BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai (Kristina, Isminah dll, 2004). Jumlah kasus DBD di Kota Semarang pada 2010 tercatat mencapai 5.800 kasus dan 43 orang di antaranya meninggal dunia. Angka tersebut apabila 1
dibandingkan dengan tahun sebelumnya jauh lebih rendah yaitu sekitar 3.000 dengan kasus yang mengakibatkan sebanyak 48 orang meninggal dunia. Daerah yang merupakan endemis DBD terbanyak yaitu di wilayah Kecamatan Tembalang terutama di daerah perumahan yang dijadikan kost. Hal itu, karena banyaknya warga setempat yang kurang memperhatikan kebersihan seperti menguras bak mandi dan lainnya (Murni Ambarwati P, 2011). Penyakit demam berdarah yang berkelanjutan dapat menimbulkan terjadinya Dengue Syoh Syndrome (DSS) bahkan kematian. Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi. Oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita penyakit demam berdarah dalam tingkat manapun harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok/kematian. Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, satu perdarahan (trombositopenia) dan hemokonsentrasi sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi. Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) perawat dapat memonitor tanda-tanda perdarahan, memonitor tandatanda syok hipovolemik, mampu melakukan rehidrasi, mampu menganalisa hasil laboratorium: trombosit, hematokri dan mampu mengelola kasus Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) pada anak. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah Asuhan keperawatan pada 2
anak dengan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di RS Reomani Muhammadiyah Semarang. B. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Tujuan umum mahasiswa mampu melaporkan asuhan keperawatan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) pada An. S secara akurat dan tepat di Ruang Lukman RS Roemani Muhammadiyah Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mahasiswa mampu melaporkan konsep dasar tentang penyakit DHF b. Mahasiswa mampu menguraikan pengkajian kasus c. Mahasiswa mampu menjabarkan diagnosa keperawatan d. Mahasiswa mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan e. Mahasiswa mampu menjelaskan implementasi keperawatan f. Mahasiswa mampu memaparkan tindakan keperawatan yang sudah diberikan C. Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah dengan menggunakan penulisan deskriptif yaitu pengumpulan data dengan melakukan observasi terhadap semua keadaan yang terjadi. Pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Adapun teknik penulisan yaitu pengumpulan data 3
dengan melakukan observasi kemudian menggambarkannya dengan memaparkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah, sedangkan untuk pengumpulan data sebagai berikut: 1. Anamnesa Diperoleh dengan menanyakan dengan keluarga pasien, perawat, dokter dan petugas kesehatan lainnya mengenai perjalanan penyakit dan hal-hal lain yang berhubungan dengan penyakit tersebut. 2. Observasi Partisipasi Aktif Pengadaan pengamatan dan perawatan langsung terhadap keadaan pasien serta perkembangan penyakit dengan melakukan asuhan keperawatan. 3. Studi Dokumentasi Pengumpulan data tentang keadaan pasien dari catatan medik, catatan perawatan, hasil laboratorium, serta pemeriksaan lain. 4. Studi Kepustakaan Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber tertulis berupa buku yang ada hubungannya dengan materi yang bersifat dalam pembuatan karya tulis ilmiah, dan melalui akses internet. 4
D. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis dan diurutkan menjadi 5 Bab : Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan Bab II : Konsep dasar meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathways keperawatan, fokus intervensi. Bab III : Tinjauan kasus, meliputi pengkajian, analisa data diagnosa keperawatan, penatalaksanaan dan evaluasi. Bab IV : Pembahasan membahas mengenai gambaran analisa diantara permasalahan yang muncul. Bab V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran. 5