WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti ketentuan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam rangka mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memperpendek proses pelayanan guna mewujudkan pelayanan yang cepat, murah, mudah, transparansi, pasti dan terjangkau perlu dilaksanakan pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan; b. bahwa dalam rangka menyempurnakan kembali penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Walikota Batu Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu pada Badan Penanaman Modal Kota Batu; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu pada Badan Penanaman Modal Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Halaman 2 dari 13 hlm
13. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Penanaman Modal; 14. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik; 15. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2011 tentang Izin Trayek; 16. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2011 tentang Ijin Mendirikan Bangunan; 17. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2011 tentang Ijin Gangguan; 18. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penataan Menara Telekomunikasi Seluler; 19. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu; 20. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Pengendalian Menara Seluler; 21. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Perizinan Rumah Susun; 22. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perlindungan, Pelestarian, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Batu; 23. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Batu; 24. Peraturan Walikota Batu Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu pada Badan Penanaman Modal Kota Batu; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Walikota adalah Walikota Batu. 4. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota Batu yang terdiri dari Kepala Daerah sebagai unsur Eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Legislatif, yang di dalam pelaksanaan tugasnya selalu mencerminkan kemitraan. Halaman 3 dari 13 hlm
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Batu. 7. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Batu sebagai unsur Pembantu Pimpinan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu. 9. Badan adalah Badan Penanaman Modal Kota Batu. 10. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanaman Modal Kota Batu. 11. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh Penanam Modal Dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing untuk melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia. 12. Penanam Modal adalah perseorangan atau Badan Usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dari dalam negeri dan penanam modal asing. 13. Fasilitasi penanaman modal adalah insentif atau kemudahan pelayanan dan atau perizinan yang diberikan kepada penanam modal. 14. Pelayanan penanaman modal adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non-perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen perizinan penanaman modal. 15. Laporan Kegiatan Penanaman Modal yang selanjutnya disingkat LKPM adalah laporan yang memuat perkembangan penanaman modal dan kendala yang dihadapi Penanam Modal disampaikan secara berkala kepada Badan Penanaman Modal. 16. Sistem informasi penanaman modal adalah suatu kesatuan tatanan yang terdiri atas organisasi, manajemen, teknologi, himpunan data, dan sumber daya manusia yang mampu menghasilkan dan menyampaikan informasi secara cepat, tepat, lengkap, dan akurat di bidang penanaman modal. Halaman 4 dari 13 hlm
17. Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. 18. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang. 20. Unit Pelaksana Teknis Badan yang selanjutnya disingkat UPTB adalah unsur pelaksana teknis badan yang mempunyai fungsi penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud diselenggarakannya pelayanan perizinan terpadu pada Badan Penanaman Modal sebagai upaya: a. terwujudnya pelayanan perizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan, dan memberikan kepastian hukum; dan b. terwujudnya hak-hak masyarakat dan investor untuk mendapatkan pelayanan di bidang perizinan. Pasal 3 Tujuan penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu pada Badan Penanaman Modal adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan khususnya dan pelayanan publik pada umumnya di Pemerintah Kota Batu. BAB III PELIMPAHAN WEWENANG Pasal 4 Walikota mendelegasikan sebagian wewenang penandatanganan perizinan kepada Kepala Badan selaku Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu. Halaman 5 dari 13 hlm
BAB IV PENYELENGGARAAN Pasal 5 (1) Penyelenggaraan pelayanan perizinan meliputi kegiatan penyelenggaraan perizinan dan layanan nonperizinan. (2) Proses pelayanan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen perizinan dan pemungutan retribusi yang dilakukan oleh Kepala Badan Penanaman Modal atas nama Walikota sesuai dengan ketentuan perundang-pemberian (3) Tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. perubahan perizinan; b. perpanjangan/herregistrasi/daftar ulang perizinan; c. pemberian salinan perizinan; d. pembatalan perizinan; e. penolakan perizinan; f. pembekuan perizinan; dan g. legalisasi perizinan. Pasal 6 Penerbitan atau penolakan Surat Izin dilaksanakan dan ditandatangani oleh Kepala Badan selaku Administrator. Pasal 7 (1) Penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu pada Badan Penanaman Modal dibantu oleh Tim Pembina dan Tim Teknis Perizinan yang keanggotaannya terdiri dari unsur SKPD terkait. (2) Walikota menetapkan pembentukan Tim Pembina dan Tim Teknis Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Walikota. BAB V JENIS PERIZINAN Pasal 8 (1) Jenis perizinan pada Badan Penanaman Modal meliputi sektor: a. Penanaman Modal; b. Penataan Ruang; c. Pekerjaan Umum, Cipta Karya, Pengairan dan Bina Marga; d. Pendidikan; e. Kesehatan; f. Perhubungan; Halaman 6 dari 13 hlm
g. Sosial dan Ketenagakerjaan; h. Kebudayaan dan Pariwisata; i. Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Usaha Kecil Menengah; j. Pertanian; k. Lingkungan Hidup; dan l. Pelayanan Non-Perizinan. (2) Rincian jenis perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. (3) Jenis Pelayanan Non-Perizinan pada Badan Penanaman Modal meliputi: a. insentif daerah; dan b. layanan informasi dan pengaduan. Pasal 9 (1) Untuk terwujudnya pelayanan perizinan terpadu yang cepat, efektif, efesien, transparan, dan memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan Standar Pelayanan dan Standar Operasional Prosedur. (2) Standar pelayanan dan standar operasional prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan. BAB VI PENGADUAN Pasal 10 (1) Apabila terdapat permasalahan terkait dengan pelayanan perizinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pemohon dapat menyampaikan pengaduan. (2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara lisan dan/atau tertulis melalui media yang disediakan. (3) Pengaduan yang disampaikan harus ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh Badan Penanaman Modal paling lama dalam waktu 3 (tiga) hari kerja. BAB VII PELAPORAN Pasal 11 Kepala Badan Penanaman Modal membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan terpadu secara tertulis setiap 3 (tiga) bulan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Halaman 7 dari 13 hlm
BAB VIII PEMBINAAN, PENGAWASAN, MONITORING, DAN EVALUASI Pasal 12 (1) Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan teknis perizinan dan non-perizinan secara fungsional dilakukan oleh Pejabat SKPD selaku Pembina. (2) Pembinaan, pengawasaan, dan pengendalian secara administrasi pada Badan Penanaman Modal dilakukan oleh Kepala Badan. Pasal 13 (1) Masing-masing SKPD melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perizinan yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal sesuai dengan kewenangannya. (2) Terhadap pelaksanaan perizinan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundanganundangan di bidang perizinan. BAB VIX PEMBIAYAAN Pasal 14 Sumber pembiayaan penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 Seluruh perizinan yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Walikota ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku. Pasal 16 Selain Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini, tetap mengacu pada Peraturan Walikota Batu Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Walikota kepada Camat di Kota Batu. Halaman 8 dari 13 hlm
Pasal 17 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Batu Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu pada Badan Penanaman Modal Kota Batu, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 18 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Walikota ini diatur dengan Peraturan Kepala Badan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Diundangkan di Batu pada tanggal 21 April 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, ttd WIDODO Ditetapkan di Batu pada tanggal 21 April 2016 WALIKOTA BATU, ttd EDDY RUMPOKO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2016 NOMOR 29/E SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KOTA BATU MUJI DWI LEKSONO,SH.MM Pembina TK.I (IV/b) NIP.19641010 198503 1 017 Halaman 9 dari 13 hlm
Lampiran Peraturan Walikota Batu Nomor : 188.45/29/422.012/2016 Tanggal : 21 April 2016 JENIS PERIZINAN PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU NO SEKTOR JENIS PERIZINAN I PENANAMAN MODAL 1. Izin Prinsip Penanaman Modal 2. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal 3. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal 4. Izin Prinsip Penggabungan Penanaman Modal II PENATAAN RUANG 5. Keterangan Rencana Kota (KRK) III PEKERJAAN UMUM, CIPTA KARYA, PENGAIRAN DAN BINA MARGA 6. Izin Lokasi 7. Izin Reklame 8. Izin Mendirikan Bangunan 9. Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangunan Gedung 10. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 11. Izin Pemakaian Kekayaan Daerah 12. Izin Penyelenggaraan Rumah Susun 13. Izin Pertelaan, Pembuatan Akta Pemisahan Rumah Susun IV PENDIDIKAN 14. Izin Pendirian Lembaga Pendidikan Non- Formal 15. Izin Pendirian Sekolah Dasar dan Menengah Pertama swasta 16. Izin Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) V KESEHATAN 17. Izin Praktek Dokter 18. Izin Penyelenggaraan Praktek Bidan 19. Izin Penyelenggaraan Praktek Perawat 20. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan Perawatan Gigi 21. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan Tenisi Gigi 22. Izin Pratek Tenaga Kefarmasian 23. Izin Penyelenggaraan Praktek Tenaga Gizi 24. Izin Kerja Refraksionis Optisien (SIKRO) Dan Optometris (SIKO) 25. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Okupasi Terapis Halaman 10 dari 13 hlm
NO SEKTOR JENIS PERIZINAN 26. Izin Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktek Ortotis Prostetis 27. Izin Kerja Radiografer 28. Izin Praktik Terapis Wicara 29. Izin Praktik Elektromedis (SIP-E) 30. Izin Praktek Fisioterapis 31. Izin Mendirikan Rumah Sakit Kelas C Dan Kelas D 32. Izin Apotik Rakyat 33. Izin Apotik 34. Izin Penyelenggaraan Optikal 35. Izin Pedagang Eceran Obat/Toko Obat 36. Izin Penyelenggaraan Laboratorium Klinik 37. Izin Pendirian Klinik 38. Izin Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan Dan Ketergantungan Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya (Napza) 39. Izin Pengobatan Tradisional 40. Izin Pengobatan Komplementer Alternatif 41. Izin Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi Diagnostik 42. Izin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) 43. Izin Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) 44. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) 45. Izin Laik Hygiene Rumah Makan dan Restoran 46. Izin Laik Hygiene Jasa Boga 47. Izin Laik Hygiene Sanitasi untuk DAM (Depot Air Minum) 48. Izin Laik Hygiene Santasi untuk Hotel 49. Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) 50. Izin Praktek Ahli Teknologi Laboratorium Medik (SIP-ATLM) 51. Izin Kerja Perekam Medis (SIK Perekam Medis Halaman 11 dari 13 hlm
NO SEKTOR JENIS PERIZINAN VI PERHUBUNGAN DAN TELEKOMUNIKASI VII KETENAGAKERJAAN VIII PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN 52. Izin Mendirikan Bangunan Menara Telekomunikasi 53. Izin Trayek 54. Izin Operasi 55. Izin Usaha Angkutan 56. Analisis Dampak Lalu Lintas 57. Izin Usaha Pelatihan Kerja 58. Izin Penampungan TKI 59. Izin Penempatan Tenaga Kerja Lokal 60. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Usaha Daya Tarik Wisata 61. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Usaha Kawasan Pariwisata 62. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Usaha Jasa Transportasi Wisata. 63. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Usaha Jasa Perjalanan Wisata. 64. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Usaha Jasa Makanan Dan Minuman 65. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tentang Usaha Penyediaan Akomodasi 66. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tentang Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan Dan Rekreasi 67. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tentang Usaha Jasa Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi Dan Pameran 68. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tentang Usaha Jasa Informasi Pariwisata 69. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tentang Usaha Jasa Konsultan Pariwisata 70. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tentang Usaha Jasa Pramuwisata 71. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tentang Usaha Wisata Tirta 72. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tentang Usaha Spa Halaman 12 dari 13 hlm
NO SEKTOR JENIS PERIZINAN IX KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN UKM 73. Izin Usaha Toko Modern (IUTM) 74. Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUPPT) 75. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP) 76. Izin Usaha Perdagangan (IUP) 77. Izin Usaha Industri (IUI) 78. Tanda Daftar Industri (TDI) 79. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 80. Tanda Daftar Gudang (TDG) 81. Izin Pemakaian Kios/Lapak/Los Bedak Pasar 82. Izin Usaha Simpan Pinjam X PERTANIAN 83. Izin Usaha Tanaman Pangan 84. Izin Usaha Hortikultura 85. Izin Usaha Perkebunan 86. Izin Usaha Peternakan 87. Izin Usaha Obat Hewan untuk Produsen XI LINGKUNGAN HIDUP 88. Izin Lingkungan XII PELAYANAN NON-PERIZINAN 89. Izin Gangguan 90. Izin Pembuangan Limbah Cair 91. Dokumen Pengelolaan Lingkungan terdiri dari UKL-UPL, dan SPPL 92. Insentif Daerah 93. Pelayanan Informasi dan Pengaduan WALIKOTA BATU, ttd EDDY RUMPOKO Halaman 13 dari 13 hlm