2014 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN TEKNISTERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA SISWA KELAS XI SMA LABSCHOOL UPI KOTA BANDUNG

Keywords: learning approach tactical, technical learning approach, results learning skills football.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

PENGARUH IMAJERY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN HASIL SHOOTING SEPAK BOLA DI SSB JAVA PUTRA YUDHA

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

WISNU NUGROHO, 2016 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Permainan sepak bola sangat membutuhkan kemampuan fisik dan taktik yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN.

PEMBELAJARAN SOCCER LIKE GAMES DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA PADA SISWA DI SMPN 1 KARAWANG. TETEN HIDAYAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kebugaran jasmani.hal ini dapat kita lihat dari antusias

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 14 (1) Januari Juni 2015: 24-34

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern seperti

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SISWA ANGGOTA TIM SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK. (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM

Transkripsi:

BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam kurikulum sekolah formal dan informal. Hampir seluruh siswa di sekolah menyenangi permainan ini mulai dari tingkat SD, SMP, sampai siswa SMA karena permainan sepakbola sangat mudah di mainkan namun lebih menuntut keterampilan yang sangat kompleks. Cabang olahraga sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim, masing-masing tim beranggotakan sebelas orang termasuk di antaranya penjaga gawang. Dalam hal ini Sucipto,dkk (2000, hlm. 7) menjelaskan bahwa: Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Tujuan dari sepakbola adalah, setiap pelaku harus berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang agar tidak kebobolan, dengan anggota badan selain tangan untuk menentukan tim mana yang keluar sebagai pemenang. Secara umum sepakbola lebih banyak menuntut keterampilan, sehingga dalam keterampilan dasar sepakbola terdapat berbagai gerakan sebagaimana di ungkapkan Sucipto, dkk (2000, hlm. 8) gerakan berpindah tempat, seperti lari kesegala arah, meloncat/melompat, meluncur, gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat, seperti menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk, gerakan menendang bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas bola, dan menangkap bola bagi penjaga gawang, atau lemparan kedalam untuk memulai permainan setelah bola keluar lapangan. Wujud dari keterampilan ini memiliki peranan penting dalam memasuki tahap-tahap permainan sebenarnya. 1

2 Banyak faktor yang mempengaruhi untuk menunjang penguasaan keterampilan sepakbola. Salah satu, subjek utama yang memiliki peranan penting dalam mendukung keterampilan sepakbola adalah guru. Peranan guru sangat kompleks untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal, selain mencerdaskan, membimbing, mengayomi kedudukan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab adalah sebagai pengajar dan sekaligus menjadi orangtua Dimyati dan Mudjiono (2009, hlm. 238) menjelaskan bahwa: guru adalah pendidik yang membelajarkan siswa. Mengingat pentingnya kedudukan guru dalam proses pengajaran, maka sewajarnya setiap guru harus mengetahui, memahami, dan mendalami aspek-aspek pengajaran agar berlangsung efektif sehingga hasil belajar siswa pun meningkat. Selain itu, faktor lain yang menjadi objek sentral adalah siswa. Keterlibatan siswa dalam dalam aktivitas di sekolah di dorong oleh tenaga pendidik, melalui aktivitas belajar, siswa dapat berkolaborasi dengan guru, teman dan lingkungan yang mendukung dalam situasi belajar untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai positif sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, kemudin Desmita (2009, hlm. 350) menyatakan bahwa: Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang secara khusus mengikuti suatu proses pembelajaran tertentu baik pada lembaga pendidikan formal maupun informal, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak, dan mandiri. Untuk menunjang keterampilan sepakbola seseorang harus dibekali dengan teknik yang baik, sebagai penunjang keberhasilan dalam pelaksanaan aktivitas yang terkandung pada cabang olahraga tersebut. Menurut Harsono (2007, hlm 2) mengungkapkan bahwa: teknik ialah model yang harus kita ikuti waktu mempelajari suatu gerakan tertentu.. Seorang yang memiliki teknik dasar bermain sepak bola yang baik tentu akan memiliki teknik bermain yang baik pula dalam permainan sepak bola tersebut. Sehubungan dengan hal tesebut Sucipto, dkk (2000, hlm. 17) mengungkapkan bahwa: beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain: 1) menendang (kicking), 2) menghentikan (stoping), 3)

3 menggiring (dribbling), 4) menyundul (heading), 5) merampas (tacling), 6) lemparan kedalam (throw-in), dan 7) Menjaga gawang (goal keeping). Selain komponen teknik, agar permainan tersebut dapat berjalan efisien maka, kebutuhan taktik permainan dalam permainan juga perlu dikuasai. Sesuai tujuannya, kebutuhan taktik dalam bermain sepakbola sudah selayaknya mesti di gunakan. Dalam artian konsep apa yang harus ditekankan serta untuk apa digunakan. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan efisien merupakan inti pada konsep dasar taktik. Dalam menerapkan taktik dalam permainan dibutuhkan syarat-syarat seperti kondisi, fisik, kemampuan teknik, stabilitas mental, dan kecerdasan. Selain komponen teknik, taktik, faktor yang lain perlu disadari adalah strategi. Untuk mencapai tujuan bermain sepakbola secara maksimal, penerapan strategi yang cocok sangat penting untuk diperhatikan, sehingga suasana kondusivitas permainan dapat terlihat indah untuk di tonton. Suatu rencana yang cermat dan sistematis yang berkaitan dengan kegiatan untuk memenangkan suatu pertandingan mnejadi titik tolak strategi. Perlu disadari, komponen lain yang dibutuhkan selain teknik, taktik, dan strategi adalah faktor mental yang juga sangat menunjang terhadap keberhasilan aktivitas bermain sepakbola. Mental merupakan kemampuan seseorang dalam, berpikir, berimajinasi sehingga memungkinkan terciptanya gerakan yang efektif. Dukungan pikiran dan gerak akan menghasilkan aksi pada tubuh ketika membayangkan gerakan apa yang harus di pakai saat kondisi dan situasi tertentu. Kemudian hal ini diperkuat Mahendra (2007, hlm. 258) dukungan yang sangat awal tentang hubungan antara pikiran (mind) dan gerakan (movement) selama pembayangan mental. Menurut ulasan diatas bahwa ketika siswa atau atlet membayangkan mereka ketika bergerak seperti ketika melakukan aktivitas gerak melakukan dribbling berpasangan dalam bentuk permainan sehingga nantinya mampu melakukan aksi yang sudah direncanakannya. Berbagai kebutuhan diperlukan dalam konteks pengajaran, melalui, penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien akan berdampak positif terhadap perkembangan peserta didik. Dapat dijelaskan bahwa pendekatan pembelajaran

4 merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran harus berusaha meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa sehingga tercapai sasaran belajar. Dalam rangka penyampaian materi ajar dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran mengapa, kapan, bagaimana, di mana guru menyajikan elemenelemen suatu materi yang memungkinkan siswa untuk belajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran di sekolah pendekatan pembelajaran sangat penting untuk mengefektifkan proses belajar mengajar penjas. Melalui pendekatan taktis diharapkan siswa mampu meningkatkan kemampuan bermainnya, sebagaimana di jelaskan Griffin, Micthell & Oslin, (1997, hlm. 8) bahwa pendekatan taktis merupakan; the approach links tactics and skills by emphasizing the appropriate timing of skill practice and skill application within the tactical context of the game. Artinya pendekatan yang menghubungkan taktik dan keterampilan dengan menekankan penentuan waktu yang tepat dari praktek keterampilam dan penggunaan keterampilan dalam konteks taktik permainanan. Selain pendekatan taktis ada pula pendekatan teknis sebagaimana di ungkapkan oleh Griffin, Micthell & Oslin, (1997):Skills have usually been taught in isolation, out of their tactical context. Artinya keterampilan biasanya diajarkan secara terpisah diluar konteks taktik. Dalam faktanya pendekatan pembelajaran teknik merupakan pendekatan yang memfokuskan pada teknik dasar yang dilakukan secara berulang sampai siswa terampil melakukannya dilanjutkan pada pola bermain. Berdasarkan beberapa ulasan di atas untuk memperkuat hasil penelitian, beberapa penelitian yang telah dilakukan yaitu: Penelitian Isabel Mesquita et.al (2008) menyebutkan bahwa pada siswa smp kelas 7 berjumlah 25 siswa terdiri dari 12 siswa wanita dan 13 laki-laki. Hasilnya baik pendekatan taktis teknis keduanya memberikan hasil yang positif terhadap permainan bola voli. Namun siswa wanita dan siswa yang memiiki keterampilan rendah lebih dapat mengambil manfaat dari pada siswa laki-laki atau siswa yang memiliki keterampilan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa siswa tidak hanya cukup memiliki keterampilan tinggi saja namun siswa

5 juga perlu memiliki kebugaran yang baik sebagai penunjang hasil belajar pada permainan sepakbola. Penelitian yang dilakukan Turner dan Martinek (dalam Metzler, hlm. 346) mengungkapkan bahwa: Used Tactical Games Model and a skill based model in two middle school field hockey units of two different lights. There were few significant differences in the shorter, six-week unit;however, the tactical students showed more improvement in two of the game performance variables. In the longer, nine-class unit, the tactical students showed more improvement in procedural knowledge and game decision making. Artinya menggunakan model permainan taktis dan sebuah model berbasis kemampuan dalam dua unit hoki lapang dengan dua ukuran lapangan panjang yang berbeda. Terdapat sedikit perbedaan yang signifikan dalam ukuran lapangan yang lebih pendek, dalam waktu enam-minggu. Namun, siswa-siswa dengan kemampuan taktis menunjukkan kemajuan yag lebih dalam dua variabel performa permainan. Pada ukuran lapangan yang lebih panjang, pada unit kelas sembilan, siswa-siswa dengan kemampuan taktis menunjukkan kemajuan yang lebih dalam pengetahuan prosedural dan pengambilan keputusan permainan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, pengamatan dan observasi di lapangan, isu-isu yang terjadi di lingkungan sekolah khususnya di SMA saat ini adalah efektivitas serta efisiensi penerapan pendekatan pembelajaran yang belum tepat, tanpa memperhatikann kebutuhan dan karakteristik siswa, serta adanya perbedaan kondisi kebugaran jasmani siswa, sehingga menghilangkan kesempatan siswa untuk aktif dalam bergerak. Artinya dalam menerapkan proses pembelajaran perlu diperhatikan kondisi, keadaan, dan kemampuan siswa khususnya pada cabang sepakbola. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini difokuskan secara mendalam berdasarkan kajian ilmiah agar dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan siswa dengan judul Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Pendekatan Pembelajaran Teknis Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepakbola di SMA Labschool UPI Kota Bandung. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

6 Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, pengamatan dan observasi di lapangan, isu-isu yang terjadi di lingkungan sekolah khususnya di SMA saat ini adalah efektivitas serta efisiensi penerapan pendekatan pembelajaran yang belum tepat, tanpa memperhatikann kebutuhan dan karakteristik siswa, serta adanya perbedaan kondisi kebugaran jasmani siswa, sehingga menghilangkan kesempatan siswa untuk aktif dalam bergerak. Penelitian yang dilakukan Turner dan Martinek (1992,1995; dalam Metzler, 346-347) mengungkapkan bahwa: Used Tactical Games Model and a skill based model in two middle school field hockey units of two different lights. There were few significant differences in the shorter, six-week unit;however, the tactical students showed more improvement in two of the game performance variables. In the longer, nine-class unit, the tactical students showed more improvement in procedural knowledge and game decision making. Artinya menggunakan model permainan taktis dan sebuah model berbasis kemampuan dalam dua unit hoki lapang dengan dua ukuran lapangan panjang yang berbeda. Terdapat sedikit perbedaan yang signifikan dalam ukuran lapangan yang lebih pendek, dalam waktu enam-minggu. Namun, siswa-siswa dengan kemampuan taktis menunjukkan kemajuan yag lebih dalam dua variabel performa permainan. Pada ukuran lapng yang lebih panjang, pada unit kelas sembilan, siswa-siswa dengan kemampuan taktis menunjukkan kemajuan yang lebih dalam pengetahuan prosedural dan pengambilan keputusan permainan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran taktis terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola? 2. Apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran teknis terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola? 3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran taktis dan teknis terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola.

7 C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, sesuai dengan permasalahan yang telah tersusun, maka penulis memiliki beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran taktis terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola? 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran teknis terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola? 3. Untuk mengetahui perbedaan apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran taktis dan teknis terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola. D. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengharapkan adanya manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan keilmuan bagi pembuat kebijakan, khususnya Dinas Pendidikan dan sekolah serta bagi para pelaksana pendidikan di sekolah khususnya pada jenjang pendidikan SMA Labschool UPI Kota Bandung sebagai lembaga yang berkompeten yang dapat menentukan terhadap hasil pembelajaran siswa. 2. Secara praktis dapat dijadikan acuan oleh para guru pendidikan jasmani sebagai bahan pertimbangan bahan pengajaran di sekolah dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani bagi siswa, khususnya dalam menyampaikan materi permainan sepakbola dengan menerapan pola pemahaman pendekatan pembelajaran permainan taktis dan pendekatan pembelajaran teknik di SMA Labschool UPI Kota Bandung.

8 F. Batasan Masalah Penelitian Untuk menghindari timbulnya bias dan memperjelas arah penelitian, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut: Agar penelitian ini lebih fokus dan dalam pelaksanaan penelitiannya tetap terarah dan tidak keluar dari jalur yang diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini dalam lingkup pengaruh pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola. Mengingat banyaknya teori dalam konteks pendekatan pembelajaran, kebugaran jasmani dan keterampilan sepakbola maka batasan penelitian sangat diperlukan. Dalam penelitian ini penulis akan membahas: 1. Penelitian ini mengungkapkan pengaruh pendekatan pembelajaran dan kebugaran jasmani terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola. 2. Metode yang digunakan penelitian ini mengunakan metode eksperimen dengan desain post only. Dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas aktif, yaitu pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah variabel bebas aktif yang dibagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis. Sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan sepakbola. Sasaran populasi pada penelitian ini siswa putra kelas XI SMA Labschool UPI Kota Bandung dengan jumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, sehingga di ambil sebanyak 60 orang yang dijadikan sampel. Menurut Arikunto (2006, hlm. 140) Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. digunakan berkaitan dengan kebutuhan. pengambilan sampel yang 3. Lokasi penelitian adalah di SMA Labschool UPI Kota Bandung, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat 4. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu:

9 a. Tes keterampilan sepakbola, tes yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat tes yaitu tes sepak tahan bola (passing dan stoping), tes memainkan bola dengan kepala (heading), tes menggiring bola (dribbling), tes menembak/menendang bola kesasaran (shooting) dalam Nurhasan (2000). b. Tes Keterampilan Bermain sepakbola GPAI (Games Performance Assesment Instrument) yang dikutip dari Griffin, Mitchael, & Oslin (dalam Hoedaya, 2001, hlm. 12).