1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia dapat dipelajari dari keragaman kerangka teori, yang mana dari tiap-tiap keragaman mempunyai implikasi untuk perkembangan gerak dan pendidikan gerak pada bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Pada setengah abad yang lalu, beberapa teori perkembangan telah mempelajari lebih dekat fenomena perkembangan pada diri manusia. Para peneliti luar negeri telah membuat kontribusi yang berharga untuk pengetahuan kita tentang perkembangan manusia. Masing-masing dari mereka telah membuat bentuk-bentuk teori yang menggambarkan proses perkembangan yang muncul pada saat proses perjalanan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Masing-masing proses akan merefleksikan filosofi originatori pembelajaran dan perhatian khusus dalam perkembangan pembelajaran. Penelitian-penelitian mengenai perkembangan individu bertujuan untuk mengetahui bagaiamana perkembangan kemampuan gerak manusia dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa, sampai tua. Pengetahuan mengenai perkembangan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui perspektif perkembangan individu bisa mempunyai acuan dalam memikirkan strategi pengembangan anak didik dan memahami hakikat perkembangan yang terjadi. Menurut Gallahue dan Ozmun (1998:201) pertumbuhan bukanlah proses independent atau berdiri sendiri. Walaupun faktor keturunan dapat 1
2 membatasi pertumbuhan, tetapi faktor lingkungan juga berperan penting dalam memperlebar batas tersebut. Tingkatan sampai seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan motorik belum jelas dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Nutrisi, latihan, dan aktivitas fisik merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Sedangkan menurut Sugiyanto (1991:13) pertumbuhan adalah proses peningkatan yang ada pada diri seseorang yang bersifat kuantitatif atau peningkatan dalam hal ukuran. Peningkatan yang dimaksud antara lain peningkatan tinggi dan berat badan yang dihasilkan dari peningkatan kesempurnaan unit-unit biologis dan bukan dihasilkan dari terbentuknya bagian baru dari anggota badan atau unit-unit biologis. Perkembangan merupakan proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisir dan terspesialisasi. Perkembangan dapat berupa perubahan kuantitatif, kualitatif, atau kedua-duanya secara serempak (Sugiyanto, 1991:14). Perkembangan merupakan proses yang berlangsung secara kelanjutan sejak awal terjadinya dan hanya akan berakhir pada saat individu meninggal. Perkembangan meliputi semua aspek dari perilaku manusia dan hasilnya mungkin hanya bisa dipisahkan secara artifisial menjadi beberapa domain, fase, dan periode umur (Gallahue dan Ozmun, 1998:4-5). Menurut Gallahue dan Ozmun (1998:209) kemampuan gerak dasar pada anak-anak telah bisa diamati pada akhir tahun kedua. Perubahanperubahan yang jelas dapat diamati pada bagaimana mereka berhubungan
3 dengan lingkungan mereka. Pada akhir tahun kedua ini, mereka telah menguasai kemampuan gerakan yang belum sempurna yang dikembangkan pada masa pertumbuhan. Kemampuan gerakan tersebut membentuk dasar dimana masing-masing anak berkembang atau memperbaiki pola gerakan dasar pada awal masa anak-anak dan keterampilan gerakan yang matang dari masa anak-anak sampai dewasa akhir. Menurut Sugiyanto (1991:119) perkembangan kemampuan gerak anak-anak dapat diketahui dengan cara malakukan tes dan pengukuran kemampuan berlari, meloncat dan melempar. Menurut Haywood (1986:121) kemampuan melempar atas tangan merupakan tipe melempar yang paling banyak digunakan dalam olahraga permainan dan telah dipelajari secara luas dibandingakan dengan jenis melempar yang lain (two-handed underhand throw, one-handed underhand throw, dan sidearm throw). Tahap perkembangan kemampuan melempar bola, menurut Gallahue dan Ozmun (1998:267-292) adalah sebagai berikut kemampuan melempar (bola) untuk jarak merupakan tes yang banyak digunakan untuk mengukur power otot tubuh bagian atas. Lemparan atas tangan telah diteliti secara luas dalam beberapa tahun terakhir, dengan perhatian yang terfokus kepada bentuk, keakurasian, dan jarak. Perkembangan kemampuan melempar terjadi sejalan dengan pertumbuhan fisik terutama pertumbuhan lengan dan bahu. Karena kecenderungan perkembangan yang mulai berbeda antara anak laki-laki dan perempuan pada masa anak besar, maka perbedaan kemampuan melemparnya pun menjadi semakin besar.
4 Bentuk pertumbuhan lengan dan bahu anak laki-laki lebih menguntungkan terhadap perkembangan kemampuan melempar. Sugiyanto (1991:86) mengatakan bahwa perkembangan kemampuan berlari bisa diukur dengan cara mengukur kecepatannya. Perkembangan kemampuan berlari bisa diukur dengan cara mengukur kecepatannya. Kecepatan berlari dihasilkan dari panjangnya langkah dan cepat irama langkah. Panjang langkah dipengaruhi oleh panjang kaki, sedangkan irama langkah dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot. Pada masa anak besar pertumbuhan kaki cukup cepat, demikian juga pertumbuhan jaringan otot terutama pada tahuntahun terakhir. Kecenderungan pertumbuhan tersebut sangat mendukung perkembangan kemampuan berlari. Seperti yang kita ketahui, kemampuan melempar dan berlari merupakan kemampuan fisik atau gerak dasar yang diperlukan untuk menunjang kegiatan olahraga anak-anak, seperti softball, kasti, lari cepat atau sprint, dan sebagainnya. Masa anak-anak disini dibagi menjadi masa anak-anak awal dengan usia 2 sampai 6 tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia 6 sampai dengan 10 tahun. Pada anak-anak masa pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi menjadi dua tahapan yaitu: 1) pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak awal pada usia 2-6 tahun dan, 2) pertumbuhan dan perkembangan pada anakanak akhir pada usia 6-10 tahun (Gallahue dan Ozmun, 1998:267). Sedangkan menurut Sugiyanto (1991:8) anak-anak dibagi menjadi : 1) masa anak kecil (usia 1 atau 2 tahun sampai 6 tahun) dan, 2) masa anak besar (usia 6 sampai
5 dengan 12 tahun). Di dalam penelitian ini, anak-anak yang diteliti adalah anakanak usia 7-12 tahun pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak-anak (anak kecil dan anak besar) ditandai dengan pertumbuhan fisik yaitu tinggi badan, berat badan, besar penampang bagian-bagian tubuh, dan lebar dan panjang bagian-bagian tubuh. Selain itu, juga terjadi perkembangan kemampuan fisik dan gerak dasar. Menurut Gallahue dan Ozmun (1998:267-292) dari segi perkembangan fisik, pada masa ini sudah terjadi perkembangan komponen biomotorik diantaranya: kekuatan, fleksibilitas, daya tahan, power dan kemampuan biomotorik lainnya. Kemampuan fungsional tubuh sudah dapat dilihat pada masa anakanak, khususnya pada masa anak besar yaitu pada rentangan umur 6-12 tahun. Pada periode ini kecenderungan anak untuk tumbuh ke tipe tubuh tertentu mulai terlihat. Setiap tipe tubuh memiliki karakteristik tertentu yang ada hubungannya dengan kemungkinan kesesuaian menekuni cabang olahraga tertentu (Sugiyanto, 1991:133). Kemampuan fisik tumbuh cukup pesat terutama kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan kemampuan melempar. Perbedaan proporsi tubuh antara anak laki-laki dan perempuan mulai tampak pada periode ini. Melihat pola pertumbuhan dan perkembangan anak besar ini, identifikasi bakat olahraga (talent identification) mulai dapat dilakukan pada periode ini. Sejalan dengan pertumbuhan fisik anak yang semakin tinggi dan semakin besar maka kemampuan fisik pun meningkat. Beberapa kemampuan
6 fisik yang cukup nyata perkembangannya pada masa anak adalah kekuatan, fleksibilitas, dan koordinasi gerak (Junaidi, 2003:17). Apabila dalam masa kritis ini, anak tidak memperoleh rangsangan dan latihan yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik serta kepribadiannya, maka kita akan kehilangan kesempatan emas baginya untuk berkembang secara optimal. Kesempatan ini tidak akan ditemui lagi pada tahap berikutnya, karena kesempatan baik seperti itu hanya akan kita jumpai sekali saja dalam kurun waktu hidup kita (Harsono, 2000:67). Pertumbuhan fisik yang baik pada masa anak-anak menjadi faktor essensial untuk tercapainya kematangan fisik pada usia dewasa. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa anak-anak memberi efek tidak optimalnya potensi fisik pada usia dewasa. Malina dkk (2004) menjelaskan hubungan antara struktur fisik dengan performa dalam olahraga secara umum hampir sama antara anak-anak dan orang dewasa. Hal ini menunjukan bahwa struktur fisik yang akan tampak pada usia dewasa dapat diprediksi dengan melihat struktur fisik yang muncul pada periode anak-anak. Perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan kecendrungan yang berbeda dibandingkan masa sebelumnya atau sesudahnya. Kecendrungan yang terjadi adalah pola kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh. Pertumbuhan fisik anak laki-laki dan perempuan sudah mulai menunjukkan kecendrungan semakin jelas tampak (Sugiyanto, 1991:149). Sedangkan menurut Gallahue dan Ozmun (1998: 267-292) pada anak-anak usia 7 sampai dengan 12 tahun sudah
7 terjadi perkembangan dari segi perkembangan fisik, berupa perkembangan komponen biomotorik, diantaranya adalah daya tahan aerobik, kekuatan, fleksibilitas, komposisi tubuh, dan kemampuan biomotorik lainnya. Selain pertumbuhan fisik, pada anak-anak usia 7 sampai dengan 12 tahun sudah terjadinya proses peningkatan kematangan fisiologis pada setiap individu. Pertumbuhan dan tingkat kematangan fisik dan fisiologis membawa dampak pada perkembangan kemampuan fisik. Kemampuan fisik anak, akan berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan gerak atau meningkatnya keterampilan berolah raga, yang nantinya mengarah kepada peningkatan prestasi olahraga. Perbedaan antara pola pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan adalah sedikit selama pertengahan masa kanak-kanak. Keduanya mempunyai pertumbuhan lengan/tungkai yang hebat daripada pertumbuhan yang lainnya, tetapi anak laki-laki cenderung memiliki kaki dan lengan yang lebih panjang, dan lebih tinggi selama masa kanak-kanak. Seperti halnya, anak perempuan cenderung memiliki pinggul yang lebih lebar, dan paha yang besar selama periode ini. Terdapat sedikit perbedaan relatif dalam fisik atau berat yang ditunjukkan sampai pada awal periode pra-remaja. Perbedaan karakteristik dan kemampuan fisik ini menjadi penting untuk diketahui dalam upaya pengembangan prestasi olahraga, khususnya dalam tahap pembinaan awal. Karakteristik kemampuan fisik yang ditampilkan pada masa muda merupakan modal dasar yang nantinya dapat dikembangkan dalam upaya pencapaian prestasi dalam cabang olahraga yang sesuai. Program
8 pemantauan bakat sebagai langkah awal dalam pembinaan olahraga prestasi dapat didasarkan pada karakteristik serta kemampuan fisik yang dimiliki. Berdasarkan latar belakang di atas, pengetahuan tentang perkembangan kemampuan fisik pada anak-anak usia 7 tahun sampai dengan 12 tahun sangat penting. Sedangkan penelitian mengenai perkembangan fisik anak usia 7 tahun sampai dengan 12 tahun yang sangat sedikit di Indonesia, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul Perkembangan Kemampuan Melempar dan Berlari pada Anak-Anak Usia 7 sampai dengan 12 Tahun Ditinjau dari Jenis Kelamin (Studi Kros-Seksional Perkembangan pada Pelajar Sekolah Dasar di Daerah Kabupaten Grobogan). B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini akan dirumuskan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan kemampuan melempar dan berlari pada anak-anak usia 7 sampai dengan 12 tahun ditinjau dari jenis kelamin di Kabupaten Grobogan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perkembangan kemampuan melempar pada anak laki-laki antara usia 7 sampai dengan 12 tahun? 2. Bagaimanakah perkembangan kemampuan melempar pada anak perempuan antara usia 7 sampai dengan 12 tahun? 3. Bagaimanakah perbandingan perkembangan kemampuan melempar anak laki-laki dan perempuan antara usia 7 sampai dengan 12 tahun?
9 4. Bagaimanakah perkembangan kemampuan berlari pada anak laki-laki antara usia 7 sampai dengan 12 tahun? 5. Bagaimanakah perkembangan kemampuan berlari pada anak perempuan antara usia 7 sampai dengan 12 tahun? 6. Bagaimanakah perbandingan kemampuan perkembangan berlari anak lakilaki dan perempuan antara usia 7 sampai dengan 12 tahun? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui perkembangan kemampuan melempar pada anak laki-laki antara usia 7 sampai dengan 12 tahun. 2. Mengetahui perkembangan kemampuan melempar pada anak perempuan antara usia 7 sampai dengan 12 tahun. 3. Mengetahui perbandingan perkembangan kemampuan melempar antara anak laki-laki dan perempuan pada usia 7 sampai dengan 12 tahun. 4. Mengetahui perkembangan kemampuan berlari pada anak laki-laki antara usia 7 sampai dengan 12 tahun. 5. Mengetahui perkembangan kemampuan berlari pada anak perempuan antara usia 7 sampai dengan 12 tahun. 6. Mengetahui perbandingan perkembangan kemampuan berlari antara anak laki-laki dan perempuan pada usia 7 sampai dengan 12 tahun.
10 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, dapat dibagi menjadi berikut: 1. Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu keolahragaan pada khususnya, yang dikaitkan dengan informasi ilmiah tentang perkembangan kemampuan melempar dan berlari pada anak laki-laki antara usia 7 sampai dengan 12 tahun, perkembangan kemampuan melempar dan berlari pada anak perempuan antara usia 7 sampai dengan 12 tahun, serta perbandingan perkembangan kemampuan melempar dan berlari pada anak-anak dan perempuan antara usia 7 sampai dengan 12 tahun 2. Manfaat Praktis. a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi ilmiah kepada pelatih dan guru pendidikan jasmani. Kemudian penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam meningkatkan prestasi olahraga yang berhubungan dengan kemampuan melempar dan kemampuan berlari. b. Sebagai salah satu bukti ilmiah dan dapat dijadikan bahan informasi ilmiah untuk mencari dan memudahkan untuk membina atlet-atlet muda dalam pemanduaan bakat yang berhubungan dengan kemampuan melempar bola dan berlari sehingga berprestasi bisa diraih secara maksimal di sekolah dasar. c. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu bentuk informasi ilmiah, sehingga penelitian ini bisa dijadikan acuan atau patokan untuk
11 kepentingan penelitian berikutnya, khususnya yang berhubungan dengan dengan kemampuan melempar dan berlari atau penelitian secara umum yang berhungan dengan bidang ilmu yang ditekuni yakni ilmu keolahragaan.