BAB I PENDAHULUAN. yang hidup di perkotaan. Bahkan, di pedasaan sekalipun saat ini kata bank bukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (funding)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini sesuai dengan pengertian bank menurut undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. dapat sepenuhnya terlepas dari pengaruh perkembangan lembaga keuangan. Lembaga

PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan mayarakat. fungsi bank adalah untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang perbankan).

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan rasio keuangan salah satunya adalah Return On Asset (ROA).

BAB I PENDAHULUAN. dana. Dengan demikian, sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan digunakan untuk membiayai kegiatan usaha maupun ekspansi yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara sebagai lembaga keuanganan. Menurut Undang-Undang Nomor 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis oleh Rizki Nindya Tantri Saputri (2012) yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan masalah ekonomi financial. Sesuai dengan UU RI No 10

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi yang memiliki arti yaitu Lembaga keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainya ( Kasmir, 2012 : 12 ) Tahun 1998, tanggal 10 November 1998 tentang perbankanadalah suatubadan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (Financial intermediaries), antara pihak yang kelebihan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kegiatannya meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang namanya sektor perbankan. Dunia perbankan merupakan peranan

PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH ARTIKEL ILMIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan financial intermediary. Bank dapat dijadikan sebagai tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan rasio keuangan yang salah satu diantaranya adalah Return On Equity

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada penelitian sekarang, penelitian-penelitian terdahulu tersebut dilakukan oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (finansial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitianyang dilakukan oleh Lutfiatun Nukhus pada tahun 2010, Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB V PENUTUP. dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu sebagai berikut : dan risiko operasional secara bersama sama mempunyai pengaruh yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini adalah sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2.1 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.( Kasmir 2012:12). Fungsi bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dijadikan rujukan. Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan. 1. Sancha Carolina De. C. P.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB I PENDAHULUAN. menabung atau menyimpan surat berharganya dibank. Hal tersebut tentu saja

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bank tersebut terjamin dengan baik. (Kasmir, 2012 :12)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang mampu bertahan dalam situasi yang rumit tersebut hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mendengar kata bank sebenarnya tidak asing lagi bagi kita, terutama yang hidup di perkotaan. Bahkan, di pedasaan sekalipun saat ini kata bank bukan merupakan kata yang asing dan aneh. Menyebut kata bank setiap orang selalu mengaitkannya dengan uang sehingga selalu saja ada anggapan bahwa yang berhubungan dengan bank selalu ada kaitannya dengan uang. Hal ini tidak salah karena bank memang merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang keuangan. Sebagai lembaga keuangan bank menyediakan berbagai jasa keuangan. Di negara-negara maju bank bahkan sudah merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi (Kasmir, 2012 : 11). Tingkat kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio pengukur profitabilitas bank, yang salah satu diantaranya adalah Return On Asset (ROA). ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki bank. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba bagi bank. Sebaliknya ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, bank mendapatkan kerugian. 1

2 Tabel 1.1 POSISI RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMERINTAH PER DESEMBER TAHUN 2010-2014 (Dalam Persentase) Nama Rata 2010 2011 Tren 2012 Tren 2013 Tren 2014 Tren bank Tren BNI 2,4 2,7 0,3 2,77 0,07 3,08 0,31 1,63-1,46-0,19 BRI 4,14 4,42 0,28 4,71 0,28 4,7-0,01 2,43-2,27-0,43 BTN 1,9 1,84-0,05 1,76-0,08 1,68-0,08 0,54-1,14-0,34 Mandiri 3,47 3,13-0,34 3,33 0,21 3,43 0,09 1,71-1,71-0,44 Jumlah 11,91 12,09 0,19 12,57 0,48 12,89 0,31 6,31-6,58-1,4 Sumber : Laporan Keuangan Publikasi Bank Indonesia, Data Diolah. Pada tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa secara rata-rata ROA pada Bank Pemerintah selama periode triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 mengalami penurunan sebesar -1,4 persen. Dari ke empat Bank Pemerintah, semua mengalami penurunan yaitu Bank BNI sebesar -0,19, Bank BRI sebesar -0,43, Bank BTN sebesar -0,34 dan Bank Mandiri sebesar -0,44. Kenyataan ini masih terdapat masalah pada ROA Bank Pemerintah, sehingga perlu di analisis faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab penurunan ROA pada Bank Pemerintah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan dilakukannya penelitian tentang aspek risiko usaha pada Bank Pemerintah. Suatu bank mempunyai ROA yang tinggi maka bank berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan bank tidak memberikan laba maka bank akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan, manajemen bank dituntut untuk lebih berhati-hati dalam mengelola asetnya karena setiap kegiatan bank akan dihadapkan pada berbagai risiko. Risiko usaha adalah tingkat ketidakpastian mengenai suatu hasil yang diperkirakan atau yang diharapkan akan diterima. Risiko yang dihadapi bank

3 terdiri dari Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Pasar. Dalam PBI 11/25/2009 Bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif. Dalam PBI tersebut ada 8 jenis risiko yaitu Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Pasar, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Stratejik. Dari 8 jenis risiko yang dapat diukur dengan rasio keuangan yaitu Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Pasar. Risiko likuiditas adalah ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, bank tidak dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta tidak dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2010 : 286). Meskipun bank tersebut memiliki asset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya,tetapi jika tidak segera dikonversikan menjadi uang tunai maka bank tersebut dikatakan tidak likuid. Risiko Likuiditas suatu bank dapat diukur menggunakan rasio keuangan antara lain Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Investing Policy Ratio (IPR). LDR adalah rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Lukman Dendawijaya, 2009 : 114). LDR mempunyai pengaruh negatif terhadap risiko likuiditas. Hal ini terjadi apabila apabila LDR meningkat, berarti terjadi peningkatan total jumlah kredit yang diberikan dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan dana yang diterima bank atau dana pihak

4 ketiga. Akibatnya terjadi peningkatan pendapatan yang lebih besar dibanding peningkatan biaya, sehingga kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban pada pihak ketiga dengan mengandalkan kredit yang disalurkan semakin tinggi, yang berarti risiko likuiditas bank rendah. Disisi lain LDR mempunyai pengaruh positif terhadap ROA. Apabila LDR meningkat, berarti terjadi peningkatan total jumlah kredit yang diberikan dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase total dana pihak ketiga. Hal ini akan berakibat pada kenaikan pendapatan yang lebih besar daripada peningkatan biayanya, sehingga laba akan meningkat dan ROA pun juga akan meningkat. Dengan begitu pengaruh risiko likuiditas terhadap ROA adalah negatif. IPR merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam melunasi kewajiban kepada para deposan dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya (Lukman Dendawijaya, 2009 : 114). IPR mempunyai pengaruh negatif terhadap risiko likuiditas. Hal ini terjadi apabila IPR meningkat, berarti terjadi peningkatan investasi surat berharga dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan dana pihak ketiga. Akibatnya terjadi kenaikan pendapatan yang lebih besar dari kenaikan biaya, sehingga kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban pada pihak ketiga dengan mengandalkan surat berharga semakin tinggi yang berarti risiko likuiditas suatu bank akan menurun. Disisi lain pengaruh IPR terhadap ROA adalah positif. Hal ini disebabkan apabila IPR meningkat, berarti terjadi kenaikan investasi surat berharga dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase kenaikan dana pihak ketiga. Akibatnya terjadi kenaikan pendapatan yang lebih besar dari kenaikan biaya, sehingga laba

5 bank meningkat, dan akhirnya ROA pun juga meningkat. Dengan demikian pengaruh risiko likuiditas terhadap ROA adalah negatif. Risiko kredit adalah suatu risiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit yang membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah ditsepakati antara pihak bank dengan nasabah (Lukman Dendawijaya, 2009 : 24). Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur risiko kredit antara lain Aktifa Produktif Bermasalah (APB) dan Non Performing Loan (NPL). APB adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola aktiva produktifnya dengan menutupi kerugian (Taswan, 2012 : 61). APB mempunyai pengaruh positif terhadap risiko kredit. Hal ini terjadi apabila APB meningkat berarti terjadi peningkatan aktiva produktif bermasalah bank dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank. Akibatnya terjadi risiko untuk mengolah aktiva produktif pada bank dan berpengaruh pada kinerja bank. Disisi lain pengaruh antara APB dengan ROA adalah negatif. Hal ini terjadi apabila semakin besar APB berarti aktifa produktif bank bermasalah akan lebih besar dari pada aktiva produktif bank. Akibatnya pendapatan menurun, laba menurun, modal menurun sehingga ROA juga menurun. Pengaruh risiko kredit terhadap ROA adalah negatif. Hal ini terjadi apabila APB meningkat maka risiko kredit meningkat dan roa mengalami penurunan. Dengan demikian, pengaruh anatara risiko kredit terhadap ROA adalah negatif.

6 NPL adalah rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dari keseluruhan kredit yang diberikan oleh bank (Taswan, 2012 : 61 ). NPL mempunyai pengaruh positif terhadap risiko kredit. Hal ini terjadi apabila NPL meningkat, berarti terjadi peningkatan kredit bermasalah dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan total kredit yang dimiliki oleh suatu bank. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu meningkat sehingga risiko kredit meningkat. Disisi lain pengaruh NPL terhadap ROA adalah negatif. Hal ini terjadi apabila NPL meningkat, berarti terjadi peningkatan kredit bermasalah dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan total kredit yang dimiliki oleh suatu bank. Akibatnya pendapatan bank menurun, laba bank menurun, dan akhirnya ROA pada bank pun juga akan menurun. Pengaruh risiko kredit terhadap ROA adalah negatif karena apabila NPL meningkat maka risiko kredit meningkat dan ROA akan mengalami penurunan. Sehingga pengaruh antara risiko kredit terhadap ROA adalah negatif. Risiko Pasar adalah risiko pada neraca (on-balance sheet) dan rekening administratif (off-balance sheet) termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar termasuk risiko perubahan harga option (PBI 11/25/2009). Risiko pasar yang dihadapi bank dapat diukur dengan rasio keuangan antara lain Interest Rate Risk (IRR) dan Posisi Devisa Netto (PDN).

7 IRR mempunyai pengaruh positif atau negatif terhadap risiko pasar dan terhadap ROA. Hal ini terjadi karena apabila IRR meningkat berarti telah terjadi peningkatan IRSA dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan IRSL. Jika pada saat itu suku bunga cenderung naik, maka terjadi peningkatan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan peningkatan biaya bunga, sehingga laba meningkat, ROA meningkat dan risiko pasar menurun. Dengan demikian dapat disimpulkan IRR berpengaruh positif terhadap ROA dan berpengaruh negatif terhadap risiko pasar. Sehingga pengaruh risiko pasar terhadap ROA adalah negatif, karena jika pada saat suku bunga cenderung naik akan menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan bunga dengan persentase lebih besar dibanding persentase peningkatan biaya bunga sehingga risiko pasar menurun dan ROA meningkat. Sebaliknya jika pada saat itu suku bunga cenderung turun, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan bunga lebih kecil dibandingkan peningkatan biaya bunga, sehingga laba menurun, ROA menurun dan risiko pasar meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan IRR berpengaruh negatif terhadap ROA dan berpengaruh positif terhadap risiko pasar. Sehingga pengaruh risiko pasar terhadap ROA adalah positif, karena pada saat suku bunga cenderung naik menyebabkan peningkatan pendapatan dengan persentase lebih kecil dibanding persentase kenaikan biaya sehingga risiko pasar meningkat dan ROA menurun. PDN adalah salah satu rasio yang dapat digunakan untuk mengukur risiko pasar yang berhubungan dengan nilai tukar. PDN mempunyai pengaruh positif atau negatif terhadap risiko pasar. PDN mempunyai pengaruh positif atau

8 negatif terhadap risiko pasar dan terhadap ROA. Hal ini terjadi karena apabila PDN meningkat berarti telah terjadi peningkatan aktiva valas dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase peningkatan pasiva valas. Jika pada saat itu nilai tukar cenderung naik, maka terjadi peningkatan pendapatan valas lebih besar dibandingkan peningkatan biaya valas, sehingga laba meningkat, ROA meningkat dan risiko pasar menurun. Dengan demikian dapat disimpulkan PDN berpengaruh positif terhadap ROA dan berpengaruh negatif terhadap risiko pasar. Sehingga pengaruh risiko pasar terhadap ROA adalah negatif, karena pada saat nilai tukar cenderung naik menyebabkan peningkatan aktiva valas dengan persentase lebih besar dibanding persentase passiva valas sehingga risiko pasar menurun dan ROA Meningkat. Sebaliknya jika pada saat itu nilai tukar cenderung turun, akan terjadi penurunan pendapatan valas lebih besar dibandingkan penurunan biaya valas, sehingga laba menurun, ROA menurun sehingga risiko pasar meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan PDN berpengaruh negatif terhadap ROA dan berpengaruh positif terhadap risiko pasar. Sehingga pengaruh risiko pasar terhadap ROA adalah positif, karena pada saat suku bunga cenderung turun menyebabkan peningkatan aktiva valas dengan persentase lebih kecil dibanding persentase peningkatan passiva valas sehingga risiko pasar meningkat dan ROA menurun. Risiko operasional adalah risiko risiko akibat ketidakcukupan dan / atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan / atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. (PBI Nomor:11/25/PBI/2009). Risiko operasional yang dihadapi bank dapat

9 diukur menggunakan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Fee Based Income Ratio (FBIR). BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Lukman Dendawijaya 2009 : 119). Pengaruh BOPO terhadap risiko operasional adalah positif. Hal ini terjadi apabila BOPO meningkat berarti terjadi peningkatan biaya operasional dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya biaya yang dikeluarkan akan semakin besar sehingga bank beroperasi secara tidak efisien, sehingga risiko operasional meningkat. Disisi lain pengaruh BOPO terhadap ROA adalah negatif. Hal ini terjadi apabila BOPO meningkat berati peningkatan biaya yang dikeluarkan dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya pendapatan operasional menurun dan ROA juga menurun. Dengan demikian pengaruh risiko operasional terhadap ROA adalah negatif, karena dengan meningkatnya BOPO menyebabkan terjadinya peningkatan risiko operasional dan menyebabkan ROA menurun. FBIR adalah rasio yang menunjukkan pendapatan yang diperoleh dari jasa diluar bunga dan provisi pinjaman (Kasmir, 2010 : 115). Pengaruh FBIR terhadap risiko operasional adalah negatif. Hal ini terjadi apabila FBIR meningkat berarti terjadi peningkatan pendapatan operasional diluar bunga dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya pendapatan operasional di luar bunga yang dimiliki akan semakin besar, sehingga bank dapat beroperasi secara efisien dan risiko operasional turun.

10 Disisi lain pengaruh FBIR terhadap ROA adalah positif. Hal ini terjadi apabila FBIR meningkat berarti terjadi peningkatan peningkatan terhadap pendapatan operasional diluar bunga dengan persentase yang lebih besar dibanding persentase peningkatan pendapatan operasional yang dijalankan oleh bank. Akibatnya laba bank meningkat, modal bank meningkat dan ROA juga mengalami peningkatan. Dengan demikian pengaruh risiko operasional terhadap ROA adalah negatif, karena dengan meningkatnya FBIR menyebabkan terjadinya penurunan risiko operasional dan menyebabkan ROA meningkat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO dan FBIR secara bersamasama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 2. Apakah LDR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 3. Apakah IPR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 4. Apakah APB secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 5. Apakah NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah?

11 6. Apakah IRR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 7. Apakah PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 8. Apakah BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 9. Apakah FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 10. Variabel apakah LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO dan FBIR yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap ROA pada Bank Pemerintah? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui signifikansi pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO dan FBIR secara bersama-sama terhadap tingkat ROA pada Bank Pemerintah. 2. Mengetahui signifikansi pengaruh positif LDR secara parsial terhadap ROA pada Bank Pemerintah. 3. Mengetahui signifikansi pengaruh positif IPR secara parsial terhadap ROA pada Bank Pemerintah. 4. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif APB secara parsial terhadap ROA pada Bank Pemerintah. 5. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif NPL secara parsial terhadap ROA pada Bank Pemerintah.

12 6. Mengetahui signifikansi pengaruh IRR secara parsial terhadap ROA pada Bank Pemerintah. 7. Mengetahui signifikansi pengaruh PDN secara parsial terhadap ROA pada Bank Pemerintah. 8. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif BOPO secara parsial terhadap ROA pada Bank Pemerintah. 9. Mengetahui signifikansi pengaruh positif FBIR secara parsial terhadap terhadap ROA pada Bank Pemerintah. 10. Diantara Rasio apakah LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO dan FBIR yang memiliki pengaruh dominan terhadap ROA pada Bank Pemerintah. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah berguna bagi : 1. Manfaat Bagi Bank Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi bank dalam mengelola risiko usaha dalam upaya mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. 2. Manfaat Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan penulis untuk mengetahui sejauh mana risiko usaha berpengaruh terhadap ROA pada Bank Pemerintah.

13 3. Manfaat Bagi STIE Perbanas Surabaya Menambah perbendaharaan perpustakaan STIE Perbanas sehingga dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa lain. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dimana antara bab satu dengan bab lainnya saling terkait. Secara rinci sistematika penulisannya adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan mengenai penelitian yang terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variable, definisi operasional dan pengukuran variable, populasi, sempel dan teknis pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data serta teknis analisis data. BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini diuraikan tentang gambaran subyek penelitian, analisis data, analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan pembahasan.

14 BAB V PENUTUP Pada bab ini diuraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.