BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan telah banyak dilakukan oleh pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang dasar tahun

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan telah banyak dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Usaha peningkatan mutu pendidikan tersebut melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap sistem pembelajaran. Kebijakan yang diambil antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan profesional pendidik, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Melalui kebijakan ini diharapkan proses belajar mengajar di sekolah dapat ditingkatkan sehingga mutu pendidikan dapat juga ditingkatkan secara bertahap. Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga yang bersifat formal, karena sekolah mempunyai bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi, di sekolah peserta didik memperoleh kecakapan membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu yang lain yang bersipat koqnitif, di samping itu sekolah juga memberikan pembelajaran afektif yang menyangkut sikap menghargai, saling hormat menghormati, membedakan benar dan salah, pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan karakter, dan juga bagaimana pelaksanaan pembelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

2 sekolah, keluarga, maupun masyarakat yang merupakan penerapan psikomotor. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas membimbing, mengarahkan, membina dan memfasilitasi peserta didik agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana yang di amanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, ayat 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseoang dengan sumber belajar dan model belajar yang digunakan. Untuk menunjang proses belajar tidak terbatas hanya pada kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tetapi sangat berkaitan erat dengan aktivitas siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajarnya. Seorang guru perlu mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran yang dapat mempercepat proses pencapaian tujuan pendidikan. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh guru untuk merealisasikannya diantaranya dengan menggunakan model-model pembelajaran yang unik dan menarik. Dalam

3 menyajikan materi pelajaran penggunaan model pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa dalam belajar dan membantu siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Selama ini tidak sedikit guru ketika mengajar kurang memperhatikan model pembelajaran, mereka hanya mengejar target pencapaian kurikulum, dengan mengajar secara konvesional yang menoton, sehingga akhirnya siswa cenderung bosan untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Aktivitas belajar siswa menjadi rendah dan ini akan berdampak pada hasil belajarnya juga. Peran lembaga pendidikan atau sekolah menjadi sangat penting, sekolah sebagai lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi yakni proses pendidikan, proses sosialisasi dan tranformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi yakni proses pendidikan, proses sosialisasi yaitu proses bermasyarakat bagi anak didik dan wadah transformasi yakni proses perubahan tingkah laku ke arah lebih baik dan lebih maju. Sebagai seorang guru, hendaknya selalu berusaha untuk mengembangkan diri dengan melakukan inovasi-inovasi dalam melakukan proses pembelajaran. Guru harus memiliki kreatifitas dan mampu merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Selain harus memiliki strategi pembelajaran, media pembelajaran juga mempunyai kontribusi dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Pembelajaran dengan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan aktivitas dan rangsangan dalam belajar. Karenanya diharapkan guru mampu mengubah

4 paradigma pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan serta mampu menyusun pembelajaran yang mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Komponen instrumental lainnya yaitu materi dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya masih dianggap materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil pra penelitian awal yang dilakukan, ternyata rata-rata siswa banyak yang mengalami kesulitan untuk memahami materi khususnya pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan sebab pembelajaran yang dilakukan guru selama ini hanya sekedar menghafal saja sehingga mereka tidak mengetahui secara konkret peristiwa dan kejadian apa yang sudah terjadi pada masa itu karena tidak adanya gambaran yang jelas dari guru mengenai pristiwa itu. Padahal pada jenjang sekolah dasar tingkat kemampuan berfikir anak masih konkret dan sulit dikembangkan sehingga menuntut guru lebih aktif dan kreatif dalam melakukan pembelajaran di kelas. Pada saat ini pembelajaran IPS cenderung didominasi oleh guru dan hanya terpaku oleh buku teks pelajaran sehingga siswa tidak tahu secara konkret tentang materi yang di sampaikan, Selain guru hanya terpaku pada buku teks, guru juga belum atau bahkan tidak membuat suatu perencanaan pembelajaran dengan baik, dalam hal ini peran aktif siswa dalam pembelajaran sangat kurang partisipatif dan prestasi belajar yang kurang maksimal. Untuk mengetahui gambaran awal tentang pembelajaran IPS, maka peneliti melakukan observasi terhadap pembelajaran IPS dalam proses pembelajaran. Dalam proses observasi yang sudah dilakukan selama ini yang

5 diperoleh dari data hasil ulangan harian siswa kelas V semester genap SDN 1 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2012/2013 dimana guru sulit melakukan kegiatan pembelajaran IPS dan sekaligus memperoleh prestasi belajar yang baik. Menurut beberapa siswa untuk memahami pelajaran IPS sangat sulit hal karena dalam mata pelajaran IPS banyak mengandung suatu pemahaman tentang suatu peristiwa dan kejadian tertentu pada masa lalu, sedangkan media pembelajaran yang disediakan sekolah sangat minim. Hal tersebut menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam memahami pelajaran IPS sehingga prestasi belajar siswa masih rendah. Berdasarkan hasil observasi selama ini dalam kegiatan belajar mengajar bahwa rendahnya aktivitas dan prestasi belajar disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1. Banyak siswa memandang pelajaran IPS sebagai pelajaran yang kurang menarik, karena banyak cenderung menghafal. 2. Siswa banyak yang bermain dan mengobrol pada saat berlangsung proses kegiatan belajar mengajar. 3. Keinginan untuk belajar rendah. 4. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 5. Kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah data hasil observasi aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada tahun pelajaran 2012/2013 antara lain sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SDN 01 Raja Basa Jaya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 6 No Indikator Aktivitas Frekuensi Persentase (%) 1 Bertanya 2 7 2 Mencatat 7 25 3 Mendengarkan 5 18 4 Mengerjakan Lembar Tugas 9 32 5 Memperhatikan Penjelasan Guru 5 18 JUMLAH 28 100 Sumber: Observasi siswa kelas V semester genap 2012/2013 Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran antara lain bertanya 7%, mencatat 25%, mendengarkan 18%, mengerjakan lembar tugas 32% dan memperhatikan penjelasan guru 18% sehingga dalam kegiatan pembelajaran sebagian besar siswa belum melakukan aktivitas seperti yang ditunjukkan pada kolom indikator. Berdasarkan data tersebut peneliti berupaya menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan melibatkan peserta didik dan memberdayakan peserta didik dalam proses pembelajaran dan menggunakan peralatan yang ada di sekolah secara maksimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah tabel perolehan nilai ulangan harian siswa kelas V pada mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Data hasil ulangan harian siswa kelas V SDN 01 Raja Basa Jaya Bandar Lampung 2012/2013 No Nilai Kategori Jumlah Persentase (%) 1. < 60 Tidak tuntas 22 67 2. > 60 Tuntas 11 33 Jumlah 33 100 Sumber : Daftar nilai ulangan harian IPS kelas V semester genap tahun pelajaran 2012/2013

7 Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai < 60 sebanyak 22 siswa atau 67% dari 33 siswa, dan siswa mendapat nilai 60 sebanyak 11 siswa atau 33% dari 33 siswa, dengan standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar di kelas untuk mata pelajaran IPS SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung adalah 60. Berdasarkan kondisi yang ada di kelas V maka perlu dilakukan suatu perbaikan dalam proses pembelajaran. Kondisi aktivitas dan prestasi belajar yang rendah tersebut diperlukan perhatian dan tindak lanjut untuk mengatasinya, karena akan dapat menghambat proses pembelajaran IPS. Pelajaran IPS akan bermakna bagi siswa jika pelajaran yang diterapkan menjadikan IPS sebagai aktivitas siswa dalam pemacahan masalah. Kalau diperhatikan praktik-praktik IPS di sekolah, sering didapat kesan bahwa pembelajaran IPS itu tidak menarik, bahkan terkesan sangat membosankan. Rendahnya prestasi belajar siswa dan menerima pelajaran di sekolah menjadikan salah satu faktor pemilihan penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran IPS di kelas tersebut. Begitu pentingnya mata pelajaran IPS dalam kehidupan sehari-hari maka diharapkan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah dapat berjalan dengan optimal maka diperlukan pembelajaran yang inovatif dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang merupakan indikator keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan suatu model atau metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS akan mengaktifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa IPS tidak selalu membosankan. Guru hanya sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Akan tetapi kendala di lapangan guru-guru IPS

8 belum terbiasa menggunakan suatu model atau metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Keterbatasan para guru dalam menggunakan metode atau model pembelajaran berdampak pada lemahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa. Upaya mengatasi masalah dalam pembelajaran IPS peneliti menggunakan model pembelajaran yaitu inkuiri. Solusi penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kemudian selanjutnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Terkait belum optimalnya prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung maka peneliti berupaya untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Maka berdasarkan permasalahan diatas peneliti mengambil inisiatif untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPS Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Guru belum membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik.

9 2. Kegiatan Pembelajaran IPS masih didominasi oleh guru dan terpaku oleh buku teks pelajaran sehingga pembelajaran kurang interaktif dan kurang memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran masih rendah. 4. Guru belum menggunakan media dalam proses pembelajaran IPS. 5. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah. 6. Kurangnya sarana/prasarana pembelajaran khususnya media pembelajaran. 1.3 Fokus Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS yang belum dibuat dengan baik. 2. Aktivitas belajar siswa masih rendah. 3. Prestasi belajar siswa masih rendah. 4. Belum dimanfaatkannya model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas maka rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut. 1. Bagaimana pembelajaran IPS dengan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN 1 Raja Basajaya Bandar Lampung?

10 2. Bagaimana pembelajaran IPS dengan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN 1 Raja Basajaya Bandar Lampung? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SDN 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SDN 1 Rajabasa Jaya Bandar Lampung dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. 1.6 Manfaat Penelitian a. Bagi siswa. 1. Terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. 2. Dapat mengembangkan potensi dan keterampilan yang telah dimiliki menjadi lebih optimal. 3. Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. b. Bagi Guru. 1. Sebagai upaya memperbaiki cara mengajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

11 2. Mendorong kreativitas guru dalam mengajar, sehingga pembelajaran tidak monoton. 3. Memberi gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran secara inkuiri dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. c. Bagi sekolah. 1. Menjadi masukan bagi sekolah untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas dan lulusan sekolah. 2. Meningkatkan kualitas sekolah di dalam penyusunan program pembelajaran secara berkesinambungan.