A. Instalasi Pengolahan Limbah Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan pengolahan limbah rumah tangga yaitu dengan : 1. Membuat saluran air kotor. 2. Membuat bak peresapan. 3. Membuat tempat pembuangan sampah sementara. 4. Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ; 5. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah. 6. Tidak mengotori permukaan tanah. 7. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah. 8. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain. 9. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu. 10. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah. 11. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara
tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan. Gambar 2.19. Pengolahan Limbah
1. Fungsi Instalasi Pengolahan Limbah. Fungsi pengolahan Limbah adalah untuk meningkatkan Kualitas Lingkungan dan Perairan (Sungai, dan Air Tanah). Air limbah sebelum dilepas kepembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain: ((https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengola han-air-limbah-ipal/ diakses tanggal 18 April 2018)) a. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga. b. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup dalam air. c. Menghindari pencemaran tanah permukaan. d. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vector penyakit. 2. Macam-macam Instalasi Pengolahan Limbah. a. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan. Berikut ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga untuk limbah cair, padat dan gas 1). Pengelolaan air limbah kakus I. 2). Pengelolaan air limbah kakus II. 3). Pengelolaan air limbah cucian. 4). Pembuatan saluran bekas mandi dan cuci. 5). Pengelolaan sampah.
6). Pengelolaan limbah industri rumah tangga. 7). Pengelolaan air limbah rumah tangga I 8). Pengelolaan air limbah rumah tangga II 9). Pengelolaan air limbah b. Limbah Rumah Tangga dari Buangan Closet (WC). Closet (WC) adalah suatu cara pembuangan air kotoran manusia agar air kotoran tersebut tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan. Dibuat bak penampung kotoran (septik tank) yang terdiri dari bak pengumpul dan bak peresapan serta dihubungkan dengan saluran pipa pralon. Air limbah closet (WC) dialirkan melalui pralon ke bak penampung kotoran berdinding kedap air. Berikut ini contoh membuat bak penampung kotoran dengan jumlah keluarga 6 orang dan dalam jangka waktu 5 tahun, sedangkan waktu tinggal dalam tangki direncanakan minimal 2 hari (24 jam). Untuk mendapatkan gambaran besarnya tangki yang harus dibuat maka diperoleh dengan cara sebagai berikut : 1). Jumlah air limbah yang dibuang setiap hari sekitar 100 liter/orang/hari. 2). Besarnya tangki pencerna dalam 1 tahun 2 x 6 x 100 liter = 1.200 liter. 3). Banyaknya lumpur sebesar 30 liter/orang/tahun. 4). Banyaknya lumpur selama 5 tahun 6 x 30 liter x 5 = 900 liter. e. Jadi untuk melayani keluarga tersebut di atas diperlukan tangki pencerna 1,2 m3 dengan ruang pengumpul lumpur sebesar 0,9 m3. c. Limbah Rumah Tangga dari Saluran Air Pembuangan. Selain dari buangan closet (WC) limbah bekas air buangan kamar mandi dan bekas air cucian juga harus dikelola dengan baik. Berikut ini merupakan ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilakukan dalam pengelolaannya yaitu tempat cucian dipasang tidak jauh dari dapur. Bak cucian dipasang saringan, saluran pralon ke bak kontrol yang jaraknya maksimum 5 m. Bak ini perlu ditutup dan diberi pegangan agar memudahkan pengambilan tutup bak. Agar binatang tidak dapat masuk perlu dibuat besi penghalang. d. Limbah Industri Rumah Tangga.
Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu dikelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya. Salah satu cara mengelola limbah rumah tangga adalah dengan membuat 3 bak. Ketiga bak tersebut digunakan sebagai tempat pengendapan limbah secara bertahap. Dengan demikian air limbah yang keluar dari bak terakhir sudah tidak membahayakan lagi. Cara pembuatannya ialah buat bak sebanyak 3 buah dari batu bata dengan campuran pasir dan semen. Kemiringan saluran harus diperhitungkan. Usahakan jangan sampai ada benda pada air limbah, sebab apabila ada akan menempel dan menyumbat saluran. Antara bak satu dengan lainnya dihubungkan pipa pralon, antara satu dengan yang lain letaknya lebih rendah. Susunan dan sifat air limbah yang berasal dari limbah industri rumah tangga tergantung pada macam dan jenisnya, industri. Air limbah dapat berupa limbah dari pabrik susu, rumah makan, pemotongan hewan, pabrik tahu, pabrik tempe, dsb. Kotoran air limbah yang masuk ke bak I, akan mengapung. Pada bagian bawah limbah melalui pipa akan terus mengalir ke bak II. Lemak akan tertinggal dan akan menempel pad dinding. Untuk mengambil lemak perlu diserok. Dalam Bak II limbah akan mengalami pengendapan, terus ke bak III begitu juga. Dari pipa pralon pada bak III air limbah akan keluar dan sudah tidak membahayakan lagi. Untuk membawa lumpur diperlukan kecepatan 0.1m/detik dan untuk membawa pasir kasar perlu kecepatan 0,2m/detik. e. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Bak sampah dapat dipakai untuk membuang kotoran seperti daun, plastik, kertas. Pembakaran kotoran dari sampah untuk bak yang dibuat dari kayu diambil dahulu lalu dibakar di tempat. Sampah kompleks perumahan biasanya diambil dengan gerobak sampah/truk sampah dan dibuang ke tempat lain. (http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengelolaan-limbahrumahtangga_8.html diakses tanggal 18 April 2018) 3. Persyaratan Instalasi Pengolahan Limbah
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan berikut : (https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal/ diakses tanggal 18 April 2018) a. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum. b. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan. c. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air didalam penggunaannya sehari-hari. d. Tidak dihinggapi oleh vector atau serangga yang menyebabkan penyakit. e. Tidak terbuka dan harus tertutup. f. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap. Dampak pencemaran limbah terhadap lingkungan harus dilihat dari jenis parameter pencemar dan konsentrasinya dalam air limbah. Dari satu sisi suatu limbah mempunyai parameter tunggal dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Disisi lain ada limbah dengan 10 parameter tapi dengan konsentrasi yang juga melewati ambang batas. Persoalannya bukan yang mana lebih baik dari pada yang terburuk, melainkan seharusnya lebih mendapat prioritas. Baku mutu hasil dari olahan suatu instalasi pengolahan air limbah harus memenuhi syarat dan ketentuan yang mengaju pada parameter ukur dari masing masing peraturan daerah mengenai pengolahan air limbah. seperti PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA No. 122 Tahun 2005 Tentang instalasi Pengolahaan Air Limbah Domestik sbb : BAKU MUTU LIMBAH CAIR DOMESTIK PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM ph Mg / L 6-9 BOD Mg / L 100 COD Mg / L 100 Minyak & Lemak Mg / L 10 4. Karakter Limbah a. Domestik
Limbah domestic adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek, rumah sakit, rumah makan dan sebagainya yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri dari zat organic baik berupa zat padat ataupun cair, bahan berbahaya, dan beracun, garam terlarut, lemah dan bakteri terutama golongan fekal coli, jasad pathogen, dan parasit. (http://software-comput.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pengelolaan-limbahrumahtangga_8.html diakses tanggal 18 April 2018) b. Non domestik Limbah domestic sangat bervariasi, terlebih lebih untuk limbah industri. Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang besifat organis, bahan pemberantas hama dan penyakit ( peptisida bahan pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, sulfur, mineral, dan sebagainya. Dalam air buangan terdapat zat organic yang terdiri dari unsur karbon, hydrogen, dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen. Bentuk lain untuk mengukur oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organic yang sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih kecil dari pada nilai COD diukur pada senyawa organic yang dapat diuraikan maupun senyawa organic yang tidak dapat berurai. 5. IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik. Instalasi pengolahan air limbah domestik yang sering disebut dengan sistem pengolahan air limbah (Sewage Treatment Plants) adalah suatu Structur yang dirancang untuk mengolah air limbah menjadi air buangan yang layak di buang ke drainase umum. Air limbah terbagi 2 jenis yaitu : a. Black Water ( Limbah dari Toilet / closet / Feses manusia ) b. Grey Water (Air Limbah dari kegiatan Mandi, Cuci dan lainnya ).
Kedua jenis ini sebelum masuk ke dalam tangki pengolahan maka harus terlebih dahulu masuk dalam tangki Pre Treatment seperti Tangki Grease Trap/ penangkap lemak/ Bak Pengendapan awal, Jika air mengandung pasir, pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat jenisnya lebih ringan akan mengambang di ruang penangkap lemak. Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa menuju proses lebih lanjut yaitu Proses Biofilter Anaerob Aerob. Beberapa kompleks perumahan seperti Lippo Karawaci dan hampir semua apartemen telah memiliki instalasi pengolah limbah greywateryang canggih dan modern. Greywater yang telah diolah akan digunakan lagi untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, dan untuk mencuci mobil. Di Singapura dan negara-negara maju, greywater bahkan diolah lagi menjadi air minum. Berdasarkan pemaparan tersebut maka sistem pengolahan limbah yang menghasilkan greywater seperti ini akan sangat bagus untuk diterapkan di lingkungan perkotaan yang padat penduduk juga air hasil olahannya ramah lingkungan bahkan dapat digunakan kembali atau diolah lebih lanjut menjadi air minum. Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak kontaktor bak anaerob (dapat dipasang lebih dari satu sesuai dengan kualitas dari jumlah air baku yang akan di olah) yang diisi dengan media dari bahan biofilter dengan arah aliran dari atas ke bawah dan bawah ke atas. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah keatas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah rumah tangga, Perkantoran, Hotel, Rusun, apartemen, kost-kosan dengan kapasitas yang tidak terlalu besar. (https://sejahterarayafiber.com/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal/ diakses tanggal 18 April 2018)
Skema proses instalasi pengolahan air limbah Domestik / instalasi pengolahan air limbah Komunal dengan dengan system biofilter anaerob-aerob : Gambar 2.20. Sistem Pengolahan Limbah ANAEROB ke AEROB