ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU

dokumen-dokumen yang mirip
ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT WANPRESTASI YANG DILAKUKAN KONSUMEN DENGAN CARA HIT AND RUN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH PERJANJIAN KERJA

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

PEMBATALAN PERJANJIAN MAATSCHAP YANG DIDIRIKAN TANPA JANGKA WAKTU DAN ATAS DASAR WANPRESTASI

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP LESSEE DALAM HAL OBJEK LEASING MENGANDUNG CACAT TERSEMBUNYI

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE)

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

KAJIAN YURIDIS KEABSAHAN JUAL BELI SECARA ELEKTRONIK (E-COMMERCE) DENGAN MENGGUNAKAN KARTU KREDIT

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PERKAWINAN YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUASAAN HAK MILIK ATAS TANAH OLEH ORANG ASING BERDASARKAN PERJANJIAN PINJAM NAMA (NOMINEE)

PENERAPAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BAGI PELAKU USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

KEABSAHAN SEBUAH PERJANJIAN BERDASARKAN DARI KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PERIKLANAN YANG MERUGIKAN PIHAK KOSNUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN OLEH AHLI WARIS YANG PEWARISNYA MASIH HIDUP (STUDI KASUS DI LBH-HPP-PETA)

PELAKSANAAN PENGATURAN KARYA CIPTA POTRET DALAM PRAKTIK DI KOTA DENPASAR

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

Islamic Banking standard law

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

Oleh: Putu Ayu Yulia Handari S. Suatra Putrawan Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

AKIBAT HUKUM BAGI PENERBIT BILYET GIRO KOSONG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

TESIS. (Kajian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan)

Oleh: IRDANURAPRIDA IDRIS Dosen Fakultas Hukum UIEU

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI APARTEMEN MELALUI PEMESANAN

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TRANSAKSI PENYEDIA JASA PENGIRIMAN YANG DILAKUKAN PT. CITRA VAN

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK. Oleh: DwiAryaDominika. I WayanWiryawan. BagianHukumPerdataFakultasUniversitasUdayana ABSTRACT

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM KEGIATAN TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

PERJANJIAN KONSINYASI ANTARA DISTRO DENGAN SUPPLIER DALAM PRAKTEK DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting. Bank sebagai sarana dalam bertransaksi terutama transaksi yang

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

Abstract. Keywords: Responsibility, contractor, tort, compensation. Abstrak

PENERAPAN KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN GADAI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) 1 Oleh: Sartika Anggriani Djaman 2

Oleh Anak Agung Lita Cintya Dewi I Made Dedy Priyanto Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, PERJANJIAN BAKU DAN KREDIT BANK Pengertian Perjanjian dan Dasar Hukumnya

BAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan

PERTANGGUNGJAWABAN PT

Oleh : Ni Putu Dian Putri Pertiwi Darmayanti Ni Nyoman Sukerti I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Udayana

A. Pengertian Perjanjian. C. Unsur-unsur Perjanjian. B. Dasar Hukum Perjanjian 26/03/2017

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

Oleh: Made Mintarja Triasa I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

PENYELESAIAN KREDIT MACET TANPA JAMINAN PADA KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

Transkripsi:

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : I Putu Dianda Ega Dinanda I Nyoman Wita Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Standard contract is usually made by a company to collaborate with others, and to interest in working together, the companies cooperate in determining the terms unilaterally. This paper, entitled the freedom of contract in the standard contract. The problem is about the validity of the principle of freedom of contract in the standard contract. The method used is the method of normative research. Standard agreement as a treaty in force in Indonesia should contain principles, one of which is the principle of freedom of contract as provided in article 1330 and 1338 of the Civil Law Act which describes the basis of freedom of contract. Keywords :contract, standard contract, freedom of contract, the principle of law ABSTRAK Perjanjian baku biasanya dibuat oleh sebuah perusahaan yang mengadakan kerjasama dengan pihak lain, dan untuk kepentingan dalam bekerja sama tersebut, perusahaan dalam melakukan kerjasama menentukan syarat-syarat secara sepihak. Tulisan ini berjudul asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian baku. Permasalahannya yaitu mengenai keberlakuan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian baku. Metode penulisan yang digunakan adalah metode penelitian normatif. Perjanjian baku sebagai sebuah perjanjian yang berlaku di Indonesia pasti mengandung asas-asas yang salah satunya adalah asas kebebasan berkontrak sebagaimana ditentukan dalam pasal 1330 dan 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) yang menjelaskan tentang kebebasan berkontrak. Kata Kunci : perjanjian, perjanjian baku, kebebasan berkontrak, asas hukum 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abdul Kadir Muhammad mengatakan bahwa perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana satu orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan sesuatu hal dalam lapangan harta kekayaan. 1 Perjanjian atau kontrak merupakan serangkaian kesepakatan yang dibuat oleh para pihak untuk saling mengikatkan diri. Banyak perusahaan asing ke Indonesia dan membawa berbagai bentuk perjanjian salah satunya adalah standard contract (Perjanjian Baku) yang digunakan dalam perjanjian pemberi barang dan/atau jasa. 2 Pada hakikatnya perjanjian baku bertujuan untuk memberikan kemudahan atau kepraktisan bagi para pihak dalam melakukan transaksi. Oleh karena itu pesatnya perkembangan perjanjian baku tidak terbendung dalam era yang menuntut kepraktisan dalam melakukan transaksi. 3 Perjanjian baku lahir karena adanya kepentingan ekonomi masyarakat yang semakin meningkat. Pada kenyataannya perjanjian baku hanya merupakan suatu pernyataan sepihak yaitu pernyataan dari pihak yang merasa lebih berkepentingan terhadap perbuatan hukum yang akan ditimbulkan dari adanya perjanjian itu didasarkan atas kehendak pelaku usaha saja. Perjanjian baku memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu lebih efisien, praktek bisnis menjadi simpel, hemat waktu dan biaya serta dapat ditandatangani apabila para pihak telah menyepakati isi perjanjian baku. Kelemahannya yaitu kurangnya kesempatan 1 I Made Aditia Warmadewa dan I Made Udiana, 2016, Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Perjanjian Baku, Kertha Semaya Vol.04, No. 03, April2016 http://www.ojsunud.ac.id diakses pada tanggal 20 februari 2016 jam 20.00. 2 Mariam Darus Badrulzaman, 1989, Perjanjian Kredit Bank, Alumni Bandung, h.30 3 I Gusti Ayu Ratih Pradnyani, I Gusti Ayu Puspawati dan Ida Bagus Putu Sutama, 2016, Perjanjian Baku Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, Kertha Semaya Vol. 04, No. 05, September 2015 http://www.ojsunud.ac.id diakses pada tanggal 20 februari 2017 jam 20.00. 2

bagi pihak konsumen bernegosiasi atau mengubah klausula -klausula dalam kontrak yang bersangkutan, dalam hal ini konsumen memiliki posisi yang lemah. 4 Dalam perjanjian baku hanya memperhatikan efesiensi waktu dalam melakukan atau membuat perjanjian tersebut. Dalam hal ini pihak yang diuntungkan adalah pihak pengusaha yang membuat perjanjian baku trsebut, pihak konsumen hanya berada di dalam dua pilihan saja, yaitu menerima perjanjian atau tidak menerima perjanjian tersebut. Perjanjian baku tidak memiliki keseimbangan kehendak bagi para pihak yang melakukan perjanjian dalam membuatnya. Karena pihak konsumen tidak ikut menentukan isi dari perjanjian tersebut. Maka asas kebebasan berkontrak masih terlihat abu-abu dalam perjanjian baku. 1.2 TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberlakuan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian baku II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang menekankan pada metode dedukatif sebagai pemegang utama, analisis normatif ini terutama menggunakan bahan-bahan kepustakaan dan peraturan perundang-undangan sebagai sumber bahan penelitiannya. 5 2.2 Hasil Dan Pembahasan 2.2.1 Asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian baku Perjanjian baku adalah suatu perjanjian yang didalamnya telah terdapat syarat-syarat tertentu yang dibuat oleh pihak pelaku usaha. Menurut Abdul Kadir Muhammad, istilah perjanjian baku dialih bahasakan dari istilah yang dikenal dalam bahasa Belanda yaitu 4 Putu Prasintia Dewi dan Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi, 2015, Asas Naturalia Dalam Perjanjian Baku, Kertha Semaya Vol. 03, No. 05, September 2015 http://www.ojsunud.ac.id diakses pada tanggal 20 februari 2017 jam 20.00. Jakarta, h.166. 5 Aminuddin dan Zainal, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, 3

standard contract. Kata baku atau standar artinya tolak ukur yang dipakai sebagai patokan atau pedoman bagi setiap konsumen yang mengadakan hubungan hukum dengan pengusaha, yang dibakukan dalam perjanjian baku ialah meliputi model, rumusan, dan ukuran. 6 Dalam perjanjian baku ini, pihak konsumen tidak dapat kebebasan dalam hal menentukan isi dari perjanjian yang dibuatnya, pihak konsumen hanya bisa menerima ataupun menolak perjanjian tersebut. Segala kerugian dan keuntungan dalam perjanjian yang dibuatnya harus diterimanya jika pihak konsumen menyetujui perjanjian tersebut. Dalam hal ini asas kebebasan berkontrak masih dipertanyakan kejelasannya. Asas Kebebasan berkontrak dapat disimpulkan dari ketentuan pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), yang menyatakan bahwa semua kontrak (perjanjian) yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Bagi para pihak yang membuat perjanjian tersebut harus mematuhi perjanjian tersebut selayaknya undang-undang bagi mereka, maka dalam pembuatan perjanjian haruslah berdasarkan persetujuan serta sepengetahuan seluruh pihak yang membuatnmya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kebebasan yang dimiliki oleh setiap indifidu memberikan kepada setiap pelaku atau pihak yang melakukan perjanjian memiliki suatu atau hak kebebasan untuk berkontrak, dalam hal ini adalah menentukan isi kontrak. Asas kebebasan berkontrak juga dapat ditemukan dalam pasal 1330 KUHPer. Dari ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa setiap orang bebas untuk memilih pihak yang ia inginkan untuk membuat perianjian, asalkan pihak tersebut bukan pihak yang tidak cakap. Dalam ketentuan pasal 1338 ayat (1) KUHPer tersebut memang tidak dijelaskan secara jelas tentang apa pengertian serta batasan-batasan dalam asas kebebasan berkontrak. Dalam pasal tersebut hanya menjelaskan sedikit tentang perjanjian yang akan menjadi undang-undang bagi pihak-pihak yang membuat perjanjian. Serta dalam pasal 1330 KUHPer juga hanya menyebutkan kebebasan berkontrak dalam memilih pihak yang diinginkan untuk diajak membuat perjanjian. Dalam perjanjian baku, asas kebebasan berkontrak yang tercantum dalam pasal 1330 KUHPer sudah pasti terpenuhi selama masing-masing pihak yang membuat perjanjian 6 Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h.87. 4

memilih sendiri pihak yang dijadikan pasangan dalam membuat perjanjiannya. Karena tidak adanya batasan yang jelas dalam asas kebebasan berkontrak, maka ketika suatu perjanjian telah disetujui oleh masing-masing pihak yang membuatnya maka perjanjian tersebut telah menjadi undang-undang bagi mereka. Dalam hal ini, disetujui artinya pihak-pihak yang melakukan perjanjian telah mencapai kesepakatan. Azas Consensualitas mempunyai pengertian yaitu pada dasarnya perjanjian terjadi sejak detik tercapainya kesepakatan, dimana perjanjian tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada, yaitu yang tertuang dalam Pasal 1320 KUHPer. Perjanjian seharusnya adanya kata sepakat secara suka rela dari pihak untuk sahnya suatu perjanjian, sesuai dengan ketentuan Pasal 1321 KUHPer yang mengatakan bahwa, Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau tipuan. Dengan azas tersebut dapat disimpulkan bahwa menyetujui perjanjian harus dengan sukarela dari masing-masing pihak tanpa adanya paksaan atau tipuan dari pihak lainnya. Perjanjian yang telah disetujui hanya batal atau tidak berlaku lagi bila terbukti melanggar pasal 1320 KUHPer, artinya segal;a kerugian dan keuntungan yang akan didapatkan oleh pihak yang menyetujui perjanjian baku harus diterima dan diikuti oleh pihak-pihak yang telah menyetujuinya. Dengan menyetujui perjanjian tersebut maka asas kebebasan berkontrak yang dimiliki konsumen sudah dapat dikatakan terpenuhi, asas kebebasan berkontrak tersebut hanya terbatas pada saat memilih pihak yang akan membuat perjanjian dan penyetujui isi dari perjanjian baku. III. KESIMPULAN Dalam KUHPer tidak menjelaskan secara jelas tentang pengertian dan batasanbatasan asas kebebasan berkontrak, sehingga dalam perjanjian baku sudah dapat dikatakan telah memenuhi asas kebebasan berkontrak jika mengacu pada pasal 1330 dan 1338 KUHPer. 5

DAFTAR PUSTAKA BUKU Abdulkadir Muhammad, 2006, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Aminuddin dan Zainal, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mariam Darus Badrulzaman, 1989, Perjanjian Kredit Bank, Alumni Bandung. JURNAL I Gusti Ayu Ratih Pradnyani, I Gusti Ayu Puspawati dan Ida Bagus Putu Sutama, 2016, Perjanjian Baku Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, Kertha Semaya Vol. 04, No. 05, September 2015 http://www.ojsunud.ac.id diakses pada tanggal 20 februari 2017 jam 20.00. I Made Aditia Warmadewa dan I Made Udiana, 2016, Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Perjanjian Baku, Kertha Semaya Vol.04, No. 03, April2016 http://www.ojsunud.ac.id diakses pada tanggal 20 februari 2016 jam 20.00. Putu Prasintia Dewi dan Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi, 2015, Asas Naturalia Dalam Perjanjian Baku, Kertha Semaya Vol. 03, No. 05, September 2015 http://www.ojsunud.ac.id diakses pada tanggal 20 februari 2017 jam 20.00. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,di terjemahkan oleh Subekti dan R.Tjitrosudibio, 2003, Pradnya Paramita, Jakarta. 6