Tahun 1958 tentang. Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik. Undang-Undang Nomor 69. tentang Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2011 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABIPATEN MAROS NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN ASSET KABUPATEN MAROS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD. Nomor 5 Tahun 2012 Seri D Nomor 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 9 TAHUN 2012

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MELAWI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA AMERTHA JATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 02 TAHUN 2013 TLD NO : 02

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2009 SERI : D

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA MUARO

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KHATULISTIWA DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

Pasal 71. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BREBES KABUPATEN BREBES

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LOMBOK UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BHUMI PHALA WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KRUENG PEUSANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERHOTELAN KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTIK WARINGIN MULYO KABUPATEN TEMANGGUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN T A S I K M A L A Y A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

RPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 26 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PEUSADA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 15

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 27 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 936 TAHUN 2009 TENTANG

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RAHARJA KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR MANUNTUNG JAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA AIR BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI GIANYAR PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PENGANGKATAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN GIANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR, Menimbang : Mengingat : 1. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (41 Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara dan Mekanisme Pengangkatan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar; Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) ; 2. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa38);

^o. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2OlL tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OlL Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523fl; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2OO7 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 153 Tahun 2OO4 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah yang dipisahkan Menteri Dalam Negeri; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor l2o PMK.05/2008 tentang Penyelesaian Piutang Negara yang bersumber dari penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah pada Perusahaan Daerah Air Minum; g. Keputusan Menteri Negara otonomi Daerah Nomor B Tahun 20oo tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar ( Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2006 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 3); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Perusahaan Daerah 'Air Minum ( Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2015 Nomor t+); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PENGANGKATAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN GIANYAR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Gianyar. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Gianyar. 3. Bupati adalah Bupati Gianyar. 4. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar yang selanjutnya disebut PDAM adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak di bidang pelayanan air minum. 5. Direksi adalah Organ Perusahaan Daerah Air Minum yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar. 6. Dewan Pengawas adalah Dewan yang bertugas mengawasi kerja Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar.

BAB II PENGANGKATAN Pasal 2 (1) Direksi diangkat oleh Bupati, atas usul Dewan Pengawas.. ta Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (t) ditetapkart dengan Keputusan Bupati. (3) Batas usia Direksi yang berasal dari luar PDAM pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 50 ( lima puluh ) tahun dan yang berasal dari PDAM berumur paling tinggi 55 ( Lima Puluh Lima ) tahun. (4) Jabatan Direksi berakhir pada saat yang bersangkutan berumur paling tinggi 60 ( enam puluh ) tahun. Pasal 3 Direksi adalah Pimpinan PDAM tidak termasuk Pegawai yang diatur berdasarkan ketentuan pokok-pokok kepegawaian PDAM, yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati. Pasal 4 Calon Direksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. mempunyai pendidikan paling rendah Sarjana Strara 1(S-1); b. diutamakan mempunyai pengalaman kerja minimal 10 ( sepuluh) tahun bagi yang berasal dari PDAM atau mempunyai pengalaman kerja minimal 15 ( lima belas ) tahun mengelola Perusahaan, bagi yang bukan berasal dari PDAM yang dibuktikan dengan Surat Keterangan ( Referensi ) dari Perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik; c. diutamakan yang pernah mengikuti pelatihan manajemen air minum didalam atau diluar Negeri; d. membuat dan menyajikan Visi dan Misi PDAM; e. bersedia bekerja penuh waktu; f. tidak terkait hubungan keluarga dengan Bupati, anggota Dewan Pengawas atau dengan anggota Direksi lainnya sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus keatas maupun kesamping; g. sehat jasmani dan rohani;

h. berkelakuan baik; dan i. lulus uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh Tim yang ditunjuk oleh Bupati. Pasal 5. Bagi calon Anggota Direksi yang berasal dari Pegawai PDAM harus melampirkan surat ijin cuti diluar tanggungan PDAM dari Direksi atau Pejabat yang ditunjuk. Pasal 6 (1) Pengangkatan Direksi dapat bersifat seluruhnya atau sebagian. (2) Pelaksanaan penerimaan Calon Direksi dilaksanakan oleh Panitia yang ditunjuk oleh Bupati. Pasal 7 (1) Jumlah anggota Direksi paling banyak 3 (tiga) orang. (2) Untuk diangkat menjadi Direksi dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh Tim yang ditunjuk Bupati, selanjutnya salah seorang diantaranya diangkat menjadi Direktur Utama berdasarkan penilaian terbaik atas hasil uji kelayakan dan kepatutan dan ditetapkan oleh Bupati. (3) Penentuan jumlah Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan atas pertimbangan efisiensi dan efektivitas. (4) Masa jabatan anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 ( satu) kali masa jabatan. (5) Pengecualian terhadap ayat (4) dapat dilakukan apabila seorang Direktur ditetapkan sebagai Direktur Utama. (6) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja PDAM dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat. BAB III PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH DIREKSI Pasal 8 (1) Calon Direksi setelah diputuskan menjadi Direksi dilantik dan mengangkat sumpah I jan1i.

(2) Direksi dilantik dan diambil sumpah/janjinya oleh Bupati. BAB IV IUGAS DAN WEWENANG Pasal 9. Direksi mempunyai tugas : a. memimpin dan mengendaliakn semua kegiatan PDAM; b. menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional PDAM; c. membina pegawai; d. mengurus dan mengelola kekayaan PDAM; e. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; f. men5rusun rencana strategis bisnis 5 (lima) tahunan (Busines Plan/Corporate Plan) yang disahkan oleh Bupati melalui usul Dewan Pengawas; g. melaksanakan kegiatan teknik dan pemeliharaan; h. menyampaikan laporan Bulanan kepada Dewan Pengawas yang terdiri dari laporan kegiatan operasional dan keuangan; i. menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bupati yang terdiri dari laporan keungan yang telah diaudit dan laporan manajemen yang ditandatangani bersama Direksi dan Dewan Pengawas paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari setelah tutup tahun buku PDAM untuk disahkan oleh Bupati paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima; dan j. men)rusun dan menyampaikan Rencana Kerja dan Rencana Kerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan PDAM yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) Tahunan kepada Bupati melalui Dewan Pengawas. Pasal 10 'Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 anggota Direksi melakukan pembagian tugas sesuai dengan bidang tugas masingmasing yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 1 1 Direksi dalam melaksanakan tugasnya mempunyai wewenang : a. menandatangani dokumen kelembagaan dan keuangan atas nama PDAM sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. mengangkat dan memberhentikan Pegawai berdasarkan peraturan pokok-pokok Kepegawaian PDAM; c. membentuk Tim Pertimbangan Kepegawaian PDAM yang beranggotakan setingkat Satuan Pengawasan Internal, Penelitian dan Pengembangan, Kepala Cabang dan Kepala Seksi; d. mengangkat, memindahkan dan memberhentikan Pegawai dalam jabatan Satuan Pengawasan Internal, Penelitian dan Pengembangan, Kepala Cabang dan Kepala Seksi Dewan Pengawas; e. menetapkan uraian tugas Pejabat Kepala Satuan, Kepala Litbang, Kepala Bagian, kepala PDAM Cabang Kecamatan, Kepala seksi, dan Staf dengan Keputusan Direksi; f. Mewakili PDAM di dalam dan diluar Pengadilan dan dapat menunjuk kuasa untuk itu; g. menandatangani laporan Bulanan dan Tahunan; h. menjual, menjaminkan atau melepaskan Assets milik PDAM atas pertimbangan Dewan Pengawas dan mendapat persetujuan Bupati; i. melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian dan melakukan kerjasama dengan pihak lain dengan menjaminkan Asset PDAM atas pertimbangan Dewan Pengawas dan mendapat persetujuan Bupati; j. meqghapus dan menjual barang yang tidak dapat digunakan atau aktiva yang tidak berfungsi atas pertimbangan Dewan Pengawas dan mendapat persetujuan dari Bupati; dan k. melaksanakan kewenangan lainnya yang di limpahkan oleh Bupati. Pasal 12 '(1) Direksi dilarang memangku jabatan rangkap, yakni: a. jabatan struktural atau fungsional pada instansi / lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah;

b. anggota Direksi pada BUMD lainnya, BUMN, dan Badan usaha swasta; dan c. jabatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada PDAM. (2) Direksi dilarang mempunyai kepentingan pribadi secara langsung atau. tidak langsung yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada PDAM. (1).Penghasilan Direksi terdiri dari : a. gaji; b. tunjangan; dan c. jasa produksi. BAB V PENGHASILAN Pasal 13 (2).Besarnya gaji Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah 2,5 kali penghasilan tertinggi pegawai. (3).Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri dari : a. tunjangan Kinerja; b. tunjangan Kesehatan; c. tunjangan PPH; d. tunjangan Perumahan; e. tunjangan hari raya; f. tunjangan insentif; dan g. tunjangan cuti. I 4. Besarnya gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati, setelah memperhatikan pendapat Dewan Pengawas dan kemampuan keuangan PDAM. 5. Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan Direksi, penghasilan Dewan Pengawas, penghasilan pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya tidak boleh melebihi 40 o/o (empat puluh perseratus) dari total biaya berdasarkan realisasi anggaran PDAM tahun anggaran yang lalu.

(1) (2) BAB VII JASA PRODUKSI Pasal 14 Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan dalam anggaran tahun berjalan, Direksi memperoleh bagian dari jasa produksi. Besarnya jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan perincian sebagai berikut l a. Direksi l5o/o dari total jasa produksi; b. Dewan Pengawas 10% dari total jasa produksi; dan c. Pegawai 75o/o dari total jasa produksi (1) (2) BAB VIII DANA REPRESENTASI - Pasal 15 Untuk mendukung kelancaran pengelolaan perusahaan, Direksi dapat diberikan dana representative paling banyak 75% ( tujuh puluh lima perseratus ) dari jumlah penghasilan Direksi dalam 1 ( satu ) tahun. Besarnya dana representasi sebagaiana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati, setelah mendapat pertimbangan Dewan Pengawas dan kemampuan keuangan PDAM. (1) (2) BAB IX JASA PENGABDIAN Pasal 16 Direl<si setiap akhir masa jabatan dapat diberikan uang jasa pengabdian yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati berdasarkan usul dan pertimbangan Badan Pengawas dan kemampuan keuangan PDAM. Direksi yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir dapat diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan syarat telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1 (satu ) tahun.

(3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan dikalikan penghasilan bulan terakhir. (4) Anggota Direksi tidak diberikan uang jasa pengabdian apabila. diberhentikan dengan tidak hormat dan atas permintaan sendiri. BAB X CUTI Pasal 17 (1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi : a. Cuti tahunan; b. Cuti besar; c. Cuti sakit; d. Cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan ibadah keagamaan; e. Cuti nikah; f. Cuti bersalin; dan g. Cuti diluar tanggungan PDAM. (2) Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) te@p diberikan penghasilan penuh kecuali cuti diluar tanggungan PDAM. (3) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Bupati. BAB XI PENUNJUKAN PEJABAT SEMENTARA Pasal 18 (1) Dalam hal terjadi kekosongan Jabatan Direktur Utama atau Direktur lainnya, Bupati menunjuk salah satu anggota Direksi yang masih aktif. (2) Penunjukkan Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ' ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku paling lama (6) bulan.

(a) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan. (1) Direksi berhenti karena : a. masa jabatannya berakhir; atau b. meninggal dunia. BAB XII PEMBERHENTIAN Pasal 19 (2) Direksi dapat diberhentikan karena : a. atas permintaan sendiri; b. reorganisasi; c. mencapai batas usia 60 (enam puluh) tahun; d. melakukan tindakan yang merugikan pdam; e. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan Kepentingan Daerah atau Negara; f. tidak dapat melaksanakan tugasnya; atau g. melakukan tindak pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. (3) Pemberhentian Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 2O Pemberhentian Direksi dapat bersifat seluruhnya atau sebagian. Pasal 2 1 (1) Anggota Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf e, huruf f, dan huruf g diberhentikan sementara oleh Bupati, untuk jangka waktu paling lama 1(satu)bulan.

' (2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan. (3) Paling lambat 30 (tiga puluh ) hari sejak pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2) Bupati melakukan pemeriksaan, yang wajib dihadiri oleh Direksi untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi. (4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari Bupati tidak melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pemberhentian sementara batal demi hukum. (5) Apabila dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Direksi tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil pemeriksaan. (6) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Direksi merupakan tindak pidana atas putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal22 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, segala ketentuan yang ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan BuPati ini' BAB xiv KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Gianyar Nomor 34 Tahun 2OO9 tentang Tata Cara Pengangkatan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar (Berita Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2OO9 Nomor 34) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal24 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peratutran Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Gianyar. Ditetapkan di Gianyar pada tanggal 7 Juni 2016 BUPATI GIANYAR, Diundangkan di Gianyar pada tanggal 7 Juni 2016 A.A. GDE AGUNG BHARATA SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GIANYAR, -rrly/ylv/yv. IDA BAGUS GAGA ADI SAPUTRA BERITA DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2016 NOMOR 39.