pendekatan, model dan metode pembelajaran yang terintegrasi, komprehensif dan holistik. Fakta dilapangan menunjukkan adanya perbedaan dalam pembelajaran matematika. Selama ini masih banyak ditemui permasalahan dalam pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran yang ditemui masih secara konvensional. Pembelajaran matematika hanya menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan pencapaian tekstual semata daripada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun individu. Akibatnya hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Pelajaran matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa SD. Siswa menganggap bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mempelajari matematika. Anggapan seperti itu cukup mengkhawatirkan dan perlu pemikiran dan penanganan yang lebih cermat untuk dilakukan perbaikan, terutama oleh guru SD (Kurniawan, 2012). Permasalahan dalam pembelajaran matematika juga dialami SDN Tanjungrejo 5 Malang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 30 Mei

3 2013 yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas V SDN Tanjungrejo 5 Malang diperoleh hasil bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematika. Menurut penuturan guru kelas V SDN Tanjungrejo 5 Malang siswa memilki kemampuan yang kurang dalam memahami materi operasi hitung campuran bilangan bulat. Berdasarkan nilai ulangan harian siswa pada materi operasi hitung campuran pada kelas IV semester genap tahun ajaran 2012/2013 diperoleh hasil bahwa sebanyak 33 orang siswa (73,33%) mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Sedangkan 12 orang siswa (26,67% ) mendapat nilai diatas KKM. Kesulitan yang dialami oleh siswa kelas V SDN Tanjungrejo 5 malang dalam mempelajari materi operasi hitung campuran bilangan bulat antara lain, siswa kurang memahami urutan pengerjaan operasi campuran bilangan bulat, siswa mengalami kebingungan dalam mengerjakan operasi hitung bilangan bulat antara bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, siswa juga kurang teliti ketika mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan siswa kurang berusaha menyelesaikan soal dengan baik. Bagi mereka yang penting tugas tersebut selesai tanpa melihat benar atau tidaknya. Kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas meliputi kegiatan mendengarkan penjelasan guru, mencatat rumus yang ada dipapan tulis, menghafalkan rumus yang diberikan oleh guru dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. Serangkaian kegiatan tersebut membuat siswa tidak memahami materi yang telah diajarkan oleh guru karena siswa selalu menunggu

4 materi dari guru dan enggan berusaha mencari sendiri. Jumlah siswa yang terlalu besar juga membuat guru kesulitan untuk mengolala pembelajaran dikelas. Kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan guru, membuat siswa kurang memahami makna pembelajaran matematika. Dalam mengajarkan matematika guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda serta tidak semua siswa menyenangi pelajaran matematika. Menurut Hudojo (2001:45), matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Menurut Heruman (2007:2) ada langkah-langkah yang harus dipahami guru dalam membelajarkan matematika di sekolah dasar yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di SDN Tanjungrejo 5 menuntut siswa harus mengahafal rumus-rumus matematika agar mereka bisa menyelesaikan soal-soal matematika. Dari kegiatan tersebut terlihat bahwa proses penanaman konsep yang dilakukan oleh guru belum optimal sehingga membuat siswa kurang memahami konsep-konsep matematika. Hal ini dibuktikan ketika mereka mengerjakan soal, mereka belum mampu mengaplikasikan konsep-konsep matematika untuk menyelesaikan soal matematika. Menurut penjelasan Hiebert (1990) dalam Walle (2007:29) bahwa dalam pembelajaran matematika guru harus membekali siswa dengan kemampuan matematika. Kemampuan dalam belajar matematika dibedakan menjadi dua macam yaitu pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Siswa harus

5 memahami konsep dasar matematika karena konsep dasar matematika merupakan jembatan yang dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang bersifat abstrak. Setelah siswa memahami konsep matematika diharapkan siswa mampu menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas (Heruman, 2007: 4). Berdasarkan permasalahan dalam penelitian diketahui, faktor penyebab dari kurang optimalnya pembelajaran di SDN Tanjungrejo 5 Malang berasal dari faktor siswa dan faktor guru. Kedua faktor tersebut dapat diatasi dengan melakukan perbaikan dalam sistem pembelajaran. Perbaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan tujuan dari materi pembelajaran yang diajarkan. Penanaman konsep yang benar kepada siswa dapat membantu siswa menyelesaikan soal sesuai dengan prosedur matematika. Jika siswa telah memahami konsep matematika maka dengan mudah mereka mengaitkan antara pengalaman belajar sebelumnya dengan konsep baru yang akan diajarkan. Menurut Slavin (2005:190) salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa adalah Model Pembelajarn Team Accelerated Instruction (TAI). Model Pembelajarn Team Accelerated Instruction (TAI) dirancang khusus untuk mengajarkan matematika atau keterampilan menghitung pada siswa-siswa SD kelas 3-6 (Huda, 2011:125). Model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Menurut Slavin (2005:33) model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) memiliki

6 tujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual. Slavin (2005:195) menjelaskan bahwa Model Pembelajarn Team Accelerated Instruction (TAI) memiliki delapan komponen, yaitu: tim, tes penempatan, materi-materi kurikulum, belajar kelompok, skor tim dan rekognisi tim, kelompok pengajaran, tes fakta dan unit seluruh kelas. Dalam melaksanakan Model Pembelajarn Team Accelerated Instruction (TAI) kedelapan kompenen tersebut sangat berperan penting karena berhasil atau tidaknya pelaksanaan Model Pembelajarn Team Accelerated Instruction (TAI) tergantung dari delapan komponen tersebut. Berdasarkan permasalahan pembelajaran matematika yang terjadi di SDN Tanjungrejo 5 Malang dan memperhatikan karakteristik model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) yang relevan dengan pembelajaran matematika, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Kemampuan Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat dengan Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) pada Siswa Kelas V SDN Tanjungrejo 5 Malang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penyelesaian terhadap permasalahan pembelajaran matematika khususnya di SDN Tanjungrejo 5 Malang. B. Fokus Masalah Melihat fakta dilapangan siswa kelas V SDN Tanjungrejo 5 Malang, tahun ajaran 2013/2014 semester I khususnya dimateri operasi hitung campuran masih rendah. Hal tersebut didasari dengan fakta kurang optimalnya penanaman konsep

7 matematika sehingga siswa kurang memahami aplikasi konsep-konsep matematika dalam menyelesaikan soal matematika. Beberapa faktor yang dijelaskan di atas merupakan pemicu siswa lemah dalam menyelesaikan operasi hitung campuran bilangan bulat, maka perlu adanya model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan matematika. Model Team Accelerated Instruction (TAI) salah satu alternatif untuk membantu meningkatkan kemampuan matematika siswa khususnya pada materi operasi hitung campuran bilangan bulat. Team Accelerated Instruction (TAI) merupakan penggabungan antara pembelajaran kelompok dengan pengajaran individual (Suyatno, 2009: 57). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) untuk meningkatkan kemampuan matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo 5 Malang? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat dengan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo 5 Malang? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian antara lain: 1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) untuk meningkatkan kemampuan matematika materi

8 operasi hitung campuran bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo 5 Malang. 2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat dengan penerapan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) pada siswa kelas V SDN Tanjungrejo 5 Malang. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat dari segi teoretis dan segi praktis. Paparan kedua manfaat adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini bagi guru diharapkan dapat menjadi inovasi dalam pembelajaran matematika sehingga dengan menerapkan model pembelajaran TAI (Team Accelerated Instruction) guru dapat menciptakan pembelajaran matematika yang menarik, kreatif dan bermakna serta dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa. b. Bagi Sekolah Penelitian ini bagi sekolah diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan membuat kebijakan dalam melakukan inovasi pembelajaran khususnya

9 dalam pembelajaran matematika yang kemudian berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran di SDN Tanjungrejo 5 Malang. F. Batasan Istilah Batasan istilah merupakan penjelasan terhadap kata-kata kunci yang ada dalam rumusan masalah penelitian, batasan istilah digunakan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan pembaca, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut : 1. Team Accelerated Instruction (TAI) merupakan model pembelajaran yang mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan yang beragam. Dalam model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) ini, akuntabilitas individu, kesempatan yang sama untuk sukses, dan dinamika motivasional menjadi unsur-unsur utama yang harus ditekankan oleh guru (Huda, 2011:125-126). 2. Kemampuan matematika adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural (Suratman, 2012). 3. Operasi Hitung campuran adalah operasi atau pengerjaan hitungan yang melibatkan lebih dari dua bilangan dan lebih dari satu operasi (Heruman, 2007:30) 4. Bilangan bulat terdiri atas bilangan negatif, nol dan bilangan positif (Utomo, 2009:2)