KONSEP PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI. Ni Putu Wardani

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TATA LAKSANA PROGRAM PERKULIAHAN JURUSAN SISTEM INFORMASI ITS DENGAN METODE SCL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan perlu ditingkatkan melalui pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Teacher Centered Learning Dan Student Centered Learning

PARADIKMA BARU PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di pendidikan formal mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tidak dipahami kemudian dilihat, diamati hingga membuat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

LATAR BELAKANG PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat serta persaingan global menuntut lulusan pendidikan

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, teknologi informasi adalah bagian dari media yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

UJI EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN INFO SEARCH BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA MATA KULIAH STATISTIKA DASAR 2

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astri Jayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

Dari Teacher-Centered Learning ke Student-Centereded Learning:

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN ISU-ISU PENDIDIKAN TERKINI DALAM MATA KULIAH PROFESI KEGURUAN DI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

KERANGKA ACUAN (Term of Reference) Student Centered Learning Internal Grant

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak. diperbincangkan, diantaranya adalah rendahnya mutu pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. lulusan dalam bidang matematika. Melalui pembelajaran matematika, siswa

Transkripsi:

KONSEP PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI Ni Putu Wardani PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. RUMUSAN MASALAH... 2 C. MANFAAT... 2 BAB II ISI... 4 A. PENGERTIAN STUDENT CENTERED LEARNING... 4 B. KARAKTERISTIK STUDENT CENTERED LEARNING... 5 C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STUDENT CENTERED LEARNING DIBANDINGKAN DENGAN TEACHER CENTERED LEARNING... 6 D. PENILAIAN HASIL BELAJAR... 7 BAB III PENUTUP... 9 A. KESIMPULAN... 9 DAFTAR PUSTAKA... 10 ii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan aspek penting dalam terwujudnya masyarakat yang sejahtera, dan berperan dalam menunjang kehidupan masyarakat. Saat ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang dengan pesat, pendidikan mengambil peran signifikan, tetapi masih terdapat kelambanan dalam penyesuaian terhadap perkembangan tersebut. Penyesuaian yang dimaksud terdapat dalam berbagai aspek, salah satunya yaitu dalam sistem atau metode pembelajaran yang terdapat di perguruan tinggi. Metode pendidikan di Perguruan Tinggi perlu diselaraskan dengan perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 1 Sistem pembelajaran pada hampir semua perguruan tinggi di Indonesia masih bersifat satu arah, yaitu pemberian materi oleh dosen. Sistem pembelajaran tersebut dikenal dengan model Teacher Centereded Learning (TCL), yang ternyata membuat mahasiswa pasif karena hanya mendengarkan kuliah sehingga kreativitas mereka kurang terpupuk atau bahkan cenderung tidak kreatif. Pola pembelajaran dosen aktif dengan mahasiswa pasif ini mempunyai efektivitas pembelajaran rendah. 2 Dalam konteks TCL, spoon-feeding untuk para mahasiswa tidak lagi sesuai karena membuat proses pembelajaran lamban dan mahasiswa tidak memiliki peluang untuk memilih menu yang sesuai. Kelambanan proses pembelajaran yang terjadi di dalam paradigma TCL akan menyebabkan peserta didik selalu tertinggal di belakang, tidak dapat segera menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. 1 Mahasiswa merupakan sekelompok manusia yang beranjak dewasa, yang bukan hanya memiliki perubahan dari segi fisik namun juga dari segi psikologis. Pola pikir dari mahasiswa yang mulai kritis, membuatnya tidak sekedar memikirkan keinginan semata tapi mereka memikirkan tentang apa yang dibutuhkan. Dengan metode pembelajaran yang bersifat satu arah membuat mahasiswa memiliki ruang gerak yang terbatas dalam memilih apa yang ingin 1

dipelajari dan ditelusurinya. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan dalam model pembelajaran yang selama ini dilakukan. Usaha meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan kegiatan belajar-mengajar yang baik. Paradigma baru dan perubahan global dunia akhir-akhir ini membuat pelaksanaan pembelajaran di perguruan tinggi harus dilakukan dengan pendekatan baru yaitu pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered). Perubahan pendekatan dalam pembelajaran dari TCL menjadi SCL adalah perubahan paradigma, yaitu perubahan dalam cara memandang beberapa hal dalam pembelajaran, yakni pengetahuan, belajar, dan pembelajaran. 3 Secara operasional, di dalam SCL para mahasiswa memiliki keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensinya (cipta, rasa dan karsa), mengeksplorasi bidang/ilmu yang diminatinya, membangun pengetahuan serta kemudian mencapai kompetensinya melalui proses pembelajaran aktif, interaktif, kolaboratif, kooperatif, kontekstual dan mandiri. 1 B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan Student Centered Learning (SCL)? 2. Bagaimana karakteristik dari sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL)? 3. Apa kelebihan dan kekurangan dari sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL)? 4. Bagaimana sistem penilaian dari sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL)? C. MANFAAT 1. Mengetahui lebih jauh tentang Student Centered Learning (SCL) 2. Mengetahui karakteristik dari sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL) 2

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL) 4. Mengetahui sistem penilaian dari sistem pembelajaran Student Centered Learning (SCL) 3

BAB II ISI A. PENGERTIAN STUDENT-CENTERED LEARNING Pembelajaran merupakan proses pengembangan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa, serta dapat meningkatkan dan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan yang baik terhadap materi perkulihan. 4 Pembelajaran sendiri dibagi menjadi dua, yaitu pembelajaran yang fokus pada dosen ataupun pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa. Pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa disebut Student Centered Learning (SCL), yang menurut Robert pada tahun 1983 adalah suatu pendekatan atau pengembangan dalam hal belajar yang di dalamnya, pelajar atau mahasiswa dituntut untuk memilih bukan hanya apa yang mau dipelajari tetapi juga bagaimana dan kenapa materi itu dipelajari. 5 Student Centered Learning juga didefinisikan sebagai salah satu cara belajar yang membuat mahasiswa menjadi bagian penting atau bagian utama atau berpengaruh pada isi dari materi, kegiatan, dan materi itu sendiri serta kecepatan berpengaruh dalam belajar. 6 Melalui metode pembelajaran ini, mahasiswa mengambil peran utama atau menjadi pusat dalam proses pembelajaran, maka apapun yang bersangkutan dengan materi pembelajaran mahasiswa harus mandiri dalam mencari sumber sumber dan referensi belajar dengan bimbingan dari dosen. Maka dosen tersebut dapat disebut juga fasilitator yang berperan untuk memfasilitasi apa yang telah mahasiswa cari. 6 Dibandingkan dengan sistem pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL) yang berpusat pada Dosen sebagai sumber informasi, Student Centered Learning (SCL) membuat pemahaman mahasiswa lebih dalam dan lebih spesifik mengenai bidang yang ditekuni dengan menjadikan mahasiswa sebagai pusat pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. 4

B. KARAKTERISTIK METODE SCL Sebagai sebuah metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, beberapa karakteristik yang membedakan SCL dengan sistem pembelajaran lain adalah sebagai berikut : 1 1. Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang terjadi saat para mahasiswa diberi kesempatan untuk berinteraksi lebih dengan sesama mahasiswa atau dengan dosen tentang pokok pembahasan yang sedang dihadapinya, mengembangkan pengetahuan, tidak sekedar menerima informasi dari dosen saja. 2. Pembelajaran Interaktif Dalam pembelajaran interaktif setiap mahasiswa harus mengerjakan sesuatu, sesuai dengan materi yang sedang dipelajarinya. 3. Pembelajaran Mandiri Pembelajaran mandiri adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa di mana proses dan pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh mahasiswa sendiri. 4. Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif adalah metode yang membuat mahasiswa dari berbagai macam latar belakang bekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran secara umum. Para mahasiswa, secara bersamasama bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pembelajaran yang mereka laksanakan. Keberhasilan seorang mahasiswa merupakan keberhasilan kawannya. 5. Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif kelompok mahasiswa akan memperoleh pengetahuan baru dengan mutu yang lebih baik, bersifat kontekstual dan relevan bila dibandingkan dengan pembelajaran individual atau independen. 6. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran secara kontekstual ialah kaidah pembelajaran yang menggabungkan isi kandungan (content) dengan pengalaman harian individu, masyarakat dan lingkungan/alam pekerjaan.pembelajaran secara kontekstual dapat 5

meningkatkan rasa percaya diri karena dapat memahami hubungan antara teori dan praktik. Pembelajaran secara kontekstual juga membina pendekatan kerja kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.kecakapan praktik/melakukan sesuatu (hands-on) dan berpikir (minds-on) merupakan asas pendekatan kontekstual. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STUDENT CENTERED LEARNING DIBANDINGKAN DENGAN TEACHER CENTERED LEARNING Sebagai sebuah Metode pembelajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan metode lain, Student centered learning memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari Student centered learning jika dibandingkan dengan metode Teacher centered learning : 7 a. Kelebihan SCL dibandingkan TCL 1. Mahasiswa dapat termotivasi untuk mencari informasi baru. 2. Mahasiswa dapat melatih diri mereka untuk berani berpendapat dikelompok. 3. Dosen dapat menambah wawasan dari hal yang tidak diketahui dan dialami sebelumnya. 4. Mahasiswa dapat membangun pengetahuan baik secara individu maupun kelompok. 5. Dosen lebih berperan sebagai FEE (Facilitating, Empowering, Enabling) dan guides on the sides daripada sebagai mentor in the centered. b. Kekurangan SCL dibandingkan dengan TCL 1. Dosen tidak dapat memberikan banyak materi karena hanya sebagai fasilitator. 2. SCL memerlukan kondisi ruangan yang tenang, sedangkan strategi SCL relatif ramai dan gaduh karena diskusi. 3. SCL memerlukan ruangan khusus yang terpisah dengan kelompok lain. 6

4. SCL memerlukan banyak banyak media untuk menggali informasi dari luar seperti internet. D. PENILAIAN HASIL BELAJAR Patokan dalam penilaian hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahaiswa pasal 12 ayat (1) yang menyebutkan Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan dosen. Pasal 12 ayat (2) menyebutkan Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi. Pasal 12 ayat (3) menyebutkan bahwa Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A,B,C,D dan E yang masing maisng bernilai 4,3,2,1 dan 0. Kemudian dalam pasal 16 ayat (1) disebutkan Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan yang bersangkutan, dan dalam pasal 16 ayat (2) disebutkan bahwa Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan sistem penghargaan pada mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi. 1 Penilaian dalam student centered learning berfokus pada keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk dapat memperoleh ilmu dari berbagai sumber secara mandiri, mengkaji informasi dengan berpikir kritis dalam menghadapi masalah atau pertanyaan, dan dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam memecahkan masalah atau pertanyaan tersebut. Namun bukan berarti peserta didik dilepas begitu saja, Hal tersebut dapat direalisasikan dengan pembentukan kelompok. Menurut Karl Smith dari Texas A&M University, penilaian kelompok dapat dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain : (i) menjaga agar grup tetap kecil (ii) assign roles (iii) memberikan pertanyaan secara acak kepada satu orang dalam grup untuk menjelasakan materi (iv) memberikan mahasiswa tugas sebelum mengadakan pertemuan grup (v) 7

menginstruksikan mahasiswa untuk menggunakan grup belajar mereka dalam menyelesaikan tugas individu (vi) memastikan semua anggota grup mengerti, berpartisipasi dan memahami, dan (vii) mengobservasi dan merekam kontribusi individu. Penilaian kelompok dapat dilakukan dalam rapat besar dimana setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dihadapan kelompok lain dengan didampingi oleh tenaga pengajar yang berhubungan dengan materi yang dibawakan. 6 Penilaian student centered learning dapat juga dilakukan dengan cara fomatif dan sumatif. Penilaian fomatif merupakan penilaian secara formal maupun tidak formal yang dilakukan secara individu atau kumpulan atau kelas di akhir materi dalam mengukur penguasaan dan kemajuan pembelajaran. Sedangkan penilaian sumatif merupakan penilaian secara formal yang dilakukan dalam waktu yang terjadwal dan berkala. Penilaian sumatif dilakukan dalam skala kelas atau tingkatan untuk mengukur kemajuan atau pencapaian dalam skala sekolah. 8

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN SCL adalah metode pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk memilih apa yang harus dipelajari, bagaimana caranya, dan kenapa hal atau materi tersebut harus dipelajari. Dari nama sistem pembelajarannya dapat disimpulkan bahwa mahasiswa menjadi pusat dari proses belajar mengajar. Karakteristik dari sistem pembelajaran dengan metode SCL pada umumnya yaitu keaktifan mahasiswa dalam menggali informasi secara mandiri serta kemampuan mahasiswa dalam mengaitkan suatu informasi yang didampingi oleh seorang fasilitator. Kelebihan dari sistem pembelajaran ini yaitu lebih aktifnya mahasiswa dalam proses pembelajaran dan membuat proses belajar mengajar tidak kaku dan terlalu konseptual. Namun SCL juga memiliki kekurangan seperti mahasiswa yang biasanya kurang paham dengan materi yang diberikan oleh dosen atau fasilitator. Adapun sistem penilaian SCL dirancang dalam blueprint of assessment dengan menekankan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan yang meliputi tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam pembelajaran, pemecahan masalah, berpikir kritis, mengkaji ulang dan kegiatan mahasiswa yang independen dan kooperatif. 9

DAFTAR PUSTAKA 1. Harsono. Student-Centered Learning di perguruan tinggi. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia. 2008;3:1-7. 2. Hadi, R. Dari Teacher Centered Learning ke Student Centered Learning : Perubahan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Insania. 2007;12:408-19. 3. Suyanta. Paradigma dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta; 2014. 4. Kurdi, Fauzan Nuraini. Student Centered Learning dari Teacher Centered Learning Mata Ajar Ilmu Kesehatan pada Program Studi Penjaskes. 2009. 5. Teaching Excellent in Adult Literacy. Student Centered Learning. Sacramento : American Institutes for Research; 2010. 6. Froyd, Jeffry. & Simpson, Nancy. Student-Centered Learning Adressing Faculty Question about Student-Centered Learning. Texas : A&M University. 7. Ramdhani, MA. Perbandingan Strategi Pembelajaran Teacher Centered Learning dengan Student Centered Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Tarikh Siswa Kelas Viii SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Surakarta : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014. 10