BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Sistem pada dasarnya banyak memberikan manfaat dalam mengambil keputusan, serta memahami lingkungan yang saling berhubungan satu sama lain dan bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu. Terdapat dua kelompok dalam mendefinisikan sistem yaitu menekankan pada prosedur dan menekankan pada elemen. Yang menekankan pada prosedur sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2012:22) sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi dalam sistem tersebut. Sedangkan menurut Jogiyanto dalam Yakub (2012:1) mendefiniskan bahwa, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat yang diatas dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan. 4
5 2.1.2. Karakteristik Sistem Sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan, sehingga sistem mempunyai karakteristik menurut Mulyanto (2009:2) sebagai berikut: 1. Mempunyai Komponen Sistem (Components Sistem) 2. Mempunyai Batasan Sistem (Boundary) 3. Mempunyai Lingkungan (Environment) 4. Mempunyai Penghubung (Interface) Antar Komponen 5. Mempunyai Masukan (Input) 6. Mempunyai Pengolahan (Processing) 7. Mempunyai Sasaran (Objective) dan Tujuan 8. Mempunyai Keluaran (Output) 9. Mempunyai Umpan Balik (Feed Back) 2.1.3. Klasifikasi Sistem Menurut Mulyanto (2009:8) sistem dapat diklasifikasikan berbagai sudut pandang, diantaranya sebagai berikut: 1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System). 2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human System). 3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probalistic System). 4. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System).
6 2.1.4. Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) Menurut Rosa dan Shalahuddin (2014:25) mendefinisikan SDLC atau Software Development Life Cycle atau sering disebut juga System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best praction atau cara-cara yang sudah teruji baik). 2.1.5. Sistem Informasi Manajemen 1. Pengertian Informasi Menurut Mulyanto (2009:12) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. 2. Pengertian Sistem Informasi Menurut James Alter dalam Mulyanto (2009:29) mendefinisikan sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. 3. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Menurut Hartono (2013:20) mendefinisikan sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem, yaitu rangkaian berorganisasi dari sejumlah bagian atau komponen yang secara bersama-sama berfungsi atau bergerak menghasilkan informasi untuk digunakan dalam manajemen perusahaan.
7 2.1.6. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Sutanto (2013:72) menyimpulkan bahwa: Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan atau grup dari sub sistem atau bagian komponen apapun baik fisik atau non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan. 2.1.7. Jurnal Menurut Mulyadi (2010:101) mendefinisikan, jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama, yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan. Karena jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama diselenggarakan dalam proses akuntansi, maka dalam sistem akuntansi, jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi satu transaksi pun yang tidak dicatat. 2.2. Peralatan Pendukung (Tools System) Didalam merancang sebuah sistem diperlukan suatu peralatan yang dapat mendukung terciptanya sebuah rancangan. Peralatan pendukung (Tools System) merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem dengan menggunakan simbol, lambang, diagram yang menunjukan secara tepat arti fisiknya. 2.2.1. Unified Modelling Language (UML) Menurut Nugroho (2010:6) mendefinisikan, Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma atau berorientasi objek. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
8 Menurut Widodo dan Herlawati (2011:10) menyebutkan bahwa, UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan, dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis diagram itu antara lain: 1. Diagram Kelas (Class Diagram) Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmukaantarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif. 2. Diagram Paket (Package Diagram) Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen. 3. Diagram Use Case Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor atau suatu jenis khusus dari kelas. Diagram ini terutama sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang dibutuhkan serta diharapkan pengguna. 4. Diagram Interaksi dan Sequence (Sequence Diagram) Bersifat dinamis. Diagram urutan adalah interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.
9 5. Diagram Komunikasi (Communication Diagram) Bersifat dinamis. Diagram sebagai pengganti diagram kolaborasi UML yang menekankan organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan. 6. Diagram Statechart Bersifat dinamis. Diagram status memperlihatkan keadaan-keadaan pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas. 7. Diagram Aktivitas (Activity Diagram) Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsifungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek. 8. Diagram Komponen (Component Diagram) Bersifat statis. Diagram komponen ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya. 9. Diagram Deployment Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time). Memuat simpul-simpul beserta komponen-komponen yang di dalamnya. Kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai kebutuhan.
10 2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD) Menurut Sutanta (2011:91) Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model data yang dikembangkan berdasarkan objek. Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data kepada pengguna secara logis yang didasarkan pada suatu persepsi bahwa real world terdiri atas objek-objek dasar tersebut. Penggunaan ERD relatif mudah dipahami, bahkan bagi pengguna awam. Bagi perancang atau analis sistem, ERD berguna untuk memodelkan sistem yang nantinya basis data akan di kembangkan. Model ini juga membantu perancang atau analis sistem pada saat melakukan analis dan perancangan basis data karena model ini dapat menunjukkan macam data yang dibutuhkan dan kerelasian antardata didalamnya. 2.2.3. Logical Record Structure (LRS) Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa, LRS adalah sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-er akan mengikuti pola atau aturan pemodelan tertentu dalam kaitannya dengan konvensi ke LRS. Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut: 1. Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak. 2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi pada diagram-er 1:M (relasi bersatu dengan cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi). 3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign key sebagai
11 primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.