LAMPIRAN kesucian najis fisik hadats hukum ringan sedang berat kecil besar wudhu mandi pensucian tayammum
1 Najis hukum pembagian pensucian bahasa kotoran PENGERTIAN istilah Sifat hukum suatu benda yang mengharuskan seseorang tercegah dari kebolehan melakukan shalat bila terkena atau berada di dalamnya
najis ringan kencing bayi laki PEMBAGIAN NAJIS sedang Wahai Ammar, sesungguhnya pakaian itu dicuci oleh sebab salah satu dari 5 hal : kotoran, air kencing, muntah, darah dan mani. (HR. Ad-Daruquthny berat anjing babi najis istihalah najis samak PENSUCIAN NAJIS cuci siram tambah air warna terkena najis kerik hilang aroma keset rasa lap jemur
2 Wudhu rukun keharusan sunnah membatalkan wudhu niat membasuh wajah RUKUN WUDHU membasuh kedua tangan mengusap sebagian kepala membasuh kedua kaki tertib
wudhu shalat DISYARATKAN WUDHU menyentuh mushaf khutbah Jumat Tidak ada yang menyentuhnya kecuali orang-orang yang suci. (QS. Al-Waqi`ah : 79) tawaf wudhu cuci tangan basmalah kumur istinsyak istintsar SUNNAH WUDHU sikat gigi resapkan air ke jenggot tiga kali membasahi seluruh kepala memasuh telinga mendahulukan kanan takhlil
wudhu keluar sesuatu dari kemaluan tidur MEMBATALKAN WUDHU hilang akal menyentuh kemaluan menyentuh lawan jenis terkena najis 3 Mandi Janabah mewajibkan haram dilakukan rukun sunnah mandi sunnah
mandi haidh nifas wanita MEWAJIBKAN MANDI melahirkan hubungan seksual keluar mani Pria wanita meninggal mandi shalat sujud tilawah puasa HARAM DILAKUKAN tawaf sa`i menyentuh mushaf melafadzkan Quran masuk masjid
mandi niat RUKUN MANDI JANABAH meratakan air ke seluruh tubuh mandi mencuci tangan membersihkan kemaluan SUNNAH MANDI JANABAH menghilangkan najis wudhu mendahulukan kanan
tayammum 4 Tayammum syarat rukun membatalkan tayammum air tidak ada air tidak terjangkau SYARAT TAYAMMUM air tidak cukup sakit dingin habis waktu shalat
tayammum niat RUKUN TAYAMMUM mengusap wajah dengan tanah mengusap kedua tangan hingga siku dengan tanah tertib tayammum semua yang membatalkan wudhu BATAL TAYAMMUM air ditemukan hilangnya penghalang
5 Haidh darah wanita usia haidh masa haidh masa suci larangan masa iddah haidh haidh keluar karena sehat DARAH WANITA nifas keluar saat melahirkan dan sesudahnya istihadhah selain haidh dan nifas
haidh awal 9 tahun jumhur USIA HAIDH 50 tahun hanafi akhir 70 tahun maliki tanpa batas syafi i haidh sekejap maliki minimal 1 hari 1 malam syafi i 3 hari 3 malam hanafi MASA HAIDH 10 hari hanafi maksimal 15 hari syafi i hambali
haidh shalat puasa tawaf HARAM DILAKUKAN sa i menyentuh mushaf melafadzkan quran masuk masjid jima diceraikan A. Deskripsi Aplikasi ICT Mata Pelajaran fikih PELAJARAN 1
A. TAHARAH Etimologi/bahasa : Bersih atau Suci 1. Arti Taharah Terminologi/istilah : mensucikan badan, tempat maupun pakaian dari najis dan hadas
Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri (QS. Al-Baqarah/2 : 222) Artinya : Rasulullah saw bersabda : Bersuci sebagian dari iman dan ucapan Alhamdulillah mehi timbangan. (HR. Muslim) 2. Alat / Benda yang dapat untuktaharah : a. Benda Padat Syarat benda padat yang dapat dipergunakan bersuci adalah : a. Kasar/dapat membersihkan b. Suci. b. Benda Cair Benda cair yang dapat dipergunakan untuk bersuci adalah air mutlak, yaitu air yang tidak tercampuri oleh najis seperti air sumur, air sungai, air laut dan air salju (es)
Menurut hukum Islam, air dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: 1). Air suci mensucikan/mutlak 2). Air suci tidak mensucikan 3). Air mutanajis (Air yang terkena najis) 4). Air makruh/musyammas 5). Air musta`mal(air yang sudah terpakai) 3. Pengertian Najis Najis adalah sesuatu yang kotor atau dianggap kotor oleh syara, sehingga menyebabkan tidak syahnya ibadah. 4. Macam-macam najis dan cara mensucikannya: a. Najis Mughalladzah (Najis Berat) b. Najis Mutawassithah (Najis Sedang) c. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan)
a. Najis Mugallazah (Najis Berat) Najis mugallazah adalah najis berat yang disebabkan oleh air liur anjing dan babi yang mengenai barang. Cara mensucikannya adalah dengan menghilangkan wujud najis tersebut kemudian dicuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu. Artinya : Cara mensucikan bejana seseorang diantara kamu apabila dijilat anjing hendaklah dibasuh tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu (HR. Muslim) b. Najis Mutawassitah (Najis Sedang) Najis Mutawassitah dibagi dua macam, yaitu: 1). Mutawassitah hukmiyah, yaitu najis yang diyakini adanya, tetapi tidak ada wujud,bau, maupun warnanya, seperti air kencing yang sudah kering. Cara mensucikannya cukup dipercikkan/disiram dengan air di atasnya. 2). Mutawassitah `Ainiyyah, adalah najis mutawassitah yang masih ada wujud, bau ataupun warnanya. Cara mensucikannya adalah dibasuh dengan air sampai hilang wujud, bau dan warnanya (kecuali jika wujudnya sangat sulit dihilangkan).
Benda-benda yang termasuk najis mutawassitah : a. Bangkai binatang darat. b. Segala macam darah kecuali hati dan limpa. c. Nanah, yaitu darah yang sudah membusuk. d. Semua benda yang keluar dari dua jalan kotoran manusia maupun hewan, yaitu kubul (jalan depan) dan dubur (jalan belakang), baik benda cair maupun benda padat. e. Segala macam minuman keras. f. Muntahan. c. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan) Yang termasuk najis mukhaffafah yaitu air kencing anak laki-laki yang hanya minum ASI dan berumur kurang dari dua (2) tahun. Cara mensucikan najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis. Artinya : Cucilah apa-apa yang terkena air kencing anak perempuan, sedangkan jika terkena air kencing anak laki-laki cukup dengan memercikkan air padanya (HR. An-Nasa`i )
B. HADAS KECIL DAN TATA CARA TAHARAHNYA Hadas Kecil yaitu hadas yang dapat disucikan dengan cara wudhu, atau dengan tayamum. Sebab-sebab hadas kecil : Keluar sesuatu dari jalan depan (buang air kecil) dan jalan belakang (buang air besar) Hilang akal (karena tidur, mabuk, atau gila) Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan. Bersentuhan kulit antar lawan jenis yang bukan muhrim. C. HADAS BESAR DAN TATA CARA TAHARAHNYA Hadas Besar yaitu hadas yang dapat disucikan dengan cara mandi janabah, jika kondisi sakit atau darurat boleh diganti dengan tayamum. Sebab-sebab hadas besar, antara lain : Melakukan hubungan suami isteri (bersetubuh) baik mengeluarkan air mani atau tidak. Keluar sperma (mani), baik disengaja maupun tidak. Haid atau nifas (bagi wanita) Wiladah (setelah melahirkan) Meninggal dunia
a. Pengertian dan Dalil Mandi Mandi janabah adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat untuk menghilangkah hadas besar sesuai dengan syarat dan rukunnya. Firman Allah surat Al-Maidah : 6 2. Sebab-sebab mandi janabah (besar) : a. Melakukan hubungan suami isteri b. Keluar air mani baik disengaja maupun tidak c. Selesai menjalani masa haid dan nifas (bagi wanita) d. Orang Islam yang meninggal dunia (kecuali mati syahid) e. Seorang kafir yang baru masuk Islam. 3. Syarat-syarat mandi janabah a. Orang yang berhadas besar dan hendak melaksanakan salat b. Tidak berhalangan untuk mandi.
4. Rukun Mandi Janabah a. Niat b.meratakan air ke seluruh tubuh 5. Sunnah mandi janabah a. Membaca basmalah sebelumnya b. Berwudhu sebelum mandi c. Menggosok seluruh badan dengan tangan d. Mendahulukan bagian kanan (saat menyiram) baru kemudian yang kiri e. Menutup aurat, di tempat yang tersembunyi (kamar mandi). 6. Urutan Mandi Janabah a. Membasuh kedua tangan disertai dengan niat mandi janabah b. Membasuh kemaluan dengan tangan kiri c. Berwudhu d. Menuangkan air ke atas kepala sebanyak 3 kali dilanjutkan mandi biasa sampai rata. e. Membasuh kedua kaki dengan kaki kanan terlebih dahulu. 7. Hikmah mandi janabah a. Secara rohani, seseorang akan merasa terbebas dari perkara yang rut agama Islam kurang bersih. b. Secara jasmani, dengan mandi janabah, badan akan terasa segar kembali setelah diguyur air