LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 28 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN BUPATI PATI,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 17 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 5 TAHUN TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

WALIKOTA SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT Rancangan PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PAJAK REKLAME BUPATI WAJO,

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indo

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PEMBERIAN IZIN UNDIAN (PROMOSI PRODUK BARANG/JASA)

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 6 TAHUN 2002 (6/2002) TENTANG PERIZINAN USAHA PERJALANAN WISATA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK REKLAME

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 12 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 8 Tahun 2002 Seri: C

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HALMAHERA TIMUR,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 825 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa ketentuan Izin Penyelenggaraan Reklame di Kabupaten Serang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pajak Reklame, namun dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pajak Reklame sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan perkembangan daerah, dan sebagai tindak lanjutnya telah dicabut dengan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah; b. bahwa dalam rangka penataan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan reklame di Kabupaten Serang, perlu dilakukan pengaturan terhadap perizinannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu mengatur kembali Izin Penyelenggaraan Reklame deng an Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010) ; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; 6. Peraturan Daerah

- 2-6. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 17 Tahun 2001 tentang Garis Sempadan (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2001 Nomor 521); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2001 Nomor 525); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2005 Nomor 705); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2010 Nomor 798); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2011 Nomor 822). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG dan BUPATI SERANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia. 2. Daerah adalah Daerah Kabupaten Serang. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 5. Bupati adalah Bupati Serang. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengelola pelayanan perizinan. 7. Izin reklame adalah izin yang diberikan kepada badan dan perorangan untuk penyelenggaraan reklame setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 8. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 9. Pajak reklame adalah pajak atas pungutan daerah atas penyelenggaraan reklame. 10. Reklame...

- 3-10. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang dan jasa atau seseorang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang dan jasa atau seseorang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. 11. Titik lokasi reklame adalah suatu sarana atau tempat pemasangan satu atau beberapa buah reklame yang tersebar di beberapa wilayah yang ditetapkan oleh Bupati. 12. Penyelenggara reklame adalah perorangan dan atau badan yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya. 13. Badan adalah setiap badan hukum yang menyelenggarakan reklame. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Izin penyelenggaraan reklame dimaksudkan untuk melakukan pengaturan izin penyelenggaraan reklame dengan tujuan agar penyelenggaraan reklame dapat berjalan secara tertib, teratur, rapi, indah dan serasi berdasarkan nilai-nilai estetika, sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, serta tidak bertentangan dengan norma keagamaan, kesopanan, kesusilaan, ketentraman, ketertiban umum, fungsi jalan dan keselamatan lalu lintas jalan. BAB III PERIZINAN Pasal 3 (1) Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan reklame wajib memiliki izin reklame dari Bupati. (2) Izin reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku selama 1 (satu) tahun, dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama pada tahun berikutnya. (3) Izin reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk penyelenggaraan reklame yang bersifat permanen. (4) Perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja sebelum izin reklame berakhir. (5) Izin reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan pajak yang diatur dengan peraturan daerah tersendiri. Pasal 4 Izin reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, kepada pihak lain dengan cara apapun. Pasal 5 tidak boleh dipindahtangankan Izin reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dapat dibatalkan apabila: a. terdapat perubahan kebijakan pemerintah dan/atau pemerintah daerah; b. atas keinginan sendiri penyelenggara reklame; c. terdapat perubahan antara lain ukuran, konstruksi, titik lokasi sehingga tidak sesuai lagi dengan izin reklame yang diterbitkan; d. tidak sesuai

- 4 - d. tidak sesuai lagi dengan syarat-syarat penyelenggaraan reklame dan bertentangan dengan norma keagamaan, kesopanan, kesusilaan, ketentraman, ketertiban umum, fungsi jalan serta keselamatan lalu lintas jalan; e. penyelenggara reklame tidak memelihara reklame dalam keadaan baik, sehingga dapat mengganggu keindahan dan keselamatan masyarakat; f. penyelenggara reklame tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g. penyelenggara reklame tidak membayar kewajiban pajak. Pasal 6 Izin reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, tidak berlaku terhadap penyelenggaraan reklame yang diselenggarakan : a. pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang memuat nama atau informasi pemerintah dan/atau pemerintah daerah; b. televisi, radio, warta harian, warta mingguan dan warta bulanan; c. semata-mata memuat nama tempat ibadah, tempat pendidikan, sarana olahraga, panti asuhan, yayasan sosial dengan ukuran luas tidak melebihi 90 CM² (Sembilan Puluh Centimeter Persegi); d. semata-mata memuat nama dan/atau pekerjaan orang atau perusahaan yang menempati tanah/bangunan dimana reklame tersebut diselenggarakan dengan ketentuan luas bidang tidak melebihi 90 CM² (Sembilan Puluh Centimeter Persegi); e. perwakilan diplomat, perwakilan konsulat, perwakilan Perserikatan Bangsa-bangsa serta badan-badan atau lembaga organisasi internasional. Pasal 7 (1) Syarat-syarat yang harus dilengkapi untuk izin reklame ditetapkan sebagai berikut : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon ; b. surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga, yang dilampiri dengan photo copy Kartu Tanda Penduduk ; c. surat persetujuan tertulis dari pihak yang menguasai persil/lahan atau bangunan dengan dilampiri bukti hak kepemilikan, apabila lokasi/tempat pemasangan reklame tersebut diselenggarakan di luar tanah Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah; d. ijin serah pakai bagi penggunaan lahan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah provinsi ; e. desain reklame dan gambar konstruksi reklame dilampiri dengan perhitungan konstruksi yang luas bidang reklamenya diatas 6 M² (Enam Meter Persegi) dibuat oleh pemohon dan disertai pengesahan stuktur dari instansi teknis yang berwenang ; f. surat pernyataan pertangungjawaban terhadap perncanaan dari pemohon; g. foto copy surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB); h. melampirkan bukti pembayaran pajak reklame dan rekomendasi data potensi ; i. dalam rangka pengawasan dan pengendalian setiap permohonan untuk pendaftaran dilakukan pemeriksaan lapangan oleh Tim Teknis SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati; dan j. melampirkan berita acara persetujuan dan atau pertimbangan Tim Teknis. (2) Syarat-syarat...

- 5 - (2) Syarat-syarat yang harus dilengkapi untuk permohonan perpanjangan izin reklame ditetapkan sebagai berikut : a. foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon ; b. menyerahkan asli Izin reklame sebelumnya ; c. melampirkan bukti pembayaran pajak reklame tahun sebelumnya dan tahun berjalan; d. surat persetujuan tertulis dari pihak yang menguasai persil/lahan atau bangunan dengan dilampiri bukti hak kepemilikan, apabila lokasi/tempat pemesangan reklame tersebut diselenggarakan di luar tanah Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah; e. surat pernyataan pertangungjawaban terhadap perencanaan, bahwa konstruksi bangunan reklame masih laik, dan tidak ada perubahan baik secara teknis maupun adminstrasi ; f. dalam rangka pengawasan dan pengendalian setiap permohonan untuk pendaftaran ulang dilakukan pemeriksaan lapangan oleh Tim Teknis SKPD; dan g. menandatangani surat kesediaan penyerahan objek reklame yang sudah tidak diperpanjang; h. melampirkan berita acara persetujuan dan atau pertimbangan Tim Teknis. Pasal 8 Untuk jenis reklame yang tidak memerlukan pengesahan struktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e, dapat diberikan dalam bentuk pengesahan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah pemungut pajak daerah. BAB IV TITIK LOKASI REKLAME Pasal 9 Penyebaran titik lokasi reklame harus memperhatikan etika, estetika, keserasian bangunan, fungsi jalan, keselamatan lalu lintas jalan serta lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Pasal 10 (1) Setiap pemanfaatan titik lokasi reklame pada sarana dan prasarana milik Pemerintah Daerah dikenakan retribusi pemakaian kekayaan daerah sebagaimana diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri. (2) Penerimaan retribusi pemakaian kekayaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan Pendapatan Asli Daerah. Pasal 11 (1) Jangka waktu pemanfaatan titik lokasi reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, ditetapkan 1 (satu) tahun terhitung sejak diterbitkan izin reklame. (2) Jangka waktu pemanfaatan titik lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan perpanjangan sesuai ketentuan yang berlaku. BAB V PENYELENGGGARA REKLAME Pasal 12 (1) Penyelenggara reklame harus menyusun naskah reklame dalam bahasa yang baik dan benar. (2) Bahasa...

- 6 - (2) Bahasa asing yang dipakai sebagai nama perusahaan dan atau merek dagang yang merupakan cabang dan atau paten dari luar negeri masih tetap dipakai. (1) Setiap penyelenggara reklame wajib : BAB VI KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 13 a. membayar pajak yang diatur dengan peraturan daerah tersendiri; b. memasang stiker atau tanda pelunasan pembayaran pajak pada reklame yang dipasang; c. melaporkan apabila ada perubahan bentuk reklame yang terdahulu dalam masa berlaku izin reklame; d. mengganti kerugian kepada pihak lain dari akibat yang ditimbulkan atas pemasangan reklame; e. menjaga dan memelihara bangunan reklame dalam keadaan baik; f. membongkar reklame beserta bangunan konstruksi segera setelah berakhirnya izin reklame yang tidak diperpanjang masa berlakunya atau setelah izinnya dicabut paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak berakhirnya izin. (2) Apabila penyelenggara reklame tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati berwenang mencabut izin reklame. Pasal 14 Penyelenggara reklame dilarang menyelenggarakan reklame pada : a. lokasi kantor milik pemerintah dan/atau pemerintah daerah; b. lokasi di tempat pendidikan atau sarana pendidikan, monumen, situs sejarah, dan tempat ibadah atau tempat-tempat tertentu lainnya yang dilarang menyelenggarakan reklame serta pada jarak tertentu yang ditetapkan oleh Bupati; dan c. lokasi yang berada di atas jalan umum, apabila ketinggian pada sisi terbawah badan reklame kurang dari 6 M (Enam Meter). BAB VII PEMBONGKARAN DAN PEMANFAATAN REKLAME Bagian Kesatu Pasal 15 (1) Pembongkaran objek reklame dilakukan apabila : a. penyelenggara reklame tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1); b. pendirian dan/atau pemasangan reklame dilakukan tanpa izin; c. izin penyelenggaraan reklame telah berakhir atau dicabut; dan d. tidak sesuai dengan titik lokasi dan/atau rencana wilayah daerah. (2) Pembongkaran objek reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi penegakan Peraturan Daerah dalam hal penyelenggara reklame tidak melakukan pembongkaran terhadap objek reklame setelah melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf f. (3) Objek reklame yang dibongkar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan atas dasar rekomendasi tim teknis yang menyatakan sudah tidak layak pakai yang selanjutnya menjadi milik Pemerintah Daerah dan tercatat dalam daftar inventarisasi barang milik daerah. (4) Biaya..

- 7 - (4) Biaya yang timbul akibat pembongkaran objek reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bagian Kedua Pemanfaatan Pasal 16 (1) Objek reklame yang tidak dibongkar dan masih layak untuk digunakan berdasarkan rekomendasi Tim Teknis, dapat diimanfaatkan kembali untuk menunjang penyelenggaraan reklame dan dicatat dalam daftar inventarisasi barang milik daerah. (2) Pemanfaatan objek reklame yang dibongkar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi pengelolaan kekayaan daerah. Pasal 17 Setiap Pemanfaatan atas objek reklame yang tidak dibongkar dikenakan retribusi pemakaian kekayaan daerah yang diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri BAB VIII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 18 (1) Setiap penyelenggaraan reklame dilakukan pengawasan dan pengendalian atas kepatuhan memenuhi kewajiban dan larangan penyelenggaraan reklame, berdasarkan aspek tata ruang, lingkungan, keselamatan lalu lintas jalan dan kelaikan konstruksi. (2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Bupati melalui SKPD. BAB IX PENYIDIKAN Pasal 19 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu di lingkungan pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang penyelenggaraan reklame, sebagimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintah daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang. (3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang penyelenggaraan reklame agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dalam penyelenggaraan reklame; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang penyelenggaraan reklame; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang penyelenggaraan reklame ; e. melakukan

- 8 - e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang penyelenggaraan reklame; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang penyelenggaraan reklame; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang penyelenggaraan reklame sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 20 (1) Penyelengara reklame yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah), kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. Pasal 21 Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1), merupakan pendapatan negara. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 Izin reklame yang telah dikeluarkan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini, dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya izin, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Ha-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 24 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua ketentuan yang berkenaan dengan Izin Penyelenggaraan Reklame, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 25

- 9 - Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serang. Ditetapkan di Serang pada tanggal 22 Desember 2011 BUPATI SERANG, ttd Diundangkan di Serang pada tanggal 22 Desember 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG A. TAUFIK NURIMAN ttd LALU ATHARUSSALAM R LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2011 NOMOR 825 Salinan sesuai dengan aslinya

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME I. UMUM Seiring dengan perkembangan iklim usaha di Daerah, maka semakin banyak pula orang dan badan yang memiliki usaha, menggunakan reklame untuk memperkenalkan produk usahanya kepada umum untuk tujuan komersial, dengan menggunakan media reklame yang beraneka ragam. Ketentuan Izin Penyelenggaraan Reklame di Kabupaten Serang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pajak Reklame, namun dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pajak Reklame sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi dan perkembangan daerah, dan sebagai tindak lanjutnya telah dicabut dengan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Media reklame sebagai salah satu alat promosi suatu produk, keberadaannya perlu diatur, agar penyelenggaraan reklame tertata sesuai dengan tata ruang, estetika, kepribadian dan budaya bangsa serta tidak bertentangan dengan norma keagamaan, kesopanan, keamanan, kesusilaan, kesehatan ketentraman dan ketertiban umum. Pemanfaatan ruang untuk media reklame ini memiliki konsekuensi terhadap kewajiban penyelenggara reklame untuk membayar Pajak kepada Daerah dengan nama Pajak Daerah. Peraturan Daerah ini mengatur izin penyelenggaraan reklame dengan menitikberatkan pada pengaturan perizinan, titik lokasi, penyelenggara, kewajiban dan larangan dalam penyelenggaraan reklame, dan pembongkaran reklame. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7...

- 2 - Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Naskah reklame yang baik dan benar adalah naskah yang isinya tidak tidak menyinggung SARA (Suku, Agama, dan Ras).