BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah

III METODE PENELITIAN. ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yaitu metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang serta mampu menghadapi persaingan. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri disebut profitabilitas (Sartono,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Perumnas Simalingkar Medan, Telp/Fax (061)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PEMIKIRAN. dipublikasikan dan diambil dari database Bursa Efek Indonesia selama tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian Kepustakaan (library research) adalah metode penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif

BAB III METODE PENELITIAN

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah semua perusahaan BUMN Go Public yang tercatat di

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELETIAN. Indonesia Periode Data penunjang lainnya diperoleh melalui situs resmi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

III. METODE PENELITIAN. dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN DAN WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode kuantitatif yaitu data sekunder dan didapat dari laporan keuangan

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis dan memperoleh jawaban atau hipotesis yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

: NOVIA RAMADHANY NPM : DOSEN PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE SE., MMSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. perdagangan, jasa, dan investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, baik perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. website Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran berdasarkan variabel

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-Teori 1. Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Harahap (2010:190) pengertian analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses mengahasilkan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut Kasmir (2010:66) menyatakan bahwa, Analisis laporan keuangan adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada pada laporan keuangan dalam satu periode. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 10

11 b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan adalah: Menurut Kasmir (2010:68), tujuan dari analisis laporan keuangan 1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Menurut Munawir (2010:31), tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. 2. Analisis Rasio Keuangan a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan (financial ratio) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular dan banyak digunakan. Salah satu cara untuk melakukan analisis keuangan adalah dengan cara mempelajari

12 hubungan antara berbagai perkiraan-perkiraan dalam laporan keuangan yang mencerminkan keadaan serta hasil operasional perusahaan. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap (2010: 297) menyatakan bahwa, rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti. Menurut Kasmir (2009:104), rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode. Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. b. Jenis- jenis Rasio Keuangan Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Namun demikian angka rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua. Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur

13 atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisa (Munawir, 2010:68). Rasio keuangan berdasarkan sumber data yang digunakan dibedakan menjadi rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan rugi laba, dan rasio-rasio antar laporan keuangan. Sedangkan berdasarkan tujuannya rasio keuangan dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan. Ada banyak rasio keuangan dalam laporan keuangan tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Rasio Perputaran Persediaan (Invetory Turnover) Inventory turnover atau perputaran persediaan merupakan salah satu rasio aktivitas. Menurut Darsono dan Ashari (2005:60), Inventory turnover adalah rasio yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Sedangkan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:308), perputaran persediaan adalah menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan penjual berjalan cepat.

14 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan perputaran persediaan dapat diketahui seberapa cepat perusahaan mengolah dan menjual persediaan dalam satu periode sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Menurut Brigham dan Houston (2010:136) cara mencari perputaran persediaan adalah sebagai berikut: Inventory turnover = Penjualan Persediaan Berdasarkan rumus perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah penjualan dibagi dengan jumlah persediaan akan menentukan hasil perputaran persediaan dalam satu periode. Sehingga meningkat atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan dari pembagian penjualan dengan persediaan. 2) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over) Total assets turnovover atau perputaran total aktiva merupakan salah satu rasio aktivitas Menurut Kasmir (2010:185), Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover) digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus untuk mencari total asset turnover adalah sebagai berikut:

15 Total assets turnover = Penjualan Bersi Total aktiva Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukan aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan menjual. 3) Return On Equity (ROE) Return on equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Menurut Brigham dan Houston ( 2010:149), Return on equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik karena nilai ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. Cara menghitung ROE adalah dengan membandingkan laba bersih dengan total ekuitas: Return on equity = Laba bersi Total ekuitas

16 4) Net Profit Margin (NPM) Margin laba bersih (NPM) merupakan merupakan salah satu rasio profitabilitas. Menurut Kasmir (2010:201), margin laba bersih (NPM) merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan seberapa baik perusahaan telah beroperasi selama tahun tersebut. Net profit margin (NPM) dapat diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan, yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang ada di perusahaan. Semakin tinggi NPM maka semakin efektif suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Cara menghitung NPM adalah dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih: Net profit margin = Laba bersi Penjualan Bersi 3. Pertumbuhan Laba a. Pengertian Pertumbuhan Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2010:263) : Angka yang penting dalam laporan keuangan karena sebagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar

17 dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan datang, dasar dalam perhitungan penilaian prestasi atau kinerja Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Chariri dan Ghozali (2007 :214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, 2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu, 3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan, 4) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan 5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba dapat dilihat dari pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan mengetahui pertumbuhan laba, mereka dapat menentukan apakah terdapat peningkatan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan.

18 Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan pada pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Perubahan laba dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi dan adanya kebebasan manajerial (manajerial discreation) yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan membuat estimasi yang dapat meningkatkan laba. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel dependen berupa pertumbuhan laba. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih setelah pajak (Earning After Tax). Menurut Warsidi dan Pramuka( 2000 ) dalam Ningsih (2010),pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya rumus pertumbuhan laba dapat dihitung sebagai berikut: Pertumbuhan laba = laba bersih tahun t laba bersih tahun t 1 laba bersih tahun t 1 Keterangan : Laba bersih tahun t = laba bersih tahun berjalan Laba bersih tahun t-1 = laba bersih tahun sebelumnya

19 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Nama Dan Tahun Peneliti 1. Willy Ciptdi Angkoso (2006) 2 Epri Ayu Hapsari (2007) Judul Penelitian Pengaruh Debt Ratio dan Return on Equity terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001 Sampai Dengan 2005) Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial debt ratio dan retun on equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba Hasil penelitian menunjukan bahwa secara uji simultan Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to Total Assets (OITL), Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara persial variabel Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM) dan Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. 3 Indah Widya Ningsih (2010) Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI (Periode 2006-2009) Semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba secara serempak. Dan secara uji parsial diperoleh current ratio,total asset turn over dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

20 4 EVY MELINDA S. (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006-2008) Hasil penelitian menunjukkan Debt Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return On Equity berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial hanya Debt Ratio yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. 5 Renny Syafitri (2012) Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba pada perusahaan rokok yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2000-2012 Hasil penelitian menunjukkan hanya return on assets berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variable current ratio, total asset turnover, inventory turnover and debt-to- assets ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. C. Kerangka Konseptual Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya karena laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio. Adapun beberapa rasio yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah inventory turnover, total assets turnover, return on equity dan net profit margin. Sementara variabel dependennya adalah pertumbuhan laba.

21 Inventory turnover atau perputaran persediaan adalah rasio yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan (Darsono dan Ashari 2005:60). Tingginya perputaran persediaan berarti kegiatan penjualan berjalan cepat sehingga laba juga akan mengalami kenaikan dengan adanya kenaikan penjualan. Dengan demikian perputaran persediaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini didukung oleh penelitian Indah Widya Ningsih (2010) yang menyimpulkan bahwa Inventory turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan bersih (net sales) terhadap total asset. Total assets turnover berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan total aktivanya dalam menghasilkan penjualan bersih. Semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan (Mamduh M. Hanafi danabdul Halim, 2007). Dengan demikian tinggi rendahnya total assets turnover akan mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan laba. Hal ini didukung dengan penelitian Hapsari (2007) dan Indah Widya Ningsih (2010) yang menyimpulkan Total Assets Turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

22 Return on equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Menurut Kasmir (2010:204), semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik karena nilai ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. ROE menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan menggunakan dana investasi untuk menghasilkan pertumbuhan laba.hal ini didukung oleh penelitian Angkoso (2006) yang menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Dan variabel terakhir adalah net profit margin (NPM). Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Menurut Darsono dan Ashari (2005:56), rasio ini menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional.tingginya net profit margin menghasilkan laba yang tinggi, sebaliknya net profit margin yang rendah menghasilkan laba yang rendah pula. Dengan demikian tinggi rendahnya net profit margin juga akan mempengaruhi pertumbuhan laba. Hal ini didukung penelitian sebelumnya oleh Hapsari(2007) yang menyimpulkan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap pertumbuhan laba Berdasarkan uraian diatas dan penelitian terdahulu sebelumnya maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1 sebagai berikut :

23 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Inventory Turnover ( X 1 ) Total Assets Turnover (X 2 ) Return on equity (X 3 ) Pertumbuhan Laba (Y) Net Profit Margin (X 4 ) D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah menganalisis. Berdasarkan penjelasan dari kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah : Ho :Tidak ada pengaruh signifikan antara Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Return On Equity dan Net Profit Margin secara parsial dan simultan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha :Ada pengaruh signifikan antara Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Return On Equity dan Net Profit Margin secara parsial dan simultan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2007:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). 2. Lokasi Penelitian Untuk mendapatkan data-data yang relevan dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana data tersebut dapat diakses melalui website http//www.idx.co.id. 3. Waktu Penelitian Adapun rincian kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan september 2014 sampai april 2015. Rincian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut dibawah ini: Tabel 3.1 Rencana Waktu Penelitian 2014 2015 No Jenis Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl 1. Pengajuan Judul 2. Penyelesaian Proposal 3. Bimbingan Proposal 4. Seminar Proposal 5. Pengumpulan Data 6. Pengolahan Data 7. Seminar Hasil 8. Sidang Meja Hijau 24

25 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2010:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan farmasi yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Inonesia selama periode 2008-2013 yang berjumlah 10 perusahaan. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2010:116), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian atau dipilih berdasarkan kriteria. Adapun kriteria-kriteria pengambilan sampel yang ditentukan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan bidang farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2013 2) Perusahaan sampel tidak di delisting selama tahun 2008-2013 3) Perusahaan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap selama tahun 2008-2013 dan memiliki laba yang bernilai positif. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka diperoleh perusahaan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 7 perusahaan farmasi

26 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga dengan jumlah data ( N=42 ) sebagai sampel penelitian ini. Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut dibawah ini: Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian NO. KODE NAMA PERUSAHAAN IPO 1 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 11 Nov 1994 2 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 4 Juli 2001 3 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 30 Juli 1991 4 MERK PT Merck Tbk 23 Juli 1981 5 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 16 Okt 2001 6 SQBB PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 29 Mar 1983 7 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk 17 Jan 1994 Sumber : Data diolah penulis, 2015 C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Dependen (terikat) Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba dari setiap perusahaan farmasi yang terpilih sebagai sampel penelitian. Pertumbuhan laba perusahan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya.

27 Pertumbuhan laba = laba bersih tahun t laba bersih tahun t 1 laba bersih tahun t 1 Keterangan : Laba bersih tahun t = laba bersih tahun berjalan Laba bersih tahun t-1 = laba bersih tahun sebelumnya 2. Variabel Independen( bebas) Varibel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari inventory turnover,total assets turnover, return on equity dan net profit margin. 1) Inventory Turnover (X1) Inventory turnover atau perputaran persediaan (X 1 ) merupakan ukuran tentang berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Inventory turnover = Penjualan Persediaan 2) Total assets turnover (X2) Total assets turnover (X 2 ), rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran total aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Total assets turnover = Penjualan Bersi Total aktiva

28 3) Return on equity (X3) Return on equity (X 3 ), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Return On Equity= laba bersih Total Ekuitas 4) Net profit margin (X4) Net profit margin (X 4 ), rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Net profit margin = Laba bersi Penjualan Bersi D. Jenis dan Sumber Data a) Jenis Data Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif uji regresi berganda. Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka.

29 b) Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yaitu laporan keuangan (annual report) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang menjadi sumber adalah laporan keuangan perusahaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Data penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id. E. Teknik dan Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengumpulan, pencatatan, serta pengopian laporan-laporan keuangan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dengan menggunakan data panel. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 17.0. 1. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda bertujuan untuk menguji apakah variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependen, baik secara simultan maupun parsial. Analisis regresi berganda adalah analisis yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka dimana variabel independen yang digunakan terdapat empat variabel.

30 Berikut model regresi berganda dalam penelitian sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Keterangan: Y a b1,b2,b3,b4 X1 X2 X3 X4 e : Pertumbuhan Laba : Konstanta : Parameter koefisien regresi : Inventory turnover : Total assets turnover : Return on equity : Net profit margin : Error ( Tingkat Kesalahan) Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. 2. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik menggunakan analisis statistik dengan program SPSS versi 17.0.Sebelum melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas serta autokorelasi.

31 a. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005:110), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu ataupun residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji kolomogrov-smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05, maka residual itu tidak memiliki distribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar variabel dalam model regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolonieritas menurut Ghozali (2005:91) dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya multikolonieritas adalah tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF >10. Jika tolerance <0,10 atau nilai VIF >10 mengindikasikan terjadi multikolonieritas. Model regresi yang baik jika tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

32 pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data cross section masalah ini relatif tidak terjadi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi diantaranya dengan Uji Durbin Watson. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah: 1. Jika dw lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl), maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. 2. Jika dw terletak antara du dan (4-du), maka hipotesis nol akan diterima, yang artinya tidak ada autokorelasi. 3. Jika dw terletak antara dl dan du atau di antara (4-du) dan (4-dl), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

33 3. Pengujian Hipotesis a. Uji Simultan (F- test) Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F- test. Menurut Ghozali (2005:84) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen/ terikat. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H 0 =variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. H 1 =variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan: H 0 diterima dan H 1 ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5% H 0 ditolak dan H 1 diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5% b. Uji Parsial (t-test) Pegujian t- test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: H 0 diterima dan H 1 ditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5% H 0 ditolak dan H 1 diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5%

34 c. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2005: 83). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R Square. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.