BAB I PENDAHULUAN. dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun, tidak dipandang sebagai

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

Sifat dan Bentuk Karangan

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi dan berinteraksi. Fungsi utama bahasa sebagai alat

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang menghasilkan interaksi antara guru dan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

KAJIAN PUSTAKA. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

JENIS TULISAN. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

BAB II KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI. Menulis memiliki berberapa definisi. Menurut Tarigan (1994:3) Menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Kemampuan menulis merupakan kesanggupan atau keterampilan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

MATERI PELATIHAN PENULISAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sampai ke perguruan tinggi, oleh karena itu semestinya diadakan penelitian dalam

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan (Hakim dalam Munawar, 2009: 06). Sejalan dengan pendapat. sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain frasa, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Begitu juga ketika mengarang atau menulis, kata merupakan kunci untuk membentuk karangan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dimengerti agar ide maupun pesan seseorang dapat dimengerti. Mengarang merupakan buah pikiran melalui tulisan. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Orang harus belajar menulis karangan yang baik dan teratur. Keterampilan menulis ini mencakup keterampilan mengenai penggunaan pemilihan kata, penggunaan kata depan, penggunaan huruf kapital, penggunaan ejaan, penulisan kata dengan menggunakan singkatan, dan kerapian menulis siswa. Sering ditemui dalam karangan atau tulisan siswa terdapat kesalahan berbahasa. Oleh karena itu kesalahan berbahasa ini harus diminimalis. Analisis kesalahan berbahasa menurut Crystal (dalam Markhamah dan Sabardila, 2010:54) adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginprestasikan secara sistematik kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik yang sedang mempelajari bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori atau prosedur linguistik. Secara umum pengertian kesalahan berbahasa merupakan sisi cacat pada ujaran atau tulisan pelajar. Bila

tahap pemahaman siswa kurang, maka kesalahan sering terjadi, dan sebaliknya jika pemahaman semakin meningkat, maka kesalahan akan berkurang. Pengajaran bahasa merupakan hal yang komplek. Komplek maksudnya adalah mempelajari bahasa dari yang sederhana ke yang lebih rumit. Pengajaran bahasa dalam praktiknya tidak akan lepas dari kesalahan-kesalahan berbahasa. Kesalahan Berbahasa merupakan bentuk-bentuk penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh pembelajar, sehingga menghambat kelancaran dalam berkomunikasi secara lisan maupun non lisan. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik, dan sopan santun (Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 2007:58). Menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 2007: 32) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. alat komunikasi manusia yang merupakan lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Secara sederhana bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis (Chaer, 2007: 4-5). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dalam lingkungan sosial, lingkungan sekolah, maupun lingkungan teman sepermainan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, dan gagasan yang terkandung dalam pikiran kita terhadap orang lain. Bahasa

adalah alat komunikasi verbal sebagai media untuk menyampaikan informasi dari penutur kepada mitra tutur. Memasuki usia sekolah, siswa mulai mengenal bahasa. Banyaknya lingkungan sekolah yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua setelah bahasa daerah. Dewasa ini, banyak siswa masih menggunakan bahasa daerah dalam lingkungan sekolah ataupun ketika sedang bergaul. Oleh karena itu sering terjadi pencampuran bahasa di lingkungan sekolah, baik dalam bentuk ujaran maupun tulisan. Selain itu kesalahan berbahasa lainnya adalah kesalahan ejaan, diantaranya penggunaan tanda baca titik dan koma, pemakaian kata, tulisan pada kata, dan pemakaian huruf capital. Menulis dipelajari siswa dilingkungan sekolah sejak pendidikan dasar. Memberdayakan kebiasaan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa perlu ditumbuhkembangkan. Menulis adalah jenis keterampilan berbahasa secara tertulis yang dipergunakan untuk berkomunikasi. Menulis merupakan kegiatan yang kreatif dan ekspresif. Menulis, menurut Jakob Sumarjo dalam Catatan Kecil Menulis Cerpen (dalam Komaidi, 2011: 5) merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan. Nurudin (2010: 4) mengemukakan menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Hal senada dikemukakan oleh Akhadiah (2002: 2) menulis merupakan kegiatan mengekspresikan gagasan secara sistematik dan terstruktur. Meurut Tarigan

(dalam Kusmayadi, 2011: 2) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan seorang penulis menuangkan tentang apa yang berada di benak pikirannya. Misalnya mencurahkan tentang rasa cintanya, rasa bencinya, rasa sukanya, rasa kekagumannya, emosi, luapan amarahnya, rasa sedihnya, bahkan tentang pengalaman sedih dan senang yang pernah dialami dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan suatu proses berfikir dan merenungkan pikiran secara ekspresif dalam bentuk wacana karangan Dalam konteks tulisan, kesalahan berbahasa diakibatkan karena ketidaktelitian penulis dalam memilih kata-kata yang tepat dan sering mengabaikannya pentingnya penggunaan tanda baca ejaan dalam penulisan. Selain itu kesalahan berbahasa pada ejaan kurang diperhatikan, padahal penggunaan ejaan sangat penting dalam penulisan. Kesalahan tersebut dapat dilihat dari bentuk tulisan siswa yang berupa penulisan pengalaman pribadi. Tulisan pengalaman pribadi termasuk jenis karangan narasi. Karangan adalah hasil karya tulisan yang dibuat seseorang, dan hasil karangan tersebut berasal dari pengalamannya atau berasal dari pengalaman orang lain, atau bisa berasal dari proses pemikiran atau ide-ide dan gagasan dari si penulis yang ingin disampaikan kepada si pembaca. Jenis karangan dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu: a) karangan

deskripsi. b) karangan narasi. c) karangan eksposisi. d) karangan argumentasi. e) karangan persuasi. Finoza (dalam Nurudin, 2010: 60) deskripsi adalah karangan yang bentuk tulisannya bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Dalam menulis deskripsi penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan yang sebenarnya dengan interprestasinya sendiri. Secara umum definisi deskripsi adalah bentuk tulisan yang dipaparkan dengan kata-kata secara terperinci, dan dilukiskan secara jelas penggambarannya dengan melibatkan kesan indera, sehingga membuat pembaca merasakan atau mengalami sendiri. Narasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu (Nurudin, 2010: 71-72). Narasi dikelompokkan menjadi dua yaitu narasi eksporitoris (fakta) dan narasi sugestif (narasi berplot). Narasi fakta dapat berupa biografi, otobiografi, atau kisah perjalanan, sedangkan narasi fiksi dapat berupa dongeng, cerpen, cerbung, dan novel (Nurudin, 2010: 72-78). Secara umum bentuk narasi dapat berupa fakta ataupun fiksi. Narasi fakta meliputi kissh pengalaman, kisah perampokan, dan tentang pembunuhan. Narasi fiksi meliputi cergam, novel, dan dongeng. Narasi merupakan cerita imajinatif. Jadi narasi adalah karangan yang ditulis berdasarkan rekaan peristiwa dalam satu urutan waktu.

Eksposisi adalah bentuk karangan yang berusaha menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan definisi, menerangkan, menjelaskan, menafsirkan gagasan, menerangkan bagan atau tabel, atau mengulas sesuatu (Nurudin, 2010: 67-68). Umumnya eksposisi berusaha menguraikan atau menjelaskan tentang informasi kepada pembaca. Jadi eksposisi adalah uraian atau penjelasan tentang suatu topik yang berisi prosedur-prosedur untuk memberi atau menerangkan informasi kepada para pembaca. Argumentasi adalah bentuk karangan yang biasanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendirian dirinya. Bisa juga untuk membujuk pembaca agar pendapat penulis dapat diterima (Nurudin, 2010: 78-79). Artinya, karangan argumentasi bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat, ide, gagasan, pikiran, opini, dan pendirian dirinya. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya oleh dari pembaca. Karangan argumentasi dikembangkan dengan penjelasan, data, dan fakta-fakta yang tepat sebagai penunjang opini. Keraf (dalam Nurudin, 2010: 82-83) mengemukakan bahwa persuasif adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Secara sederhana karangan persuasif merupakan karangan yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar para pembaca mengikuti kehendak penulis. Dalam persuasi pengarang mengharapkan para pembaca menghendaki ajakan yang ditulis dan dianjurkan dalam karangannya.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk karangan siswa bermacam-macam. Menulis atau mengarang merupakan salah satu materi yang harus dipelajari di sekolah. Dengan menulis siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan keterampilan menulis sesuai dengan minatnya. Menurut Depdiknas (2008: 5) Pengalaman pribadi dapat diartikan segala sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang dan itu merupakan suatu hal yang sangat mengesankan serta tidak terlupakan. Pengalaman merupakan hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Pengalaman berasal dari pengalam-an. kejadian atau hal yang pernah terjadi. Pribadi merupakan diri manusia sebagai perorangan atau diri sendiri. Jadi pengalaman pribadi meerupakan suatu kejadian atau hal yang pernah terjadi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahasa dalam penulisan pengalaman pribadi itu adalah bahasa yang dilahirkan secara tertulis. Adapun alasan penulis mengambil judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas X A SMK Batik 2 Surakarta adalah sebagai berikut: a. Masih banyak terdapat kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh para siswa menengah atas dalam penulisan pengalaman pribadi terutama di SMK Batik 2 Surakarta. b. Sejauh mana minat siswa kelas X A SMK Batik 2 Surakarta dalam mengembangkan kreatifitas menulis siswa.

c. Sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian sebelumnya mengenai kesalahan berbahasa pada penulisan pengalaman pribadi terutama di SMK Batik 2 Surakarta. d. SMK Batik 2 berada di lingkungan kota penulis sehingga penulisan skripsi ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang maksimal. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat terfokus sesuai dengan apa yang diinginkan diperlukan pembatasan penelitian. Agar penelitian tidak terlalu luas ruang lingkup dan kajiaannya, maka perlu dibatasi. Dengan Pembatasan masalah ini, penelitian dapat terfokus dan mengarah dalam permasalahan yang diteliti. Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi: a. Yang dianalisis dibatasi yaitu kesalahan berbahasa pada penulisaan pengalaman pribadi siswa SMK Batik 2 Surakarta. Kesalahan berbahasa tersebut diantaranya kesalahan bidang fonologi ortografis, kesalahan bidang morfologi, dan kesalahan bidang sintaksis. b. Bentuk tulisan yang diteliti yaitu teks tulisan pengalaman pribadi yang dibuat oleh siswa SMK Batik 2 Surakarta. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut. a. Bagaimana gambaran bentuk kesalahan berbahasa pada penulisan pengalaman pribadi siswa kelas X A SMK Batik 2 Surakarta.

b. Apa sajakah kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa kelas X A SMK Batik 2 Surakarta. D. Tujuan Penelitian Setiap penelitian harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mendapatkan gambaran dan menjelaskan: a. Penulis ingin memperoleh gambaran mengenai bentuk kesalahan berbahasa yang terdapat pada penulisan pengalaman pribadi kelas X A SMK Batik 2 Surakarta. b. Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh para siswa kelas X A SMK Batik 2 Surakarta setelah mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan-kesalahan tersebut. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan dan mendukung teori yang sudah ada khususnya teori tentang kesalahan berbahasa dalam penulisan pengalaman pribadi. b. Menambah wawasan dalam pengembangan keilmuan terutama dalam bidang bahasa dan pengajarannya 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan gambaran tentang pembenaran dalam kesalahan berbahasa sehinggan guru pengajar Bahasa Indonesia

dapat memenafaatkannya dalam memilih dan menentukan bahan pembelajaran penggunaan EYD terutama di SMK. b. Bagi siswa secara praktis, mendorong siswa agar lebih giat dan menjadikan siswa terampil dalam menulis atau berkarya. c. Bagi sekolah, penelitian ini digunakan sebagai alat pengukur potensi siswa serta memperbaiki kesalahan dalam proses pembelajaran terutama dalam keterampilan menulis siswa. d. Bagi peneliti, mengembangkan wawasan siswa agar tertarik untuk kreatif dalam keterampilan berbahasa terutama menulis. F. Sistematika Skripsi Untuk memudahkan pembahasa, skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Dalam bab I akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika skripsi. Selanjutnya dalam bab II dicantumkan landasan teori yang meliputi menguraikan konsep-konsep yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian dan pendukung yang berkaitan berkaitan dengan permasalahan, yaitu: pengertian analisis kesalahan berbahasa, pengertian menulis, dan pengertian pengalaman pribadi.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini. Hasil penelitian sebagai jawaban atas pemecahan masalah disajikan pada bab IV. Bab V berisi kesimpulan. Simpulan merupakan jawaban atas permasalahan yang disajikan dalam bab I. Bagian akhir dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran yang mendukung penelitian.