HAMBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI MTS MA ARIF DAARUSHOLIHIN SUMBERADI MLATI SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

E-JOURNAL. Oleh : Tri Handoko

PERSEPSI GURU PENJASORKES SD TENTANG KESELAMATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS SE-KECAMATAN MANISRENGGO KLATEN JAWA TENGAH.

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE-KECAMATAN BERBAH

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V DAN VI DI SD N PAKEM TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 GAMPING TAHUN AJARAN 2016/2017

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

STRATA PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY TAHUN 2016

AKTIVITAS GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL

OPINI PENYEBAB DAN PENANGANAN TERAPI MASASE PADA PASIEN CEDERA OTOT TUMIT DI PHYSICAL THERAPY CLINIC

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

IDENTIFIKASI TENTANG HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017

PENDAHULUAN. Andri Irawan

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

Penggunaan Media Dalam Pembelajaran...(Friza Muhammad)

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

PERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

KREATIVITAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA GEDE 1 DALAM MEMAINKAN ALAT OLAHRAGA BOLA KASTI DAN SIMPAI

PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA KELAS X SMK YPT 1 PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2016/2017

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR DI SMP NEGERI 2 KLATEN

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

Faktor-faktor (Muhammad Chandra.)1

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMP NEGERI 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA E-JOURNAL

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Edisi ke Tahun 2016

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA UKM TENIS LAPANGAN UNY TERHADAP PERMAINAN TONNIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

PERSEPSI SISWA SMA N 1 PARIGI PANGANDARAN TERHADAP PEMBELAJARAN RENANG

Keadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran... (Muhammad Gunawan) 1

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN ATLETIK SISWA KELAS VII SMP N 3 SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2016/2017

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

TINGKAT KEPUASAN PEMAIN BOLA BASKET TERHADAP KINERJA WASIT PADA PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAMBANGLIPURO KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah)

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

MINAT KARYAWAN RS BETHESDA UNTUK MENGGUNAKAN FASILITAS OLAHRAGA DI GYM AND AEROBIC RS BETHESDA

TINGKAT PENGETAHUAN PERMAINAN TONNIS SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI SE- KABUPATEN KEBUMEN

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

THE DIFFERENCES OF SOCIAL VALUES OF THE STUDENTS WHO PARTICIPATE SPORTS AND NON SPORTS EXTRACURRICULAR AT STATE HIGH SCHOOL 1 IMOGIRI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT SISWA KELAS XI DALAM BELAJAR BELADIRI DI SMA NEGERI 1 SELOMERTO WONOSOBO TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Kata kunci: Motivasi, Futsal, Siswa Kelas Atas. Keywords: Motivation, Futsal, High Grade Students. Motivasi Bermain Futsal (Jefri Handoko) 3

PENGEMBANGAN GARIS LAPANGAN PORTABEL GOBAK SODOR PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DI SD NEGERI SENDANGADI 1 MLATI KABUPATEN SLEMAN

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS II KEC SENTOLO KULONPROGO TAHUN AJARAN 2015/2016

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah. beralamat di Jalan Pramuka No. 62 Giwangan, Yogyakarta.

E-JOURNAL. Oleh: Imam Hariyadi NIM

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SAMBIROTO 2 KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 GAMPING

Transkripsi:

HAMBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI MTS MA ARIF DAARUSHOLIHIN SUMBERADI MLATI SLEMAN OBSTACLES OF STUDENTS IN FOLLOWING THE PHYSICAL EDUCATION LEARNING IN MTS MA ARIF DAARUSHOLIHIN SUMBERDADI MLATI SLEMAN Oleh Email : Aditya Dwi Nugroho : Adityadwinugroho1993@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses Ma arif Daarusholihin Sumberadi Mlati Sleman belum bisa berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa di MTs Ma arif Daarusholihin yang berjumlah 133 siswa. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan pendidikan jasmani di MTs berdasarkan faktor internal indikator fisik sebesar 50,77% dan psikologis sebesar 49,23%, faktor eksternal indikator guru sebesar 33,82%, kelengkapan fasilitas sebesar 33,06%, dan materi pembelajaran sebesar 33,11%. Kata kunci: hambatan belajar, Penjasorkes, MTs Ma arif Daarusholihin Abstract This research is motivated by the learning process of physical education in MTs Ma arif Daarusholihin Sumberadi Mlati Sleman cannot go well. This study aims to determine how big the obstacles of the students in following physical education learning in MTs Maarif Daarusholihin Sumberadi Sub- District, Mlati District Sleman, Regency is. This research was descriptive. The method used was by survey with data collection technique by using questionnaire. The subjects in this study were students of MTs Maarif Daarusholihin of 133 students. The data were analysed by using descriptive quantitative analysis as outlined in percentage form. The results show that the obstacles of the students in following physical education learning process in MTs Maarif Daarusholihin Sumberadi Sub- District, Mlati District, Sleman Regency based on physical indicator internal factors 50.77% and psychological factor 49.23%, external factors of teacher indicators 33.82%, complete facilities 33.06%, and learning materials 33.11%. Keywords: learning obstacles, Penjasorkes, MTs Maarif Daarusholihin 1

PENDAHULUAN MTs Ma arif Darussholihin Sleman adalah sebuah sekolah yang bernaung di bawah yayasan Ma arif. Sekolah ini berada di lingkungan pondok pesantren yang mewajibkan siswa untuk mengikuti segala aktifitas pesantren tanpa terkecuali. Kegiatan di sekolah dibuat sedemikian rupa sehingga kegiatan-kegiatan tersebut tidak berbenturan dengan kegiatan di pesantren. Sebagai akibatnya, porsi pembelajaran di sekolah ini pun lebih sedikit jika dibandingkan dengan di sekolah lain. Jika rata-rata sekolah menggunakan batas minimal satu jam pelajaran adalah 40 menit, di sekolah ini hanya diberikan porsi 35 menit untuk setiap jam pelajarannya. Porsi belajar yang sangat kurang terutama untuk pendidikan jasmani. Porsi belajar adalah salah satu dari beberapa kendala pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di tempat ini. Hal lain yang layak untuk diperhatikan dalam rangka pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah ini adalah faktor personal siswa sendiri. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, siswa-siswa di sekolah ini tidak hanya disibukkan dengan kegiatan sekolah saja, namun siswa juga harus mengikuti segala kegiatan di pondok pesantren yang tidak sedikit. Aktivitas jasmani juga sangat bermanfaat untuk kesehatan anak baik secara fisik, sosial maupun emosional. Hal ini menunjukkan melakukan aktivitas jasmani sangat bermanfaat terhadap perkembangan anak baik secara kognitif, psikomotorik, dan sosial serta anak memperoleh peningkatan kesehatan dengan melakukan aktivitas jasmani. Akibatnya, tingkat kebugaran siswa juga otomatis berbeda dengan siswa pada umumnya yang hanya mengikuti pembelajaran di sekolah. Hal ini sangat mempengaruhi kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, terutama pendidikan jasmani yang sangat membutuhkan kondisi badan yang bugar. Menurut Fuad Hasan (1995: 7-10) faktor-faktor yang mempengarhi pembelajaran meliputi: (a) faktor tujuan, (b) faktor pendidik dan peserta didik, (c) faktor isi /materi (kurikulum), (d) faktor metode, dan (f) faktor lingkungan. Kegiatan belajar pada setiap jenjang pendidikan tidak senantiasa berhasil. Setiap peserta didik atau siswa seringkali mengalami hambatan atau kesulitan dalam hal belajar. Kondisi ini dapat diartikan sebagai sebuah hambatan belajar. Jika salah satu faktor tersebut tidak berjalan dengan baik, maka akan menghambat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sebaliknya jika semua faktor tersebut berjalan dengan baik, maka akan mempermudah dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Jika faktorfaktor yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dan dapat diartikan proses pembelajaran tersebut berhasil. Etika pembelajaran di sekolah ini juga menjadi salah satu hal yang memerlukan perhatian khusus. Mengingat sekolah ini adalah sekolah yang menjadi satu dengan pesantren, maka etika pesantren pun sedikit banyak juga mempengaruhi kegiatan belajar. Etika tersebut misalnya membatasi kontak antara laki-laki dan perempuan. Siswa laki-laki hanya bermain dengan laki-laki begitu sebaliknya. Siswa perempuan cenderung malu dengan guru laki-laki, hal itu berdampak pada terhambatnya pengajar saat memberikan pelajaran terlebih jika diharuskan adanya kontak fisik untuk pembenaran teknik. Berdasarkan pengalaman mengajar di MTs. Maarif Darussholihin, pengajar mengalami kendala untuk memberikan pembelajaran yang baik, benar, efektif, efisien, dan menarik. Hal itu karena alasan yang sudah 2

peneliti jabarkan di atas dan juga ditambah dengan kurangnya fasilitas yang dimiliki khususnya untuk membantu pembelajaran pendidikan jasmani seperti minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki. Seperti tidak punya lapangan sendiri, sehingga setiap kali pembelajaran harus memakai lapangan sederhana milik warga sekitar dan itupun jaraknya lumayan jauh sehingga untuk mencapai kesana membutuhkan waktu yang tentunya mengurangi ke efektifan belajar karena waktunya sudah banyak tersita untuk akses menuju ke lapangan sedangkan setiap pembelajaran hanya dibatasi 2 jam pembelajaran, 1 jam nya 35 menit jadi setiap kelas alokasi belajar untuk penjas hanya 70 menit, dan itu pun tidak didukung dengan alat yang memadai. Hal ini bisa dimaklumi mengingat sekolah ini belum terlalu lama berdiri sehingga perbaikan tidak hanya terfokus pada pendidikan jasmani saja. Pentingnya mengetahui faktor-faktor penghambat siswa dalam mengikuti Ma arif Daarusholihin Sumberadi Mlati Sleman yaitu agar guru, instansi sekolah, dan siswa itu sendiri dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Program pembelajaran yang baik dapat melakukan berbagai perubahan dan koreksi dari cara mengajar sehingga cara mengajar maupun materi ajar yang dimiliki akan selalu tidak ketinggalan zaman sehingga siswa akan merasa senang, siswa tidak jenuh, siswa mudah menerima pelajaran yang disampaikan, terhindar dari proses pembelajaran yang sering tidak sesuai materi yang tepat, dan cara mengajar menjadi tidak monoton sehingga siswa menjadi tidak jenuh bahkan siswa tidak dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Dari penjabaran masalah di atas penulis menyimpulkan bahwa masalah yang menjadi kendala pembelajaran khususnya pendidikan jasmani bisa dikatakan sangat kompleks, sehingga peran guru di sini sangat diperlukan khususnya dari segi semangat mengajar. Dapat pula dikatakan bahwa kompleksnya masalah yang dihadapi untuk kelancaran pembelajaran pendidikan jasmani berdampak pada proses kegiatan pembelajarn pendidikan jasmani menjadi membosankan, hal itu dapat dilihat dari kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jasmani. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hambatan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MTs Ma arif Darussholihin Sumberadi Mlati Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 302) menyatakan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya untuk menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, yaitu gejala atau keadaan pada suatu saat. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berupa hasil jawaban responden atas angket yang diberikan dengan empat skala penilaian, sehingga penelitian ini disebut penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survei. Definisi Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Ma arif Daarusholihin Sumberadi Mlati Sleman. Definisi operasionalnya adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan hambatan belajar siswa seperti faktor peranan guru, fisik, psikologis, sarana dan prasarana dan kurikulum khususnya dalam pembelajaran 3

Penjasorkes, yang terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Operasional variabel untuk mengetahui hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, dari faktor internal, yaitu jasmani dan psikis, serta faktor eksternal yang meliputi guru, kelengkapan fasilitas, dan materi pembelajaran, yang diukur menggunakan angket. Subjek Penelitian Menurut Sugiyono (2007: 214) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Ma arif Daarusholihin Mlati Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 133 siswa dan diambil semuanya untuk menjadi sampel, sehingga disebut penelitian populasi atau total sampling. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168), angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda check list ( ) pada kolom atau tempat yang sesuai, dengan angket langsung menggunakan skala bertingkat. Skala bertingkat dalam angket ini menggunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban. Faktor dalam penelitian ini terdiri atas faktor internal yaitu jasmani dan psikis, serta faktor eksternal yang meliputi guru, kelengkapan fasilitas, dan materi pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan pemberian angket kepada responden yang menjadi subjek dalam penelitian. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut: 1. Peneliti mencari data siswa di MTs Ma arif Daarusholihin Sumberadi Mlati Sleman. 2. Peneliti menentukan jumlah responden yang menjadi subjek penelitian. 3. Peneliti menyebarkan angket kepada responden. 4. Selanjutnya peneliti mengumpulkan angket dan melakukan transkrip atas hasil pengisian angket. 5. Setelah memperoleh data penelitian peneliti mengambil kesimpulan dan saran. Teknik Analisis Data Analisis atau pengelolaan data merupakan satu langkah penting dalam penelitian. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Pengkategorian menggunakan Mean dan Standar Deviasi. Menurut Saifuddin Azwar (2010: 163) untuk menentukan kriteria skor dengan menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN) pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Norma Penilaian Interval M + 1,5 SD > X M + 0,5 SD < X M + 1,5 SD M - 0,5 SD < X M + 0,5 SD M - 1,5 SD < X M - 0,5 SD X M - 1,5 SD Keterangan: M : Nilai rata-rata (Mean) X : Skor SD : Standar Deviasi HASIL PENELITIAN DAN Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah PEMBAHASAN Data hasil penelitian tentang hambatan 4

Mlati Kabupaten Sleman didapat skor terendah (minimum) 82,0, skor tertinggi (maksimum) 133,0, rerata (mean) 107,82, nilai tengah (median) 107,0, nilai yang sering muncul (mode) 101,0, standar deviasi (SD) 11,55. Hambatan siswa dalam mengikuti dapat disajikan pada gambar 1 sebagai berikut: 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Gambar 1. Diagram Batang Hambatan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MTs Ma arif Daarusholihin Berdasarkan gambar 1 di atas menunjukkan bahwa hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MTs berada pada kategori sangat rendah sebesar 4,51% (6 siswa), rendah sebesar 34,59% (46 siswa), sedang sebesar 31,58% (42 siswa), tinggi sebesar 18,80% (25 siswa), dan sangat tinggi sebesar 10,53% (14 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 107,82 dalam kategori sedang. Hambatan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MTs Ma arif Daarusholihin 4,51% Sangat Rendah 34,59% 31,58% 18,80% 10,53% Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. Faktor Internal Data hasil penelitian tentang hambatan Mlati Kabupaten Sleman berdasarkan faktor internal didapat skor terendah (minimum) 31,0, skor tertinggi (maksimum) 56,0, rerata (mean) 44,56, nilai tengah (median) 43,0, nilai yang sering muncul (mode) 43,0, standar deviasi (SD) 5,81. Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram batang, maka data persentase berdasarkan faktor internal, pada gambar 2 sebagai berikut: 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Gambar 2. Diagram Batang Persentase Hambatan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berdasarkan Faktor Internal Berdasarkan gambar 2 di atas menunjukkan bahwa persentase hambatan Mlati Kabupaten Sleman berdasarkan indikator fisik dengan persentase sebesar 50,77% dan psikologis persentase sebesar 49,23%. 50,77% 49,23% Jasmani Psikologis 2. Faktor Eksternal Data hasil penelitian tentang hambatan 5

Mlati Kabupaten Sleman berdasarkan faktor eksternal didapat skor terendah (minimum) 49,0, skor tertinggi (maksimum) 79,0, rerata (mean) 63,26, nilai tengah (median) 62,0, nilai yang sering muncul (mode) 62,0, standar deviasi (SD) 6,93. Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram batang, maka data persentase berdasarkan faktor eksternal, pada gambar 3 sebagai berikut: 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Gambar 3. Diagram Batang Persentase Hambatan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berdasarkan Faktor Eksternal Berdasarkan gambar 3 di atas menunjukkan bahwa persentase hambatan Mlati Kabupaten Sleman berdasarkan indikator guru dengan persentase sebesar 33,82%, kelengkapan fasilitas sebesar 33,06%, dan materi pembelajaran persentase sebesar 33,11%. 33,82% 33,06% 33,11% Guru Kelengkapan Materi Pembelajaran Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berdasarkan faktor internal dan eksternal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kategori sedang. Jika dilihat dari latar belakang masalah, hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Ma arif Daarusholihin cukup menghambat. Hal ini dikarenakan peneliti membandingkan dengan keadaan sekolah umum. Tetapi merujuk pada hasil penelitian yang menyatakan bahwa hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Ma arif Daarusholihin masuk kategori sedang, hal ini dikarenakan keterbatasan penelitian ini, karena peneliti tidak dapat mengontrol secara penuh siswa pada saat mengisi angket disebarkan oleh peneliti. Hal itu karena kurangnya fasilitas yang dimiliki khususnya untuk membantu pembelajaran pendidikan jasmani, seperti minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki. MTs tidak mempunyai lapangan sendiri, sehingga setiap kali pembelajaran harus memakai lapangan sederhana milik warga sekitar dan itupun cukup lumayan jauh dari sekolahan sehingga untuk mencapai kesana membutuhkan waktu yang tentunya mengurangi keefektifan belajar karena waktunya sudah banyak tersita untuk akses menuju ke lapangan. Setiap pembelajaran hanya dibatasi 2 jam pembelajaran, 1 jam hanya 35 menit, jadi setiap kelas alokasi belajar untuk Penjas hanya 70 menit, dan itu pun tidak didukung dengan alat yang memadai. Hal ini bisa dimaklumi mengingat sekolah ini belum terlalu lama 6

berdiri sehingga perbaikan tidak hanya terfokus pada pendidikan jasmani saja. Kendala pembelajaran khususnya pendidikan jasmani bisa dikatakan sangat kompleks, sehingga peran guru di sini sangat diperlukan khususnya dari segi semangat mengajar. Hambatan-hambatan lain di MTs, misalnya waktu istirahat di pondok pesantren yang sedikit, aktivitas sekolah dan pesantren yang begitu padat. Bagi siswa, pelajaran Penjasorkes bukan tujuan utama dalam belajar, karena siswa di MTs Ma arif Daarusholihin Desa Sumberadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman lebih mengutamakan pendidikan tentang agama, sehingga pelajaran Penjasorkes hanya merupakan pelajaran wajib yang harus diikuti. Tetapi banyak juga siswa yang menunggu-nunggu pelajaran Penjasorkes ini, karena bagi siswa dengan pelajaran Penjasorkes siswa dapat melakukan banyak aktivitas olahraga, dan sejenak dapat melupakan pelajaran lain yang hanya di dalam kelas. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa kompleksnya masalah yang dihadapi untuk kelancaran pembelajaran pendidikan jasmani berdampak pada proses kegiatan pembelajarn pendidikan jasmani menjadi membosankan, hal itu dapat dilihat dari kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jasmani. Pendidikan jasmani merupakan proses belajar mengajar melalui akivitas jasmani untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan psikomotor, afektif, dan kognitif secara menyeluruh, selaras, dan seimbang untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya. Keberhasilan atau tidaknya pembelajaran pendidikan jasmani dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung, di antaranya faktor dari siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana. Jika salah satu faktor tersebut tidak berjalan dengan baik, maka akan menghambat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sebaliknya jika semua faktor tersebut berjalan dengan baik, maka akan mempermudah dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Jika faktorfaktor yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dan dapat diartikan proses pembelajaran tersebut berhasil. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan, bahwa berdasarkan faktor internal indikator fisik sebesar 50,77% dan psikologis sebesar 49,23%, faktor eksternal indikator guru sebesar 33,82%, kelengkapan fasilitas sebesar 33,06%, dan materi pembelajaran sebesar 33,11%. Saran Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain: 1. Agar mengembangkan penelitian lebih dalam lagi tentang hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di MTs Ma arif Daarusholihin Desa Sumberadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. 2. Agar melakukan penelitian tentang dengan menggunakan metode lain. 7

3. Lebih melakukan pengawasan pada saat pengambilan data agar data yang dihasilkan lebih objektif. DAFTAR PUSTAKA Fuad Hasan. (1995). Faktor Penghambat Belajar. Diakses dalam http://indoshvong. blogspot. com/2010//. Diunduh pada tanggal 12 September 2015. Saifudddin Azwar. (2001). Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Tes dan Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 8