BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemampuan sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Rupert Evan merumuskan tujuan Pendidikan Kejuruan (SMK) : 1) memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu lembaga formal yang memang dirancang khusus

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting pada tahap pembangunan dewasa ini, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemampuan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan inti dalam menentukan keberhasilan suatu bangsa. Isu global MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) menjadi tuntutan agar melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak hanya dari sisi pengetahuan, namun sikap dan keterampilan. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari pendidikan yang berkualitas. Semakin berkualitas pendidikannya maka semakin maju suatu bangsa. Kontribusi pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah melaui proses bimbingan dan pembelajaran. Menurut UndangUndang No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu mencapai tujuan nasional. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum tujuan negara Indonesia, salah satunya adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mendukung tercapainya tujuan negara, maka dibutuhkan Pendidikan nasional yang beracu pada Pancasila dan UUD 1945. Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk membentuk karakter bangsa seperti menambah ilmu pengetahuan, 1

2 kreativitas, keterampilan, kepercayaan diri, motivasi serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada umumnya jalur pendidikan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur serta berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di luar pendidikan formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang bersumber dari keluarga dan lingkungan. Berkaitan dengan pendidikan formal, jenis pendidikan formal terbagi atas pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi keagamaan dan khusus. UndangUndang No.20 Tahun 2003 pasal 15 SISDIKNAS tentang pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang menengah yang mempersiapkan siswa menguasai keterampilan sesuai dengan bidang keterampilannya untuk memasuki lapangan kerja, siap kerja, serta memberikan bekal untuk lanjut kependidikan kejuruan yang lebih tinggi. Menurut Anonymous dalam Nurul (2016) tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni: 1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional, 2. Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, 3. Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, dan 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Mata Pelajaran di dalam SMK terbagi atas mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif. Mata pelajaran normatif adalah Pendidikan Agama, Pendidikan

3 Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Seni Budaya. Mata pelajaran adaptif antara lain adalah Bahasa Inggris, Matematika, IPA, Fisika, Kimia, IPS, Kewirausahaan. Serta mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Dari ketiga mata pelajaran tersebut, mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran yang penting di SMK. Selain pengetahuan, siswa dituntut memiliki keterampilan, serta sikap yang akan diterapkan di dalam dunia kerja. Salah satu program keahlian di SMK adalah program keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB). Dalam program keahlian TGB mata pelajaran produktif yang penting adalah Mekanika Teknik. Mekanika teknik adalah salah satu ilmu dasar di bidang perencanaan bangunan. Mata pelajaran produktif ini sangat penting terutama di dalam jurusan bangunan. Siswa dapat memahami materi pelajaran yang berkaitan dengan Mekanika Teknik dalam bidang perencanaan bangunan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran Mekanika Teknik di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yaitu Ibu Hapsah Nasution diperoleh informasi yaitu pertama, hasil belajar siswa masih rendah seperti pada Tabel. 1.1

4 Tabel.1.1 Hasil Ulangan Harian Mekanika Teknik Kelas X TGB SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran Nilai Jumlah Siswa Presentasi Kategori 2014/2015 < 6,9 11 40,74 % Kurang Baik 7,007,90 13 48,15% Cukup Baik 8,008,90 3 11,11% Baik 9,0010 Sangat Baik 2015/2016 < 6,9 10 38,46 % Kurang Baik 7,007,90 12 46,15% Cukup Baik 8,008,90 4 15,38% Baik 9,0010 Sangat Baik 2016/2017 < 6,9 13 48,15 % Kurang Baik 7,007,90 12 44,44% Cukup Baik 8,008,90 2 7,41% Baik 9,0010 Sangat Baik Berdasarkan tabeltabel di atas, dapat diketahui presentasi perolehan nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik untuk kelas X TGB SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan adalah sebagai berikut : Di tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa yaitu 27 orang yang memperoleh nilai < 6,9 sebanyak 40,74% (11 orang), memperoleh nilai 7,00 7,90 sebanyak 48,15% (13 orang) dan sisanya 8,00 8,90 sebanyak 11, 11 % (3 orang), di tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa yaitu 26 orang yang memperoleh nilai < 6,9 sebanyak 38,46% (10 orang), memperoleh nilai 7,00 7,90 sebanyak 46,15% (12 orang) dan sisanya 8,00 8,90 sebanyak 15,38 % (4 orang) dan di tahun ajaran

5 2016/2017 dari jumlah siswa 27 orang yang memperoleh nilai < 6,9 sebanyak 48,15% (13 orang), memperoleh nilai 7,00 7,90 sebanyak 44,44% (12 orang) dan sisanya 8,00 8,90 sebanyak 7,41 % (2 orang). Berdasarkan penjelasan di atas sesuai dengan KKM mata pelajaran teknik yaitu 70 dapat diketahui bahwa masih terdapat siswa yang memperoleh nilai belum mencapai KKM. Maka dari itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah tersebut pada mata pelajaran Mekanika Teknik. Kedua, fakta lain yang ditemukan dalam observasi adalah pembelajaran yang berlangsung hanya berpusat pada guru sebagai sumber informasi. Hasil wawancara dengan guru bahwa masingmasing menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu konvensional. Dengan model ini, guru menjadi satusatunya sumber informasi. Ketiga, penulis mengamati saat pembelajaran berlangsung siswa hanya mendengar, memperhatikan dan mencatat halhal yang dijelaskan oleh guru tanpa memiliki bahan ajar atau sumber belajar yang lain. Bahan ajar atau sumber belajar hanya dimiliki guru. Materi yang diajarkan juga tidak sesuai dengan silabus mata pelajaran Mekanika Teknik. Hal ini juga menjadi salah satu masalah yang sering terjadi. Guru menjelaskan bahwa tidak ada buku Mekanika Teknik yang sesuai dengan kurikulum 2013. Karena siswa hanya memperhatikan guru kemudian mencatat. Selain itu ketika di rumah, siswa hanya dapat mengulang materi pada hari ini saja. Siswa tidak dapat mempelajari materi yang akan diajarkan selanjutnya. Menurut UndangUndang No.19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan Pasal 42 Butir 1 mengenai Sarana dan Prasaran berisi bahwa setiap

6 satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sumber belajar salah satu sarana yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran. Menurut Mulyasa dalam (Purnomo 2013:60) sumber belajar merupakan segala sesuatu dalam proses belajar mengajar yang dapat memudahkan siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Sumber belajar dapat mendukung berlangsungnya proses belajar agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Maka dalam pembelajaran dibutuhkan sumber belajar. Menurut (Purnomo, 2013:60) sumber belajar yang mampu mendukung serta mengoptimalkan hasil belajar siswa antara lain buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, serta lingkungan sekitar. Dengan memperhatikan masalah yang telah diamati saat observasi. Maka perlu dilakukan peningkatan dalam proses belajar. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan sumber belajar media cetak yaitu berupa modul atau LKS (Lembar Kerja Siswa). Menurut Suaidin dalam (Aulia 2014:128) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang di dalamnya mencakup seperangkat pengalaman belajar yang telah direncanakan dan didesain dengan tujuan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang dikemas secara utuh dan sistematis. Kelebihan modul diantaranya adalah 1) sebagai sumber belajar yang dimiliki siswa sepenuhnya, sehingga siswa dapat mempelajari modul kapan saja dan di mana saja, 2) mengaktifkan indera penglihatan, pendengaran dan gerakan siswa, 3) mengurangi pembelajaran yang berpusat pada guru, 4)

7 dengan modul memberikan feedback yang banyak dan segera karena pada modul terdapat kunci jawaban sehingga siswa dengan segera dapat mengetahui taraf belajar sebelumnya. Sedangkan LKS menurut Damayanti (2013:5859) adalah salah satu sumber belajar yang penting agar tercapainya tujuan belajar berupa keberhasilan dalam pembelajaran. Kelebihan LKS antara lain adalah 1) menjadikan siswa lebih aktif karena harus mengajarkan LKS berdasarkan ketentuan yang ada, 2) menuntun siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, 3) situasi siswa lebih demokratis sehingga dapat menimbulkan kegairahan belajar, 4) melatih dan mengembangkan cara belajar siswa untuk dapat belajar secara mandiri, dan 5) guru dapat mengetahui sejauh mana pencapaian siswa dalam suatu pokok bahasan, melalui LKS yang telah dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan permasalahan yang teramati pada saat observasi yang dilakukan penulis di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Penulis tertarik melakukan penelitian di kedua sekolah tersebut dengan judul : Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2017/2018. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalahmasalah yang dapat diidentifikasi antara lain : 1. Hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan masih ada yang belum mencapai KKM yaitu 70 pada mata pelajaran Mekanika Teknik.

8 2. Guru di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan cenderung masih menjadi satusatunya sumber informasi di dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Materi yang diajarkan guru kepada siswa di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan cenderung masih tidak sesuai dengan kurikulum 2013. 4. Guru di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan cenderung masih belum memiliki bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013. 5. Siswa di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan cenderung belum menggunakan modul ataupun LKS sebagai sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Agar ruang lingkup jelas dan terarah serta mengingat kemampuan penulis dan waktu yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian akan berpusat pada pengaruh penggunaan modul pembelajaran dan LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Mekanika Teknik dengan pokok bahasan Kompetensi Dasar 3.4 yaitu Menerapkan menyusun gaya dalam struktur bangunan. Materinya adalah Konsep Besaran dan Satuan. 2. Hasil belajar yang ditinjau adalah pada ranah kognitif siswa kelas XA dan X B Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Perut Sei Tuan semester I T.A 2017/2018.

9 3. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XA dan XB Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Perut Sei Tuan semester I T.A 2017/2018. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan modul dan LKS sebagai sumber belajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X Progam Keahlian Teknik Gambar Bangunan semester I T.A 2017/2018pada mata pelajaran Mekanika Teknik? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas X Progam Keahlian Teknik Gambar Bangunan semester I T.A 2017/2018 pada mata pelajaran Mekanika Teknik dengan menggunakan modul dibandingkan menggunakan LKS sebagai sumber belajar? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul dan LKS sebagai sumber belajar terhadap siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan semester I T.A 2017/2018 pada mata pelajaran Mekanika Teknik. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan semester I T.A 2017/2018 pada mata pelajaran

10 Mekanika Teknik yang menggunakan modul dengan menggunakan LKS sebagai sumber belajar F. Manfaat Penelitan Adapun manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis Untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul pembelajaran sebagai sumber belajar pada mata pelajaran Mekanika Teknik kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan. 2. Secara praktis a. Sebagai informasi kepada siswa guru SMK khususnya di Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan b. Sebagai bahan referensi penelitian dan tambahan pengetahuan di waktu yang akan datang. c. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah sehingga menciptakan lulusanlulusan yang berkualitas.