BAB I PENDAHULUAN. Redaksi Sinar Grafika, UU Perbankan Syariah 2008 (UU No. 21 Th. 2008), Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2008, hlm. 4.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan untuk mendirikan keberadaan lembaga-lembaga keuangan syari ah,

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 (Survai Pada BMI dan BMT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. latar belakang pada penelitian ini. Fenomena masalah adalah hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkain perjuangan yang cukup lama, yang pada awalnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara cermat, karena upaya peningkatan kualitas jasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. penting menentukan keberhasilan bisnis ini (Suratman, 2012). Seperti penelitian Mustakim (2013) yang menunjukan bahwa krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 Tahun 1995 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I. Pendahuluan. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah yang telah memberikan andil besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rajagrafindo Persada, 2009, hlm.9. http/ pada 1 November 2014, 09.

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

MENELUSURI FATWA DSN-MUI TENTANG EKONOMI SYARI AH (Produk Penghimpunan Dana)

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya Ekonomi Islam, berkembang pula Lembaga keuangan yang syar i, Bank Syari ah yaitu Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syari ah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syari ah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah 1, dan lembaga-lembaga keuangan nonbank yang salah satunya bersifat mikro yaitu Baitul Maal wa Tamwil. Baitul Maal wat-tamwil (BMT) beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang memiliki fungsi untuk memberdayakan ekonomi umat, dan memiliki fungsi sosial. Dengan kata lain, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah mempunyai fungsi sebagai intermediary service, dimana peran tersebut hanya dilaksanakan jika perbankan beroperasi dalam keadaan sehat dan dalam lingkungan bisnis yang kondusif. Perbankan konvensional dengan sistem bunganya dalam beberapa hal terbukti gagal dalam membawa perekonomian Indonesia kearah yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya efek negatif yang ditimbulkan oleh sistem bunga yang diterapkan pada bank konvensional terhadap inflasi, investasi, produksi, pengangguran, dan kemiskinan hingga memporakporandakan hampir semua aspek sendi kehidupan ekonomi dan sosial politik, sedangkan pada bank syariah sistem bagi hasil pada akhir tahun (bukan sistem bunga seperti yang dilakukan pada bank konvensional). Return yang diberikan kepada nasabah pemilik dana ternyata lebih tinggi dari pada bunga yang diberikan oleh bank konvensional. Itulah alasan yang menjadikan bank syariah tetap kokoh dan tidak terpengaruh oleh krisis yang terjadi. Bank syariah di Indonesia didirikan karena keinginan masyarakat terutama masyarakat yang beragama Islam yang berpandangan bunga 1 Redaksi Sinar Grafika, UU Perbankan Syariah 2008 (UU No. 21 Th. 2008), Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2008, hlm. 4. 1

2 merupakan hal yang haram, hal ini lebih diperkuat lagi dengan pendapat para ulama yang ada di Indonesia yang diwakili oleh fatwa MUI nomor 1 tahun 2004 tentang bunga yang intinya mengharamkan bunga bank yang di dalamnya terdapat unsur-unsur riba. Eksistensi perkembangan perbankan syariah telah menimbulkan berbagai perbedaan yang signifikan terutama dalam hal penentuan harga dan imbalan atas penggunaan dana. Perbankan syariah merupakan suatu lembaga intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam sehingga bebas dari unsur riba (bunga), bebas dari kegiatan spekulatif nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari kegiatan yang meragukan (gharar), bebas dari perkara yang tidak sah (bathil), dan hanya membiayai usaha-usaha yang halal. Dalam operasinya, bank syariah memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah jual-beli dan bagi hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Allah SWT berfirman: Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu makan atau mengambil riba dengan berlipat-lipat ganda, dan hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah supaya kamu berjaya. (Q.S Ali Imran: 130).2 Wahyu Allah SWT dalam al-qur an surat Ali-Imran ayat 130, memberikan peringatan agar orang Islam tidak memungut bunga, jika mereka benar-benar ingin berhasil dalam hidupnya. Peringatan kepada orang yang beriman agar tidak memakan riba dan supaya bertakwa kepada Allah SWT.3 2 Al-Qur an Surat Ali Imran ayat 130, Al-Qur an dan Terjemahannya: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur an Departemen Agama RI,1997, hlm. 54. 3 Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta, Kencana, 2016, hlm. 18.

3 Perkembangan konsep ekonomi berbasis syari ah ini menjadi berada semakin penting di saat gejolak ekonomi Indonesia kian gonjang-ganjing yang mengakibatkan kritis multi dimensial. Seorang ahli ekonomi berkebangsaan Perancis mengatakan bahwa untuk keluar dari kesulitan ekonomi yang pernah dipimpin oleh madzhab ekonomi sosialis dan kapitalis kita harus menemukan suatu konsep ekonomi yang adil dan seimbang dan itu hanya bisa di peroleh pada mazhab ekonomi syari ah.4 Peran umum KSU BMT yang di lakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syari ah dalam kehidupan ekonomi masyarakat sebagai lembaga keuangan syari ah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan atau materi. Maka, KSU BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat.5 Penelitian ini dilakukan berdasarkan atas adanya kenyataan bahwa perkembangan lembaga-lembaga keuangan Islam tersebut tergolong cepat dan salah satu alasannya adalah karena adanya keyakinan kuat di kalangan masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung riba yang dilarang oleh agama Islam.6 Secara umum, calon nasabah yang akan menabung tentu memilih bank atau lembaga keuangan lainnya yang dapat memeberikan keuntungan dan kemudahan. Setiap nasabah akan memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu untuk memutuskan menabung. Selain itu, nasabah juga memperhatikan kualitas pelayanan serta produk yang ditawarkan sehingga nasabah termotivasi untuk menggunkannya. Nasabah akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut untuk mencari kepuasan yang maksimal dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk itu, bank dan lembaga 4 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syari ah di Indonesia, Gajahmada University Press, Jogjakarta, 2006, hal. 161. 5 Ahmad Supriyadi, Op. Cit., hal. 82. 6 Zainal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari ah, Alfabeta, Jakarta, 2003, hal. 7.

4 keuangan syariah lainnya harus dapat membaca peluang ini serta dapat segera mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. KSPS BMT Logam Mulia merupakan salah satu lembaga keuangan syaiah yang telah mendapat tanggapan dan respon positif dari masyarakat yang menerima sekaligus mendukung keberadaan lembaga keuangan tersebut. Lembaga yang berdiri pada tanggal 15 september 2001 telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, dan dukungan serta respon masyarakat yang baik terhadap laju pertumbuhan yang memberikan dampak positif serta banyak sekali manfaat yang dirasakan masyarakat, akhirnya KSPS BMT Logam Mulia dapat membuka kantor cabang di berbagai wilayah. Salah satunya yaitu KSPS BMT Logam Mulia yang bertempat di wilayah timur kota Kudus, tepatnya di Kecamatan Jekulo Kudus yang beralamat di Jalan Raya Kudus-Pati Km. 10 Klaling Jekulo Kudus Telp. (0291) 3305033, dengan jumlah karyawan 4 orang.7 KSPS BMT Logam Mulia Jekulo adalah salah satu lembaga keuangan yang terletak di Jekulo Kudus, Lembaga Keuangan Syariah non bank ini, mempunyai fungsi untuk melayani pembiayaan dan simpanan masyarakat. Lembaga ini telah mendapatkan respon positif dari masyarakat terutama para pedagang di pasar Jekulo Bareng. 8 Dengan demikian, KSPS menjadi wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat yang berdasarkan pada asas kekeluargaan, kemitraan, keadilan, transparasi, dan universal secara efektif dan efisien dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat serta melakukan kegiatan usaha perkoperasian berdasarkan prinsip syariah. Secara umum produk yang ditawarkan KSPPS terbagi menjadi tiga bagian yaitu: produk penghimpunan dana (funding), produk penyaluran dana (financing), produk jasa (service). Dalam praktiknya produk penghimpunan dana terdiri dari simpanan. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya kepada koperasi 7 Hasil wawancara dengan Bapak Gozali selaku Manajer BMT Logam Mulia pada tanggal 26-04-2017. 8 Ibid., tanggal 26-04-2017.

5 dalam bentuk simpanan dan tabungan. Dalam produk simpanan 9 menggunakan prinsip wadiah dan Prinsip mudharabah. Wadi ah adalah titipan. Jadi prinsip simpanan wadi ah merupakan akad penitipan barang atau uang pada koperasi syariah, oleh sebab itu koperasi syariah berkewajiban menjaga dan merawat barang tersebut dengan baik serta mengembalikannya saat penitip menghendakinya. Prinsip wadi ah dibagi menjadi dua yaitu wadi ah amanah dan wadi ah yad adh-dhamanah. Dimana wadi ah amanah adalah penitipan barang atau uang tetapi koperasi syariah tidak memiliki hak untuk mendayagunakan titipan tersebut. Atas pengembangan produk ini, koperasi syariah dapat mensyaratkan adanya jasa (fee) kepada penitip, sebagai imbalan atas pengamanan, pemeliharaan dan administrasinya. Sedangkan wadi ah yad adh-dhamanah adalah akad penitipan barang atau uang kepada koperasi syariah, namun koperasi syariah memiliki hak untuk mendayagunakan dana tersebut. Atas akad ini deposan akan mendapatkan imbalan berupa bonus, yang tentu saja besarnya sangat tergantung dengan kebijakan manajemen koperasi syariah.10 Tentu pihak koperasi syariah dalam hal ini mendapatkan hasil dari pengguna dana, koperasi syariah dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus. Dalam aplikasinya di KSPPS prinsip wadi ah yang digunakan adalah wadi ah yad adh-dhamanah. Mudharabah adalah akad atau sistem kerjasama modal dari pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana atau pengusaha (mudharib) atas dasar bagi hasil yang telah disepakati, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik dana (shahibul maal) sepanjang tidak ada kelalaian dari pengelola dana (mudharib).11prinsip ini digunakan oleh semua jenis simpanan yang ada di koperasi syariah. Saat ini, di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba kecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. 9 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wattamwil (BMT), UII Press, Yogyakarta, 2004, hlm. 150. 10 Ibid., hlm. 151. 11 Ibid., hlm. 153.

6 Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi oleh aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat sebagaimana sabda Rasullullah SAW kefakiran itu mendekati kekufuran. Maka keberadaan KSU BMT diharapkan mampu mengatasi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakat.12 KSPS BMT Logam Mulia merupakan suatu lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam dengan berbasis sya riah dan prinsip bagi hasil, yang sesuai dengan hukum Islam, baik dalam kegiatan simpanan harian, simpanan siswa, simpanan berjangka (deposito) dan dalam kegiatan pembiayaan atau pemberian kredit musiman bulanan. Setiap pedagang yang ada di pasar Jekulo didatangi banyak BMT yang menawarkan produknya. tetapi, kenapa pedagang tetap memilih BMT Logam Mulia Cabang Jekulo. padahal dilihat dari lokasi jaraknya BMT Logam Mulia jaraknya lumayan jauh dibandingkan BMT lainnya. Data sementara yang diperoleh selama masa observasi di lapangan mendapatkan sekitar lebih dari 41 orang pedagang di pasar Jekulo yang memafaatkan jasa BMT Logam Mulia Jekul. mayoritas yang menabung di BMT Logam Mulia Cabang Jekulo Pedagang sembako. Saat ini pedagang banyak memutuskan untuk berinvestasi di BMT Logam Mulia. Padahal banyak Bank Konvensional yang menawarkan produk lebih unggul untuk para pedagang. Nasabah yang menabung juga beragam, ada yang setiap hari ada yang satu minggu sekali, ada juga yang kadangkadang, terkadang ada juga nasabah yang menabung hanya untuk memperoleh pinjaman kembali di KSPS BMT Logam Mulia Jekulo. 13 Melihat permasalahan yang ada, penulis merasa tertarik melakukan studi tentang Analisis Keputusan Pedagang Memilih menjadi Anggota BMT Logam Mulia Cabang Jekulo (Studi pada Pedagang Pasar Jekulo Kudus). 12 Ibid., hal. 83. Wawancara dengan Bapak Ghozali selaku Manajer BMT Logam Mulia pada tanggal 26-10-2016. 13

7 B. Fokus Penelitian Batasan masalah dalam penelitian disebut dengan fokus.14 Sesuai dengan judul skripsi ini, maka penelitian ini hanya terbatas pada keputusan Pedagang menjadi anggota BMT Logam Mulia di Pasar Jekulo Kudus. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana keputusan pedagang memilih menjadi anggota BMT Logam Mulia Jekulo Kudus? 2. Faktor apasaja yang menjadi pertimbangan pedagang dalam memutuskan menabung di BMT Logam Mulia Jekulo Kudus? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keputusan pedagang memilih menjadi anggota BMT Logam Mulia Jekulo Kudus. 2. Untuk mengetahui faktor apa yang dipertimbangkan pedagang dalam memutuskan menabung di BMT Logam Mulia Jekulo Kudus. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, khususnya antra lain bagi: 1. Manfaat Teoritis Sebagai bahan kajian pustaka untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam bidang Ekonomi Syari ah pada suatu lembaga keuangan mikro syari ah. 14 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif R dan D, Bandung, Alfabeta, 2008, hlm. 285.

8 2. Masalah Praktis Bagi Baitulmal wat Tamwil (BMT) Memberikan kontribusi dalam pengembangan produk dan layanan jasa BMT, dan sebagai bahan evaluasi BMT supaya dapat lebih memahami kebutuhan anggota dan anggota potensial. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagian Awal Dalam bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel dan gambar, dan abstraksi. 2. Bagian Isi Bagian isi ini terdiri dari beberapa bab yaitu: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, fokus penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang kajian pustaka yaitu, perilaku konsumen, pengambilan keputusan, faktor keputusan menabung, penelitian terdahulu, dan kerangka berfikir. Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data dan teknik analisis data. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, yaitu tentang gambaran umum obyek

9 penelitian, hasil penelitian dan pembahasan penelitian, serta implikasi penelitian. Bab V : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran dan penutup. 3. Bagian Akhir Dalam bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan dan lampiran-lampiran.