BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian atau asesmen dalam pembelajaran memiliki kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PENERAPAN LEARNING LOG UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI ECHINODERMATA

BAB I PENDAHULUAN. pada pengajaran dan pembelajaran saja, tetapi juga termasuk aspek-aspek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Yuni Astuti (1), Ana Ratna Wulan (2) dan Didik Priyandoko (3) (1) Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

2014 PENERAPAN ASESMEN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN RESPIRASI SERANGGA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN CALON GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RUBRIK ANALITIS PADA ASESMEN KINERJA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizma Yuansih, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. O X O Pretes Perlakuan Postes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rezki Prima Putri, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aa Juhanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riskan Qadar, 2015

HAND OUT PERKULIAHAN PROGRAM S1. Nama Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB).

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SILABUS EVALUASI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER (IK 501)

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. maju, meningkatkan diri, punya motivasi, dan jiwa pencari pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

S P M SATUAN PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG)

1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasna Nuraeni, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Rakhmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pribadi bangsa yang berkualitas. Salah satu yang mempengaruhi

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari berbagai bidang. Pendidikan menjadi sebuah tujuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (Sains) merupakan salah satu konsep yang ditawarkan di

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KOMPETENSI PENDIDIK DALAM BIDANG PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMA PADA PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran

SEMINAR PENDIDIKAN FISIKA ( FI 590, 3 sks )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN ASESMEN BAGI CALON GURU KIMIA DALAM PEMBELAJARAN. Abstrak

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN ENZIM

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN MICROTEACHING FE UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Penilaian merupakan salah satu tahapan dalam keterlaksanaan standar proses

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Guru, menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Seperti yang tercantum dalam PP tersebut, salah satu tugas guru adalah menilai dan mengevaluasi kemampuan peserta didik. Kegiatan menilai dan mengevaluasi tidak dapat dianggap sederhana karena membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat mengungkap kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Kemampuan yang diungkap tidak hanya terkait dengan hasil belajar, tetapi juga pada saat terjadinya proses pembelajaran tersebut. Namun, sangat disayangkan beberapa penelitian mengungkap tentang masih lemahnya kompetensi guru dalam menilai kemampuan peserta didik. Mindarwati (2010: 84) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menjadi kendala guru dalam membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis kerja ilmiah terkait dengan kegiatan evaluasi yang harus bernuansa kerja ilmiah dan mencerminkan adanya keterampilan proses. RPP merupakan rancangan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru. Dalam penyusunan RPP, guru perlu menentukan teknik penilaian yang sesuai dengan target penilaiannya sehingga penilaian tidak akan salah sasaran. Yuniarti (2010: 45) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan dalam hal kemampuan guru merencanakan pembelajaran, yaitu kemampuan mengidentifikasi standar isi, merumuskan langkah-langkah pembelajaran, dan menyusun kriteria penilaian. Temuan-temuan tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membekali calon guru dengan kompetensi yang memadai. Menurut National Research Council/NRC (1996) dikutip oleh Jalmo (2010: 5), pengembangan profesi guru harus berlangsung secara 1

2 berkelanjutan dan sepanjang hayat, paling tidak sejak mahasiswa (calon guru) hingga akhir karir profesinya. Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) merupakan institusi yang mencetak calon-calon guru profesional. Peran LPTK menjadi sangat penting dalam membekali calon guru dengan berbagai kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang guru yang mumpuni. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar (EPHB) merupakan salah satu mata kuliah yang dapat membekali calon guru dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menilai dan mengevaluasi kemampuan peserta didik. EPHB digolongkan ke dalam Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) dengan bobot 2 sks yang dapat dikontrak oleh mahasiswa pada semester V. Materi yang tercantum dalam mata kuliah ini mencakup konsep asesmen dan implementasinya untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Kompetensi calon guru dalam kegiatan menilai dan mengevaluasi kemampuan peserta didik masih kurang memuaskan. Pernyataan tersebut didasari pada temuan di lapangan yang terungkap dalam hasil studi pendahuluan. Studi tersebut melibatkan mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Pembinaan Kompetensi Mengajar (PKM) di salah satu LPTK di Jakarta pada tahun akademik 2012/2013. Dalam mata kuliah tersebut, mahasiswa dituntut untuk mengaplikasikan seluruh pengetahuannya, baik konten maupun pedagogik, dalam merancang pembelajaran dalam bentuk RPP yang akan digunakan untuk melakukan pengajaran kelas kecil (microteaching). Hasil studi menyebutkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menyusun sistem penilaian yang terkait proses belajar dikategorikan cukup. Umumnya mahasiswa mencantumkan penilaian tradisional (paper & pencil test) untuk menilai hasil belajar peserta didik, sementara proses belajarnya menjadi terabaikan. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa bekal yang diperoleh mahasiswa pada mata kuliah Asesmen Pembelajaran Biologi, sekarang beralih nama menjadi Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, belum cukup memadai sehingga perlu dilakukan penyempurnaan pada silabusnya. Hasil analisis silabus mata kuliah Asesmen Pembelajaran Biologi yang selama ini digunakan di LPTK tersebut memperkuat temuan pada hasil studi

3 pendahuluan. Mahasiswa dibekali dengan konsep asesmen tradisional (paper & pencil test) dan beberapa asesmen alternatif, namun pengembangan instrumen yang dilakukan lebih menekankan pada asesmen tradisional. Tugas pengembangan instrumen yang diberikan kepada mahasiswa tidak bersifat nyata (real world situation) dan mahasiswa tidak memperoleh umpan balik (feedback) terhadap tugas yang telah diselesaikannya. Dengan demikian, mahasiswa calon guru perlu diberikan bekal tambahan dengan adanya pengembangan instrumen penilaian alternatif pada situasi nyata untuk menilai proses belajar peserta didik. Penilaian alternatif (alternative assessment) dianggap sebagai upaya untuk mengintegrasikan kegiatan pengukuran hasil belajar dengan keseluruhan proses pembelajaran, bahkan penilaian itu sendiri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran karena dapat melengkapi kelemahan dari asesmen tradisional. Salah satu metode penilaian alternatif adalah penilaian kinerja (performance assessment). Russell and Airasian (2006: 201) mendefinisikan bahwa performance assessment adalah penilaian yang mampu membuat peserta didik memberikan suatu jawaban atau suatu hasil dengan mendemonstrasikan atau mempertunjukkan pengetahuan dan keterampilan atau kinerjanya. Sebagai assessment for learning, performance assessment memerlukan umpan balik (feedback) untuk menentukan kualitas kinerja, baik mahasiswa maupun peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Haka (2013: 121) mengungkapkan kelebihan performance assessment yang dapat meningkatkan kemampuan habits of mind dan penguasaan konsep Biologi peserta didik pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf untuk jenjang Madrasah Aliyah (MA). Penilaian kinerja personal dan kelompok yang diteliti oleh Duda (2010: 129) juga dapat meningkatkan kinerja peserta didik. Peningkatan tersebut disebabkan adanya penilaian kinerja selama proses pembelajaran Biologi sehingga berdampak pada peningkatan sikap ilmiah dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Banyaknya kelebihan performance assessment yang ditawarkan dapat dijadikan alasan yang tepat bagi guru atau calon guru Biologi untuk memahami prosedur dan teknik penilaian ini untuk menilai proses pembelajaran di sekolah.

4 Kurikulum 2013 memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan peserta didik sehingga memungkinkan guru untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik secara nyata. Penilaian mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan/atau afektif sesuai dengan karakteristik suatu mata pelajaran. Penilaian dalam kurikulum 2013 sesuai dengan hakikat sains yang mencakup proses, produk, dan sikap. Biologi sebagai sains, mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan sebagai ciri khas atau karakteristiknya. Penilaian dalam Biologi meliputi penilaian terhadap kerja ilmiah peserta didik melalui kegiatan praktikum. Salah satu metode penilaian yang sesuai untuk menilai kinerja peserta didik dalam kegiatan praktikum adalah performance assessment. Pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan untuk menyusun perangkat penilaian kinerja (performance assessment) bukan perkara mudah, calon guru memerlukan adanya kegiatan pengembangan yang dikemas secara apik dalam situasi nyata di lingkungan sekolah sebagai sumber belajar alternatif. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan perangkat performance assessment yang sesuai dengan target penilaian. Penguasaan konsep mahasiswa tentang konten Biologi pun merupakan kemampuan yang diperlukan dalam mengembangkan task dan rubrik. Seperti saran yang disampaikan oleh Wulan (2007:164) bahwa perkuliahan di LPTK hendaknya difokuskan untuk pembekalan tahap pertama yaitu membekali calon guru dengan kemampuan kerja ilmiah, kemampuan performance assessment, dan kemampuan dalam konten Biologi karena tahap tersebut merupakan tahap paling penting dalam meletakkan landasan kemampuan kerja ilmiah, kemampuan performance assessment, dan kemampuan dalam konten Biologi. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti berminat untuk menyelidiki pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam melakukan performance assessment melalui pemberian feedback, sebagai salah satu bekal untuk menjadi guru profesional.

5 B. Identifikasi Masalah Penelitian Permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan kemampuan calon guru dalam melakukan performance assessment dinilai terlalu luas sehingga ruang lingkup masalah yang diteliti perlu dibatasi pada hal-hal sebagai berikut. 1. Kegiatan pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam melakukan performance assessment meliputi pemberian tugas secara simultan, kegiatan presentasi, dan uji coba ke sekolah. Pemberian tugas disertai dengan pemberian umpan balik (feedback) terhadap kinerja mahasiswa, baik secara tertulis maupun lisan. Pemberian feedback tersebut didasarkan pada hasil uji coba di sekolah atau berdasarkan teori dari buku teks. Feedback diberikan oleh dosen, guru, teman sebaya, atau respon peserta didik di sekolah. 2. Kompetensi calon guru Biologi Kompetensi calon guru Biologi meliputi penguasaan konsep performance assessment, penguasaan konten Biologi, dan kemampuan mengembangkan task dan rubrik. Penguasaan konsep performance assessment yang diukur meliputi kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan pilihan ganda mengenai konsep performance assessment yang terintegrasi dengan konsep Biologi. Soal tersebut disusun berdasarkan kerangka Taksonomi Bloom revisi, mencakup dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Penguasaan konten Biologi yang diukur meliputi kemampuan mahasiswa dalam mengintegrasikan konsep Biologi, proses dan prosedur kerja ilmiah, dan prosedur keselamatan kerja dalam penyusunan task dan rubrik selama kegiatan pengembangan performance assessment. Kemampuan mengembangkan task dan rubrik yang diukur mencakup kinerja mahasiswa dalam penyusunan task dan rubrik serta revisi yang dilakukan selama kegiatan pengembangan performance assessment. Task dan rubrik yang disusun oleh mahasiswa, digunakan untuk menilai kinerja peserta didik pada kegiatan pembelajaran Biologi di SMA atau sederajat. Kinerja

6 mahasiswa diukur selama kegiatan pengembangan performance assessment pada setiap aspek penilaian terhadap task dan rubrik. 3. Matakuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar dipilih sebagai wadah penelitian ini karena merupakan matakuliah yang memuat konsep-konsep dan pengembangan instrumen penilaian. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam melakukan performance assessment melalui pemberian feedback pada perkuliahan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar (EPHB)? Bertolak dari rumusan masalah tersebut, terdapat sejumlah pertanyaan penelitian yang akan diungkap berkaitan dengan pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam menilai kinerja peserta didik sebagai berikut. 1. Bagaimana luaran (output) mata kuliah Pembinaan Kompetensi Mengajar (PKM) dalam menyusun performance assessment Biologi? 2. Bagaimana pengaruh kegiatan pengembangan performance assessment melalui pemberian feedback terhadap penguasaan konsep performance assessment dan konten Biologi mahasiswa calon guru Biologi? 3. Bagaimana kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam mengembangkan perangkat performance assessment melalui pemberian feedback? 4. Bagaimana pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi untuk setiap aspek penilaian pada task dan rubrik? 5. Bagaimana tanggapan mahasiswa calon guru Biologi terhadap kegiatan pengembangan performance assessment melalui pemberian feedback? 6. Kendala apa saja yang ditemui mahasiswa calon guru Biologi dalam menyusun, mengembangkan dan melaksanakan performance assessment?

7 D. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam melakukan performance assessment melalui pemberian feedback pada perkuliahan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar (EPHB). Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam beberapa tujuan khusus sebagai berikut. 1. Memperoleh gambaran tentang luaran (output) mata kuliah Pembinaan Kompetensi Mengajar (PKM) dalam menyusun performance assessment Biologi; 2. Mengungkap penguasaan konsep performance assessment dan konten Biologi sesudah mengikuti kegiatan pengembangan performance assessment melalui pemberian feedback. 3. Menganalisis pengaruh kegiatan pengembangan performance assessment melalui pemberian feedback terhadap kemampuan mahasiswa calon guru Biologi dalam melakukan performance assessment; 4. Mengidentifikasi kecenderungan pengembangan kemampuan mahasiswa calon guru Biologi untuk setiap aspek penilaian pada task dan rubrik; 5. Memperoleh informasi mengenai tanggapan mahasiswa calon guru Biologi terhadap kegiatan pengembangan performance assessment melalui pemberian feedback; dan 6. Mengidentifikasi kendala-kendala yang ditemui dalam menyusun, mengembangkan, dan melaksanakan performance assessment. E. Manfaat Penelitian Studi ini diharapkan memberi manfaat, baik secara teoritik maupun praktis, dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru dalam melakukan performance assessment. Berikut manfaat hasil penelitian yang dijabarkan secara lebih rinci. 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa calon guru Biologi dalam mengembangkan asesmen pembelajaran Biologi, khususnya performance assessment.

8 2. Uji coba perangkat penilaian yang dilakukan oleh mahasiswa, dapat menambah wawasan guru dalam menyusun instrumen untuk menilai proses dan produk dari kinerja peserta didik. 3. Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan kepada sekolah dalam upaya perbaikan penilaian kinerja peserta didik secara menyeluruh sehingga dapat mengungkap kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. 4. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar untuk mengemas cara pembekalan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dengan adanya pelaksanaan uji coba ke sekolah. 5. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi peneliti lain untuk mengembangkan performance assessment atau metode penilaian alternatif lain untuk membuka area penelitian baru yang jarang tersentuh dalam dunia pendidikan.