BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan tersebut berhasil meningkatkan profitabilitasnya. Sebaliknya, perusahaan memiliki profitabilitas yang rendah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. efektif, efisien, berhati-hati dalam melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Sinyal (Signalling Theory) memliki kualitas yang buruk (Mengginson dalam Hartono,2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan keuangan dan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1) Pengertian Manajemen Keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122). Apabila perusahaan mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien dan mampu menghasilkan laba yang tinggi maka perusahaan tersebut berhasil meningkatkan profitabilitasnya. Sebaliknya, perusahaan yang tidak dapat mengeloala sumber daya yang dimilikinya dengan baik dan tidak dapat menghasilkan laba yang tinggi menunjukkan perusahaan memiliki profitabilitas yang rendah. Rasio profitabilitas digunakan untuk melihat serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu atau dalam beberapa periode. Hasil pengukuran profitabilitas dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen perusahaan, apakah manajemen perusahaan telah bekerja secara efektif atau tidak. Keberhasilan dan kegagalan yang dialami oleh perusahaan dapat dijadikan acuan untuk perencanaan laba pada masa yang akan datang, dan untuk menggantikan manajemen yang lama apabila mengalami kegagalan. Rasio profitabilitas sering digunakan untuk mengukur kinerja manajemen suatu perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba.return On Assets (ROA) adalah rasio yang sering digunakan untuk 10

11 mengukur profitabilitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio ROA adalah rasio perputaran kas, rasio perputaran piutang dan rasio perputaran persediaan. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Margin (GPM). Adapun uraian dari jenis-jenis profitabilitas adalah sebagai berikut: 1. Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Formulasi dari return on assets adalah sebagai berikut : ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva 2. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. Formulasi dari return on equity adalah sebagai berikut:

12 ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Ekuitas Pemegang Saham 3. Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan total jumlah laba bersih dengan total jumlah pendapatan perusahaan. Formulasi dari net Profit Margin adalah sebagai berikut : NPM = Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Bersih 4. Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin (GPM) digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan yang berasal dari penjualan setiap produknya. Formulasi gross profit margin adalah sebagai berikut : GPM = Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Penjualan Bersih Penelitian ini menggunakan return on assets (ROA) untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Alasan penulis menggunakan return on assets (ROA) karena return on assets menunjukkan kamampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu (Mamduh, 2009:84).

13 B. Modal Kerja 1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.dalam kegiatan operasional perusahaan modal kerja yang dimiliki perusahaan selalu berputar. Modal kerja yang dimiliki perusahaan harus dikonversikan menjadi kas melalui penjualan. Profitabilitas yang tinggi bergantung pada wakktu yang diperlukan untuk mengkonversi modal kerja menjadi kas, jika semakin cepat waktu yang diperlukan maka akan berdampak pada profitabilitas yang meningkat. Terdapat dua konsep utama yang umunya membedakan pengertian modal kerja. Modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor yaitu investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas, piutang, persediaan dan sekuritas). Sedangkan modal kerja bersih adalah perbandingan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Pada umumnya modal kerja sering diartikan sebagai modal kerja bersih. 2. Manfaat Modal Kerja Manfaat modal kerja secara umum adalah sebagai berikut: 1. Melindungi perusahaan dari resiko buruk, yaitu turunya nilai aktiva lancar seperti kerugian karena debitur tidak membayar

14 hutangnya dan turunnya nilai persediaan karena harga menurun. 2. Memungkinkan perusahaan untuk dapat melunasi kewajibankewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. 3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan para konsumen. 4. Memungkinkan perusahaan untuk membeli barang dengan cara tunai sehingga perusahaan bisa mendapatkan keuntungan berupa potongan harga. 5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh bahan baku yang dibutuhkan. C. Perputaran Modal Kerja Perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Maksudnya yaitu seberapa banyak modal kerja perusahaan berputar selama suatu periode tertentu atau dalam suatu periode. Modal kerja akan selalu berputar dalam setiap operasi perusahaan. Proses perputaran modal kerja terjadi pada saat kas yang diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas. Perputaran modal kerja menunjukkan seberapa besar modal kerja

15 perusahaan berputar dalam satu tahun. Jika periode perputaran modal kerja semakin pendek maka tingkat perputaran modal kerja akan semakin tinggi. Perputaran modal kerja yang baik adalah yang mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini berarti, perusahaan dapat memaksimalkan modal kerja untuk menghasilkan penjualan yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode perputaran modal (turnover) untuk menentukan perputaran modal kerja, karena metode ini menggunakan analisis laporan keuangan perusahaan. Riyanto (2010:62) merumuskan formula untuk menghitung working capital turnover adalah sebagai berikut : WCT = Penjualan Aktiva Lancar- Hutang Lancar D. Leverage 1. Pengertian Leverage Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008:257). Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva dan dana yang memiliki beban tetap (hutang) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan. Leverage menjadi indikasi efisien atau tidaknya perusahaan dalam

16 kegiatan bisnis perusahaanya, serta pembagian resiko usaha antara pemilik perusahaan dan para pemberi pinjaman atau kreditur. 2. Rasio Leverage Rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Kasmir (2012:15) mengemukakan terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yangs sering digunakan perusahaan. Adapun jenisjenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas adalah sebagai berikut: 1. Debt To Assets Ratio Debt to assets ratio adalah perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh hutang dapat ditutup oleh aktivanya. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : DAR = Total Hutang Total Aset 2. Debt To Equity Ratio Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

17 DER = Total Hutang Total Ekuitas Dalam penelitian ini penulis menggunakan Debt To Assets Ratio untuk menghitung leverage perusahaan. Alasan digunakannya debt to tassets ratio karena rasio ini dapat menentukan seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. E. Growth Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi dan dalam persaingan ekonomi yang semakin ketat dalam persainganya. Rasio pertumbuhan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu sales (penjualan), earning after tax (EAT), laba per lembar saham, dividen per lembar saham dan harga pasar per lembar. Perusahaan harus menentukan langkah yang diambil untuk meningkatkan produktifitas dan manambah laba perusahaan dengan mengetahui penjualan produknya. Penjualan perusahaan di masa lalu dapat digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dapat meningkatkan laba perusahaan. Pendapatan perusahan salah satunya didapatkan dari penjualan produknya. Setiap perusahaan tentu menginginkan pertumbuhan penjualan produknya tetap stabil atau bahkan meningkat dari tahun ke tahun. Laba perusahaan akan meningkat apabila pertumbuhan penjualan perusahaan

18 dalam keadaan stabil atau meningkat dan biaya operasional perusahaan dapat digunakan dengan optimal. Apabila laba perusahaan naik, maka keuntungan yang akan diperoleh investor juga akan meningkat. Setiap perusahaan menginginkan adanya pertumbuhan penjualan dari waktu ke waktu sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, namun penjualan pasti mengalami perubahan sesuai dengan kondisi pasar yang ada. Untuk memprediksi penjualan dan profitabilitas perusahaan yang akan datang dapat menggunakan pertumbuhan penjualan pada periode yang lalu untuk digunakan sebagai acuan. Untuk menghitung tingkat pertumbuhan penjualan yaitu dengan membandingkan antara penjualan tahun ini dengan penjualan tahun lalu. Apabila presentase hasil perbandingan menunjukkan angka yang semakin besar, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan semakin baik atau lebih baik dari tahun sebelumnya. Rumus yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut : Pertumbuhan Penjualan = Penjualan tahun ini Penjualan tahun lalu Penjualan tahun lalu F. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Penelitian yang dilakukan oleh Elfianto Nugroho (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Likuiditas, pertumbuhan penjualan, perputaran modal kerja, ukuran perusahaan dan leverage terhadap profitabilitas

19 perusahaan (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009). Analisis data menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas, variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif tidak signifikan, variabel perputaran modal kerja dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan dan variabel leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rinny Meidiyustiani (2016) dengan judul Pengaruh modal kerja, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan likudiitas terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor insustri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2014. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa modal kerja tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas, pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati, dkk (2015) dengan judul Pengaruh modal kerja, likuiditas, aktivitas, dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas, likudiitas tidak

20 berpengaruh terhadap profitabilitas, aktivitas berpengaruh terhadap profitabilitas, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2016) dengan judul Pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur di BEI pada tahun 2010-2014. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan perputaran kas dan perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Karaduman, dkk (2010) dengan judul Effect of Working Capital Management In The Istanbul Stock Exchange (2005-2008). Hasil penelitian menyatakan bahwa Working capital management berpengaruh terhadap profitability. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad, dkk (2016) dengan judul The Effect of liquidity and leverage on profitability of property and real estate company in Indonesia stock exchangeon period 2005-2010. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel likuiditas berpengaruh dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan variabel leverage berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Agha, dkk (2014) dengan judul Impact of working capital Management on Profitability for period 1996-2011. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel working capital

21 management mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas. 8. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Ghusin (2015) dengan judul The Impact Of Financial Leverage, Growth, and Size on Profitability og Jordanian Industrial Listed Companies on period 1995-2005. Hasil penelitian menyatakan variabel leverage, variabel size dan variabel growth berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas. 9. Penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari dan Marisa dengan judul The Effect of Leverage and Firm Size to Profitability of Public Manufacturing Companies in Indonesia in the period 2009-2014. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas sedangkan variabel firm size tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. G. Hipotesis 1. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas Leverage dapat dihitung dengan menggunakan debt to to asset ratio digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membandingkan total hutang dengan total aktiva. Apabila total hutang yang dimiliki perusahaan semakin besar, resiko finansial atau resiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi. Apabila debt to assets ratio meningkat, sementara proporsi total aktivanya tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan akan semakin besar. Sebaliknya, jika

22 debt to assets ratio menurun maka hutang yang dimiliki perusahaan juga kecil yang berarti risiko financial perusahaan untuk mengembalikan pinjaman juga akan semakin kecil. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan. Perusahaan harus memenuhi aktivanya untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk membeli aktiva dapat menggunakan dana yang berasal dari hutang. Perusahaan yang menggunakan dana yang berasal dari hutang akan berpengaruh pada meningkat atau menurunnya profitabilitas perusahaan. Pendanaan yang bersumber pada hutang yang tinggi akan menurunkan profitabilitas perusahaan karena pendanaan yang tinggi pada hutang akan memerlukan biaya tetap berupa biaya bunga yang dapat mengurangi tingkat profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad, dkk (2016) menyatakan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Keterkaitan dengan teori modal kerja yang mengkaji tentang aktiva lancar dan kewajiban lancar. Jika semakin tinggi hutang yang dimilki perusahaan, maka perusahaan harus memenuhi beban perusahaan yang harus ditanggung akibat dari penggunaan hutang tersebut. Selain itu, jika semakin tinggi hutang perusahaan, maka semakin besar biaya tetap yang harus dibayar perusahaan untuk memenuhi hutang yang dimilikinya. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan

23 menimbulkan biaya tetap berupa beban bunga dan angsuran pokok pinjaman. Jika semakin besar biaya tetap maka akan mengakibatkan menurunya laba perusahaan. Dari uraian tersebut, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H1 : Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas 2. Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perputaran modal kerja digunakan untuk melihat seberapa besar modal kerja yang digunakan perusahaan untuk menciptakan penjualan, sehingga dapat menambah keuntungan perusahaan. Jika periode perputaran modal kerja pendek, maka perputarannya semakin cepat. Sehingga akan meningkatkan modal kerja serta perusahaan semakin efisien dan mengakibatkan meningkatnya laba. Periode perputaran modal kerja yang pendek akan membuat perputaran modal kerja meningkat. Perputaran modal kerja dapat diukur dengan menggunakan working capital turnover (WCT). Jika semakin cepat dana atau kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja kembali menjadi kas maka akan membuat perputaran modal kerja semakin tinggi. Hal ini akan mempercepat keuntungan perusahaan yang dapat diterima sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Agha, dkk (2014) menyatakan bahwa variabel

24 perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Keterkaitan dengan teori modal kerja yang mengakaji tentang aktiva lancar dan kewajiban lancar. Sehubungan dengan aktiva lancar yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan. Apabila tingkat perputaran modal kerja semakin tinggi maka perusahaan akan semakin efektif dalam meningkatkan penjualan. Dengan tingkat penjualan yang tinggi maka akan berpengaruh pada meningkatnya pendapatan, sedangkan kenaikan pendapatan akan membuat laba perusahaan akan semakin meningkat. Dari uraian tersebut, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H2 : Perputaran Modal Kerja berengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. 3. Pengaruh Growth terhadap Profitabilitas Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pada masa yang akan datang. Dengan menggunakan rasio pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat mengetahui trend penjualan produknya dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan penjualan yang tinggi mencerminkan pendapatan perusahaan tersebut juga meningkat. Laju pertumbuhan penjualan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh

25 keuntungan. Pertumbuhan penjualan yang tinggi mencerminkan pendapatan perusahaan yang meningkat. Pertumbuhan penjualan dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pada tahun sebelumnya dan pada tahun yang akan datang. Apabila terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas operasinya maka perusahaan tersebut dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik. Biaya operasional perusahaan harus dapat ditutupi oleh penjualan, maka keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan akan meningkat. Untuk mengantisipasi kemungkinan naik atau turunnya penjualan maka perusahaan harus dapat menentukan langkah yang akan diambil untuk masa yang akan datang. Bila perusahaan meningkatkan penjualan, maka perusahaan harus menambah aktivannya untuk memenuhi permintaan penjualan yang meningkat. Namun apabila perusahaan telah mengetahui dengan pasti permintaan penjualan di masa mendatang, perusahaan dapat memaksimalkan laba yang akan diperoleh. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Ghusin (2015) menyatakan bahwa variabel growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Keterkaitan dengan teori modal kerja yang mengkaji tentang aktiva lancar dan hutang lancar. Berkaitan dengan aktiva lancar. Sehubungan dengan hal itu adanya pertumbuhan penjualan akan dapat meningkatkan perputaran aktiva, karena perputaran aktiva dapat menunjukkan efektifitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan

26 aktivannya untuk meningkatkan penjualan dan mendapatkan laba. Dari uraian tersebut, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H3 : Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. H. Model Penelitian Variabel dependen pada penelitan ini yaitu profitabilitas. Variabel independen yaitu leverage, perputaran modal kerja dan growth. Model penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. H1 :Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. H2 : Perputaran Modal Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas H3 :Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Gambar 1 Model Penelitian Leverage Perputaran Modal Kerja Growth H1 - H2 + H3 + Profitabilitas