Gambar 3.1 Daerah studi, Delta Mahakam. (Sumber : Ambarwulan, 2004)

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV Hasil dan Pembahasan

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

THESIS (DRAFT SEMINAR AKHIR/SIDANG) AZIS RIFAI NIM

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

PERUBAHAN DELTA DI MUARA SUNGAI PORONG, SIDOARJO PASCA PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

STUDI PERSEBARAN KONSENTRASI MUATAN PADATAN TERSUSPENSI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA MODIS DI SELAT MADURA

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

CITRA MODIS RESOLUSI 250 METER UNTUK ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN BERAU KALIMANTAN TIMUR

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Apr, 2013) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Bab II Tinjauan Pustaka

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PESISIR KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. and R.W. Kiefer., 1979). Penggunaan penginderaan jauh dalam mendeteksi luas

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

ANALISIS SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN PERUBAHAN GARIS PANTAI DI MUARA PERANCAK BALI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

A ALISIS SEBARA DA KERAPATA MA GROVE ME GGU AKA CITRA LA DSAT 8 DI KABUPATE MAROS

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

KATA PENGANTAR. melimpahkan rahmat berserta karunian-nya, serta selawat beriring salam kepada

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

A ALISIS SPASIAL PERUBAHA GARIS PA TAI DI PESISIR KABUPATE SUBA G, JAWA BARAT

Identifikasi Sebaran Sedimentasi dan Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Muara Perancak-Bali Menggunakan Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 Dan SPOT-4

ANALISIS ALGORITMA EKSTRAKSI INFORMASI TSS MENGGUNAKAN DATA LANDSAT 8 DI PERAIRAN BERAU

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

3. METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

ix

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

Pola Spasial dan Temporal Total Suspended Solid (TSS) dengan Citra SPOT di Estuari Cimandiri, Jawa Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT DI PESISIR TENGGARA BALI (STUDI KASUS KABUPATEN GIANYAR DAN KLUNGKUNG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANTAUAN DISTRIBUSI MUATAN PADATAN TERSUSPENSI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 OLI DI MUARA CI TARUM, JAWA BARAT

Norida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1, Andie Setiyoko 2.

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT OLI DI DELTA MAHAKAM, KALIMATAN TIMUR

III. BAHAN DAN METODE

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN MENGGUNAKAN DATA LANDSAT 7 ETM+

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Analisis Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Luas Sedimen Tersuspensi Di Perairan Berau, Kalimantan Timur

ANALISIS DINAMIKA SEBARAN SPASIAL SEDIMENTASI MUARA SUNGAI CANTUNG MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTITEMPORAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

1.2 Tujuan. 1.3 Metodologi

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Perubahan Garis Pantai Di Kabupaten Indramayu Dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat Multi Temporal

PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL DI DAERAH PESISIR SUNGAI BUNGIN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

Pola Sebaran Total Suspended Solid (TSS) di Teluk Jakarta Sebelum dan Sesudah Reklamasi

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

KAJIAN PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN DATA SATELIT LANDSAT DI KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1

PERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

PENDUGAAN SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID BERDASARKAN DATA CITRA SATELIT DI PERAIRAN TELUK KENDARI

ANALISA SEDIMEN TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED MATTER) DI PERAIRAN TIMUR SIDOARJO MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT DAN SPOT

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PENGGUNAAN DATA INDERAJA UNTUK PEMETAAN GARIS PANTAI (STUDI KASUS PANTAI UTARA JAKARTA)

DISTRIBUSI, KERAPATAN DAN PERUBAHAN LUAS VEGETASI MANGROVE GUGUS PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU MENGGUNAKAN CITRA FORMOSAT 2 DAN LANDSAT 7/ETM+

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

Lalu Wima Pratama dan Andik Isdianto (2017) J. Floratek 12 (1): 57-61

PENELITIAN FISIKA DALAM TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH UNTUK MONITORING PERUBAHAN GARIS PANTAI (STUDI KASUS DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN KABUPATEN KENDAL)

BUKU AJAR. : Inderaja untuk Penataan Ruang : Perencanaan Wilayah dan Kota : Fakultas Teknik. Mata Kuliah Prgram Studi Fakultas

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

Abstrak PENDAHULUAN. Pembuangan lumpur dalam jumlah besar dan secara terus-menerus ke Kali Porong

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

STUDI KONSENTRASI KLOROFIL-A BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH

BAB III PENGOLAHAN DATA. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini.

PENGOLAHAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMETAAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI DANAU RAWA PENING PROVINSI JAWA TENGAH

DINAMIKA PENGGUNAAN LAHAN PESISIR TIMUR PROVINSI LAMPUNG

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

POLA SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI MELALUI PENDEKATAN PENGINDERAAN JAUH DI PERAIRAN PESISIR SEMENANJUNG MURIA-JEPARA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

Transkripsi:

Bab III Metodologi 3.1. Daerah Studi Daerah studi dalam penelitian ini adalah Delta Mahakam, yaitu sebuah delta yang berada di muara Sungai Mahakam di pantai timur propinsi Kalimantan Timur. Delta Mahakam berada antara 0 0 21 LS 0 0 10 LS dan 117 0 15 BT 117 0 40 BT (Allen and Chamber, 1998 dalam Budhiman, 2004). Gambar 3.1 berikut menunjukkan Delta Mahakam yang menjadi daerah studi dalam penelitian. Gambar 3.1 Daerah studi, Delta Mahakam. (Sumber : Ambarwulan, 2004) 3.2. Data Penelitian Dalam penelitian ini digunakan data remote sensing Landsat MSS tahun 1983, Landsat TM tahun 1992 dan tahun1998, serta Landsat ETM+ tahun 2001 seperti terlihat pada Gambar 3.2. Data remote sensing tersebut didapat dari Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut dan Pusat Survei Sumber Daya Alam Darat BAKOSURTANAL. 19

Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 buah citra yang mencakup wilayah Delta Mahakam. Selain citra Landsat MSS, semua citra tersebut memiliki tutupan awan. Hal ini wajar sebagaimana dinyatakan oleh Hussin et al (1999) bahwa sangat sulit mendapatkan citra satelit di wilayah Indonesia yang benar-benar bebas dari awan. Untuk mengatasi masalah tutupan awan ini biasanya digunakan kombinasi antara citra satelit optik dengan citra satelit radar. a b c d Gambar 3.2. Citra satelit yang digunakan dalam penelitian (a) Landsat MSS 1983. (b) Landsat TM 1992. (c) Landsat TM 1998. (d) Landsat ETM+ 2001 20

Sedangkan spesifikasi dari citra satelit yang digunakan dalam penelitian dijelaskan dalam Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1. Spesifikasi citra satelit Citra Satelit Tanggal Akuisisi Waktu Lokal Resolusi Spasial a. Landsat MSS 15-04-1983 9.44 80 m b. Landsat TM 11-02-1992 9.48 30 m c. Landsat TM 26-01-1998 10.10 30 m d. Landsat ETM+ 27-02-2001 10.11 30 m 3.3. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu hanya memberikan gambaran tentang obyek penelitian serta semua aspek yang berkaitan dengan obyek penelitian tersebut. Dalam hal ini penelitian hanya memberikan deskripsi mengenai perubahan kerapatan vegetasi mangrove di wilayah Delta Mahakam serta perubahan kosentrasi dan sebaran total suspended matter di perairan Delta Mahakam. 3.4. Algoritma Penelitian Di dalam penelitian ini digunakan algoritma-algoritma untuk mendapatkan klasifikasi kerapatan vegetasi dan konsentrasi TSM 1. Algoritma klasifikasi kerapatan vegetasi mangrove Tutupan vegetasi mangrove di wilayah Delta Mahakam pada penelitian ini didapatkan dengan cara digitasi dari citra satelit Landsat yang telah terkoreksi. Selanjutnya hasil digitasi tersebut diproses dengan software ER Mapper 6.4 untuk menghasilkan kelas kerapatan vegetasi mangrove. Pendekatan yang digunakan termasuk pendekatan statistik dengan cara mengaplikasikan algoritma untuk menentukan kerapatan vegetasi mangrove, yaitu: 21

2* B4 DE =... (3.1) B1 + B3 DE: density (kerapatan mangrove) B1, B3, B4 : band 1, band 3 dan band 4 citra Landsat. Algoritma ini dibangun oleh dari Nuarsa et al (2005) dengan metode regresi dan korelasi. Algoritma ini telah diaplikasikan untuk menentukan kerapatan vegetasi mangrove di Pulau Bali bagian selatan dan di Pulau Lombok bagian timur laut. Algoritma ini yang menggunakan pendekatan statistik memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan metode-metode lainnya yang sudah ada sebelumnya. Nilai korelasi dengan metode minimum distance : 0,98; dengan metode box classifier : 0,99; dan dengan metode maximum likelihood : 0,99. Kerapatan vegetasi mangrove dibagi menjadi 5 kelas, yaitu : sangat rapat, rapat, sedang, jarang, dan sangat jarang. Selanjutnya setiap kelas kerapatan tersebut dianalisa perubahan luasannya dari tahun ke tahun. Karena data citra Landsat yang digunakan relatif banyak tertutup oleh awan, maka membandingkan luasan vegetasi mangrove hasil digitasi menjadi kurang akurat. Untuk itu kuantitas luasan setiap kelas dinyatakan dalam persentase agar dapat dibandingkan dari tahun ke tahun. 2. Algoritma pemetaan TSM Sebelum mengaplikasikan algoritma untuk pemetaan TSM, terlebih dahulu dilakukan land-sea masking terhadap citra yang telah terkoreksi. Tujuannya adalah untuk memisahkan agar wilayah daratan tidak masuk dalam penghitungan TSM. Agar dapat menghasilkan peta sebaran TSM yang akurat diperlukan real time data lapangan dan citra yang dianalisa. Karena tidak didapatkan data lapangan konsentrasi TSM wilayah Delta Mahakam yang sama dengan waktu akuisisi citra Landsat, maka dalam penelitian ini hanya mengaplikasikan algoritma yang telah dibangun oleh peneliti sebelumnya, yaitu:. 22

TSM = 1.8392*TM2-68.658... (3.2) TSM = 0.6432*(ETM1+ETM3)/2-5.9063... (3.3) TSM : konsentrasi TSM TM2 : band 2 citra Landsat TM ETM1, ETM3 : band 1 dan band 3 citra Landsat ETM+ Algoritma-algoritma tersebut dibangun oleh Ambarwulan dkk (2003). Algoritma (3.2) adalah untuk pemetaan TSM dengan citra Landsat TM. Algoritma ini telah diaplikasikan untuk pemetaan TSM di Delta Mahakam berdasarkan citra Landsat TM 27 Februari 1998. Nilai korelasi TM2 (band 2) terhadap TSM hasil pengukuran lapangan adalah 0,897. Sedangkan algoritma (3.3) adalah untuk pemetaan TSM dengan citra Landsat ETM. Algoritma ini telah diaplikasikan untuk pemetaan TSM di Delta Mahakam berdasarkan citra Landsat ETM 24 Mei 2003. Nilai korelasi kombinasi ETM1 dan ETM3 (band 1 dan band 3) terhadap TSM hasil pengukuran lapangan adalah 0,78. Algoritma-algoritma tersebut dibangun pada waktu yang tidak sama dengan waktu perekaman citra yang digunakan dalam penelitian, sehingga kemungkinan akan menghasilkan nilai konsentrasi TSM yang kurang akurat. Namun demikian hasil dari algoritma tersebut setidaknya masih dapat memberikan pola sebaran TSM di wilayah Delta Mahakam. 3.5. Tahapan Penelitian Tahapan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap kegiatan. Tahap pertama adalah tahap pemrosesan awal (pre processing) data citra Landsat. Pada tahap ini dilakukan koreksi geometrik dan koreksi radiometrik terhadap citra Landsat yang belum terkoreksi. Sehingga dihasilkan citra Landsat yang sudah terkoreksi geometrik dan radiometrik. Koreksi geometrik dilakukan untuk menyesuaikan geometrik citra dengan geometrik pada bumi. Software yang digunakan adalah Arcview Gis 3.3 dan ER 23

Mapper 6.4. Pada koreksi geometrik ini, SUTM50 dipilih sebagai map projection dan WGS84 sebagai datum. Sedangkan koreksi radiometrik dilakukan untuk menghilangkan kesalahan pengukuran radiansi suatu obyek karena pengaruh pencahayaan, kondisi atmosfer, kondisi sudut pandang obyek, sudut pandang geometrik serta karakteristik respon instrumen (Lillesand and Kiefer,1987 dalam Abu Daya, 2004) Tahap kedua adalah tahap pemrosesan data citra yang sudah terkoreksi geometrik dan radiometrik. Citra yang sudah terkoreksi kemudian didigitasi untuk mendapatkan tutupan mangrove serta dilakukan land-sea masking. Kemudian dilakukan analisa kerapatan vegetasi mangrove serta pemetaan TSM dengan mengaplikasikan algoritma yang sudah ditentukan. Selanjutnya dilakukan analisa keterkaitan antara kerapatan vegetasi mangrove dengan nilai konsentrasi TSM. Dengan asumsi bahwa vegetasi mangrove dapat bersifat sebagai sediment trap maka berkurangnya kerapatan vegetasi mangrove akan menyebabkan naiknya konsentrasi sedimen di perairan. Secara ringkas tahapan penelitian ini dapat dilihat dalam gambar alur penelitian (Gambar 3.3) berikut: 24

Citra Satelit Landsat Belum Terkoreksi Koreksi Geometrik TAHAP 1 Koreksi Radiometrik Citra Satelit Landsat Sudah Terkoreksi Digitasi Vegetasi Mangrove Land-Sea Masking Kerapatan Vegetasi Mangrove Pemetaan Sebaran dan Konsentrasi TSM TAHAP 2 Korelasi (kerapatan vegetasi mangrove dengan pola sebaran dan konsentrasi TSM) Kesimpulan Gambar 3.3. Alur penelitian 25