INISIASI 5 Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik Usia SD/ MI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

Validitas Item Self-Esteem

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB IV HASIL PENELITIAN

Lampiran 1 Alat Ukur DATA PRIBADI. Jenis Kelamin : Pria / Wanita IPK :... Semester ke :...

IDENTITAS. MASA KERJA s/d Maret 2007 : Tahun Bulan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN ANGKET SIKAP BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

Membangun Konsep Diri Positif Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

Di Unduh dari : Bukupaket.com

LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Hasil Penelitian Pra Siklus Penelitian pra siklus ini dilakukan pada tanggal 17 Maret 2011 di

BAB I PENDAHULUAN. tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. ditunjukkan kepada orang lain), membuat pendengar memahami yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah rangkaian bunyi-bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bekalang Masalah. Peristiwa pendidikan formal ditandai adanya kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Identitas diri Fakultas : Angkatan : Petunjuk Pengisian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) bahwa self. dalam hidup manusia membutuhkan kepercayaan diri, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterampilan yang memadai. Mahasiswa bukan hanya mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

KESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

LAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.

Astry Evana P.Y.H. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia, Fasli Jalal (Harian

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perkembangan ilmu

#### Selamat Mengerjakan ####

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

INISIASI 1. Pengembangan Bahan Pembelajaran Sederhana dan Grafis. Bahan Pembelajaran Sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

Modul ke: Pedologi. Gangguan Kepribadian. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

Diagnosis Kesulitan Belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMANYA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan kualitas yang setinggi-tingginya. Pemerintah dan masyarakat

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS NON AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya anak usia dini sudah mulai belajar untuk mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi ( Mengenyam pendidikan pada

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU PEMALU PADA ANAK SEKOLAH DASAR. Suriaty Nursin Guru SDN Pembina Luwuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

SKALA SIKAP KEPERCAYAAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

Inisiasi 2 Pengelolaan Kelas Dalam PKR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan

Transkripsi:

INISIASI 5 Analisis Kesulitan Belajar Peserta Didik Usia SD/ MI Informasi Salam bahagia, kita berjumpa kembali melalui tutorial online inisiasi 5 dari unit 6 untuk mata kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik. Pertemuan kali ini mengajak Anda untuk menyimak materi unit 6 yang akan memaparkan berbagai ragam perilaku anak SD/ MI dengan gangguan sosial emosional yang erat terkait dengan kemampuan belajar anak. Materi unit 6 terdiri atas 4 sub unit yaitu sub unit 1 mengenai prinsip-prinsip belajar, sub unit 2 mengenai pandangan para pakar psikologi mengenai belajar, sub unit 3 memaparkan kesulitan dan kegagalan belajar, sedangkan sub unit 4 mengkaji masalah gangguan sosial emosional anak SD/ MI. Saudara-saudara mahasiswa PGSD program S1, perhatikan dengan teliti kegiatan tutorial online unit 6. Apakah kasus di kelas yang Anda jumpai sehari-hari seperti gejala-gejala berikut ini. Melalui tutorial online, saudara dipandu untuk mampu mengklasifikasikan tipe perilaku anak SD/ MI. Anda diharapkan mampu mengidentifikasi gejala perilaku anak SD/ MI. Dan pada akhirnya Anda sebagai guru SD/ MI dapat menemukan alternatif cara mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI tersebut. Sekali lagi Anda kami ajak untuk berkonsentrasi mempelajari unit 6 dari bahan ajar cetak, agar pola mengajar di kelas dapat sesuai dengan karakteristik anak SD/ MI, agar semua anak mampu meraih prestasi belajar yang terbaik. Anda sebagai guru bukan hanya menyampaikan pesan, namun Anda harus mengenali karakteristik siswa di kelas dengan cara mengilhami pola belajar yang sesuai. Permasalahan belajar karena gangguan sosial emosional Semua guru ingin murid-muridnya memiliki prestasi belajar yang baik. Situasi sekarang ini akibat era informasi dan teknologi canggih memberi peluang untuk banyak siswa agar menjadi lebih cerdas daripada jaman sebelumnya. Peluang membantu anak menjadi cerdas dan mengembangkan potensi menjadi lebih luas dan lebih terbuka. Media dan sumber belajar demikian pesat berkembang. Namun, kenyataannya tidak selalu seperti yang dicitacitakan seorang guru. Didukung dengan tayangan audio visual sub unit 4 Anda akan mempelajari berbagai kasus contoh ganguan sosial emosional anak usia SD/ MI.

Ciri anak ini tidak bisa duduk diam di kelas. Anak ini terus bergerak. Kadang anak ini berlarian, meloncat, bahkan berteriak-teriak. Anak ini sulit di kontrol untuk melakukan aktivitas secara teratur dan tertib. Anak ini suka mengganggu teman sekelas. Ia adalah anak Hyperactive/ hiperaktif. Tipe anak ini cenderung cepat bosan. Anak ini mudah mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi. Sulit memusatkan perhatian pada kegiatan yang berlangsung di kelas. Anak seperti ini disebut Distractibility Child.

Berikut ini adalah anak pendiam. Ia sangat perasa/ sensitif, anak ini mudah tersinggung. Sikapnya pasif dan cenderung tidak berani bertanya, karena merasa diri tidak mampu. Anak seperti ini kurang bergaul, ia disebut Poor Self Concept Di kelas acapkali dijumpai anak yang cepat bereaksi. Anak serupa ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan pertanyaan guru. Jawaban spontan kurang mendukung kemampuan berfikir logis. Anak ini berteriak pada saat menjawab. Anak seperti ini ingin menunjukkan diri sebagai anak pandai, namun jawaban/ reaksinya mencerminkan ketidakmampuannya. Jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Ia disebut anak Impulsive.

Wah, anak ini tipe perusak. Sikapnya agresif ke arah negatif, suka membanting atau melempar. Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker). Sikap mudah tersinggung dengan temperamen yang tinggi dan suka merusak. Ia disebut Distractive Behavior. Profil berikut ini adalah anak yang berusia 6 tahun 2 bulan yang duduk di kelas I SD/ MI. Anak ini takut ditinggal sendiri di kelas. Sikap over protective ibunya, membuat anak ini bergantung. Ia termasuk anak yang Dependency. Bayangkan anak yang Anda amati adalah anak yang merasa dirinya bodoh dan malu untuk pergi ke sekolah. Sosial ekonomi orang tua yang menyebabkan anak ini menjadi anak pemalu. Ia memiliki rasa harga diri yang rendah. Ia disebut anak Withdrawl.

Oto dan Ito, sama-sama berusia 8 tahun. Namun Oto mengalami kerusakan fisik maupun syaraf. Nampaknya Oto berpenampilan berbeda dengan Ito yang sebaya. Oto perlu penanganan serius yang dilakukan oleh lembaga khusus atau klinik Anak Berkebutuhan Khusus. Anak ini termasuk kelompok Learning Disorder. Benarkah komentar Pak Ridwan pada kasus muridnya yang disebut bodoh atau tolol. Hasil ulangannya selalu rendah, padahal potensi intelektualnya diatas rata-rata. Upaya dan semangat belajar anak ini juga sangat rendah. Anak ini sering melupakan tugas/ PRnya. Anak seperti ini disebut Underachiever. Karakteristik anak berikut ini adalah anak yang belajar dengan motivasi tinggi. Anak ini cepat merespon dan acapkali enggan untuk menerima kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak dapat menerima kegagalan dirinya. Anak Overachiever perlu ditangani oleh para guru dengan cara memotivasi yang baik.

Sering sebagai guru kelas di SD/ MI menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk menjawab dan tugas/ PRnya sering dilupakan dan acapkali tidak pernah selesai. Anak ini acapkali malas dan menunjukkan tendensi malas. Cara berfikir yang lambat dan cara kerja yang lama, dikelompokkan untuk anak Slow Learner. Tono menunjukkan sikap Cuek. Ia kurang peka terhadap lingkungannya. Tono sulit membaca ekspresi guru dan teman-temannya. Tono kaku dalam bergaul dengan temantemannya. Tono agak diacuhkan oleh temanteman disekitarnya. Anak seperti ini disebut Sosial Interception. Setelah Anda menyimak panduan tutorial online, silakan Anda membaca modul dengan saksama dan kerjakan soal-soal berikut ini: Amati dengan saksama siswa-siswi Anda di sekolah atau di kelas dan tuliskan dengan detail tipe kasus tersebut dengan melengkapi pula 4 gejala-gejala perilaku yang khusus. Buatlah kelima soal ini dengan menuliskan tipe karakteristik anak dan sebutkan gejalagejalanya secara khas. 1. Ciri perilaku Pembosan 2. Ciri perilaku Pemalu 3. Ciri perilaku Penakut 4. Ciri perilaku Bersemangat 5. Ciri perilaku Penyendiri

Lembar Jawaban No Ciri Perilaku Tipe Gejala 1 Pembosan 1.1. 2 Pemalu 1.1. 3 Penakut 1.1. 4 Bersemangat 1.1. 5 Penyendiri 1.1. Untuk mengetahui kebenaran jawaban saudara, kirimkan kembali jawaban tersebut melalui fasilitas yang ada, sesuai dengan format yang disediakan. Selamat bekerja dan selamat belajar. Sistem Penilaian Ada 25 jawaban, bila jawaban tersebut benar sesuai kunci jawaban diberi nilai 4. Jawaban hampir benar atau mendekati kebenaran diberi nilai 2 Jawaban kosong atau keliru dan sama sekali salah nilai 0 Skor 25 jawaban X 4 = 100