BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG BAJA ABSTRAK

PENGARUH BENTUK DAN RASIO KELANGSINGAN PADA TIANG PANCANG YANG DIBEBANI LATERAL

PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE ABSTRAK

PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

BAB III METODE PENELITIAN

Pasir (dia. 30 cm) Ujung bebas Lempung sedang. Lempung Beton (dia. 40 cm) sedang. sedang

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

PENGARUH DIAMETER TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL TIANG TUNGGAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

PENGARUH KEKAKUAN LENTUR PADA DEFLEKSI TIANG PONDASI YANG DIBEBANI LATERAL ABSTRAK

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi masalah tentang

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan yang berdiri di atas permukaan tanah terbagi menjadi 2 bagian

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui. 1. Nama Proyek : Rusunawa Jatinegara Jakarta

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

DAYA DUKUNG TIANG TERHADAP BEBAN LATERAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UJI PADA TANAH PASIR

ANALISA DEFLEKSI LATERAL TIANG GRUP PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN SOFTWARE LPILE PLUS 4.0

Indra Pardamean Parinduri 1, Ir.Rudi Iskandar,MT 2

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI

PERANCANGAN STRUKTUR KANTOR INDOSAT SEMARANG. Oleh : LIDIA CORRY RUMAPEA NPM. :

Beberapa hal yang dapat diperoleh dari perhitungan analisis sambungan tiang

Bab IV TI T ANG G MENDUKU K NG G BE B BA B N LATERAL

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21

Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan

Lateral tiang pancang.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

TUGAS AKHIR ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK MINI PILE PABRIK PKO PTPN III SEI MANGKEI DISUSUN OLEH DEBORA NAINGGOLAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

2.4.1 Kapasitas dukung tiang pancang tunggal... 9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

Oleh : Muhammad Hadi Fadhillah NRP : Dosen Pembimbing : Indrasurya B. Mochtar, Prof., Ir., MSc., PhD

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

Andrianus Agus Santosa 1,*, Tiong Iskandar 1, Deviany Kartika 1 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil ITN Malang *

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA MAHASIWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh : CAN JULIANTO NPM. :

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SECARA ANALITIS PADA PROYEK GBI BETHEL MEDAN

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tiang pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut sebagai pile cap.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS BEBAN-PENURUNAN PADA PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN HASIL UJI BEBAN TIANG TERINSTRUMENTASI DAN PROGRAM GEO5

STUDI PERBANDINGAN PERANCANGAN DINDING TURAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE MANUAL DAN PROGRAM OASYS GEO 18.1

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TOWER CAMBRIDGE APARTEMEN GRAND BABARSARI MENGGUNAKAN SNI DAN SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR (BORED PILE) PADA STRUKTUR PYLON JEMBATAN SOEKARNO DENGAN PLAXIS 3D

PENGARUH KONSISTENSI TANAH DAN MODULUS PENAMPANG TURAP BAJA TERHADAP KEDALAMAN GALIAN TURAP BAJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi

BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL

STUDI STABILITAS DAN DESAIN PERKUATAN FONDASI JEMBATAN IR. SOEKARNO DI MANADO

PERANCANGAN STRUKTUR APARTEMEN MEGA BEKASI TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : ARIEF BUDIANTO No. Mahasiswa : / TSS NPM :

JURNAL TEKNIK SIPIL USU ABSTRAK

PERENCANAAN PERKUATAN PONDASI JEMBATAN CABLE STAYED MENADO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GROUP 5.0 DAN PLAXIS 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bangunan dengan tanah secara baik. Pondasi harus memenuhi dua persyaratan dasar, antara lain :

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

ANALISA KERUSAKAN ABUTMEN JEMBATAN KOTO GASIB KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

PENERAPAN DAN PELAKSANAAN APARTEMEN UNTUK MBR DENGAN SISTEM PRACETAK PENUH BERBASIS MANUFACTUR OTOMATIS

BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Kapasitas Dukung dari Hasil Pengujian 2.8. Pengujian Di Laboratorium... 86

PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL PERMATA KRAKATAU CILEGON TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

PERENCANAAN PENANGANAN KELONGSORAN DENGAN PONDASI BORED PILE PADA LERENG JALAN SUMEDANG-CIJELAG KM PROVINSI JAWA BARAT

TUGAS AKHIR KAPASITAS DAYA DUKUNG VERTIKAL DAN LATERAL PONDASI TIANG BOR (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN APARTEMEN THE WINDSOR PURI INDAH)

STUDI TEKNIS DAN EKONOMIS ANTARA PONDASI BOR PILE DAN PONDASI MINIPILE DI ATAS TANAH LUNAK SKRIPSI

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG MEDICAL STAFF RS. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG G UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

PERHITUNGAN STRUKTUR RENCANA GEDUNG KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. dapat secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN KONDOMINIUM NORTHCOTE GRAHA METROPOLITAN, HELVETIA, MEDAN

COMB3 = 1.0DL+1.0C+1.0MCP1+1.0MCP2+1.0MCP3+1.0W COMB6 = 1.0DL+1.0C+1.0MCL1+1.0MCL2+1.0MCL3+1.0W+1.0G+1.0A+1.0M

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KAJIAN KEDALAMAN MINIMUM TIANG PANCANG PADA STRUKTUR DERMAGA DECK ON PILE

BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN

PENGARUH DIAMETER PELAT HELICAL TERHADAP KAPASITAS DAYA DUKUNG LATERAL PONDASI HELICAL PADA TANAH GAMBUT ABSTRACT

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG TUNGGAL AKIBAT GAYA LATERAL PADA PROYEK WHIZ HOTEL BOGOR. Oleh

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG LIPPO CENTER BANDUNG

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Semua tiang yang digunakan dalam analisis ini termasuk ke dalam jenis tiang panjang. 2. Kapasitas beban lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m yang dianalisis menggunakan metode Broms lebih besar dibandingkan dengan tiang pancang baja H350.350.12.19 pada sumbu lemah (sumbu-y) dengan perbandingan pada N-SPT 6 (medium clay) = 15,65%, N-SPT 20 (very stif clay) = 17,76%, dan pada N-SPT 45 (hard clay) = 18,77%. 3. Kapasitas beban lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m yang dianalisis menggunakan software Allpile V6.5E lebih besar dibandingkan dengan tiang pancang baja H350.350.12.19 pada sumbu lemah (sumbu-y) dengan perbandingan pada N-SPT 6 (medium clay) = 5,13%, N- SPT 20 (very stif clay) = 13,81%, dan pada N-SPT 45 (hard clay) = 13,81%. 4. Kapasitas beban lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m dianalisis menggunakan metode Broms lebih kecil dibandingkan dengan analisis menggunakan software Allpile V6.5E dengan perbandingan pada N-SPT 6 (medium clay) = 32,86%, N-SPT 20 (very stif clay) = 57,13%, dan pada N-SPT 45 (hard clay) = 63,38%. 5. Kapasitas beban lateral tiang pancang baja H350.350.12.19 yang dianalisis menggunakan metode Broms lebih kecil dibandingkan dengan analisis menggunakan software Allpile V6.5E dengan perbandingan pada N-SPT 6 (medium clay) = 40,30%, N-SPT 20 (very stif clay) = 59,09%, dan pada N- SPT 45 (hard clay) = 65,49%. 6. Defleksi lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m yang dianalisis menggunakan metode Broms lebih besar dibandingkan dengan tiang pancang baja H350.350.12.19 pada sumbu lemah (sumbu-y) dengan 100 Universitas Kristen Maranatha

perbandingan pada N-SPT 6 (medium clay) = 7,42% sampai 14,30%, N-SPT 20 (very stif clay) = 8,68% sampai 16,44%, dan pada N-SPT 45 (hard clay) = 17,46% sampai 17,49%. 7. Defleksi lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m yang dianalisis menggunakan software Allpile V6.5E lebih besar dibandingkan dengan tiang pancang baja H350.350.12.19 pada sumbu lemah (sumbu-y) dengan perbandingan pada N-SPT 6 (medium clay) = 13,90%, N-SPT 20 (very stif clay) = 21,43%, dan pada N-SPT 45 (hard clay) = 23,84%. 8. Pada N-SPT 6 (medium clay), hasil perhitungan defleksi lateral menggunakan metode Broms lebih besar dibandingkan dengan software Allpile V6.5E, untuk tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m perbedaan berkisar 3,75% sampai 17,28% dan untuk tiang pancang baja H350.350.12.19 perbedaan berkisar 3,31% sampai 22,80%. 9. Pada N-SPT 20 (very stif clay), hasil perhitungan defleksi lateral menggunakan metode Broms lebih besar dibandingkan dengan software Allpile V6.5E, untuk tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m perbedaan berkisar 16,85% sampai 54,88% dan untuk tiang pancang baja H350.350.12.19 perbedaan berkisar 21,81% sampai 61,18%. 10. Pada N-SPT 45 (hard clay), hasil perhitungan defleksi lateral menggunakan metode Broms lebih besar dibandingkan dengan software Allpile V6.5E, untuk tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m perbedaan berkisar 35,05% sampai 69,68% dan untuk tiang pancang baja H350.350.12.19 perbedaan berkisar 40,05% sampai 72,02%. 11. Kapasitas beban lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m yang dianalisis menggunakan metode Broms, pada tanah kohesif lebih besar dibandingkan dengan tanah non-kohesif yang dilakukan pada penelitian sebelumnya dengan perbandingan pada N-SPT 6 = 17,31%, N-SPT 20 = 38,40%, dan pada N-SPT 45 = 39,24%. 12. Kapasitas beban lateral tiang pancang baja pipa H350.350.12.19 pada sumbu lemah (sumbu-y) yang dianalisis menggunakan metode Broms, pada tanah kohesif lebih besar dibandingkan dengan tanah non-kohesif yang dilakukan 101 Universitas Kristen Maranatha

pada penelitian sebelumnya dengan perbandingan pada N-SPT 6 = 18,66%, N-SPT 20 = 36,99%, dan pada N-SPT 45 = 37,03%. 13. Kapasitas beban lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m yang dianalisis menggunakan software Allpile V6.5E pada N-SPT 6, tanah non-kohesif memiliki nilai lebih besar dari tanah kohesif dengan perbandingan N-SPT 6 = 17,02% sedangkan pada N-SPT 20 dan N-SPT 45, tanah kohesif memiliki nilai lebih besar dari tanah non-kohesif dengan perbandingan N-SPT 20 = 33,15% dan N-SPT 45 = 24,69%. 14. Kapasitas beban lateral tiang pancang baja pipa H350.350.12.19 pada sumbu lemah (sumbu-y) yang dianalisis menggunakan software Allpile V6.5E pada N-SPT 6, tanah non-kohesif memiliki nilai lebih besar dari tanah kohesif dengan perbandingan N-SPT 6 = 11,90% sedangkan pada N-SPT 20 dan N- SPT 45, tanah kohesif memiliki nilai lebih besar dari tanah non-kohesif dengan perbandingan N-SPT 20 = 30,77% dan N-SPT 45 = 21,84%. 15. Defleksi lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m yang dianalisis menggunakan metode Broms, pada tanah non-kohesif lebih besar dibandingkan dengan tanah kohesif dengan perbandingan pada N-SPT 6 = 5,77% sampai 25,06%, N-SPT 20 = 36,41% sampai 73,98%, dan pada N- SPT 45 = 32,33% sampai 81,10%. 16. Defleksi lateral tiang pancang baja H350.350.12.19 pada sumbu lemah (sumbu-y) yang dianalisis menggunakan metode Broms, pada tanah nonkohesif lebih besar dibandingkan dengan tanah kohesif dengan perbandingan pada N-SPT 6 = 5,49% sampai 34,20%, N-SPT 20 = 37,98% sampai 78,03%, dan pada N-SPT 45 = 41,80% sampai 84,21%. 17. Defleksi lateral tiang pancang baja pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m yang dianalisis menggunakan software allpile V6.5E, pada N-SPT 6, tanah kohesif memiliki nilai lebih besar dari tanah non-kohesif dengan perbandingan N-SPT 6 = 19,05% sedangkan pada N-SPT 20 dan N-SPT 45, tanah nonkohesif memiliki nilai lebih besar dari tanah kohesif dengan perbandingan N- SPT 20 = 72,35% dan N-SPT 45 = 81%. 18. Defleksi lateral tiang pancang baja H350.350.12.19 pada sumbu lemah (sumbu-y) yang dianalisis menggunakan software allpile V6.5E, pada N-SPT 102 Universitas Kristen Maranatha

6, tanah kohesif memiliki nilai lebih besar dari tanah non-kohesif dengan perbandingan N-SPT 6 = 14,82% sedangkan pada N-SPT 20 dan N-SPT 45, tanah non-kohesif memiliki nilai lebih besar dari tanah kohesif dengan perbandingan N-SPT 20 = 76,84% dan N-SPT 45 = 84,63%. 19. Pada analisis kapasitas beban lateral tiang pancang pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m dan tiang pancang H350.350.12.19 dengan metode Broms diketahui bahwa kedalaman pemancangan tidak berpengaruh pada kapasitas beban lateral tiang selama jenis tiang adalah tiang panjang baik pada tanah kohesif dan tanah non-kohesif. 20. Pada analisis defleksi tiang pancang pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m dan tiang pancang H350.350.12.19 dengan metode Broms dan software Allpile V6.5E diketahui bahwa semakin besar nilai N-SPT maka defleksi lateral akan semakin kecil baik pada tanah kohesif dan tanah non-kohesif. 21. Pada analisis defleksi tiang pancang pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m dan tiang pancang H350.350.12.19 dengan software Allpile V6.5E diketahui bahwa nilai rasio kelangsingan (L/d) tidak berpengaruh selama jenis tiang adalah tiang panjang baik pada tanah kohesif dan tanah non-kohesif. 22. Pada analisis defleksi tiang pancang pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m dan tiang pancang H350.350.12.19 dengan metode Broms pada tanah kohesif didapat bahwa semakin besar nilai rasio kelangsingan (L/d) maka maka nilai defleksi akan semakin kecil selama jenis tiang adalah tiang panjang. 23. Pada analisis defleksi tiang pancang pipa berdiameter 0,356m, tebal 0,011m dan tiang pancang H350.350.12.19 dengan metode Broms pada tanah nonkohesif didapat bahwa semakin besar nilai rasio kelangsingan (L/d) maka maka nilai defleksi akan semakin besar selama jenis tiang adalah tiang panjang. 5.2 Saran Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk analisis selanjutnya dapat dihitung menggunakan metode Brinch Hansen dalam mencari kapasitas beban lateral tiang; 103 Universitas Kristen Maranatha

2. Menggunakan metode Brinch Hansen dalam menganalisis defleksi lateral; 3. Menambahkan variasi dimensi tiang dan bentuk tiang; 4. Menganalisis kapasitas beban lateral pada tanah berlapis; 5. Menambahkan muka air tanah pada kedalaman tertentu; 6. Untuk analisis selanjutnya dapat dilakukan menggunakan software Geo5 dalam menganalisis defleksi lateral. 104 Universitas Kristen Maranatha