BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

M PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan tersebut mempunyai fungsi yang harus diperhatikan. Fungsi tersebut dapat dilihat pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Seiring dengan urgensi pendidikan saat ini pula, pemerintah melalukan regulasi terhadap kurikulum. Disinilah letak perubahan paradigma dari pendekatan Teacher Center menjadi Student Center, karena siswa betul-betul dituntut untuk senantiasa aktif dari mulai mengamati, menanya, mencoba, menalar sampai mengkomunikasikan. Mengingat proses pembelajaran mengalami perubahan, maka sistem penilaian yang digunakan juga ikut mengalami pergeseran dari semula melakukan penilaian melalui tes mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja menuju sistem penilaian otentik yaitu dengan mengukur kompetensi sikap (afektif), keterampilan (psikomotor) dan pengetahuan (kognitif) berdasarkan proses dan hasil. Dengan demikian, kompetensi setiap siswa akan dapat diukur tanpa terkecuali harus melalui proses sebelumnya yang dalam hal ini adalah kegiatan belajar mengajar. Proses ini juga merupakan kegiatan utama dalam khasanah pendidikan karena proses belajar adalah penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan tiga jenis lingkungan pendidikan yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal. 1

2 Tanpa mengesampingkan tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar, minat juga tidak kalah penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi hasil belajar yang didapat siswa karena sesuatu hal yang diminati akan berpengaruh pula pada pembawaan (mood) seseorang dalam melakukan sesuatu. Dalam hal ini, minat terhadap pelajaran tertentu akan cenderung memotivasi siswa lebih tekun mempelajarinya karena sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Akan tetapi, tidak jarang pula hal ini menjadi sebuah masalah bagi seorang guru karena membangkitkan minat seorang siswa saja terkadang guru harus melakukan berbagai macam cara serta belum tentu siswa yang lain dapat menerimanya dengan cara yang sama. Maka, tanpa didasari oleh minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, guru harus siap mengalami kekecewaan, frustasi dan makan hati ketika mengajar serta hal sama yang juga dialami oleh siswa yaitu sikap apatis, pasif, tidak memahami materi dan pada akhirnya hanya berorientasi pada nilai. Peningkatan kualitas belajar dapat dilakukan dengan banyak cara dan biasanya seseorang akan tertarik dengan hal-hal baru. Seperti di era teknologi sekarang ini pembelajaran dapat dibuat menjadi lebih menarik, yakni dengan menggunakan media audiovisual diharapkan siswa menjadi merasa tertarik serta menjadikan kualitas belajar yang optimal. Media audiovisual merupakan media belajar dengan memadukan suara dan tayangan secara visual yang berisikan materi ajar didalamnya. Media ini dapat berupa tayangan materi berupa slide presentasi ataupun video sekalipun, ditunjang dengan satu metode dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode diskusi ketika pembelajaran. Namun, yang terjadi selama ini guru belum dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan media maupun metode ini karena keterbatasan dan sarana prasarana disekolah yang belum memadai. Permasalahan yang muncul terkait minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran cukup beragam. Mulai dari perasaan tidak senang, tidak terlibat dalam proses pembelajaran, hilangnya fokus dan lain sebagainya.

3 Berikut adalah tabel rata-rata minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi materi pembelajaran bank sentral dan alat pembayaran kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 Parongpong. Tabel 1.1 Presentase Minat Belajar Siswa Kelas X IIS 2 Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Parongpong No Indikator Minat Belajar Siswa Frekuensi (orang) Presentase (%) 1 Kesukaan 2 13,33% 2 Ketertarikan 4 26,67% 3 Perhatian 5 33,33% 4 Keterlibatan 4 26,67% Jumlah 15 100% Sumber: kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 Parongpong Dari tabel diatas terdapat 2 orang yang merasa senang, 4 orang yang terlibat dalam pembelajaran, 4 orang yang tertarik dalam pembelajaran dan 5 orang yang memperhatikan, dimana seluruh siswa kelas X IIS 2 SMAN 1 Parongpong terdapat 37 orang. Dapat disimpulkan bahwa 15 orang mempunyai minat belajar sedangkan 22 orang tidak memiliki minat dalam pembelajaran. Dari uraian di atas maka penulis merencanakan penelitian berjudul PENGARUH METODE DISKUSI BERBASIS AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X IIS 2 DI SMA NEGERI 1 PARONGPONG (Studi kasus pada mata pelajaran Ekonomi dalam pebelajaran bank sentral dan alat pembayaran)

4 B. Identifikasi Masalah 1. Media Pembelajaran belum optimal 2. Siswa kurang memahami materi dalam mata pelajaran bank dan system pembayaran. 3. Proses belajar mengajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi masih kurang efektif. 4. Minat siswa rendah dalam pelajaran ekonomi, karena dalam proses belajar mengajar menggunakan media konvensional. 5. Faktor guru yang kurang mengembangkan media pembelajaran juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam materi bank dan sistem pembayaran mata ekonomi. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan metode diskusi berbasis audio-visual dalam pembelajaran bank sentral dan alat pembayaran studi kasus pada mata pelajaran Ekonomi kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 parongpong? 2. Bagaimana minat belajar siswa pada pembelajaran bank sentral dan sistem pembayaran studi kasus pada mata pelajaran studi kasus pada mata pelajaran Ekonomi kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 parongpong? 3. Berapa besar pengaruh metode diskusi berbasis audio visual terhadap minat siswa ekonomi kelas X IIS 2 DI SMA Negeri 1 Parongpong Studi kasus pada mata pelajaran Ekonomi dalam pebelajaran bank sentral dan alat pembayaran?

5 D. Tujuan Peneltian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui, 1. Pengaruh metode diskusi berbasis audio-visual dalam pembelajaran bank dan sistem pembayaran studi kasus pada pelajaran ekonomi kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 parongpong. 2. Minat belajar siswa pada pembelajaran bank dan sistem pembayaran studi kasus pada mata pelajaran ekonomi kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 parongpong. 3. Seberapa besar pengaruh metode diskusi berbasis audio visual terhadap minat belajar siswa ekonomi kelas X IIS 2 DI SMA Negeri 1 Parongpong (Studi kasus pada mata pelajaran Ekonomi dalam pebelajaran bank sentral dan alat pembayaran). E. Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan agar penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai berikut ini: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberi gambaran mengenai pengaruh metode diskusi berbasis audio-visual terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang ada pada saat peneliti observasi, sehingga para guru terinspirasi untuk menerapkan media yang sesuai dengan kondisi siswa dan upaya pengembangan pembelajaran dasar-dasar perbankan. 2. Manfaat dari Segi Kebijaan Memberikan arahan kebijakan untuk pengembangan pendidikan bagi SMA pada mata pelajaran ekonomi yang baik dan efektif untuk diterapkan, berkaitan dengan materi dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di SMA. 3. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Sebagai bahan kajian bagi sekolah untuk lebih meningkatkan usaha-usaha pendidikan, khususnya dalam menggunakan media pembelajaran yang baik.

6. b. Bagi Guru Dapat memberikan acuan bagi guru khususnya guru mata pelajaran ekonomi untuk dapat menentukan dan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Bagi Siswa Memberikan tambahan mengenai pemahanan siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya serta memberikan siswa lebih berperan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan minat belajar. 4. Segi Isu dan Segi Aksi Sosial Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya yang meneliti tentang media pembelajaran. F. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi perbedaan minat tentang istilah-istilah yang digunakan, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional. Berikut ini istilahistilah yang ada dalam penelitian ini: 1. Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, hlm 849), Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 2. Metode Diskusi Menurut Aqib (2016, hlm. 107) Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. 3. Media Pembelajaran Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Secara lebih khusus media pembelajaran adalah alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memroses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. (Arsyad, 2016, hlm. 3). (Arsyad, 2016)

4. Media Audiovisual Menurut Nana Sudjana (2015, hlm. 129) Media audio visual untuk pengajaran adalah sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk suara dan gambar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar. Media audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi, sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. 5. Minat Belajar Slameto (2015, hlm. 180) dalam bukunya menyebutkan pengertian minat belajar seperti berikut: Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pengertian istilah diatas, maka yang dimaksud dengan Pengaruh metode diskusi berbasis Audio-Visual Terhadap Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran bank dan sistem pembayaran studi kasus pada mata pelajaran ekonomi kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 Parongpong adalah suatu kegiatan yang timbul untuk membentuk watak atau perbuatan seseorang melalui alat yang dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan materi, sehingga timbul kemampuankemampuan yang dimiliki oleh siswa. G. Sistematika Skripsi Pendahuluan Menurut buku panduan penulisan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 22) Pendahuluan bermaksud mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan suatu masalah. Esensi dari bagian pendahuluan adalah pernyataan tentang masalah penelitian. 7

8 a. Latar Belakang Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 23) Bagian ini memaparkan konteks penelitian yang dilakukan. Peneliti harus dapat memberikan latar belakang mengenai topik atau isu yang di angkat dalam penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi terkini. b. Identifikasi Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 23) Tujuan identifikasi masalah yaitu agar peneliti mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian yang ditunjukan oleh data empirik c. Rumusan Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 23) Rumusan masalah merupakan pertanyaan umum tentang konsep atau fenomena spesifik yang di teliti d. Tujuan penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 24) Rumusan tujuan peneitian memperlihatkan pernyataan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian. Perumusan tujuan penelitian berkaitan dengan pernyataan rumusan masalah. e. Manfaat Penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 24) Manfaat penelitian berfungsi untuk menegaskan kegunaan penelitan yang dapat diraih setelah penelitian berlangsung. f. Definisi Operasional Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm.25) Definisi operasional mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

1) Pembatasan dari istilah-istilah yang diberlakukan dalam penelitian sehingga tercipta makna tunggal terhadap pemahaman permasalahan. 2) Penyimpulan terhadap pembatasan istilah dalam penelitian yang memperlihatkan makna penelitian sehingga mempermudah peneliti dalam memfokuskan pembahasan masalah. g. Sistematika Skripsi Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 25) Bagian ini memuat sistematika penulisan skripsi, yang menggambarkan kandungan setiap bab, urutan penulisan, serta hubungan antara satu bab dengan bab yang lainya dalam sebuah kerangka utuh skripsi. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 25) menjelaskan tentang bab II kajian teori dan kerangka pemikiran sebagai berikut: Kajian teori berisi deskripsi teoretis yang memfokuskan kepada hasil kajian atas teori, konsep, kebijakan, peraturan yang ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Melalui kajian teori peneliti merumuskan definisi konsep dan definisi operasional variabel. Kajian teori di lanjutkan dengan perumusan kerangka pemikiran yang menjelaskan keterkaitan dari variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian. Bab III Metode Penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 27) Bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan meperoleh simpulan. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2017, hlm. 30) Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertayaan penelitian yang telah dirumuskan. Bab V Simpulan dan Saran Menurut buku panduan karya tuliis ilmiah (2017, hlm. 32) menjelaskan tentang bab v simpulan dan saran sebagai berikut: 9

10 Simpulan merupakan uraian yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisi hasil penelitian. Simpulan harus enjawab rumusan masalah atau pernyataan peneitian. Oleh karena itu, pada bagian simpulan disajikan pemaknaan peneliti terhadap semua hasil dan temuan penelitian. Penulisan simpulan dapat dilakukan dengan menggnakan salah satu cara dari dua cara berikut, yaitu simpulan butir demi butir, atau dengan cara uraian padat. Untuk memudahkan penulisan simpulan, peneliti dapat merumuskannya sebanyak butir-butir rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecah masalah dilapangan atau follow up dari hasil penelitian.