BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

BAB I PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak. dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERAT KULIT POHON WARU (HIBISCUS TILIACEUS) BERDASARKAN JENIS RESIN SINTETIS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN PATAHAN KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60%

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS & MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (30%, 40%, 50%, 60%)

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

STUDI SIFAT MEKANIK DAN MORFOLOGI KOMPOSIT SERAT DAUN NANAS-EPOXY DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DENGAN ORIENTASI SERAT ACAK

BAB I PENDAHULUAN. material teknik. Material komposit khususnya dengan penguatan serat alam mulai

Pengaruh Penambahan Mepoxe Terhadap Sifat Mekanik dan Stabilitas Thermal Epoksi sebagai Bahan Adhesif ASTM A-36

Pengaruh Variasi Fraksi Volume Serat Daun Nanas dan Ukuran Cetakan terhadap Prosentase Penyusutan Komposit Matriks Polyester dengan Cetakan Silikon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

Analisa Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik Poliester

PENGARUH ORIENTASI DAN FRAKSI VOLUME SERAT DAUN NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT POLYESTER TAK JENUH (UP)

Karakterisasi Kekuatan Mekanik Komposit Berpenguat Serat Kulit Waru (Hibiscus Tiliaceus) Kontinyu Laminat Dengan Perlakuan Alkali Bermatriks Polyester

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN ANGKA HAMBAT PANAS KOMPOSIT SERAT SEKAM PADI POLYESTER DENGAN LUBANG SEGITIGA

Arif Nurudin ¹) Kata kunci: komposit, waru, alkalisasi, arah serat, kekuatan tarik, kekuatan bending

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

Uji Mekanik Komposit Berpenguat Serat Pandan Duri dan Resin Polyester Dengan Variasi Komposisi Metoda Fraksi Berat

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN KOMPOSISI TERHADAP SIFAT KEKUATAN BENTUR KOMPOSIT EPOKSI BERPENGISI SERAT DAUN NANAS

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan pustaka Sejauh pengamatan peneliti tentang Pengaruh perlakuan alkali (NaOH)

STUDI KOMPARASI LITERATUR Explorasi Material Serat Sabut Kelapa

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT (RESIN POLIESTER SERBUK GERGAJI KAYU SENGON)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci : Serat purun tikus, NaOH, polyester,kekuatan tarik & Bending

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

STUDY PERILAKU MEKANIK KOMPOSIT BERBASIS POLYESTER YANG DIPERKUAT DENGAN PARTIKEL SERBUK KAYU KERAS DAN LUNAK

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

STUDI PEMBUATAN KOMPOSIT ALAMI DENGAN BAHAN EBONIT DAN KENAF

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE)

2015 PEMBUATAN D AN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT LIMBAH D AUN SUKUN D ENGAN MATRIK POLYETHYLENE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan arus globalisasi dan kemajuan tekhnologi yang berkembang,setiap negara dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan tekhnologi dan menciptakan inovasi- inovasi yang baru. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan yaitu pengembangan tekhnologi hijau atau tekhnologi ramah lingkungan yang menjadikan suatu tantangan yang terus diteliti untuk mendukung kemajuan tekhnologi saat ini. Kebutuhan akan material juga cenderung bertambah dari tahun ke tahun sehingga dibutuhkan material- material baru yang lebih berkualitas dengan biaya yang relatif murah. Contohnya yaitu pada perabot rumah tangga (panel,kursi,meja), kendaraan bermotor, pesawat terbang, dan lain- lain. Tekhnologi komposit merupakan tekhnologi hijau dengan menggunakan material serat alam (Natural Fiber). Tuntutan tekhnologi ini disesuaikan juga dengan keadaaan alam yang mendukung untuk pemanfaatannya secara langsung. Komposit diartikan sebagai kombinasi antara dua material atau lebih yang berbeda bentuknya, Komposisi kimianya dan tidak saling melarutkan antara materialnya dimana material yang satu berfungsi sebagai penguat dan material yang lainnya berfungsi sebagai pengikat untuk menjaga kesatuan unsur-unsurnya. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat- alat yang membutuhkan perpaduan dua sifat dasar yaitu kuat namun juga ringan. Bahan komposit memiliki banyak keungulan, diantaranya berat jenisnya rendah kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang lebih murah.bahan komposit terdiri dari dua macam, yaitu komposit partikel (particulate composite) dan komposit serat (fibre composite). Unsur utama penyusun komposit yaitu pengisi (filler) yang berupa serat sebagai kerangka dan unsur pendukung lainnya yaitu matriks. Pengisi (filler) dan matriks merupakan dua unsur yang diperlukan dalam pembentukan material komposit. Pemanfaatan serat alam sebagai pengisi (filler) pada bahan komposit berfungsi sebagai penguat pada bahan polimer karena mengandung selulosa yang

2 merupakan homopolimer glukosa yang memiliki berat molekul tinggi dan berada dalam mikrofibril-mikrofibril dimana ikatan hidrogen antara rantai-rantai selulosa tersebut menghasilkan struktur kristalin yang kuat. Penggunaan serat alam sebagai filler semakin terus menerus digunakan karena aplikasinya yang luas dan harganya yang relative murah dan juga merupakan salah satu cara yang cepat dan murah untuk memodifikasi sifat mekanik material komposit karena filler sangat menentukan sifat komposit secara signifikan. Dalam pembuatan komposit filler digunakan untuk meningkatkan kekerasan dan modulus elastisitasnya, tetapi juga dapat dilakukan modifikasi terhadap nilai kekuatan, ketangguhan, stabilitas, konduktivitas panas dan listrik. Indonesia sebagai negara agraris yang penuh dengan kekayaan alam memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan jenis serat baru yang dapat dibandingkan dengan serat yang telah ada bahkan dapat menyamai serat sintesis. Serat daun RZ (Sansevieria Trifasciata Sansevieria Trifasciata Prain) yang merupakan tanaman dari family Sansevieria adalah salah satu jenis tanaman yang perlu diteliti mengingat tanaman ini mudah untuk dibudidayakan dan memiliki potensi yang sangat baik sebagai penguat komposit berbasis serat alam dan yang merupakan salah satu jenis tanaman yang seratnya mengandung selulosa. Menurut hasil penelitian pada International Journal of Fiber and Textile Research, 2011, Komposit dibuat menggunakan serat Sansevieria Trifasciata dengan menggunakan variasi panjang (mm) dan berat (%).Dengan perbandingan 10 mm : 30%, 20 mm : 35%, 30 mm : 40% dan 40 mm : 45%. Ketika panjang serat Sansevieria Trifasciata meningkat, maka sifat kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekuatan impak komposit meningkat sampai panjang serat 30 mm, dan kemudian mengalami penurunan sifat terjadi ketika panjang serat 40 mm. Komposit serat Sansevieria Trifasciata menunjukkan peningkatan sifat yang teratur dengan persen berat serat sampai 40% dan mengalami penurunan sifat dengan persen berat serat yang lebih besar. Hasil kekuatan tarik diperoleh sekitar 75.22 MPa, modulus Young sebesar 1,05 GPa dan perpanjangan putus sebesar 10,07%. Kekuatan lentur dan modulus Young diperoleh masing- masing sekitar

3 82.33MPa, 3GPa. Dampak pengujian kekuatan sekitar 8,97J/cm 2. Dampak analisis sifat tarik, sifat lentur dan impak dari komposit serat Sansevieria Trifasciata diperoleh masing masing hasil yang paling optimal terdapat pada fraksi 30 mm : 40%. Disini resin epoksi mempunyai kekurangan yaitu mempunyai penyusutan yang kecil pada pengawetan dan tidak tahan terhadap asam. Matriks merupakan unsur pendukung lainnya dalam pembuatan komposit. Matriks didefenisikan sebagai bahan yang wujudnya cair yang digunakan untuk membalut dan menyatukan filler tanpa bereaksi secara kimia dengan filler tersebut. Secara umum matriks jenis polimer terbagi kepada jenis termoset dan jenis termoplastik. Matriks termoset adalah penggabungan bahan resin dengan hardener atau resin dengan katalis yang mengeras apabila dicampur dan tidak dapat kembali ke bentuk semula atau bahan yang tidak boleh dibentuk semula selepas struktur akhir terhasil. Matriks ini cenderung berfungsi sebagai perekat bahan komposit. Jenis matriks yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin polyester. Resin polyester merupakan salah satu resin termoset yang mudah diperoleh, selain harganya murah resin polyester ini juga mempunyai kemampuan berikatan dengan serat alam tanpa menimbulkan reaksi dan gas, tahan terhadap asam, daya tahan terhadap impak, dan pembuatannya relative mudah. Resin ini juga mempunyai karateristik yang khas yaitu dapat diwarnai, transparan, dapat dibuat kaku dan fleksibe, tahan air, cuaca dan bahan kimia. Polyester dapat digunakan pada suhu kerja mencapai 79 0 C atau lebih tergantung partikel resin dan keperluannya. Penambahan resin polyester ini dimaksudkan untuk meningkatkan ikatan (mechanical bonding) antara serat dan matriks maupun penyusun komposit lainnya. Peningkatan kekuatan komposit serat alam dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan memberikan perlakuan kimia serat atau dengan penambahan coupling agent. Perlakuan kimia serat saat ini lebih sering digunakan yaitu dengan menggunakan alkali seperti NaOH, karena lebih ekonomis (Diharjo,2006) Pada penelitian sebelumnya (Paryanto Dwi Setyawan, Yasmi Herlina Sari, Dewa Gede Permata Putra, 2012) membahas mengenai pengaruh orientasi dan fraksi volume serat daun nanas (ananas comosus) terhadap kekuatan tarik komposit polyester tak jenuh (UP) diperoleh hasil untuk kekuatan tarik komposit

4 serat daun nanas dengan orientasi serat searah meningkat dengan semakin meningkatnya fraksi volume serat namun hal ini terjadi sebaliknya pada komposit serat daun nanas dengan orientasi serat pendek acak sedangkan hasil untuk regangan tarik komposit serat daun nanas dengan orientasi serat searah dan serat pendek acak meningkat dengan semakin meningkatnya fraksi volume serat, dimana regangan tarik komposit serat daun nanas dengan orientasi serat pendek acak lebih tinggi dibandingkan dengan orientasi serat searah. Selain itu pada ada penelitian sebelumnya (Arif Nurudin, Achmad As ad Sonief, Winarno Yahdi Admodjo, 2011) membahas mengenai karateristik kekuatan mekanik komposit berpenguat serat kulit waru (hibiscus tiliaceus) kontinyu laminat dengan perlakuan alkali bermatriks polyester dengan hasil yang diperoleh untuk perlakuan alkalisasi serat menggunakan NaOH 5% selama 2 jam memberikan pengaruh terhadap peningkatan kekuatan tarik dan kekuatan bending komposit, untuk orientasi arah sudut serat tidak memberikan pengaruh terhadap kekuatan tarik tetapi berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan bending, untuk hasil pengujian tarik didapatkan nilai sebesar 66,14 Mpa pada orientasi arah sudut serat 0 0 /45 0 /-45 0 /0 0 diartikan bahwa hasil dari pengujian tarik tersebut belum dapat digunakan sebagai serat penguat dalam pembuatan kulit badan kapal karena belum memenuhi standar kekuatan tarik sebesar 85MPa, sedangkan pada orientasi sudut serat 45 0 /0 0 /0 0 /-45 0 sebesar 66,14 Mpa dan 66,78 Mpa pada orientasi sudut serat 45 o /0 0 /-45 0 /0 0, dan untuk hasil pengujian bendingnya didapatkan nilai tertinggi sebesar 179,78 Mpa pada orientasi arah sudut serat 0 0 /45 0 /-45 0 /0 0 disimpulkan bahwa hasil pengujian bending tersebut dapat digunakan sebagai serat penguat dalam pembuatan kulit badan kapal karena sudah memenuhi nilai standar kekuatan bending sebesar 152 MPa. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk menguji pengaruh penggunaan filler serat lidah mertua pada komposit polimer dengan matriks polyester terhadap sifat mekanik komposit. Adapun judul penelitian ini adalah Pengaruh Penggunaan Filler Serat Sansevieria Trifasciata Prain pada Komposit Polimer dengan Matriks Polyester terhadap Sifat Mekanik Komposit.

5 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Filler yang digunakan adalah serat daun Sansevieria Trifasciata Prain 2. Matriks yang digunakan adalah Matriks Unsaturated Polyester (UPR) 3. Katalis yang digunakan adalah katalis MEKPO (Methyl Ethyl Keton Peroksida) 4. Sifat mekanik yang diamati adalah uji tarik dan uji lentur. 1.3 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah sifat mekanik (kekuatan tarik dan kekuatan lentur) komposit polyester dengan menggunakan filler serat daun Sansevieria Trifasciata Prain? 2. Bagaimanakah pengaruh fraksi volume serat daun Sansevieria Trifasciata Prain yang berbeda terhadap kekuatan komposit? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah 1. Mengetahui sifat mekanik kekuatan tarik dan kekuatan lentur komposit matriks polyester dengan filler serat daun Sansevieria Trifasciata Prain. 2. Mengetahui pengaruh fraksi volume serat daun Sansevieria Trifasciata Prain terhadap kekuatan tarik dan lentur komposit. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memperoleh informasi mengenai potensial serat daun lidah mertua (Sansevieria Trifasciata Prain) yang dapat menghasilkan suatu bahan baru yang berkualitas.

6 2. Untuk mendapatkan bahan yang memiliki manfaat yang lebih tinggi. 3. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitianpenelitian berikutnya yang bertujuan lebih pada pengembangan komposit khususnya yang menggunakan serat alami lainnya dengan komposisi yang lebih variatif untuk mendapatkan material komposit, sesuai dengan sifat yang diinginkan. 4. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang memanfaatkan serat alam untuk pembuatan komposit polyester.