Oleh: Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua seluruh masyarakat di dunia. Di indonesia khususnya di Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. dari semua kalangan maupun usia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya club dan

Pelajaran 1 MENGANALISIS, MERANCANG, DAN MENGEVALUASI TAKTIK DAN STRATEGI PERMAINAN BOLA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, temuan temuan yang berkaitan dengan perbandingan ketepatan menendang bola ke

KONSEP BELAJAR GERAK. Oleh: Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Jlegiwinangun, Kutowinanngun, Kebumen. beranggotakan sebelas pemain tiap regu yang bertujuan mencetak gol ke

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan majunya kebudayaan manusia saat ini, banyak terjadi perubahan

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan

BAB 3 PERANCANGAN. 3.1 Desain Alur Penentuan Keputusan Robot

Oleh: Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

2015 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SHOOTING

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada mahasiswa jurusan pendidikan keolahragaan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, shooting, controlling, dan heading. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan menjadi kebutuhan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Proses belajar pembelajaran

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

I. PENDAHULUAN. Baley (2001:13) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan. adalah pendidikan kebudayaan, yang didapat secara perorangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengembangan kualitas permainan sepakbola pada awalnya mengacu kepada

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

SESI SEPAKBOLA GRASSROOT Oleh : Indra Sjafri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyrakat akan perkembangan olahraga prestasi di Indonesia khususnya.dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

A. TEKNIK DASAR SEPAK BOLA (LANJUTAN)

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan. Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah mengoper (Passing),

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk shooting yang paling sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

Transkripsi:

Oleh: Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Model Pemrosesan Informasi Input Decision-Making Output Feedback

I N P U T Input adalah proses mendapatkan informasi dari lingkungan. Informasi ini ditransmisikan ke sistem saraf pusat di mana proses pengambilan keputusan terjadi. Selama prosedur ini input diproses; disaring, dievaluasi, dan ditafsirkan dan berdasarkan informasi ini respon yang tepat dipilih. Tanggapan dan pelaksanaannya adalah output. Umpan balik adalah informasi tentang penampilan gerak dan kualitas, kesesuaian, dan/atau hasilnya. Informasi ini dapat digunakan untuk memberikan masukan bagi usaha keterampilan berikutnya. Pengetahuan yang didapat dari umpan balik dapat digunakan untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan serta output yang berhasil.

Model pengolahan informasi dapat diilustrasikan dengan contoh sederhana ini. Misalkan Anda berada di sebuah pertandingan sepakbola dan menguasai bola dalam jarak tembak ke gawang. Akankah Anda mempertahankan bola dan terus menggiring bola? Akankah Anda mengoper bola ke rekan? Atau Anda harus menembak ke gawang?

Untuk membuat pilihan tersebut Anda harus terlebih dahulu memperoleh informasi tentang posisi di lapangan, posisi rekan Anda dan pemain lawan, dan jarak antara Anda dan penjaga gawang. Informasi ini berfungsi sebagai masukan. Selanjutnya, sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan Anda harus menganalisis dan menginterpretasikan informasi ini dengan merujuk pada pengalaman masa lalu Anda dalam permainan sepakbola dan khususnya dalam situasi yang sama dengan yang sekarang. Dalam waktu sepersekian detik, berdasarkan analisis dan evaluasi ini Anda harus memilih respon.

Keputusan dipengaruhi oleh Anda sendiri dan rekan kerja Anda, keberhasilan di masa lalu dalam situasi yang mirip, mungkin tindakan yang diberikan tim lawan masa lalu dalam situasi yang mirip, kelayakan dari berbagai strategi yang tersedia, dan mungkin arah atau pedoman dari guru atau pelatih mengenai tindakan yang diinginkan dalam situasi seperti ini. Anda mungkin juga mempertimbangkan kemampuan Anda sendiri serta tingkat keyakinan anda pada kemampuan Anda untuk mengeksekusi opsi yang dipilih, baik itu menggiring bola, melewati, atau menembak.

Setelah pertimbangan ini dan pertimbangan Anda memilih pilihan. Selanjutnya Anda melaksanakan gerakan yang dipilih - Anda menggiring bola, melewati, atau menembak. Akhirnya, selama dan setelah pelaksanaan respons, Anda menerima umpan balik tentang penampilan Anda. Umpan balik mungkin berfokus pada apakah Anda memilih gerakan sebagaimana dimaksud dan/atau apakah berhasil (misalnya, Anda mencetak gol).

Guru pendidikan Jasmani harus terbiasa dengan cara di mana individu belajar keterampilan serta faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan mereka. Pemahaman ini akan membantu guru pendidikan jasmani mendesain praktek yang memfasilitasi individu kesempatan untuk belajar melalui penataan lingkungan belajar yang tepat.

Guru pendidikan jasmani harus memberikan pelajar masukan yang tepat melalui seleksi yang hati-hati metode pengajaran, materi, dan prosedur. Guru pendidikan jasmani harus membantu pelajar memahami tujuan dari gerakan dan kemudian membedakan antara informasi yang relevan dan tidak relevan atau isyarat sehubungan dengan tujuan tersebut, menarik perhatian pelajar untuk isyarat-isyarat penting bagi proses pengambilan keputusan dan mengajar pelajar mengabaikan yang tidak relevan.

Guru selanjutnya harus membantu pelajar untuk menjadi pembuat keputusan yang bijaksana. Ini bisa dicapai dengan membantu pelajar mengevaluasi atau pengalaman masa lalunya, dengan menjelaskan "mengapa" yang mendasari keterampilan dan strategi, dengan memerintahkan para pelajar tentang bagaimana menggunakan umpan balik yang tersedia, dan memastikan bahwa pelajar mengetahui isyarat yang benar dan menafsirkan informasi yang benar.

Guru dapat memfasilitasi perkembangan keterampilan peserta didik yang diinginkan melalui penggunaan progresi yang tepat dan dengan menyediakan pelajar dengan tepat dan kesempatan latihan yang memadai.

Akhirnya, guru dapat membantu pelajar dengan memberikan umpan balik tentang penampilan pelajar dan mengkomunikasikan informasi ini kepada pelajar dengan cara yang dapat dimengerti. Selain itu, guru harus menarik perhatian pelajar pada umpan balik yang tersedia selama pelaksanaan keterampilan serta informasi mengenai hasil penampilan. Informasi ini dapat memberikan dasar untuk penyesuaian dalam gerak pelajar.

Pemahaman tentang cara di mana individu belajar keterampilan dapat membantu guru membuat proses belajar lebih efektif dan lebih menyenangkan, yaitu tidak menjengkelkan bagi pelajar. Guru pendidikan jasmani juga harus menyadari bahwa pembelajaran keterampilan terjadi secara bertahap.