PEMBELAJARAN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DAN MENEMPEL PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD AISYIYAH 3 PONTIANAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN HUBUNGAN SOSIAL MELALUI BERMAIN BERSAMA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

ANALISIS KEMAMPUAN MEWARNAI MENGGUNAKAN PASTEL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK SIRAJUDDIN

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BOLA KAKI PADA ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN PERILAKU PANTANG MENYERAH MELALUI PERMAINAN PUZZLE PADA ANAK USIA 5-6 DI TK

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN MELALUI MEDIA VISUAL DARI BAHAN BEKAS PADA ANAK USIA TK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI PENGGUNAAN PUZZLE PADA ANAK TK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD MEKAR BARU MELAWI

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN KEGIATAN TARI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN PENGUCAPAN KALIMAT THAYYIBAH MELALUI TRATEGI MODELING THE WAY PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KONSENTRASI MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

Mahlan Asmar dan Aulia

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

PENINGKATAN MOTORIK HALUS MELALUI MEMBATIK DENGAN MEDIA TISSU TK PERTIWI KEDUNGWARU BLORA

PENERAPAN MEDIA PLASTISIN UNTUK MENINGKATKAT MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAH KECAMATAN GUNUNG ANYAR KOTA SURABAYA

PENINGKATAN PENGENALAN BENTUK GEOMETRI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PEMANFAATAN MEDIA BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI METODE EKSPERIMEN DI TK ISLAM RAUDHATUL MUHTADIN PONTIANAK SELATAN

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOLASE DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BAKIAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

PENINGKATAN PENGENALAN BENTUK GEOMETRI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

MEWARNAI GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BERGOLO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS ANAK MELALUI MEDIA BAHAN ALAM DI PAUD IT ANEUK SHALEH CERIA DESA NEUHEUN KEBUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL (3M) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI METODE TILAWATI DENGAN ALAT PERAGA KARTU HURUF HIJAIYYAH PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR PADA PAUD TERPADU AR-RAHMAN KABUPATEN KEPAHIANG

Desly Manalu, Tri Utami, Enda Puspitasari

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

MENGEMBANGKAN MOTIRIK HALUS MELALUI ORIGAMI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA KALI RUNGKUT SURABAYA. Sumilah PRODI S1 PG PAUD FIP UNESA.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-bijian Di Kelompok Bermain Ceria Gondang Kecamatan Gondang Mojokerto

Farin Kusanggraeni Fardilla 1, Chumdari 2, Karsono

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

IMPROVING FINE MOTOR SKILLS CHILDREN PLAYING THROUGH MOZAIK 5-6 YEAR IN TK PKBM MELATI MUKTIJAYA DISTRICT ROKAN DOWNSTREAM

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN PLASTISIN DI TK SATU ATAP SDN LAMLHEU KABUPATEN ACEH BESAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA KELOMPOK B1 TK ABA GAMBRENGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 LINGSAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS IV SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI LARI ESTAFET PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

UPAYA PENINGKATAN PELAKSANAAN SHALAT DHUHA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Demonstrasi, Kolase, Kemampuan Seni Rupa

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DI KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DI KELAS V SDN 07 GURUN LAWEH KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN DENGAN BARANG BEKAS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 1 SIDOMUKTI

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

PENERAPAN MOTODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT BENDA KONSTRUKSI SISWA KELAS IV SD NEGERI 145 PEKANBARU

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SD NEGERI I NGERANGAN

AGUSTINA AYU SAPUTRI A520

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Nieta Meylinie Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak Email : oneechan_8581@yahoo.com Abstract The purpose of this research is to describe 1) learning plan of coloring drawing to improve the fine motor ability of the child, 2) Implementation of learning coloring drawing to improve the fine motor ability of the child, and 3) Improvement of color picture learning to improve fine motor ability of child. Researchers used the method of descriptive. The form of this research is classroom action research. The conclusions show: 1) Learning planning coloring the image to improve the fine motor ability of the child, has been in accordance with the steps that have been determined with the category not implemented in cycle 1 and on the second cycle with the category performed well, 2) Implementation of the learning coloring drawing to improve fine motor skills of children, has been implemented by the teacher well, because the teacher performs in accordance with the planning made, both in cycle I and in cycle II, and 3) Improvement of color picture learning to improve the fine motor skills of children, in cycle I get the average value 49,4 which categorized not good, while in cycle II very good increase with value 98,2. Keywords: Coloring pictures, fine motor skills PENDAHULUAN Pendidikan adalah kunci pokok dalam mengembangkan potensi diri melalui usaha yang terencana agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan anak usia dini sangat penting, mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini, sehingga Montessori (Ecka W. Pramita, 2010: 16) masa kanak-kanak disebut sebagai periode emas pendidikan. Pada periode inilah semua kehidupan pribadi seseorang anak manusia dimulai, dibentuk, dan diarahkan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Salah satu aktivitas rutin yang dilakukan di Taman Kanak-kanak adalah mewarnai. Aktivitas mewarnai lazimnya sudah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak, bukan hanya sebagai kegiatan untuk mengisi waktu kosong anak, tapi juga sebagai aktualisasi diri anak dalam bidang seni. Apalagi gambar yang diwarnai anak adalah hasilnya sendiri, maka akan lebih terlihat imajinasi dan pikiran anak. Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S. (2010: 7.4) Kegiatan mewarnai akan mengajak kepada anak bagaimana mengarahkan kebiasaan-kebiasaan anak dalam mewarnai dengan spontan menjadi kebiasaankebiasaan menuangkan warna yang mempunyai nilai pendidikan. Ada beberapa alat warna yang biasanya digunakan dalam mewarnai, seperti: pensil warna, spidol warna, cat air, cat minyak, dan crayon (pastel). Diantara beberapa alat tersebut, Philip Berril (2009: 8) memilih crayon sebagai alat gambar yang lebih 1

menyenangkan, karena selain murah, dan mudah digunakan. Crayon terdiri atas crayon lunak, crayon keras, dan pensil crayon. Dari ketiga jenis crayon tersebut, yang banyak digunakan oleh anak usia dini adalah crayon keras, yang biasanya berbentuk kotak, dan terutama berbahan dasar kapur. Dalam aktivitas mewarnai, setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam hal mewarnai, ada anak yang dapat mewarnai dengan kombinasi warna yang bervarasi, ada pula yang mewarnai satu objek dengan satu warna saja. Hal tersebut peneliti temukan dalam aktivitas mengajar sehari-hari di TKIT Al-Mumtaz Pontianak. Dari 14 anak di kelas B3, terdapat hanya 5 anak yang memiliki kemampuan mewarnai dengan variasi yang menarik, dan 9 anak yang hanya memiliki kemampuan mewarnai dengan variasi yang kurang menarik. Hal tersebut diduga terjadi karena kurangnya pengajaran mewarnai yang bersifat variasi yang menarik, seperti: menggunakan efek gradasi warna, dan cenderung lebih membebaskan anak mewarnai secara mandiri. Melihat permasalahan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mewarnai Gambar Untuk Meningkatkan Motorik Halus Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TKIT Al-Mumtaz Pontianak. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang: (a) Perencanaan pembelajaran mewarnai gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun di TKIT Al- Mumtaz Pontianak. (b) Pelaksanaan pembelajaran mewarnai gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun di TKIT Al-Mumtaz Pontianak. (c) Peningkatan pembelajaran mewarnai gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun di TKIT Al-Mumtaz Pontianak. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sugiyono, 2008:65). Bentuk penelitian ini adalah bentuk penelitian tindakan kelas. PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas (Asmani, 2011: 18). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas berusaha mengkaji, merefleksi secara kritis dan kolaboratif suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru, interaksi antara guru dengan anak, serta interaksi antar anak di dalam kelas. Metode penelitian tindakan kelas ini menekankan pada suatu kajian yang benar-benar dari situasi alamiah di kelas. Ini sejalan dengan pendapat Asmani (2011: 91) yang menyatakan bahwa Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di dalam sebuah kelas. Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus dan pada tiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Tiap siklus terdiri atas empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Proses kegiatan tindakan kelas yang dilakukan adalah bertolak dari permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian merencanakan suatu tindakan dan melaksanakannya. Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes. Kunandar (2008:180) teknik non tes dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi aktifitas anak dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Wiraatmadja (2002:117) Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Dalam penelitian hasil observasi baik terhadap guru maupun anak dihitung dengan menggunakan rumus persentase menurut Iskandar (2011: 12) sebagai berikut: F P% x100 N Rumus persentase ini digunakan untuk menghitung kegiatan yang dilakukan anak sesuai dengan hasil kerja anak, adapun indikator penilaian perkembangan motorik 2

halus anak pada observasi anak antara lain: 1) Berkembang Sangat Baik (BSB) jika mewarnai gambar berada pada skala 80%-100%. 2) Berkembang Sesuai Harapan (BSH) jika mewarnai gambar berada pada rentang skala 70%-79%. 3) Mulai Berkembang (MB) jika mewarnai gambar berada pada rentang skala 50%-69%. 4) Belum Berkembang (BB) jika mewarnai gambar berada pada rentang skala 0%-49%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Perencanaan pembelajaran siklus I pertemuan I untuk meningkatkan pembelajaran mewarnai gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Pertemuan I Pert 1 Skor 1 Pembuatan RKH 20 3,33 2 Pemilihan Tema 15 3 3 Pemilihan Bahan Main 12 2,4 4 Metode Pembelajaran 14 2,8 5 Penilaian Hasil Belajar 9 3 Rata-rata 2,9 Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran sudah baik karena memperoleh nilai rata-rata 2,9 (kurang terlaksana), dengan demikian masih perlu perbaikan lagi. Berikut tabel penilaian kemampuan guru merencanakan pembelajaran siklus I pertemuan II. Tabel 2 Pertemuan II Pert 2 Skor 1 Pembuatan RKH 22 3,7 2 Pemilihan Tema 17 3,4 3 Pemilihan Bahan Main 13 2,6 4 Metode Pembelajaran 15 3 5 Penilaian Hasil Belajar 9 3 Jumlah 3,14 Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dalam merencanakan pembelajaran sudah baik dari pertemuan sebelumnya karena memperoleh nilai rata-rata 3,14, terlaksana dengan baik namun perlu perbaikan pertemuan berikutnya. Berikut tabel penilaian kemampuan guru merencanakan pembelajaran siklus I pertemuan III. 3

Tabel 3 Pertemuan III Pert 3 Skor 1 Pembuatan RKH 22 3,7 2 Pemilihan Tema 17 3,4 3 Pemilihan Bahan Main 13 2,6 4 Metode Pembelajaran 15 3 5 Penilaian Hasil Belajar 9 3 Rata-rata 3,14 Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dalam merencanakan pembelajaran sudah baik dari pertemuan sebelumnya karena memperoleh nilai rata-rata 3,14, terlaksana dengan baik namun perlu perbaikan pertemuan berikutnya. Adapun I perencanaan pembelajaran pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 I Pertemuan I I Pert 1 Skor 1 Pembuatan RKH 24 4 2 Pemilihan Tema 18 3,6 3 Pemilihan Bahan Main 16 3,2 4 Metode Pembelajaran 20 4 5 Penilaian Hasil Belajar 12 4 Rata-rata 3,76 Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat dalam merencanakan pembelajaran sudah sangat baik dari pertemuan sebelumnya karena memperoleh nilai rata-rata 3,76, terlaksana dengan baik namun perlu perbaikan pada pertemuan ke II berikutnya. Berikut tabel penilaian kemampuan guru merencanakan pembelajaran siklus II pertemuan II. Tabel 5 I Pertemuan II I Pert 2 Skor 1 Pembuatan RKH 24 4 2 Pemilihan Tema 20 4 3 Pemilihan Bahan Main 20 4 4 Metode Pembelajaran 20 4 4

5 Penilaian Hasil Belajar 12 4 Rata-rata 4 Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat dalam merencanakan pembelajaran sudah sangat baik dari pertemuan sebelumnya karena memperoleh nilai rata-rata 4, sehingga peneliti tidak melakukan perbaikan lagi. Berikut tabel penilaian kemampuan guru merencanakan pembelajaran siklus II pertemuan III. Tabel 6 I Pertemuan III II Pert 3 Skor 1 Pembuatan RKH 24 4 2 Pemilihan Tema 20 4 3 Pemilihan Bahan Main 20 4 4 Metode Pembelajaran 20 4 5 Penilaian Hasil Belajar 12 4 Rata-rata 4 Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat dalam merencanakan pembelajaran sudah sangat baik dari pertemuan sebelumnya karena memperoleh nilai rata-rata 4, sehingga peneliti tidak melakukan perbaikan lagi. Analisis data yang dimaksud di sini adalah menjelaskan hasil perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II pertemuan I, II dan III dan observasi mewarnai gambar anak siklus I dan siklus II pertemuan I, II dan III. Berikut penjelasannya: Tabel 7 dan I I No Apek yang Pert I Pert II Pert III Pert I Pert II Pert III. Dinilai Skor Skor Skor Skor Skor Skor 1 Pembuatan RKH 3,33 3,7 3,7 4 4 4 2 Pemilihan tema 3 3,4 3,4 3,6 4 4 3 Pemilihan bahan main 2,4 2,6 2,6 3,2 4 4 4 Metode pembelajaran 2,8 3 3 4 4 4 5 Penilaian hasil belajar 3 3 3 4 4 4 Jumlah 2,9 3,14 3,14 3,76 4 4 5

Berdasarkan tabel 7 di atas, bahwa perencanaan siklus I pertemuan I memperoleh nilai 2,9 yang dikategorikan kurang baik dan meningkat pada pertemuan II menjadi 3,14 yang dikategorikan baik dan pertemuan III menjadi 3,14 yang dikategorikan baik. Pada siklus II pertemuan I kemampuan guru merencanakan pembelajaran memperoleh nilai 3,76 yang dikategorikan baik dan meningkat pada pertemuan II dan III menjadi lebih baik lagi yaitu 4. No. 1 2 3 Apek yang Dinilai Tabel 8 Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran dan I I Pert I Pert II Pert III Pert I Pert II Pert III Skor Skor Skor Skor Skor Skor Fase pemberian tugas 3 3,5 3,5 4 4 4 Langkah pelaksanaan 2,75 3 3 3,25 3,75 4 tugas Mempertanggu ng jawabkan 2 2,7 2,7 3,33 4 4 tugas Jumlah 2,58 3,06 3,06 3,52 3,19 4 Berdasarkan tabel 8 di atas, bahwa pelaksanaan siklus I pertemuan I memperoleh nilai 2,58 yang dikategorikan cukup baik dan meningkat pada pertemuan II menjadi 3,06 yang dikategorikan baik dan pertemuan III menjadi 3,06 yang dikategorikan baik. Pada siklus II pertemuan I kemampuan guru melaksanakan pembelajaran memperoleh nilai 3,52 yang dikategorikan baik dan meningkat pada pertemuan II dan III menjadi lebih baik lagi yaitu 3,19 dan 4. No. 1 2 3 Apek yang Dinilai Tabel 9 Hasil Observasi Peningkatan Mewarnai Gambar Anak dan I I Pert I Pert II Pert III Pert I Pert II Pert III Skor Skor Skor Skor Skor Skor Anak dapat menggoreskan crayon 42,5 45 55 55 91,25 96,25 Anak dapat mewarnai 38,75 42,5 50 50 91,25 97,5 penuh Anak dapat memvariasikan 35 43,8 58,8 58,8 91,25 93,8 warna Jumlah 38,75 43,75 54,58 58,8 91,25 95,83 6

Berdasarkan tabel 9 di atas, bahwa mewarnai gambar anak siklus I pertemuan I memperoleh nilai 28,75 yang dikategorikan kurang baik dan meningkat pada pertemuan II menjadi 43,75 yang dikategorikan kurang baik serta pertemuan III memperoleh nilai 54,58 yang dikategorikan cukup baik. Mewarnai gambar anak siklus II pertemuan I memperoleh nilai 54,58 yang dikategorikan cukup baik dan meningkat pada pertemuan II menjadi 91,25 yang dikategorikan sangat baik serta pertemuan III memperoleh nilai 95,83 yang dikategorikan sangat baik. Pembahasan Penelitian Perencanaan pembelajaran mewarnai gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun di TKIT Al-Mumtaz Pontianak sudah sangat baik dengan rata-rata 100%. Ini berarti guru telah memiliki kemampuan merencanakan pembelajaran sebagai salah satu aspek kompetensi paedagogik yang harus dikuasai guru yang profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan khusus di bidangnya yang dapat menguasai berbagai metode atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar serta dapat menguasai landasanlandasan kependidikan dengan maksimal. Untuk membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik. Menurut Majid (2005: 94), unsur-unsur perencanaan pembelajaran tersebut adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang hendak dicapai, berbagai strategi dan skenario yang relevan digunakan untuk mencapai tujuan, dan kriteria evaluasi. Mulyasa (2004: 80), mengemukakan pengembangan persiapan mengajar harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini peran guru bukan hanya sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah belajar, serta mendorong siswa untuk belajar dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai serta menunjang pembentukan kompetensi. Selain itu, juga guru telah mampu mengikuti langkahlangkah perencanaan yang benar. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana dan Sukirman (2008: 88) berikut: Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah. Perencanaan sebagai program pembelajaran memiliki beberapa pengertian yang memiliki makna yang sama yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan merumuskan unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan, materi atau isi, metode pembelajaran dan merumuskan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu baik berupa penyusunan materi pengajaran, penggunaan media, maupun model pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar pelaksanaannya berjalan optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki anak secara optimal, mempunyai tujuan yang jelas dan teratur serta dapat memberikan deskripsi tentang materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran mewarnai gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun di TKIT Al- Mumtaz Pontianak, telah dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik dengan nilai rata-rata pertemuan terakhir sebesar 94,23%. Nilai tersebut, karena guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik sesuai dengan aspek kemampuan yang dipersyaratan seorang guru yang profesional. Guru dalam kegiatan pembelajaran mampu mengelola pembelajaran, sehingga anak aktif belajar dalam membuat bentuk dari bangun datar, hal 7

tersebut sesuai dengan pendapatnya (Rudien, 2010: 7) bahwa salah satu tujuan pengelolaan kelas adalah untuk memberi kemudahan dalam usaha memantau kemajuan anak dalam pelajarannya. Guru mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan / perkembangan yang dicapai anak, terutama anak yang tergolong lamban. Berdasarkan data observasi pada siklus I pertemuan 1 memperoleh nilai rata-rata 38,75, pertemuan II 43,75, pertemuan III memperoleh nilai 54,58. Dengan demikian maka dapat ditarik suatu kesimpulan motorik halus anak usia 5-6 tahun dalam kegiatan mewarnai gambar masih berada dalam kategori tidak terlaksana karena memperoleh nilai rata-rata 45,69. Pada Rencana Kegiatan Harian (RKH) dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga dengan tema binatang mengalami kemajuan yang pesat. Dengan demikian, pada siklus II pertemuan 1 memperoleh nilai rata-rata 84,58, pertemuan II dengan nilai 90,41, pertemuan III memperoleh nilai 95,83. Dengan demikian maka dapat ditarik suatu kesimpulan motorik halus anak usia 5-6 tahun dengan pembelajaran mewarnai gambar sudah berada dalam kategori terlaksana dengan sangat baik karena memperoleh nilai rata-rata 95,83. Guru memberi anak stiker bintang, tersenyum, memberi jempol, pujian, pelukan, belaian, dan perhatian merupakan bentuk penguatan eksternal yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak. Strategi ini kemudian memampukan guru untuk menciptakan variasi dalam mengelola kelas. Menurutnya penguatan juga merupakan kebutuhan dasar untuk anak memulai aktivitas kreatifnya dan sebagai penguatan bagi mereka untuk dapat berkreasi terus menerus. Keinginan untuk terus menerus berusaha sampai berhasil dibutuhkan setiap anak dalam proses pembelajaran agar lebih efektif. Namun jika intervensi terus menerus diberikan guru pada anak maka anak tidak akan berusaha untuk melakukannya lagi. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru khususnya dalam merencanakan kegiatan pembelajaran mewarnai gambar sesuai dengan aspek yang akan ditingkatkan pada anak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran mewarnai gambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun. Perencanaan pembelajaran mewarnai gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus, telah sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan dengan kategori tidak terlaksana pada siklus 1 dan pada siklus II dengan kategori terlaksana dengan baik. Saran Dari kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan saran untuk perubahan demi kesempurnaan penelitian tindakan kelas pada masa mendatang adalah: 1) Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait terutama guru dan orang tua agar dapat mengetahui tahapan mewarnai gambar pada anak berupa anak dapat menggoreskan crayon, mewarnai penuh, dan dapat memvariasikan warna, baik itu disekolah maupun dirumah. 2) Sebagai bahan informasi tentang mewarnai gambar anak, para pendidik dapat mengembangkan mewarnai gambar anak dengan kemampuannya, sesuai dengan usianya atau tahap perkembangannya masing-masing. DAFTAR PUSTAKA Pramita, E.W. 2010. Dahsyatnya Otak Anak Usia Emas. Interprebook. Yogyakarta Undang-Undang RI. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Pamadhi, H. dan Sukardi S.E. 2010. Seni Keterampilan Anak. Universitas Terbuka. Jakarta. Philip, B. 2009. Pastel Painting. Pakar Karya. Bandung. Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan. PT. Rosdakarya. Jakarta. Asmani, J.M. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Laksana. Jakarta Wiraatmadja, R. 2002. Metode Penelitian. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Press. Jakarta. 8