BAB I PENDAHULUAN. kali perubahan system nilai tukar (exchange rate arrangement). Sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

1. Tinjauan Umum

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB 1 PENDAHULUAN. riil, dan meningkatnya lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

Kondisi Perekonomian Indonesia

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dua dekade terakhir, Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali perubahan system nilai tukar (exchange rate arrangement). Sebagai mana diakui, senjak tahun 1978 sistem nilai tukar Indonesia bergerak semakin fleksibel dengan intervensi yang semakin diperlebar hingga akhirnya dihapus pada bulan Agustus 1997 dengan diadopsinya system nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) (Triatno, 1999,hal. 78). Dengan diberlakukan kebijakan tersebut ternyata rupiah semakin tidak terkendali. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia terus melakukan intervensi dengan menjual dollar AS (forwad sales) pada transaksi spot di pasar uang Siangapur serta melakukan kebijakan moneter ketat, yaitu menaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Krisis ini menyebabkan sektor riil menjadi macet, pasar modal kolaps, dan perbankan nasional mengalami permasalahan yang serius (FX. Sugiyatno, 1999, hal. 28). Naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sangat menganggu kegiatan perekonomian, karena dalam setiap transaksi perdagangan internasional selalu menggunakan mata uang US$ sebagai barometer dalam penentuan harga pada semua transaksi perdagangan dengan negara lain, oleh sebab itu mata uang US$ dianggap sebagai mata uang yang paling kuat 1

dibanding dengan mata uang lain. Yang mana nilai tukar (exchange rate) adalah suatu jenis harga atau nilai mata uang suatu negara dan merupakan harga aktiva atau harga aset. Aset harga itu sendiri diarttikan sebagai bentuk kekayaan atau suatu cara pengalihan daya beli masyarakat menjadi daya beli dimasa yang akan datang. Krisis moneter yang melanda indonesia berawal dari kerisis mata uang yang dialami dibeberapa negara asia pada pertengahan tahun 1997. Hal ini ditandai dengan kemerosotan nilai rupiah yang sangat tajam. Hal ini merupakan implikasi dari perubahaan sistem mengambang terkendali ( managed floating rate system) menjadi sistem mengambang bebas (free floating system). Proses pelebaran kisaran intervensi secara bertahap sampai dengan dihapusnya kisaran tersebut berpengaruh pada perilaku nilai tukar Rupaih terhadap valuta asing, khususnya Dollar Amerika. Semakin fleksibel suatu nilai tukar, maka nilai tukar akan semakin bergejolak (volatile) baik secara nominal maupun riil. Fenomena ini meengindikasikan bahwa akan semakin sulit untuk memprediksikan pergerakan nilai tukar di pasar dalam sistem nilai tukar mengambang bebas. Hal ini dikarenakan pergerakan nilai tukar yang berdasarkan kekuatan permintandan penawaran valuta asing di pasar juga dipengaruhi oleh perubahan ekspektasi pasar yang pembentukanya tergantung pada berbagai variabel ekonomi maupun non ekonomi yang erat berkaitan dengan unsur ketidakpastian ( Yati dan Hardiyanto. 1999, hal.43). 2

Krisis ekonomi yang terjadi pada awal tahun 1997, menyebabkan pelaksanaan pembangunan di Indonesia mengalami hambatan yang cukup berat, sehingga kinerja perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis. Tingginya tingkat ketergantungan sektor luar negeri menyebabkan krisis berkembang dengan sangat cepat sehingga melemahkan perekonomian nasional. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia merupakan dampak kerisis yang melanda asia dan menyebabkan kerisis multidimensi yang sangat luas implikasinya dalam perekonomian di Indonesia. Pada awal terjadi kerisis ekonomi, banyak kalangan elit pemerintah di Indonesia menyatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia kuat, karena beranggapan selama ini Indonesia masih cukup cadangan devisa untuk memenuhi kebutuhan impor dan tingkat inflasi dibawah dua digit pertahun serta pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sekitar 7,81% dan dianggap mampu menghadapi jika terjadi krisis. Tapai pada kenyataan yang terjadi adalah, Negara Indonesia mendapat jatah krisis ekonomi yang begitu berat. Rupiah terdepresiasi hingga angka Rp 16.000 per dollar pada tahun 1998 yang menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi macet, masyarakat tidak percaya lagi dengan rupiah dan lebih suka pegang dollar, sehingga tabunggan domistik turun dan investasi turun dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi minus 13,13% pada tahun 1998 dan tingkat inflasi 80%. Keadaan rupiah yang terus terkoreksi tersebut menimbulkan membengkaknya utang luar negeri Indonesia. Pemulihan ekonomi sangat diperlukan agar perekonomian membaik, dan membuat para investor mau 3

menanamkan modalnya kedalam negeri. Agar perekonomian Indonesia membaik dalam jangka panjang kita juga harus lebih memikirkan lebih matang bagaimana caranya agar sumber dana yang ada lebih bisa dioptimalkan khususnya untuk modal. (Djojohadikusumo,1994) Bagi negara maju apalagi berkembang peranan kurs valas menjadi sangat penting, terutama terhadap mata uang kuat (hard currency) yang mana nilai tukar juga menentukan besar kecilnya volume perdagangan (ekspor dan impor) dimana ekspor diharapkan sebagai penggerak pembangunan ekonomi. Untuk itu Indonesia sebagai negara yang sedang giat giatnya melakukan pembangunan ekonomi dan beranjak bangun dari krisis ekonomi yang sampai saat ini masih dirasakan dampaknya. kurs valas akan berhubungan langsung dengan sektor perdagangan luar negeri, investasi dan bahkan berkaitan langsung dengan beban utang luar negeri yang merupakan sumber dana pembangunan. Di Indonesia, selama krisis moneter tahun 1997 nilai kurs meningkat dan berfluktuasi secara tajam. Selama periode krisis ekonomi, kita dapat melihat bahwa nilai kurs sangat mempengaruhi kondisi perekonomian domestik. Terpuruknya mata uang rupiah terhadap mata uang asing pada dasarnya berawal dari permintaan akan uang dalam negeri yang tinggi sedangkan penawarannya terbatas. Selain itu, kenaikan laju inflasi pada tahun 1998 yang mencapai angka tertinggi mencapai 77,63% yang mana kenaikan laju infalasi 58,0% juga disebabkan oleh adanya gangguan dari sisi penawaran sebagai dampak dari terganggunya kegiatan produksi dan 4

distribusi akan barang barang kebutuhan pokok, khususnya kelompok makanan. Tingginya laju inflasi juga diakibatkan dari dampak terdepresiasinya nilai tukar rupiah yang mengakibatkan naiknya harga harga impor. (Laporan Tahunan BI,1998 ) Perkembangan nilai kurs dollar di Indonesia selama 11 tahun dari tahun 1993-2003 dapat dilihat pada tabel 1 Tabel. 1 Perkembangan Nilai Kurs diindonesia Tahun Kurs/US$ R Inflasi PDB (%) (%) 1993 2110 15,06 9.7 6.49 1994 2200 12,39 8.5 7.33 1995 2308 15,83 9.4 8.2 1996 2383 16,9 7.9 7.81 1997 4650 16,24 6.2 4.69 1998 8025 77,63 58.0-13.12 1999 7100 21,5 20.7 0.84 2000 9595 12,74 3.8 4.07 2001 10400 14,94 11.5 4.23 2002 8940 13,79 118 3.20 2003 8465 11,35 6.8 4.59 Sumber: BI, BPS, Statistika ekonomi keuangan. Kondisi perekonomian nasional senjak terjadinya krisis ekonomi berubah secara drastis, perekonomian nasioal terus mengalami kontraksi sebesar 12,59% hingga triwulan II/1998, laju inflasi melambung tinggi hingga September 1998 telah mencapai 75,47%, sehingga tidak hanya 5

menurunkan daya beli riil masyarakat, tetapi juga dapat mengangu kesetabilan ekonomi makro lainya, seperti mengangu kesetabilan neraca pembayaran dan melempelemah nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Namun sampai dengan triwulan I-2001 secara umum mulaimenunjukan pertumbuhan pisitif namun dengan laju pertumbuhan yang menurun. Kegiatan ekonomi diperkirakan cendrung mendekati batas bawah dari perkiran semula (4-5%) yaitu sekitar 4,3%. Dari sisi fundamental ekonomi, cendrung melemahnya nilai tukar Rupiah memberikan tekanan yang lebih berat terhadap melambanya kegiatan ekonomi dan meningkatnya inflasi. Tekanan depresiasi rupiah tersebut terutama disebabkanya oleh permintaan Dollar Amerika Serikat yang sanggat besar yang tidak diimbangi oleh pasokan Dollar yang memadai. Disamping itu, meningkatnya ketidakpastian didalam negeri sehubung dengan menaiknya ketidakstabilan politik dan keamanan turut mendorong melemahnya nilai Rupiah.(Bank Indonesia 2001, hal.13) Sedangkan tranmisi mekanisme perubahan nilai tukar ke inflasi terjadi ketika melemahnya nilai tukar rupiah akan menigkatkan harga tradable goods dalam mata uang domestik. Akibatnya harga-harga dalam negri juga akan meningkat melalui exchange rate pass through (Wijoyo & Santoso, 1999, hal. 11) Pada gambar I.I menunjukan pada periode sebelum Agustus 1997 perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika masih relatif stabil dengan Tren depresiasi yang teratur. Perkembaangan ini didorong oleh 6

derasnya aliran modal masuk dari luar negeri yang menarik sehingga mendorong investor asing untuk menanamkan modalnya di indonesia setelah penentuan nilai tukar diserahkan pada mekanisme pasar pada pertengahan agustus 1997. Perkembangan nilai tukar rupiah Khususnya terhadap Dollar Amerika terjadi fluktuasi yang berlebihan secara terus menerus, hal ini mengakibatkan nilai tukar Rupah terhadap Dollar Amerika menjadi sulituntuk diprediksi. Fluktuasi nilai tukar mata uang juga dipengaruhi oleh sistem nilai tukar yang diterapakan di suatu negara. Indonesia telah mengimplaimentasikan sistem nilai tukar yang berbeda dalam periode tiga dekade terakhir ini. Dalam sejarah perkembangannya selama ini indonesia telah menerapkan beberapa sistem yaitu diantaranya sistem devisa pada tahun periode 1960-an dengan ( sistem Multiple exchange system), Agustus 1971- Nopember 1978 dengan nilai tukar tetap (fixed exchange rate system), Nopember 1978- September 1992 dengan mengambang terkendali ( managed 7

floating system), September 1992- Agustus 1997 dengan managed floating disertai crawling band system, Agustus 1997 sampe sekarang dengan sistem mengambang bebas (floatin/flexible system). Terkait dengan kebutuhan dan tantangan ekonomi yang dihadapi seiring dengan akselarsi ekonomi global yang semakin terintegrasi. (Yanti Kurniati dan AV Hardiyanto, 1999, hl. 43) Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US $ hanya merupakan muara dari akumulasi permasalahan ekonomi yang selama ini terpendam. Usaha penstabilan nilai tukar rupiah tidak akan bermanfaat apabila tidak didukung dengan usaha perbaikan kelemahan dari aspek perekonomian nasional baik berupa sistem perangkat maupun peraturan yang mana volatilitas terhadap nilai kurs juga tidak terlepas dari variabel variabel ekonomi seperti tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, tingkat harga yang di indikasikan dengan tingkat inflasi maupun variabel variabel non ekonomi lainnya sehingga dalam hal ini penulis tertarik untuk mengangkatnya dan meneliti lebih jauh mengenai nilai tukar rupiah terhadap US $ yang mana dalam penelitiannya penulis membuat sebuah judul yaitu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat Tahun 1984-2011. 8

B. Rumusan Masalah Berdasarkan dalam uraian latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan pokok penelitian sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh Tingkat Inflasi pada nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Amerika 2. Seberapa besar pengaruh Produk Domestik Bruto pada nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Amerika 3. Seberapa besar pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito pada nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Amerika C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi pada nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Amerika 2. Untuk menganalisis pengaruh PDB pada nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Amerika 3. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito pada nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Amerika 9

D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian akan lebih bermanfaat apabila membawa manfaat bagi semua pihak, Dengan adanya penelitian mengenai Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Amerika pada tahun 1984-2004, maka akan diperoleh beberapa manfaat penelitian diantaranya: 1. Bagi Penulis Untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dalam perkulihan dengan pengalaman praktis di lapangn sehingga dapat berguna bagi penulis bila kelak penulis terjun ke masyarakat atau berkerja. 2. Bagi Instansi terkait Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi oleh semua pihak yang terkait dengan isu tentang Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dalam pertumbuhan ekonomian indonesia. 3. Bagi penelitian selanjutnya Untuk menambah khasanah perpustakaan dan studi perbandingan bagi mahasiswa atau analisis mendatang dalam penelitian yang sama. 10