Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: SPESIES BURUNG PREDATOR SERANGGA DI KAWASAN KOPELMA DARUSSALAM

dokumen-dokumen yang mirip
II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh:

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan

SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA PERKEBUNAN KOPI DI KECAMATAN BENER KELIPAH KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Burung Kakaktua. Kakatua

Flona. 114 intisari-online.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2012, di Kampus. Universitas Lampung (Unila) Bandar Lampung (Gambar 3).

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

I. PENDAHULUAN. Universitas Lampung (Unila) yang dikenal dengan sebutan Kampus Hijau (Green

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

EKSPLORASI JENIS BURUNG DI WANA WISATA GRAPE SEBAGAI BAHAN AJAR TAKSONOMI VERTEBRATA BERBASIS GREEN LEARNING METHOD (GeLeM)

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Habitat 2.2 Komunitas Burung

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 17.1 TAHUN 2015

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

PEMANFAATAN BERBAGAI TIPE HABITAT OLEH CUCAK KUTILANG (Pycnonotus aurigaster Vieillot) DI KEBUN RAYA BOGOR

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Fokus Lahan Basah Eksploitasi Satwa Liar di Perairan Hulu Mahakam 3. Konservasi Lahan Basah Potensi Ekowisata Mangrove Pesisir Sawah Luhur 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELESTARIAN BURUNG HANTU (TYTO ALBA)

BAB V PEMBAHASAN HASIL INTEGRASI SAINS. herba yaitu : Talas, singkong,, kangkung, patikan kebo, pandan, rimbang

Lampiran 1. A. Deskripsi Keanekaragaman Spesies Burung

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS

Ilmu Pengetahuan Alam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

ABSTRAK. Kata kunci : kuntul kecil, pulau serangan, aktivitas harian, habitat, Bali

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

METODE PENELITIAN. Penelitian keberadaan rangkong ini dilaksanakan di Gunung Betung Taman Hutan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Struktur Pekarangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. (1) secara ilmiah nama spesies dan sub-spesies yang dikenali yang disahkan

Disusun oleh Malang Eyes Lapwing, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

Kata kunci : Burung, Pulau Serangan, habitat

KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA

BANGKA BOTANICAL GARDEN SEBUAH KEBERHASILAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan salah satu di antara lima kelas hewan bertulang belakang,

TINJAUAN PUSTAKA. puyuh memiliki karakter yang unik sehingga menyebabkan dapat diadu satu

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

INVENTARISASI JENIS BURUNG DI HUTAN KOTA SMA NEGERI 10 SAMARINDA. Oleh: NURFADIELLAH ASKARI NIM:

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Satwa burung (avifauna) merupakan salah satu satwa yang mudah. jenis memiliki nilai keindahan tersendiri. Burung memerlukan syarat

BAB III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

Lutung. (Trachypithecus auratus cristatus)

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: 978-602-18962-5-9 SPESIES BURUNG PREDATOR SERANGGA DI KAWASAN KOPELMA DARUSSALAM Samsul Kamal Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry. Email: kamalsamsul@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang Spesies Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma Darussalam telah dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies burung predator serangga yang terdapat di kawasan Kopelma Darussalam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksploratif dengan cara melakukan observasi langsung pada lokasi dan objek pengamatan. Pengumpulan data menggunakan kombinasi metode Titik Hitung dengan metode Line Transect. Hasil penelitian diketahui bahwa di kawasan Kopelma Darussalam terdapat 17 spesies burung predator, yang tergolong dalam 13 familia, dari 17 spesies burung predator serangga yang terdapat di kawasan Kopelma Darussalam terdapat 2 jenis burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Kata Kunci: Spesies burung, predator, kawasan Kopelma Darussalam PENDAHULUAN urung merupakan salah satu satwa yang mudah ditemukan pada setiap tipe habitat. Burung mempunyai peran penting dalam ekosistem dan merupakan salah satu kekayaan satwa yang hidup di Indonesia. Burung memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Masing-masing spesiesnya memiliki nilai keindahan tersendiri untuk keberlangsungan hidupnya (Wisnubudi, 2009). Indonesia memiliki 1.594 spesies dari 10.000 spesies burung di dunia, bahkan 122 spesies diantaranya termasuk kedalam spesies burung yang terancam punah. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga di dunia yang memiliki keanekaragaman burung paling tinggi setelah Columbia dan Brazil (Purwati, 2011). Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur an surat An-Nahl ayat 79 menyebutkan tentang keanekaragaman burung adalah sebagai berikut: Artinya: Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas, tidak ada yang menahannya selain dari pada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Annahl: 79) (Thalbah, 2008). Ayat di atas menjelaskan tentang keberadaan burung yang merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah swt dengan ciri-ciri yang khas seperti memiliki kemampuan untuk terbang, suara yang merdu, serta warna bulu yang menarik dan indah. Burung memberi berbagai manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, diantaranya, berperan sebagai polinator (perantara dalam pen yerbukan) dan dapat juga berperan sebagai pemencaran biji-biji tumbuhan yang menghasilkan tumbuhan baru. Kehadiran suatu spesies burung tertentu, pada umumnya disesuaikan dengan kesukaannya terhadap habitat tertentu. Secara umum, habitat burung dapat dibedakan atas 147

Spesies Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma... 148 habitat hutan lebat, semak, rerumputan dan hutan mangrove di kawasan pesisir. (Rusmendro, 2009). Banyaknya jenis burung yang mendiami suatu tempat sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim yang baik, keanekaragaman jenis tumbuhtumbuhan dan kondisi habitat yang baik. Peranan habitat bagi burung dan hewan bukan hanya sebagai tempat tinggal semata, akan tetapi habitat harus dapat menyediakan sumber makanan, air, garam-garam mineral yang cukup, menjadi tempat istirahat dan berkembang biak. Burung memiliki peranan yang sangat penting pada suatu habitat, diantaranya burung sangat berperan dalam mengontrol terjadinya ledakan populasi serangga. Burung merupakan salah satu predator utama yang dapat megontrol ledakan populasi serangga. Peran tersebut dapat dilakukan oleh burung predator serangga, yang memanfaatkan serangga di habitatnya sebagai makanannya. Kehadiran spesies burung predator serangga pada suatu ekosistem dapat memberi informasi yang penting tentang kondisi keseimbangan ekosistem tersebut. Hilangnya spesies burung predator serangga dari suatu habitat akan mendorong terjadinya ledakan spesies-spesies serangga tertentu pada habitat tersebut. Banyak ahli menduga ledakan populasi serangga dikarenakan putusnya rantai makanan, dimana predator predator serangga tersebut diburu secara berlebihan. Misalnya saja burung berkicau. Keberadaannya terus diburu untuk kepentingan manusia, sehingga populasi serangga meledak tanpa ada yang megontrol. Kopelma Darussalam adalah sebuah gampong yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Gampong Kopelma Darussalam ini terdapat dua perguruan tinggi yang merupakan kebanggaan masyarakat Aceh, yaitu Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry. Kampus Universitas Syiah Kuala memiliki luas 132,43 ha (A nonymous, 1996) sedangkan kampus UIN Ar-Raniry memiliki luas 32,2 ha (Anonymous, 1999). Kawasan Kopelma Darussalam banyak terdapat tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok tumbuhan semak, perdu dan pohon yang sangat baik sebagai tempat bersarang, berlindung dan tempat mencari makan berbagai spesies burung. Selain memiliki vegetasi yang beragam, kawasan Kopelma Darussalam juga dikelilingi oleh lahan perkebunan, lahan persawahan, serta sungai yang terdapat di sebelah barat kawasan Kopelma Darussalam menjadikan kawasan tersebut sebagai habitat yang sangat cocok untuk berbagai jenis burung. Hasil observasi awal, pada kawasan Kopelma Darussalam, banyak ditemukan berbagai jenis burung baik yang tinggal menetap ataupun burung-burung pendatang. Selain burung, kawasan Kopelma Darussalam juga merupakan habitat yang sangat cocok untuk berbagai spesies serangga. Berdasarkan studi referensi, informasi tentang jenis burung predator serangga di kawasan Kopelma Darussalam masih sangat minim. Data jenis burung predator serangga tersebut sangat penting, baik sebagai sumber data base keanekaragaman hayati, khususnya spesies burung predator serangga di kawasan Kopelma Darussalam maupun sebagai media dan referennsi untuk proses pembelajaran pada sekolah dan perguruan tinggi yang terdapat di kawasan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang Jenis Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma Darussalam. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan kopelma Darussalam. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada Mei dan Juni 2014 2014. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan untuk pengamatan burung serta peralatan dokumenter kegiatan pada saat penelitian. Alat dan bahan

149 Samsul Kamal yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian Jenis Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma Darussalam No Alat dan Bahan Fungsi 1 Teropong Binoculer Untuk mengamati objek secara langsung baik jarak dekat maupun dari jarak jauh 2 Camera Untuk mengambil gambar 3 GPS (Global Position System) 4 Alat tulis dan tabel pengamatan burung dan dokumentasi kegiatan penelitian. Untuk mengetahui koordinat posisi penelitian. Sebagai lembaran pencatatan segala data yang diperoleh di lapangan. 5 Buku panduan Sebagai panduan dalam pengamatan di lapangan. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksploratif dengan cara melakukan observasi langsung pada lokasi dan objek pengamatan. Pengumpulan data menggunakan kombinasi metode Titik Hitung dan metode Line Transect. Line Transect digunakan untuk mengamati burung pada waktu perpindahan dari satu titik hitung ke titing hitung berikutnya (Biby, 1998). Pengumpulan data dilakukan dengan cara menentukan titik hitung/titik pengamatan untuk mengamati dan mencatat spesies burung. Pada setiap titik hitung dilakukan pencatatan burung selama 20 menit, setiap jenis burung yang dapat dilihat atau didengar suaranya dicatat. Setelah 20 menit, pengamatan dilakukan pada titik hitung berikutnya dan melakukan hal yang sama, yaitu mencatat jenis dan jumlah burung yang terlihat ataupun terdengar suaranya, demikian seterusnya untuk titik hitung selanjutnya. Pengamatan dilakukan pada waktu pagi hari antara pukul 06.00-11.00 Wib dan sore hari mulai pukul 16.00 Wib sampai pukul 18.30 Wib, dimana waktu tersebut merupakan saat aktivitas burung mencari makan, sehingga peluang burung yang teramati lebih besar. Penentuan titik hitung dilakukan secara acak. Jumlah titik hitung sebanyak 12 titik, dengan jarak antara satu titik hitung dengan titik hitung berikutnya minimal 500 meter. Sketsa lokasi pengamatan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Gambar 1. Sketsa Lokasi Titik Hitung Burung Predator Serangga di Kopelma Darussalam

Spesies Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma... 150 Analisis Data Identifikasi jenis burung menggunakan buku panduan lapangan Mackinon, (1988) dan Mackinon, (1990). Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan cara mendeskripsikan spesies burung predator yang terdapat di kawasan Kopelma Darussalam. Data spesies burung predator yang terdapat di kawasan Kopelma Darussalam ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Spesies Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma Darussalam Hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa di kawasan Kopelma Darussalam terdapat 17 spesies burung yang terdiri dari 13 familia, 2 spesies diantaranya tergolong dilindungi. Famili dan spesies burung predator di kawasan Kopelma Darussalam dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 1. Tabel 1. Famili dan Spesies Burung Predator di Kopelma Darussalam No Famili Nama Ilmiah Nama Daerah Ket. 1 Alcedinidae Halcyon chloris Buurng cekakak DL 2 Apodidae Collocalia fuciphaga Burung layang-layang TL 3 Chloropseidae Aegithina tiphia Burung cipoh TL 4 Dicaeidae Dicaeum trochileum Burung cabe TL 5 Hirundinidae Delichon dasypus Burung layang-layang rumah TL Hirundo tahitica Burung layang-layang batu TL 6 Meropidae Merops viridis Burung kirik-kirik biru TL 7 Motacillidae Motacilla cinerea Burung kicuit batu TL 8 Muscicapidae Rhipidura javanica Burung kipasan DL 9 Oriolidae Oriolus chinensis Burung kepodang TL 10 Paridae Parus major Burung jelatik batu TL 11 Pycnonotidae Pycnonotus aurigaster Burung cucak kutilang TL Pycnonotus goiavier Burung merbah cerucuk TL 12 Sturnidae Acridotheres javanicus Burung jalak kerbau TL Aploinis minor Burung geri kecil TL 13 Sylviidae Orthotomus surtorius Burung cinenen TL Prinia familiaris Burung perenjak sayap garis TL Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Keterangan: DL : Burung yang Dilindungi, menurut undang-undang nomor 7 tahun 1999 TD : Burung yang Tidak Dilindungi, menurut undang-undang nomor 7 tahun 1999 Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan jenis burung predator serangga yang terdapat di kawasan Kopelma Darussalam masih dapat dikategorikan beragam. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi vegetasi dan habitat di kawasan Kopelma Darussalam masih baberanekaragam. Kondisi vegetasi yang beragam yang terdapat di pekarangan rumah dan gedung perkuliahan juga merupakan salah satu faktor pendukung kehadiran burung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Alikodra (1986) bahwa penanaman berbagai jenis tanaman buah-buahan di pekarangan dapat meransang kehadiran berbagai spesies serangga. Selain itu berbagai jenis burung akan membuat sarangnya pada tanaman pekarangan tersebut. Tumbuhan dan pekarangan bukan hanya sebagai tempat tinggal semata, akan tetapi juga menyediakan sumber makanan dan tempat berkembang biak.

151 Samsul Kamal 1. Burung Terucuk (Pycnonotus goiavier) Tubuh berukuran ± 18 cm. Tubuh bagian atas kecoklat-coklatan. Kepala tidak mempunyai jambul. Dada dan pinggul putih abu-abu. Perut dan bulu penutup ekor bagian bawah bewarna kuning belerang. Mata coklat kemerah-merahan. Pada alis terdapat condet berwarna putih. sisi bawah (bulu leher, dada dan perut) putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi, dan jambul, berwarna hitam. Tungging (di muka ekor) nampak jelas berwarna putih, serta penutup pantat berwarna jingga. Iris mata berwarna merah, paruh dan kaki hitam. Burung ini ditemukan di daerah pedesaan, pekarangan, kebun, daerah terbuka dan hutan. Hidup berpasangan atau berkelompok. Jumlah telur 2 3 butir. Makanannya buah-buahan dan serangga. 3. Burung Cenenen Biasa (Orthotomus sutorius) Gambar 2. Burung Terucuk (Pycnonotus goiavier) Burung ini ditemukan di daerah pedesaan, pekarangan, kebun, daerah terbuka dan hutan. Hidup berpasangan atau berkelompok. Jumlah telur 2 3 butir. Makanannya buah-buahan dan serangga. Tubuh berukuran 10 cm. Mahkota berwarna jingga kemerahan, kerongkongan dan perut berwarna putih abu-abu, bagian tengkuk berwarna coklat. Ekor panjang dan tegak, paruh bagian atas hitam dan paruh bagian bawah merah jambu. Kaki berwarna abu-abu berwarna merah jambu. 2. Burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster) Burung ini memiliki warna bulu tubuh bagian atas dan ekor berwarna coklat. Dada dan perut berwarna putih keabu-abuan. Sering bertengger di kabel listrik dan pohon kelapa. Burung ini dijumpai pada habitat ladang perkebunan, habitat perkarangan dan padang rumput. Gambar 4. Burung Cenenen (Orthotomus sutorius) Burung ini sering dijumpai di taman, hutan terang dan hutan sekunder. Hidup berkelompok atau soliter, mempunyai kebiasaan berkicau pada saat bergerak. Jumlah telur 2 3 butir. Makanannya kumbang, ulat kecil serangga dan telur serangga. 4. Perenjak Sayap Garis (Prinia familiaris) Gambar 3. Burung Kutilang ( Pycnonotus aurigaster) Memiliki ukuran sedang ±20 cm. Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna coklat kelabu, Burung ini memiliki bentuk tubuh kecil ramping. Panjang total tubuh dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijauzaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-

Spesies Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma... 152 abuan. Ciri khasnya sayap dengan dua garis putih, serta ekor panjang dengan ujung berwarna hitam dan putih. Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman, sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing, berwarna coklat kemerahan atau merah jambu. Burung yang ramai dan lincah, yang sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di taman, pekarangan, tepi sawah, hutan sekunder, hingga ke hutan bakau. Mencari makanan di antara semak-semak, sambil berbunyi-bunyi keras cwuit-cwuit-cwuit.. ciblek-ciblek-ciblek-ciblek..! Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau. Makanan burung ini berupa aneka serangga dan ulat. Berburu mangsa mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan. Gambar 6. Burung Jalak Kerbau ( Acridotheres javanicus) 6. Burung Geri Kecil (Aplonis minor) Tubuh berukuran ± 18 cm, paruh bewarna hitam, mata merah dan kaki hitam. Burung ini sering ditemukan di daerah tanah garapan dekat kebun, sawah dan hutan. Terbang dalam kelompok kecil sambil mengeluarkan suara. Makananya buah-buahan dan serangga. Gambar 7. Burung Geri Kecil (Aplonis minor) Gambar 5. Burung Perenjak Sayap Garis (Prinia familiaris) 5. Burung Jalak Kerbau ( Acridotheres javanicus) Berukuran sedang 25 cm. Bulu abu-abutua (hampir hitam), kecuali bercak puith pada bulu primer (terlihat mencolok sewaktun terbang), serta tunggir dan ujung ekor putih. Iris jingga, paruh dan kaki kuning. Hidup dalam kecil atau besar. Sebagian besar mencari makan di atas tanah, lapangan rumput dan sawah. Sering hinggap di atas atau didekat sapi dan kerbau, menangkap serangga yang terhalau atau justru tertarik oleh ternak tersebut. 7. Burung Cekakak (Halcyon chloris) Tubuh berkuran sedang 24 cm, bewarna biru dan putih, mahkota, sayap, punggung dan ekor biru kehijauan berkilau terang terdapat setrip hitam melewati mata. Leher putih dan tubuh bagian bawah putih bersih. Iris coklat, paruh atas abu-abu tua, paruh bawah bewarna lebih pucat, kaki abu-abu. Gambar 8. Burung Cekakak (Halcyon chloris)

153 Samsul Kamal Sering ditemukan di daerah terbuka, terutama daerah pantai, bertengger pada batu atau pohon, sangat ribut suaranya yang keras dapat didengar sepanjang hari. 8. Burung Cipoh (Aegithina tiphia) Tubuh berukuran ± 12 cm, bewarna kuning kehijau-hijauan dengan garis agak putih yang menonjol di sayap. Tubuh bagian atas bewarna hijau zaitun, sayap agak hitam dengan garis sayap bagian atas bewarna putih. Lingkaran mata bewarna kuning, tubuh bagian bawah bewarna kekuning-kuningan. Paruh dan kaki bewarna itam. Sering terlihat di pekarangan dan daerah terbuka, daerah kota, daerah pantai dan manggrove. Mengunjungi rumpun benalu untuk memakan buahnya. 10. Burung Layang-layang (Hirundo tahitica) Tubuh berukuran ± 13 cm. Dahi, tenggorokan dan dada berwarna kecoklatcoklatan. Kepala, bahu, tungging dan bulu ekor sebelah atas berwarna hitam kebiru-biruan metalik. Gambar 9. Burung Cipoh (Aegithina tiphia) Burung ini ditemukan di daerah pedesaaan, pekarangan, perkebunn, dan hutan. Hidup berpasangan dan kadang-kadang soliter. Telur 2 butir. Makanannya ulat dan serangga yang menempel pada daun tumbuhan. 9. Burung Cabe (Dicaeum trochileum) Tubuh berukuran 8 cm, berwarna hitam dan merah padam. Kepala, tungir, punggung dan dada merah padam atau agak kejinggaan. Sayap dan ujung ekor hitam, perut putih keabuabuan, ada bercak putih pada lengkung sayap. Iris coklat, paruh dan kaki hitam. Gambar 11. Burung Layang-layang (Hirundo tahitica) Burung ini umumnya di temukan di daerah pedesaan, sering terlihat sedang terbang melayang-layang di daerah pekarangan, kebun, hutan dan daerah sawah. Hidup berkelompok, berpasangan atau bersoliter. Jumlah telur 2 3 butir. Makanannya serangga. 11. Burung Walet Sarang Putih ( Collocalia fuciphaga) Berukuran agak kecil 12 cm, tubuh bagian atas coklat kehitaman. Sayap bewarna kehitamhitaman, punggung dan tungging bewarna coklat hitam. Ekor mempunyai cagak tidak dalam, bewarna kehitam-hitaman sedikit hijau biru gelap. Burung ini mencari makan di tempat yang lebih tinggi. Terbang lebih kuat, dengan sayap kaku dan tidak begitu menggelepar. Hidup berkelompok, berpasangan atau kadang-kadang soliter. Gambar 10. Burung Cabe (Dicaeum trochileum)

Spesies Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma... 154 13. Burung Kepodang (Oriolus chinensis) Gambar 12. Burung Walet Sarang Putih (Collocalia fuciphaga) 12. Burung layang-layang rumah ( Delichon dasypus) Tubuh berukuran ± 13 cm. Berwarna hitam dan putih, tubuh bagian atas berwarna biru baja, tungging berwarna putih dan dada berwarna putih agak gelap. Sama halnya dengan burung layang-layang lainnya, ekornya agak menggarpu, bulu pada bagian kepala dan sayap berwarna gelap, pada bagian bawah tubuhnya berwarna putih membentuk garis keabu-abuan. Burung ini lebih mudah dibedakan Spesiesnya karena bulu pada sayapnya berwarna putih. Tubuh berukuran ± 26 cm, bewarna hitam dan kuning, setrip hitam melewati mata dan tengkuk. Pada jantan bagian lain kuning terang pada betina lebih buram dengan punggung kuning zaitun. Menghuni hutan terbuka, perkebunan, taman, hutan manggrove dan hutan pantai. Hidup berpasangan atau berkelompok. Tinggal di atas pohon tetapi dapat turun ke bawah untuk mencari serangga. Kepakan sayapnya kuat, perlahan, mencolok dan terbangnya menggelombang. Gambar 14. Burung Kepodang (Oriolus chinensis) 14. Burung Kirik-kirik Laut (Merops philippinus) Gambar 13. Burung layang-layang Rumah (Delichon dasypus) Burung ini mempunyai kebiasa bertengger setelah mencari makan, membersihkan bulubulu pada bagian tubuhnya. Burung ini sering menyendiri dan bercampur dengan jenis burung layang-layang yang lain. Mempunyai kebiasaan melayang-layang di atas udara, kadang-kadang bertengger pada kabel listrik dan gedung. Makanannya serangga. Tubuh berukuran 30 cm, termasuk perpanjangan pita pada ekor. Setrip hitam melalui mata dibatasi oleh garis biru di bawah dan di atasnya. Kepala dan mantel berwarna hijau, tungging dan ekor biru. Dagu kuning, tenggorokan coklat berangan, dada dan perut hijau pucat. Sayap bawah jingga. Gambar 15. Burung Kirik-kirik Laut (Merops philippinus)

155 Samsul Kamal Burung ini sering dijumpai di daerah terbuka. Hidup berkelompok untuk berburu. Berdiam pada cabang pohon, kabel listrik di daerah terbuka. Terbang santai, melingkar melayang-layang seperti burung layang-layang. Paruh mengatup. Makananya serangga. 15. Burung Kipasan (Riphidura javanica) Tubuh berukuran 19 cm. Berwarna hitam dan putih, ekor panjang berbentuk kipas. Tubuh bagian atas abu-abu. Dagu dan leher berwarna putih terdapat kalung melingkar berwarna hitam. Ekor berwarna hitam, ujung ekor berwarna putih. Gambar 17. Burung Kicuit Batu ( Motacilla cinerea) 17. Burung Jelatik Batu (Parus major) Tubuh berukuran ± 12,5 cm. Kepala berwarna hitam, pada bagian dekat tekuk terdapat tambal putih, punggung berwarna abuabu, sayap dan ekor bewarna abu-abu hitam, dari dagu sampai bulu penutup ekor bagian bawah terdapat tambal membentang berwarna hitam, pipi mempunyai tambal warna putih. Paruh dan kaki berwarna abu-abu hitam. Gambar 16. Burung Kipasan (Riphidura javanica) Burung ini sering mengunjungi daerah terbuka, pedesaan, pekarangan, kebun dan hutan, bergerak sangat aktif dan berkicau sambil membuka ekor kipasnya. Hidup soliter atau berpasangan. Jumlah telur 2 butir. Makanannya serangga. 16. Burung kicuit batu (Motacilla cinerea) Tubuh berukuran 19 cm, berwarna keabuabuan. Ekor panjang, tungging hijau kuning, tubuh bagian bawah kuning. Iris coklat, paruh hitam kecoklatan, kaki abu-abu kemerahjambuan. Sering terdapat di sepanjang aliran air yang berbatu-batu. Mencari makan di hamparan kerikil atau pasir lembab, juga dipadang rumput daerah pergunungan. Makanan: serangga kecil, krustasea. Gambar 18. Burung Jelatik Batu (Parus major) Burung ini sering ditemukan di daerah pedesaan, daerah pekarangan, kebun, di daerah taman kota dan hutan. Hidup soliter atau berpasangan. Jumlah telur 2 3 butir. Makanannya ulat dan serangga. b. Komposisi Familia dari Spesies Burung Predator Serangga yang Terdapat di Kawasan Kopelma Darussalam Hasil pengamatan yang telah dilakukan di kawasan Kopelma Darussalam, diperoleh 17 spesies burung predator serangga dari 13 familia. Jumlah ini didominasi oleh familia Sylviidae dan Sturnidae (12 %), familia

Spesies Burung Predator Serangga di Kawasan Kopelma... 156 Pycnonotidae dan Hirundinidae (11%). Komposisi familia dari jenis burung predator serangga yang terdapat di kawasan Kopelma Darussalam dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Komposisi Familia Spesies Burung Predator Serangga yang Terdapat di Kawasan Kopelma Darussalam Berdasarkan Gambar 19 dapat dijelaskan bahwa familia Sylvidae merupakan familia burung yang mendominasi familia burung predator serangga di kawasan Kopelma Darussalam. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi habitat di lokasi penelitian yang mendukung keberadaan dan aktivitas burung tersebut. Keberhasilan burung dalam mempertahankan diri sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam memilih habitat. Keberadaan habitat dengan ketersediaan makanan yang cukup akan mempertahankan suatu jenis burung untuk mendiami suatu lokasi dalam jangka waktu yang lama. KESIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa jumlah spesies burung predator serangga yang terdapat di kawasan Kopelma Darussalam sebanyak 17 spesies burung terdiri dari 13 familia, 2 spesies diantaranya tergolong dilindungi. DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H. S. 1986. Pengelolaan Habitat Satwa Liar. IPB, Bogor. Mackinon, J. 1988. Field Guide to the Birds Java and Bali. Jakarta: Gadjah Mada University Press. 1990. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Jakarta: Gadjah Mada University Press. Purwati, A. 2011. Burung di Indonesia paling Terancam Punah di Dunia, ( Online), diakses melalui situs: http://www.ksdasulsel.org/more-aboutjoomla/berita-internasional/151-burung-diindonesia-paling-terancam-punah-didunia-, 23 September 2011. Rusmendro, H. 2009. Perbandingan Keanekaragaman Burung pada Pagi dan Sore Hari di Empat Tipe Habitat di wilayah Pengadaran, Jawa Barat (Jurnal Vol.02 No. 1), Jakarta: Fakultas Biologi Universitas Nasional, 2009. Thalbah, H. 2008. Ensiklopedia Mukjizat Alqur an dan Hadis Jilid 5, (Bekasi: septa Sentosa, 2008), hal. 106. Wisnubudi G. 2009. Penggunaan Strata Vegetasi oleh Burung di Kawasan Wisata Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jurnal Vol. 02 No. 2. Jakarta: Fakultas Biologi Universitas Nasional, 2009.