BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Tuhan dengan sempurna dan tidak ada manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan membawa dampak luas dan bervariasinya

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatan esktrakurikuler melalui organisasi kemahasiswaan. Serta

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BIMBINGAN KONSELING. A. Tugas Staf Pembimbing Akademik.

BA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi

Motivasi merupakan daya pendorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi pencapaian tujuan. Deng

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF BAGI KEPALA SEKOLAH

ANGKET UNTUK KEPALA SEKOLAH

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu bidang manajemen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selfi Yugastiyani, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengenai kajian yang dibahas, yaitu: implementasi tugas pokok wali kelas di. Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin pekanbaru.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Hardiyana dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam psikologi disebut dengan kepribadian. Kepribadian merupakan aspek psikologi. yang penting dalam menentukan perilaku individu.

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi. perbincangan para pakar pendidikan dari tingkat daerah sampai dengan pusat,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB I. pendidikan informal dalam rangka pembentukan nilai-nilai, sopan santun, (1991) bahwa keluarga, yakni orangtua merupakan sumber pengasuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pesaing usaha lainnya, baik secara global dan menjadi yang terunggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar tidak hanya dimaknai sebagai

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri di

BAB V PENUTUP A. Simpulan Agustinus Tanggu Daga, 2014

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok dan sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek. PT UOB KayHian. Securities mempunyai 9 cabang (branch) dan 9 anak cabang (cyber

1

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. dan dokumentasi di MAN Rejotangan. Pada uraian ini peneliti akan mengungkap

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman post modern manusia cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia usaha di tanah air mengalami banyak kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN IDEAL KONSELOR (STUDI HERMENEUTIKA GADAMERIAN)

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sebagai penutup laporan penelitian ini, disajikan kesimpulan dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan Tuhan dengan sempurna dan tidak ada manusia yang memiliki kesamaan secara signifikan dan persis dalam segala hal, sekalipun mereka yang kembarsiam. Begitupun organisasi yang sejenis seperti di sekolah, tidak dapat menampilkan budaya yang persis sama. Namun demikian, para ahli manajemen banyak mengungkapkan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi persepsi, pandangan, dan cara kerja individu yang berada di dalamnya. Mereka yang berada di dalamnya yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru BK, guru bidang studi, staff administrasi yang masing-masing memiliki peran dalam mencapai tujuan pendidikan. Apakah individu tersebut menunjukkan keinginan yang tinggi, disiplin, rasa suka, atau moral-moral yang negatif seperti malas, kurang responsif, dan sebagainya, dapat ditentukan oleh pengaruh-pengaruh kebiasaan yang terjadi pada organisasi. Begitupula sebaliknya bahwa perbedaan kultural memiliki dampak besar terhadap kinerja organisasi dan kualitas pengalaman kerja yang dialami oleh para anggota organisasi. Dengan demikian, budaya organisasi merupakan suatu kekuatan yang tidak dapat terlihat, tetapi dapat memengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan orang-orang yang berada di dalam suatu organisasi tersebut.

Seperti kepribadian seserorang, organisasi selalu ingin tampil memiliki ciri khas, masing-masing organisasi memiliki budayanya sendiri, hal ini karena dipengaruhi oleh visi, misi, dan tujuan. Meskipun organisasi itu sejenis, tetapi budayanya akan berbeda. Keits Davis dan John Newstorm dalam Aan Komariah (2005 : 98) menyatakan: Budaya organisasi disebut juga dengan sifat-sifat internal organisasi yang dapat membedakannya dengan organisasi lain. Budaya organisasi ini dapat tampil lewat tradisi-tradisi, metode tindakannya yang secara keseluruhan menciptakan iklim. Dalam suatu organisasi kita mengetahui adanya dua aspek perangkat, yaitu aspek fisik atau aspek hard yang nampak di dalam struktur, kebijakan, peraturan yang ada, teknologi, dan keuangan yang pengukurannya dapat dikontrol secara kasat mata. Akan tetapi, untuk aspek psikologi atau soft yang menyangkut sisi manusiawi dari organisasi seperti nilai-nilai, kepercayaan, keyakinan, budaya, dan norma perilaku adalah aspek yang tidak mudah mengukurnya, tetapi sangat berperan dalam memacu organisasi menuju arah yang diinginkan. Aspek manusia dalam organisasi memegang peranan penting yang membuat, mengkreasikan, menggerakkan, mengontrol, dan mengevaluasi struktur dan kinerja lembaga. Dalam proses tersebut, manusia melakukan interaksi antarindividu sesuai dengan peran dan fungsinya. Hal ini dilakukan dalam kurun waktu yang cukup panjang yang akhirnya akan membentuk suatu pola budaya yang unik antara organisasi satu dengan organisasi yang lainnya. Robbin dalam Komariah dan Triatna (2005 : 99) menyatakan bahwa suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu atau suatu sistem dari makna bersama.

Maka dalam membuat, mengkreasikan, menggerakkan, mengontrol, dan mengevaluasi struktur serta kinerja lembaga di butuhkan kerjasama antara pemimpin dengan bawahan. Seperti kaitannya di sekolah yakni di pimpin oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, guru BK, guru bidang studi, serta staff administrasi sekolah yang saling bekerja sama dalam menjalankan budaya organisasi sekolah yang telah tercipta maupun yang sedang berlangsung. Rousseau dalam Komariah dan Triatna (2005 : 100) mengatakan bahwa: Budaya organisasi memiliki dua atribut yang berbeda. Pertama, intensitas yaitu batas atau tahap-tahap ketika para anggota organisasi sepakat atas norma-norma, nilai-nilai, atau isi budaya lain yang yang berhubungan dengan organisasi tersebut. Kedua, integritas yaitu batas atau tahap-tahap ketika unit yang ada dalam suatu organisasi ikut serta memberikan budaya yang umum. Dua atribut tersebut menjelaskan adanya budaya yang diciptakan organisasi memengaruhi perilaku anggota organisasi dan pelaksanaan budaya organisasi yang dipengaruhi oleh budaya yang dibawa oleh kepribadian anggota organisasi. Namun, kadang timbul masalah dalam budaya yang kuat ini, yaitu suatu perubahan dalam visi atau inovasi sulit berhasil karena budaya baru yang menentang terhadap budaya organisasi yang telah diterima dengan baik. Budaya organisasi memiliki kecenderungan yang kuat untuk menentang perubahan dengan alasan eksistensi yang sudah terjaga dan kuat yang terkadang terletak pada hubungan yang stabil dan terlindung, serta pola perilaku. Sekolah sebagai salah satu organisasi yang memiliki budaya tersendiri dengan bentuk dan dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi, kebiasan, kebijakankebijakan pendidikan, dan perilaku orang-orang yang berada di dalamnya. Dalam perjalanan hidup, anggota kelompok pastinya menemui berbagai macam masalah.

Kelihatannya tidak semua individu yang mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri, apalagi mereka yang masih duduk di bangku sekolahan. Agar mereka dapat mengenali potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkannya secara optimal, serta menghadapi masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain yakni guru BK sehingga mereka dapat membuat keputusan dengan tepat sesuai keadaan pada dirinya. Kinerja guru BK mempengaruhi kualitas pendidikan dan diharapkan guru BK memiliki kerja yang baik. Menurut Willis dalam Nursalim (2015 : 75) merumuskan kepribadian yang harus dimiliki oleh guru BK di Indonesia, yaitu beriman dan bertaqwa, senang berhubungan dengan manusia, komunikator yang terampil dan pendengar yang baik, memiliki wawasan luas terkait manusia dan aspek sosial budayanya, fleksibel, tenang, sabar, memiliki intuisi, beretika, respek, jujur, asli, menghargai, tidak menghakimi, empati, memahami, menerima, hangat, bersahabat, fasilitator dan motivator, beremosi stabil, berpikiran jernih, cekatan, memilliki kompetensi, objektif, rasional, logis, konkret, konsisten, dan bertanggungjawab. Kenyataan yang ada di lapangan masih banyak ditemui kinerja guru BK yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hanya beberapa hal yang dilaksanakan dari keseluruhan program yang ada pada bimbingan konseling. Hal ini dilihat dari guru BK yang tidak menjalankan program dan rencana pelaksanaan layanan bimbingan konseling, serta kurang memanfaatkan lingkungan sebagai media konseling.

Kinerja guru BK di atas harus segera diperbaiki, kerena dapat mempengaruhi budaya organisasi sekolah dan mutu pendidikan. Budaya organisasi sekolah dan mutu kinerja yang rendah dapat mengakibatkan daya saing yang rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan melakukan penelitian. Dengan penelitian akan diperoleh faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi budaya dan kinerja guru BK. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru BK tentu tidak mudah kalau hanya mengharapkan dari diri sendiri tetapi sangat memerlukan banyak faktor di antaranya adalah tak kalah pentingnya budaya organisasi di sekolah agar selama melaksanakan tugas membimbing guru BK merasa nyaman, selain itu juga tak kalah pentingnya faktor yang bersumber dari kepala sekolah yaitu kepemimpinan kepala sekolah yang transformasional. Ada banyak faktor penyebab terjadinya kesalahan persepsi tentang guru BK di sekolah seperti tersebut di atas, salah satunya kinerja guru BK sekolah yang belum maksimal atau belum bisa menunjukkan tugas dan peran yang seharusnya dikerjakan sebagai seorang guru BK. Kemampuan mengarahkan dan memengaruhi anggotanya adalah berkaitan dengan bagaimana seorang kepala sekolah mampu menjalin suatu budaya di sekolah dengan cara menanamkan nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki peran dan fungsi untuk berusaha mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya di lingkungan sekolah.

Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar-mengajar, tetapi juga dapat mengembangkan kepribadian anak yang dibantu dengan guru BK, mereka sebagai fasilitator. Dari sinilah dapat dilihat kinerja yang ada pada guru BK di sekolah tersebut. Sebab dengan mengetahui ada atau tidaknya perubahan yang terjadi pada anak sebelum melakukan bimbingan maupun setelah melakukan bimbingan, kinerja dari guru BK tersebut yang ingin dibahas oleh penulis dalam penelitian ini. Sehubungan dengan ini maka penelitian ini direncanakan dengan judul Hubungan Antara Budaya Organisasi Sekolah Dengan Kinerja Guru BK SMA Negeri Se-Kota Medan Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang diuraikan di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kinerja guru bimbingan dan konseling yang belum maksimal. 2. Budaya organisasi sekolah yang kurang mendukung kinerja guru bimbingan dan konseling. 3. Kurangnya dukungan anggota organisasi terhadap pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah.

4. Guru bimbingan dan konseling belum bisa menunjukkan tugas dan peran yang seharusnya dilaksanakan. 5. Guru bimbingan konseling tidak melaksanakan program kerjanya dengan baik. C. Batasan Masalah Untuk mendekatkan arah pada permasalahan yang akan dikaji, maka dilakukan pembatasan masalah. Mengingat keterbatasan, kemampuan, dan waktu yang penulis miliki, maka maka penelitian ini dibatasi hanya Hubungan Antara Budaya Organisasi Sekolah Dengan Kinerja Guru BK SMA Negeri Se- Kota Medan Tahun Ajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara budaya organisasi sekolah dengan kinerja guru bimbingan dan konseling SMA Negeri se-kota Medan tahun ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi sekolah dengan kinerja guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri se-kota Medan tahun ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, sebagai pertimbangan dalam meningkatkan mutu dan kualitas sekolah dalam membina guru BK b. Bagi Guru BK, mengetahui kemampuan yang dimilikinya agar dapat menghasilkan kinerja yang memuaskan. c. Bagi guru, membantu pelaksanaan budaya organisasi di sekolah. 2. Manfaat Konseptual Agar hasil penelitian ini dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan dengan mendapatkan gambaran tentang kinerja Guru BK di sekolah, dapat mengetahui budaya organisasi yang terdapat di berbagai sekolah se-kota Madya Medan, serta menjadi masukkan kepada pihak yang terkait.