BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesional adalah standar umum yang mengatur sikap mental independen auditor dalam menjalankan tugasnya, sikap mental bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, serta adanya kejujuran pada diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak pada diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002:26). Kompetensi adalah anggota yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik diperoleh melalui pendidikan dan pegetahuan (Mulyadi, 2002:58). Kemampuan atau kapabilitas (ability) adalah sikap individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik (Robins 2006:46). Kualitas audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Kualitas audit yang dihasilkan auditor dapat dipengaruhi oleh kompetensi dan independensi yang tinggi 1
2 dari auditor, yang meliputi: 1. Standar Umum 2. Standar Pekerjaan Lapangan 3. Standar Pelaporan Salah satu yang mempengaruhi kualitas audit adalah dimana fokusnya ada pada dua dimensi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi dimana kompetensi diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan sedangkan independensi diproksikan dengan lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan jasa non audit (Elfarini, 2007). Profesional, Kompetensi dan Kapabilitas yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika, salah satunya pada seorang akuntan yang mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi seperti profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana peran akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan objektivitas mereka (Nugrahaningsih, 2005). Fenomena yang menggambarkan mengenai, kualitas audit internal terjadi di PT. Waskita Karya yaitu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang kontruksi dan bangunan sempat terjadi selisih anggaran ketika membangun proyek pasar Kliwon di Temanggung Jawa Tengah Tahun 2013, Budi Suwarno selaku pimpinan proyek pembangunan pasar Kliwon yang bekerja sama dengan kontraktor pelaksana PT.Waskita Karya dan konsulan pengawas CV. Yuda Perkasa melegalkan pengeluran
3 uang yang bersumber dari APBD yang menyimpang ketentuan, Budi tidak pernah membuat laporan mingguan dan bulanan hanya membuat laporan akhir pemborongan hal itu pun dilakukan dengan cara mengcopy atau memindahkan data laporan progress report dan laporan bulanan yang dibuat Menurut Hartadi (2015) pekerjaan tersebut dianggap selesai 100 persen tetapi saat dilakukan audit terjadi selisih pembayaran RP.1,146 Milyar. Masalah diatas terjadi disebabkan oleh kompetensi auditor internal di Karena menurut Lauw Tjun Tjun dkk (2012), dalam penelitianya menjelaskan bahwa kompetensi memiliki pengaruh terhadap kualitas. Dari penelitian yang dilakukan oleh Kusharyanti (2003) ditemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman dan kapabilitas yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasarinya. Sehingga dari penjelasan diatas dan dari hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa semakin berkapabilitas seorang auditor maka akan semakin peka auditor itu dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin memahami hal - hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan tersebut, sehingga akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan.
4 Fenomena lain dalam hal professional, Kompetensi dan kapabilitas terhadap perilaku auditor internal terjadi pada situasi konflik audit di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Manado, Sulawesi Utara. Dua auditor yang berinisial M dan B diduga menerima suap sebesar Rp 600 juta dari walikota Tomohon. KPK melakukan penahanan terhadap tersangka B (pemimpin tim pemeriksa BPK-RI Manado) dan M (anggota tim pemeriksa BPK-RI Manado). Kedua orang auditor BPK itu diduga menerima hadiah berupa uang senilai Rp 600 juta dari Walikota Tomohon. Pemberian uang suap ini bermaksud supaya laporan keuangan Tomohon dinyatakan berstatus Wajar dengan Pengecualian. Mereka juga mendapatkan fasilitas berupa hotel dan sewa kendaraan dari dana Pemerintah kota Tomohon sebesar Rp 7,5 juta. Hal inilah yang membuat perilaku auditor pada situasi konflik audit diragukan banyak pihak karena tidak mematuhi etika profesi dan standar auditing sebagai akuntan publik (Moksa Hutasoit, 2011).Audit internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (negara maupun swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi (Mulyadi, 2002). Auditor internal dituntut untuk menyediakan informasi mengenai efektivitas sistem pengendalian internal yang ada di dalam perusahaan, oleh karena itu auditor internal haruslah seseorang yang mempunyai kompetensi di bidang keuangan, kerena
5 auditor internal lebih berperan untuk mengawasi kegiatan manajemen serta kompetensi di bidang audit yang merupakan suatu keharusan untuk melakukan tugasnya di bidang audit, disamping pengetahuan di bidang audit, auditor tentunya diharapkan mempunyai pengetahuan yang memadai dalam substansi yang diaudit karena itulah kompetensi anggota internal audit sangat diperlukan untuk menjembatani kebutuhan dewan komisaris akan peran auditing dan pengendalian internal yang efektif dengan kendala daya serap terhadap masalah-masalah yang teknis dalam akuntansi, auditing dan pengendalian internal (Trimanto dan Lena, 2010). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nur Samsi dkk (2013) mengenai pengaruh profesional, kompetensi, dan kapabilitas terhadap kualitas audit. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel sikap professional, kompetensi dan kapabilitas merupakan kepatuhan etika seorang auditor internal, yang berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis memberikan judul Pengaruh Profesional, Kompetensi, Kapabilitas Auditor Internal Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit di PT. Waskita Karya (Persero), Tbk. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
6 1. Bagaimana pengaruh profesional, kompetensi, dan kapabilitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal baik secara parsial dan secara simultan pada 2. Seberapa besar pengaruh secara parsial profesional, kompetensi, dan kapabilitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal pada 3. Seberapa besar pengaruh secara simultan profesional, kompetensi, dan kapabilitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal pada 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data - data, mencari dan mendapatkan informasi sehubungan dengan pengaruh profesional, kompetensi dan kapabilitas auditor terhadap kualitas audit pada PT. Waskita Karya (Persero), Tbk.. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh profesional, kompetensi, dan kapabilitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal baik secara parsial dan secara simultan pada 2. Seberapa besar pengaruh secara parsial profesional, kompetensi, dan kapabilitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal pada 3. Seberapa besar pengaruh secara simultan profesional, kompetensi, dan
7 kapabilitas auditor internal terhadap kualitas pelaksanaan audit internal pada 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, anatra lain: 1. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai profesional, Kompetensi, Kapabilitas internal, terhadap pelaksanaan audit internal, dan kualitas audit serta dapat menerapkan teori dan pembelajaran yang diperoleh dalam kegiatan perkulian dengan kenyataan atau praktik yang ada di lapangan. 2. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini dapat merupakan sumbangan pemikiran sehingga dapat semakin menyempurnakan pengendalian internal dan audit internal yang terdapat dalam perusahaan, Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi tidak efektifnya kualitas pelaksanaan audit internal di PT. Waskita Karya (Persero), Tbk, sehingga membantu pencapaian tujuan perusahaan yaitu menyelenggarakan usaha kontruksi bangunan bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang kontruksi
8 dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan pengetahuan dan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya. Hasil penelitian untuk pengembangan ilmu Akuntansi khususnya di bidang Audit Internal dengan melakukan penelitian secara empiris tentang Pengaruh Profesional, Kompetensi dan Kapabilitas Auditor Internal Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit Intrenal. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT. Waskita Karya (Persero), Tbk. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sampai penyusunan selesai, penulis merencanakan pelaksanaan penelitian mulai bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan Oktober 2015.