BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi berkaitan dengan urutan yang ditempuh supaya hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III DESAIN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuasi eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan berbentuk desain kelompok acak pretest dan posttest dengan kelompok kontrol A randomized pretest-posttest control group design (Arikunto, 2006). Dalam pelaksanaanya, terlebih dahulu dipilih secara acak kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah didapat dua kelompok, kemudian dilakukan test awal pemahaman konsep terhadap kedua kelompok, sedangkan angket minat siswa hanya diteskan terhadap kelas eksperimen. Selanjutnya, kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen diberikan pembelajaran berbasis budaya lokal sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran biasa. Setelah selesai kedua kelompok tersebut mendapatkan perlakuan, selanjutnya dilakukan tes akhir pemahaman konsep, sedangkan angket minat akhir dilakukan terhadap kelas eksperimen. Karena penelitian ini berhubungan dengan penelitian deskriptif komparasi, maka kesimpulannya perlu ditindaklanjuti dengan perlakuan (treatment). Perlakuan yang diterapkan adalah berupa penerapan pembelajaran berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 44

45 Kelompok Pretestt Perlakuan Posttest Kontrol O 1 X 1 O 2 Eksperimen O 3 X 2 O 4 Keterangan: Gambar 3.1. Desain Control Group Pretest-Posttest O X 1 X 2 = Pretest dan posttest tentang pemahaman konsep. = Penerapan pembelajaran biasa (konvensional) dalam Pembelajaran IPA pada materi Bumi dan Alam Semesta = Penerapan pembelajaran berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPA pada materi Bumi dan Alam Semesta. Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh dua orang guru yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Seperti pada umumnya di sekolah dasar (SD), kedua guru tersebut adalah wali kelas yang mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Matematika, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas masing-masing. Ditinjau dari kualifikasi guru, kedua guru tersebut berlatarbelakang dari sarjana pendidikan. Disamping itu, kedua guru tersebut juga belum mempunyai sertifikat profesi guru (belum mendapat sertifikasi guru). Persamaan lainnya adalah kedua guru tersebut adalah satu grup dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) dan sama-sama aktif dalam aktifitas KKG. Hal ini memungkinkan adanya kedua kelas yang diuji memiliki kesamaan dan dapat dikatakan homogen. Perbedaannya terletak pada pengalaman mengajar, guru yang mengajar di kelas eksperimen,

46 pengalaman mengajarnya 8 tahun, sedangkan guru yang mengajar di kelas kontrol pengalaman mengajarnya 9 tahun. Berdasarkan uraian kualifikasi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kedua guru tersebut mempunyai kualifikasi yang sama atau mendekati sama. B. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salero 1 Kota Ternate Provinsi Maluku Utara, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Februari sampai dengan Maret 2009. Dalam penelitian ini siswa kelas VI B sebagai kelas eksperimen, yang terdiri dari 41 orang siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol adalah kelas IV A terdiri dari 38 orang siswa. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Sains/IPA dengan topik Bumi dan Alam Semesta. Dari 41 orang siswa yang mengikuti pembelajaran pada kelas eksperimen dan 38 orang pada kelas kontrol, yang diambil sebagai sampel dalam penelitian adalah 38 orang dari kelas eksperimen dan 38 orang dari kelas kontrol. Hal ini disebabkan data yang tidak lengkap. Misalnya, sebagian peserta pembelajaran yang mengikuti pretest tidak mengikuti posttest karena tidak masuk sekolah. Demikian juga sebaliknya, beberapa orang siswa yang mengikuti posttest tidak ikut pada saat pretest. Sehingga untuk mencegah terjadinya kekosongan data (missing value) dalam pengolahan data, peserta yang memiliki data yang tidak lengkap tidak diikutsertakan dalam sampel penelitian tetapi tetap mengikuti pembelajaran. Hal ini juga dilakukan untuk memperoleh tingkat pemahaman awal yang sama (homogenitas) antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

47 Dalam menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen, peneliti tidak menggunakan teknik sampling tetapi semua siswa kelas VI (kedua kelas) dijadikan sebagai subyek. Dari kedua kelas yang dijadikan sebagai subyek penelitian merupakan kelas yang homogen, dimana tidak ada pemisahan kelas siswa seperti kelas unggul. Kelas kontrol mempelajari materi bumi dan alam semesta dengan metode pembelajaran biasa (konvensional), sedangkan kelas eksperimen mempelajari materi bumi dan alam semesta dengan pendekatan pembelajaran berbasis budaya lokal. C. Prosedur Penelitian Penelitian diawali dengan studi literatur, studi lapangan, pengkajian Standar Isi dan Standar Kelulusan yang dikembangkan dalam Silabus pembelajaran IPA SD, dan buku-buku yang relevan yang membahas tentang bumi dan alam semesta dan teori belajar yang akan dijadikan sebagai sumber dan pedoman dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembaran Kerja Siswa (LKS), soal tes, dan angket. Selanjutnya soal tes diujicobakan pada siswa kelas 1 SMP Negeri 2 Kota Ternate tahun pelajaran 2008/2009 yang telah mempelajari materi bumi dan alam semesta. Ujicoba yang diadakan dengan tujuan untuk menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes. Sebelum pembelajaran tentang materi bumi dan alam semesta berbasis budaya lokal dilaksanakan, terlebih dahulu diberikan pretest pada kedua kelompok. Pada kelompok kontrol diterapkan metode pembelajaran yang biasa digunakan (konvensional), sedangkan pada kelompok eksperimen diterapkan

48 metode pembelajaran sains berbasis budaya lokal. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan kedua kelompok diberi posttest. Khusus untuk kelompok eksperimen setelah posttest, diberikan angket yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan mina siswa terhadap pembelajaran berbasis budaya lokal. Setelah penelitian dilaksanakan dan semua data terkumpul, selanjutnya data dianalisis untuk menyimpulkan hasil penelitian dan penulisan laporan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan dua kegiatan yaitu menyusun perangkat pembelajaran dan pengembangan alat tes penelitian. Untuk perangkat pembelajaran yang harus dilakukan antara lain: 1) Studi lapangan dan literatur 2) Menentukan permasalahan 3) Menyusun proposal penelitian 4) Menyusun pendekatan pembelajaran Pengembangan instrumen penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan topik dan subjek penelitian 2) Menyusun kisi-kisi soal pemahaman konsep dan angket 3) Menyusun instrumen soal pemahaman konsep dan angket 4) Validasi alat tes dan non tes oleh pakar 5) Uji coba alat tes 6) Revisi alat tes 7) Persiapan administrasi dan izin penelitian

49 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pembelajaran terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan pra proses pembelajaran dan proses pembelajaran. Persiapan pra pembelajaran menyangkut: 1) Pengenalan konsep dasar tentang materi Bumi dan alam semesta kepada siswa. 2) Penyiapan alat-alat atau media yang dibutuhkan dalam penerapan pembelajaran 3) Memberikan latihan penerapan pembelajaran berbasis budaya lokal. 4) Diskusi dan Evaluasi Sedangkan untuk tahap proses pembelajaran menyangkut: 1) Pemberian pretest untuk mengetahui pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti pembelajaran. 2) Penerapan pembelajaran berbasis budaya lokal sesuai dengan prosedur pelaksanaan, sedangkan pada kelas kontrol sebagai kelas pembanding dilakukan metode pembelajaran biasa (konvensional). 3) Pemberian posttest untuk mengukur peningkatan minat dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran. 3. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian, menyangkut: 1) Mengolah dan menganalisis data 2) Membuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

50 Secara keseluruhan prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 Studi literatur Permasalahan Studi Lapangan Menyusun Alat Tes dan Non Tes Menyusun Pembelajaran dan LKS Judgement Alat Tes dan Non Tes Uji Coba Alat Tes Penentuan Subjek Penelitian Analisis Hasil Uji Coba Pretest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pembelajaran berbasis budaya lokal Pembelajaran Biasa Posttest dan Angket Posttest Data Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.2 Alur Penelitian

51 D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), alat tes pemahaman konsep, dan alat non tes berupa angket untuk mengukur minat siswa dan tangapan guru. 1. Tes Pemahaman Konsep Tes Pemahaman Konsep digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep pengetahuan siswa dari materi yang sedang dipelajari. Test dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada materi Bumi dan Alam Semesta. Tes ini dirancang berdasarkan standar isi mata pelajaran IPA sekolah dasar. Tes pemahaman konsep dikonstruksi dalam bentuk tes obyektif pendekatan pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlah pilihan (option) sebanyak empat pilihan (a, b, c dan d). Tabel 3.1 Acuan Indikator Kompetensi Kognitif dan Minat Siswa. Variabel Aspek Nomor Soal Kemampuan Pengetahuan (Knowledge) 11, 13, 26, 27 Kognitif Pemahaman 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 14, Pemahaman (Comprehension) 15, 16, 17, 19, 20, 22, 24, Konsep 25, 30 Penerapan (Application) 4, 7, 23, 28 Analisis (Analisys) 21 Syntesis (Syntesis) 12, 18, 29 Evaluasi (Evaluation) - Minat Siswa Perasaan 1, 5, 7, 8, 9, 10, 11,13, 14 Sikap 3, 12, 18, 19, 21, 22 Perhatian 2, 4, 15, 20 Manfaat 6, 16, 17

52 Dari empat pilihan jawaban hanya ada satu jawaban yang benar atau paling benar. Pensekoran untuk soal pilihan berganda adalah nilai 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Pengembangan instrumen soal pemahaman konsep didasarkan pada ranah kognitif pada taksonomi Bloom yang terdiri dari Pengetahuan (Knowledge), Pemahaman (Comprehension), Penerapan (Application), Analisis (Analisys), Sintesis (Syntesis), dan Evaluasi (Evaluation). Selanjutnya untuk pengembangan isntrumen minat didasarkan pada aspek minat yang terdiri dari perasaan, sikap, perhatian dan manafaat. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Untuk keperluan pengumpulan data pemahaman konsep, dibutuhkan suatu tes yang baik berupa soal pilihan berganda. Tes soal pilihan berganda yang baik biasanya memenuhi kriteria tingkat kesukaran yang layak, daya pembeda yang baik, validitas tinggi, dan reliabitas tinggi. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan tersebut, maka sebelum dipergunakan seyogyanya tes tersebut diuji coba untuk mendapatkan gambaran validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Langkah-langkah pengujian instrumen adalah sebagai berikut: 1) Validitas Tes Alat tes (instrumen) dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Akdon, 2008). Validitas setiap butir soal yang digunakan dalam penelitian, diuji dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment.

53 Untuk mengetahui tingkat validitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel dengan berpedoman pada kaidah penafsiran, jika t hitung > t tabel, berarti data valid, dan jika t hitung < t tabel berarti data tidak valid. Dari 60 item soal pilihan ganda yang direncanakan sebagai alat pengukuran pemahaman konsep siswa, setelah dilakukan uji coba diperoleh hasil uji validitas seperti pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil perhitungan Validitas alat ukur pemahaman konsep Tingkat Validitas Valid Tidak Valid No. Soal Total % 1, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 42, 45, 46, 47, 48, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59 2, 7, 8, 9, 13, 14, 17, 19, 25, 26, 34, 41, 44, 49, 50, 60 44 73.33 16 26.67 Total 60 100 Dari Tabel 3.2 yang diujicoba dengan menggunakan bantuan ANATES diperoleh validitas tes sebesar 0,95 dan tingkat korelasi 0,91. Dari 60 item soal yang diujicoba diperoleh 44 soal yang valid atau sebesar 73,33%. Sedangkan 16 soal lainnya tidak valid atau sebesar 26,67%. Untuk melihat hasil uji validitas per item soal dapat dilihat pada Lampiran C1. Berdasarkan hasil uji validitas soal pilihan ganda dapat disimpulkan, bahwa soal pilihan berganda yang dapat digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data pemahaman konsep adalah soal-soal yang valid yaitu sebanyak 44 item soal atau 73,33% dari jumlah soal yang diujicobakan.

54 2) Reliabilitas Tes Menurut Arikunto (2005), asumsi untuk menggunakan rumus KR-20 adalah: 1) Butir-butir soal evaluasi harus homogen, dan 2) Jenis evaluasi (tes) harus merupakan power test dan bukan speed test. Perhitungan realibilitas tes dilakukan dengan menggunakan metode Kuder Richardson-20 (KR-20). Reliabilitas soal dihitung dengan menggunakan soal yang dianalisis dengan menggunakan metode Kuder Richardson-20 (KR-20). Dari hasil perhitungan didapatkan reliabilitas instrumen adalah: r 11 = 0,93 lebih besar dari r tabel = 0,20, maka semua item soal yang dianalisis dengan menggunakan metode Kuder Richardson-20 (KR-20) adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat Lampiran C4 3) Daya Pembeda Daya pembeda soal digunakan untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (yang berkemampuan rendah). Tanda negatif pada indeks diskriminasi (D) digunakan jika sesuatu soal terbalik menunjukkan kualitas testee, yaitu anak pandai memperoleh nilai rendah dan anak bodoh memperoleh nilai tinggi. Hal ini diukur dengan rumus daya pembeda. Dari hasil uji coba soal pilihan berganda, setelah dilakukan uji beda diperoleh data seperti pada Tabel 3.4. Berdasarkan hasil uji daya pembeda seperti pada Tabel 3.5 diperoleh jumlah soal dengan kategori jelek adalah sebanyak 15 soal atau 25% dari jumlah seluruh soal. Daya pembeda dengan kategori cukup sebanyak 7 soal atau 11,67%,

55 kategori baik sebanyak 16 soal atau 26,67% dan kategori baik sekali sebanyak 22 soal atau 36,67% dari jumlah keseluruhan soal yang diujicobakan. Dengan demikian jumlah soal yang dapat dipakai berdasarkan kategori daya pembeda adalah sebanyak 45 soal, yaitu jumlah seluruh soal dengan kategori cukup, baik dan baik sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran C2. Tabel 3.3 Hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap alat ukur pemahaman konsep Kategori Batasan Nomor Soal Jumlah % Jelek 0.00 D 0.20 2, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 17, 19, 25, 34, 41, 49, 50, 60 15 25,00 Cukup 0.20 D 0.40 12, 15, 22, 26, 44, 47, 58 7 11,67 Baik 0.40 D 0.70 1, 4, 18, 21, 23, 28, 30, 31, 35, 36, 37, 39, 42, 43, 52, 59 Baik sekali 0.70 D 1.00 3, 5, 10, 11, 16, 20, 24, 27, 29, 32, 33, 38, 40, 45, 46, 48, 51, 53, 54, 55, 56, 57 16 26,67 22 36,67 Jumlah 60 100 4) Tingkat Kesukaran Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk membedakan jumlah soal yang sukar, sedang dan mudah. Untuk mengukur taraf kesukaran butir soal dalam menentukan apakah butir soal itu termasuk dalam kelompok soal mudah, soal sedang, atau soal sukar. Dari 60 butir soal yang diujicobakan, setelah dilakukan uji tingkat kesukaran, maka diperoleh data seperti Tabel 3.5.

56 Hasil uji tingkat kesukaran sebagaimana pada tabel 3.5 menunjukkan jumlah soal dengan kategori sukar adalah sebanyak 40 item soal atau 66,67% dan jumlah soal dengan kategori sedang adalah sebanyak 20 item soal atau 33,33%. Sedangkan untuk soal dengan kategori mudah adalah tidak ada (nol). Dengan demikian dari 60 item soal yang diujicobakan terdiri dari soal dengan kategori sukar dan kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran C3. Tabel 3.4 Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran terhadap alat ukur pemahaman konsep Kategori Batasan No. Soal Jumlah % Soal sukar 0.00 P 0.30 2, 3, 5, 6, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 57, 58, 60 Soal sedang 0.30 P 0.70 1, 4, 7, 8, 9, 10, 21, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 33, 40, 53, 54, 55, 56, 59 40 66,67 20 33,33 Soal mudah 0.70 P 1.00-0 0 Jumlah 60 100 Berdasarkan hasil pengujian terhadap instrumen baik soal pilihan berganda maupun angket pernyataan minat siswa dapat disimpulkan bahwa soal pilihan berganda yang dapat dipakai baik dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran adalah sebanyak 44 soal. Namun karena dianggap terlalu banyak untuk ukuran anak sekolah dasar, maka jumlah soal yang dipakai adalah sebanyak 30 soal dari 44 soal yang memenuhi standar pengujian. Alasan lain

57 adalah dengan jumlah soal 30 butir tersebut telah mewakili indikator dan kompetensi dasar materi pembelajaran. 2. Angket Minat Siswa Angket yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi dan judgement oleh ahli atau pakar untuk dipakai sebagai alat untuk memperoleh data tentang minat siswa terhadap materi pembelajaran. Angket dirancang dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang berkenaan dengan indikator, selain itu pengembangan angket mengacu pada aspek sains berbasis budaya lokal dan aspek sains itu sendiri yang terkait dengan materi bumi dan alam semesta. Pilihan jawaban dari pernyataan pada angket ini menggunakan skala Likert, dimana setiap siswa pada kelas eksperimen diminta untuk menjawab pernyataan dengan pilihan jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor dibedakan atas pernyataan positif dan pernyataan negatif. Untuk pernyataan positif, skor untuk jawaban Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1, sebaliknya skor untuk pernyataan negatif jawaban Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak Setuju (TS) = 3, Sangat Tidak Setuju (STS) = 4. E. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Data-data yang diperoleh dari lapangan ditabulasikan dan dipersentasikan, kemudian dilakukan pengujian yaitu dengan menggunakan uji perbedaan (komparatif). Menurut Akdon (2008), persyaratan analisis terhadap

58 asumsi-asumsi yang harus dilakukan jika menggunakan uji perbedaan (komparatif) adalah data harus bersifat homogenitas dan berdistribusi normal. Perbedaan rata-rata harus berdistribusi normal, varians untuk masing-masing variabel dapat sama atau tidak sama. Untuk melakukan uji-t diperlukan data yang berskala interval atau rasio. Yang dimaksud dengan sampel berpasangan ialah mengunakan sampel yang sama, tetapi pengujian dilakukan terhadap sampel tersebut dua kali dalam waktu yang berbeda atau dengan menggunakan interval waktu tertentu. Pengujian dilakukan dengan memberikan suatu perlakuan khusus (treatment) terhadap sampel tersebut. Pengujian pertama dilakukan sebelum ada perlakuan dan pengujian kedua dilakukan setelah perlakuan. Oleh karena itu sebelum melakukan pengujian dengan statistik parametrik, terlebih dahulu dilakukan uji data homogenitas dan uji data normalitas untuk memastikan data bersifat homogenitas dan berdistribusi normal. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan dengan menggunakan uji-t atau Analisis Compare Means Paired-Sample T Test. Kaidah pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t atau Analisis Compare Means Paired-Sample T Test adalah sebagai berikut: H 0 : tidak ada perbedaan rata-rata skor pada kedua kelas H 1 : terdapat perbedaan rata-rata skor pada kedua kelas Dengan kriteria pengujian, jika -t tabel t hitung +t tabel, berarti hipotesis H 0 diterima dan H 1 ditolak. Untuk menguji tingkat signifikasinya dapat dilakukan dengan membandingkan antara probobalitas sig dengan nilai alpha (α). Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai alpha (α) maka tidak signifikan, sebaliknya jika nilai probablitas sig lebih kecil dari nilai alpha (α) maka signifikan.

59 Sebelum dilakukan uji komparatif terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk menguji normalitas dan homogenitas data dengan menggunakan uji statistik dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Salah satu syarat untuk menggunakan uji komparatif (Uji-t) adalah data berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, pengujian data dengan menggunakan uji-t tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu sebelum data diolah dengan menggunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Perhitungan uji normalitas dapat juga dilakukan melalui bantuan program SPSS, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan probabilitas (sig) dengan nilai alpha (α), Kriteria pengujian adalah apabila probabilitas (sig) > alpha (α), maka hasil tes dikatakan berdistribusi normal. Hipotesis pengujian uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: H 0 : angka signifikan (Sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal H 1 : angka signifikan (Sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Untuk meminimalkan kesalahan dalam perhitungan, maka dalam perhitungan uji normalitas, penulis menggunakan program SPSS Versi 16.

60 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui distribusi data homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan membandingkan varians terbesar dan varians terkecil dengan menggunakan tabel (Akdon, 2008). Adapun langkah-langkah untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut: Langkah pertama: mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus: Varians besar F hitung = Varians kecil Langkah kedua: Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan kriteria Jika F hitung < F tabel, maka varians varians adalah homogen, dengan demikian uji komparatif dapat dilanjutkan. Jika menggunakan program SPSS, Uji homogenitas dapat dilakukan dengan Analisis Non Parametric Test yaitu dengan menggunakan Two Related Samples Test. Untuk menentukan tingkat homogenitas data dapat dilakukan dengan membandingkan angka signifikan (Sig) dengan nilai alpha (α), dengan kriteria jika angka signifikan (Sig) lebih besar dari α (0,05), maka H 0 ditolak, sebaliknya jika angka signifikan (Sig) lebih kecil dari α (0,05), maka H 0 diterima. Hipotesis pengujian uji homogenitas dengan menggunakan Kolmogorov- Smirnov adalah sebagai berikut: H 0 : Kedua varian populasi adalah tidak homogen H 1 : Kedua varian populasi adalah homogen

61 3. Uji Gain Faktor (N-Gain) Pengolahan dan analisis data secara garis besar dilakukan dengan menggunakan bantuan pendekatan hirarki statistik. Data hasil tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan aplikasi pembelajaran berbasis budaya lokal dianalisa dengan cara membandingkan skor pretest dan posttest. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain faktor (N-Gain). Keterangan: S post : Skor posttest S pre : Skor pretest S maks : Skor maks ideal S post S pre g = (Meltzer, 2002) S S maks pre Kriteria tingkatan gain adalah jika g > 0,7, maka tingkatan gain dinyatakan dalam kategori tinggi, jika 0.3 g 0.7 maka tingkatan gain dinyatakan dalam kategori sedang dan jika g < 0.3 maka tingkatan gain dinyatakan dalam kategori rendah. Jika data tidak homogen dan tidak berdistribusi normal, maka sebaiknya data diuji dengan statistik non parametrik, yaitu dengan menggunakan Uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon memperhalus uji tanda dengan cara menyertakan selisih hasil pengukuran berpasangan (X i, Y i ) sesuai dengan tandanya. Selanjutnya memberi rangking terhadap selisih pasangan (X i, Y i ), sesuai dengan urutan masing-masing. Harga mutlak selisih (X i, Y i ), yang terkecil diberi skor 1,

62 berikutnya diberi skor dua, demikian selanjutnya sampai skor ke-n. Untuk harga mutlak yang sama besar diberi skor rata-rata rangkingnya. Setelah pemberian skor (berdasarkan rangking), kembalikan tanda pada tiap skor tersebut. Jumlah rangking bertanda positif (+) dan rangking bertanda negatif (-). Nilai besaran statistik yang diperoleh dari analisis data Wilcoxon adalah statistik j, yaitu dengan jumlah harga mutlak terkecil (Siregar, 2005). Pengujian dilakukan dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut: H 0 : θ 0 = θ i ; tidak ada perbedaan pengaruh kedua perlakuan H A : θ 0 = θ i ; terdapat pengaruh kedua perlakuan Pengujian selanjutnya dapat digunakan dengan menggunakan tabel pengujian Wilcoxon.