BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan pra sekolah yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, kemampuan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Usia taman kanakkanak merupakan usia keemasan bagi anak, pada usia 0-6 tahun anak mengalami masa peka untuk menerima suatu rangsangan/stimulus. Kurikulum atau program kegiatan belajar yang dikembangkan disusun berdasarkan karakteristik anak dan cara belajar anak. Dalam penyempurnaan kurikulum yang telah mengacu pada UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak siap dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Kepmendikbud Nomor: 0486/U/1992, Bab II Pasal 3 Ayat (1) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini yang bertujuan membantu meletakkan serta daya cipta untuk pertumbuhan serta perkembangan anak didik selanjutnya. 1
2 Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentang perkembangan anak, maka orang semakin menyadari pentingnya memberi stimulus sejak dini pada anak-anak. Kemampuan yang harus dikembangkan antaran lain perkembangan kemampuan berbahasa. Pengembangan berbahasa banyak macamnya, misalnya: kemampuan berbahasa anak dalam bercerita, kemampuan berbahasa anak dalam membaca, kemampuan berbahasa anak dalam menerima bahasa atau mendengarkan cerita. Dalam hal ini penulis akan mengembangkan kemampuan berbahasa anak dalam bercerita. Salah satu aspek yang dikembangkan dalam pendidikan taman kanak-kanan adalah bahasa. Dengan bahasa anak dapat mengungkapkan pemikirannya tentang sesuatu hal kepada orang lain, demikian perkembangan bahasa anak, walaupun perkembangan bahasa anak satu dan yang lain tidak sama, manusia tidak bisa lepas dari bahasa. Dengan bahasa manusia bisa bergaul dan berkomunikasi antar sesama. Mengingat bahasa itu merupakan sistem lambang maka manusia dapat berpikir dengan berbicara tentang sesuatu yang abstrak dan yang kongkrit. Misalnya, seseorang tidak tahu menghadirkan binatang gajah untuk memberitahukan kepada penduduk bahwa ada gajar yang akan masuk ke daerah mereka. Lambang-lambang tersebut semata-mata terbentuk berdasarkan perjanjian masyarakat pemakai bahasa (Suhartono, 2005: 7-8). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelompok A, dapat diketahui bahwa kondisi awal kemampuan berbahasa anak di TK Pertiwi Malangjiwan masih rendah. Hal ini dapat
3 diketahui pada saat guru mengadakan kegiatan bercakap-cakap hanya 4 anak atau 33% dari 12 anak kelompok A yang berani menjawab, sedangkan 8 anak atau 67% hanya diam saja ketika ditanya maupun diajak bicara guru. Beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kemampuan berbahasa anak adalah: a) Kemampuan anak dalam mendengarkan dan menceritakan kembali isi cerita, b) Kemampuan anak dalam bercerita dan menggunakan kata ganti aku, kami atau mereka, c) Kemampuan anak dalam bercerita mengenai gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri dengan bahasa yang sederhana. Rendahnya kemampuan bahasa anak tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu pendekatan pembelajaran yang kurang menarik, pemilihan bahan ajar yang kurang tepat, komunikasi yang kurang variatif dalam pembelajaran sehingga cenderung membosankan dan kurang menyenangkan bagi anak. Permasalahan-permasalahan di lapangan tersebut perlu dicarikan solusi untuk memperbaikinya. Penulis berusaha mencoba berbagai strategi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak kelompok A di TK Pertiwi Malangjiwan, mengingat pembelajaran di Taman Kanak-Kanak harus menyenangkan dan sesuai tingkat perkembangan anak serta menggunakan media yang menarik, maka pembelajaran dibuat dan dirancang sedemikian rupa sehingga anak tertarik untuk mengikuti pembelajaran bidang bahasa. Bercerita atau dongeng merupakan media belajar yang sangat baik untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Dongeng yang diceritakan dengan baik dapat memberikan inspirasi suatu tindakan, membantu
4 memperluas wawasan dan mengembangkan daya imajinasi anak. Dengan mendengarkan suatu cerita atau dongeng akan membantu anak untuk memahami dunia mereka, dan memberikan pengetahuan pada anak bagaimana cara berhubungan dengan masyarakat luas yang berada di sekitar mereka. Maka secara tidak langsung mendongeng atau bercerita merupakan salah satu metode yang bisa membuat anak-anak mengerti hal-hal baik dan hal-hal buruk (Kartono, 1985) Bercerita merupakan salah satu pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran dalam pembelajaran bahasa di Taman Kanak-Kanak, siswa akan memiliki bahan yang lebih banyak untuk dapat bercerita atau menceritakan kembali. Melalui bercerita anak-anak akan lebih bersemangat mengikuti pembelajaran bahasa dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak terutama di Taman Kanak-Kanak. Alasan dipilihnya metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak adalah: a) Anak-anak menyukai sesuatu yang berhubungan dengan cerita gambar, b) Gambar cerita yang digunakan sangat menarik karena memiliki beraneka ragam atau macam gambar sehingga membuat anak tertarik dan tidak cepat bosan, c) Guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien, d) Melalui bercerita suasana kelas menjadi lebih kondusif. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang kemampuan berbahasa dengan judul Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bercerita Kembali dengan
5 Menggunakan Media Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok A TK Pertiwi Malangjiwan Kebonarum Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dan menambah kejelasan dalam penelitian ini maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini permasalahan akan dibatasi sebagai berikut: 1. Kemampuan berbahasa dalam menerima bahasa dan mengungkapkan bahasa anak kelompok A TK Pertiwi Malangjiwan melalui metode bercerita. 2. Metode bercerita menggunakan media gambar seri. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah melalui metode bercerita kembali dengan menggunakan media gambar seri dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak didik kelompok A di TK Pertiwi Malangjiwan Kebonarum Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Khusus Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak kelompok A TK Pertiwi Malangjiwan Kebonarum Tahun Pelajaran 2013/2014.
6 2. Tujuan Umum a. Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa b. Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bercerita c. Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Anak a. Anak mendapatkan arti pentingnya berkomunikasi dengan teman b. Anak mendapatkan pengalaman baru tentang cara meningkatkan kemampuan berbahasa melalui metode bercerita 2. Bagi Guru a. Untuk meningkatkan profesionalisme kerja b. Meningkatkan pengalaman baru dalam proses pembelajaran sehingga dapat memilih dan menerapkan metode yang disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa. 3. Bagi Sekolah a. Meningkatkan mutu sekolah dengan dimilikinya guru dan siswa yang mau mengadakan inovasi dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi. b. Mendapatkan jumlah murid baru yang banyak.